Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton
|
|
- Lanny Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton YUDHA, H. 1, SAELAN, P. 2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional ra_yoh@yahoo.com ABSTRAK Penelitian dari Newman dan Teychenne (1954) membuktikan bahwa jika permukaan spesifik agregat dalam campuran beton bertambah tetapi faktor airsemen masih sama, maka kuat tekan beton dan kelecakan akan berkurang. Batasan keberlakuan hasil penelitian dari Newman dan Teychenne ini belum diketahui dengan jelas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pengembangan untuk mengungkapkan batasan keberlakuan pengaruh permukaan spesifik agregat terhadap kuat tekan beton. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua macam komposisi campuran beton. Campuran pertama dengan = 2,265 dan volume total agregat 0,64 m³ dalam 1 m³ beton, yang selanjutnya permukaan spesifik total divariasikan dari 11,47 sampai dengan 22,61. Campuran kedua dengan = 1,91 dan volume total agregat 0,67 m³ dalam 1 m³ beton, dengan permukaan spesifik total divariasikan dari 11,09 sampai dengan 21,73. Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa pertambahan luas permukaan spesifik agregat tidak hanya menurunkan kuat tekan beton, tetapi juga dapat meningkatkannya. Dengan demikian maka pengaruh permukaan spesifik terhadap kuat tekan beton yang dicetuskan Newman dan Teychenne, yaitu mengurangi kuat tekan beton jika permukaan spesifik bertambah, tidak sepenuhnya berlaku. Kata kunci: gradasi agregat, permukaan spesifik, kuat tekan beton, Newman dan Teychenne. Reka Racana - 1
2 Yudha, H., Saelan, P. ABSTRACT Research from Newman and Teychenne (1954) proved that if the specific surface aggregates in the concrete mix increases but the water-cement factor is constant, then the compressive strength of concrete will be reduced. Limitation of the applicability from Newman and Teychenne research result is unclear. Therefore it is necessary to study the limitation of the applicability to reveal the specific surface aggregate effect on compressive strength of concrete. The study was conducted by using two kinds of concrete mixture composition. The first mixture with and the aggregate total volume of 0.64 m³ in 1 m³ of concrete. Spesific surface of aggregate varied from up to The second one mixture with 1.91, and the total aggregate volume of 0.67 m³ in 1 m³ of concrete. Spesific surface of aggregate varied from up to The results of this study revealed that the increase of the specific surface area not only reduce aggregate concrete compressive strength, but also can increase the strength. Thus, the influence of the specific surface to the concrete compressive strength conceived by Newman and Teychenne, where the concrete compressive strength is decreasing if the specific surface is increasing, is not fully valid. Keywords: aggregate gradation, specific surface, compressive strength of concrete, Newman and Teychenne. Reka Racana - 2
3 Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari PENDAHULUAN Kekuatan tekan beton dibangun dari mekanisme lekatan (bonding) antara pasta semen dengan permukaan agregat, serta saling mengunci dan mengisi (interlocking) antara pasta yang mengeras dengan tekstur permukaan agregat. Faktor faktor lainnya yang menentukan kuat tekan beton telah banyak diteliti, dan salah satu faktornya adalah gradasi agregat, dimana gradasi agregat dalam campuran beton dapat dinyatakan dalam permukaan spesifik agregat total. Penelitian dari Newman dan Teychenne (1954) membuktikan bahwa jika permukaan spesifik agregat dalam campuran beton bertambah tetapi faktor air-semen masih sama, maka kuat tekan beton dan kelecakan akan berkurang. Sebaliknya jika permukaan spesifik agregat berkurang maka kuat tekan dan kelecakan akan bertambah. Pengaruh permukaan spesifik terhadap kuat tekan beton ini masih belum mengungkapkan batasan keberlakuannya. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana keterbatasan atau keberlakuan teori permukaan spesifik dalam campuran beton. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mekanisme Pembentukan Kuat Tekan Beton Beton keras dapat dibagi menjadi tiga fase material komposit yang terdiri dari pasta semen, agregat, dan permukaan antara (interface) pasta semen dan agregat. Mekanisme transfer beban diantara fase ini bergantung pada jenis pasta semen, karakteristik permukaan agregat, dan lekatan atau ikatan adhesi yang terjadi pada interface. Mekanisme saling mengunci (interlocking) secara mekanis terjadi antara produk hidrasi semen (pasta semen yang mengeras) dengan kekasaran permukaan agregat. Selain itu juga terjadi mekanisme lekatan (bonding) antara pasta semen yang mengeras dengan permukaan agregat. Mekanisme pembentukan kuat tekan beton dapat diketahui dari hasil pengujian tekan beton oleh Newman dan Choo (2003) melalui pengamatan mengenai serpihan keruntuhan atau fraktur (fracture) pada butiran agregat kasar setelah pengujian dilakukan. Bentuk fraktur ini terlihat pada Gambar 1. Contoh bentuk kerucut Gambar 1. Fraktur agregat kasar setelah uji tekan Dari bentuk fraktur agregat kasar pada Gambar 1 terlihat bahwa terdapat bagian agregat kasar yang bebas dari mortar dan bagian agregat kasar lainnya yang berlekat mortar dimana bentuk mortar yang melekat pada agregat kasar ini berbentuk seperti kerucut. Berdasarkan bentuk serpihan pada agregat kasar setelah pengujian, maka mekanisme keruntuhan beton akibat tekan dapat dikaji melalui penelitian dari Avram dan rekan (1981). Mekanisme transfer beban pada beton keras (hardened concrete) dimodelkan oleh Avram dan rekan dalam Al-Attar (2013) yang disajikan pada Gambar 2. Reka Racana - 3
4 Yudha, H., Saelan, P. Gambar 2. Keadaan tekan dan tarik di sekitar butiran agregat Al-Attar (2013) mengembangkan penelitian Avram dan rekan dengan melakukan penelitian tentang besarnya lekatan antara permukaan agregat kasar dan mortar melalui uji tekan benda uji silinder beton standar dengan agregat kasar yang belapis cat dan agregat kasar tanpa lapisan cat. Hasil pengujian tekan beton Al-Attar (2013) diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kuat Lekat Perhitungan Agregat Kasar dan Mortar pada Umur 28 Hari Jenis Campuran Kuat Tekan Beton (Agregat Kasar tanpa Lapisan Cat) Kuat Tekan Beton (Agregat Kasar Berlapis Cat) Kuat Lekat Mortar dengan Agregat Kasar (Bond Strength) Kuat Bonding Mortar dengan Agregat Kasar Kuat Interlocking Mortar dengan Agregat Kasar [MPa] [MPa] [MPa] [%] [%] Campuran 1 58,20 54,14 4,06 6,97 93,03 Campuran 2 48,76 45,62 3,14 6,44 93,56 Campuran 3 36,66 33,93 2,73 7,45 92,55 Campuran 4 28,94 26,67 2,27 7,84 92,16 Hasil pengujian tekan pada Tabel 1 mempelihatkan bahwa mekanisme interlocking pada beton yang merupakan kuat geser mortar, jauh lebih dominan dari pada mekanisme bonding antara mortar dan agregat kasar. Karena kuat tekan beton merupakan kombinasi dari kuat geser mortar dan kuat lekat mortar dengan agregat kasar, maka kuat geser mortar pada beton mendominasi lebih dari 90% kuat tekan beton. Dengan demikian maka kuat tekan beton dibentuk oleh interlocking antara pasta semen dengan permukaan agregat. 2.2 Permukaan Spesifik Agregat Dalam tugas akhirnya Tommy, A (2012) menyatakan bahwa permukaan spesifik agregat dirumuskan dengan pemodelan sebagai berikut: 1. butiran agregat dianggap berbentuk seperti bola pejal; 2. dalam suatu massa agregat, diameter rata-rata butiran yang lolos dari suatu ukuran saringan dan tertahan pada ukuran saringan berikutnya adalah rata-rata dari kedua ukuran saringan tersebut. Besarnya permukaan spesifik agregat dapat dihitung dengan Persamaan 1: Permukaan spesifik =... (1) Reka Racana - 4
5 Studi Mengenai Keberlakuan Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton Dengan menggunakan Persamaan 1, maka permukaan spesifik agregat dapat diturunkan menjadi Persamaan 2, yaitu: Permukaan spesifik =... (2) Mengingat bentuk butiran agregat dalam campuran beton bukan bola pejal, maka Persamaan 2 harus dikoreksi oleh faktor koreksi bentuk agregat ( ). Persamaan 2 dimodifikasi menjadi Persamaan 3, yaitu: Permukaan spesifik = dengan : =, disajikan pada Tabel 2... (3) P = persentase berat spesifik agregat diantara 2 ukuran saringan yang berurutan; d = diameter rata-rata dari 2 ukuran saringan yang berurutan; S = berat jenis agregat; i = 1 sampai dengan n. Tabel 2. Faktor Koreksi Bentuk Agregat Agregat Faktor koreksi Pasir Alam < 2,4 mm 1,0 Pasir Alam > 2,4 mm 1,6 Kerikil Bulat 1,0 Kerikil tak Beraturan 1,6 Batu Pecah 1,6 2.3 Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat Terhadap Kuat Tekan Beton Pengaruh permukaan spesifik agregat dalam campuran beton terhadap kuat tekan dapat diketahui melalui kajian terhadap hasil penelitian dari Newman dan Teychenne (1954) yang hasilnya tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Permukaan Spesifik terhadap Kuat Tekan Beton ( = 0,6) Permukaan spesifik agregat [ ] Kuat tekan beton umur 28 hari [MPa] 22,4 36,1 28,0 34,9 43,7 30,3 57,1 27,5 sumber: Neville, Properties of Concrete, third edition (1981) Reka Racana - 5
6 f'c [MPa] Yudha, H., Saelan, P. Jika Tabel 3 disajikan dalam bentuk grafik, maka hasilnya ditampilkan pada Gambar y = 0,0002x 3-0,021x 2 + 0,508x + 33,38 R² = Permukaan Spesifik Total Agregat [cm 2 /g] Gambar 3. Relasi permukaan spesifik total agregat terhadap Dari hasil penelitian Newman dan Teychenne (1954) terungkap bahwa jika permukaan spesifik agregat semakin besar, maka kuat tekan beton yang dihasilkan akan semakin kecil. Namun demikian berdasarkan bentuk grafik yang tertera pada Gambar 3 yang merupakan persamaan polimonial pangkat tiga, diduga kuat tekan beton akan naik atau turun mengikuti perubahan permukaan spesifik. 3.1 Metode Penelitian 3. METODE PENELITIAN Metode untuk penelitian ini di perlihatkan pada Gambar 4. Kaji Literatur Membuat Hipotesa: Kuat Tekan Beton Berfluktuatif Bertambah dan Berkurang jika Permukaan Spesifik Agregat Total Berubah dalam Campuran Beton Penelitian untuk Menguji Hipotesa Pengujian Agregat Halus: - Berat Jenis - Kadar Air - Analisis Saringan Semen dan Air Pengujian Agregat Kasar: - Berat Jenis - Kadar Air - Analisis Saringan Merancang Komposisi Campuran Beton dengan Gradasi Agregat Yang Bervariasi Membuat Benda Uji Silinder Beton Melakukan Perawatan Benda Uji Beton Melakukan Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Menganalisis Data Hasil Pengujian dan Membuat Kesimpulan Gambar 4. Bagan alir penelitian Reka Racana - 6
7 Studi Mengenai Keberlakuan Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton 3.2 Pemeriksaan Agregat Hasil pemeriksaan sifat fisik agregat halus dan agregat kasar tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat Parameter Satuan Semen Pasir Batu Pecah Berat Jenis 3.150, , ,24 Penyerapan % 3,52 2,67 Kadar Air Kering Udara % 1,42 0,67 Kadar Air SSD % 3,30 2, Perancangan Campuran Beton untuk Pembuatan Benda Uji Cara Dreux Komposisi campuran beton dilaksanakan dengan menggunakan perbandingan volume bahan dalam 1 m 3 volume absolut beton segar. Persamaan volume absolut untuk 1 beton segar dinyatakan dalam Persamaan 4, yaitu: dimana: 1 beton = = volume absolut agregat halus ( ); = volume absolut agregat kasar ( ); = volume absolut air ( ); = volume absolut semen ); = volume absolut udara ( ), diasumsikan 0,02; =.... (4) Dengan menggunakan Persamaan 4 maka untuk = 0,64 m 3, dan = 0,67 m 3 diperoleh komposisi bahan campuran beton yang tertera pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Komposisi Campuran Volume Agregat 0,64 m³ dalam 1 m³ Beton, = 2,265 Komposisi Campuran [ ] ,0-10,0 903,88 857,75 811,62 764,77 719,47 673,34 627,20 581,07 534,94 10,0-4,8 451,94 428,88 405,81 382,39 359,74 336,67 313,60 290,54 267,47 4,8-2,40 26,99 31,49 35,98 40,48 44,98 49,48 53,98 58,47 62,97 Ukuran Agregat 2,40-1,2 75,98 88,65 101,31 113,97 126,64 139,30 151,96 164,63 177,29 [cm] 1,2-0,6 109,20 127,40 145,60 163,80 182,00 200,20 218,40 236,59 254,79 0,6-0,3 53,15 62,00 70,86 79,72 88,58 97,43 106,29 115,15 124,01 0,3-0,15 100,89 117,71 134,52 151,34 168,16 184,97 201,79 218,60 235,42 < 0,15 49,82 58,13 66,43 74,74 83,04 91,34 99,65 107,95 116,26 Berat Agregat Kasar [kg] 1355, , , , , ,01 940,81 871,61 802,41 Berat Pasir [kg] 415,38 484,58 553,78 624,05 692,00 761,20 830,40 899,60 968,80 Total Berat Agregat [kg] 1771, , , , , , , , ,21 Volume Pasir [m³] 0,15 0,18 0,20 0,23 0,25 0,28 0,30 0,33 0,35 Volume Agregat Kasar [m³] 0,49 0,47 0,44 0,44 0,39 0,37 0,34 0,32 0,29 Volume total Agregat [m³] 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 Vol Pasir / Vol Total Agregat 0,23 0,27 0,31 0,35 0,39 0,43 0,47 0,51 0,55 Semen [kg] Air [kg] 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 Permukaan Spesifik Total [cm²/g] 11,47 12,86 14,26 15,65 17,04 18,43 19,83 21,22 22,61 Reka Racana - 7
8 Yudha, H., Saelan, P. Tabel 6. Komposisi Campuran Volume Agregat 0,67 m³ dalam 1 m³ Beton, = 1,91 Komposisi Campuran [ ] ,0-10,0 959,75 913,62 867,49 821,35 775,22 729,09 681,85 636,82 590,69 10,0-4,8 479,88 456,81 433,74 410,68 387,61 364,54 340,92 318,41 295,34 4,8-2,40 26,99 31,49 35,98 40,48 44,98 49,48 53,98 58,47 62,97 Ukuran Agregat 2,40-1,2 75,98 88,65 101,31 113,97 126,64 139,30 151,96 164,63 177,29 [cm] 1,2-0,6 109,20 127,40 145,60 163,80 182,00 200,20 218,40 236,59 254,79 0,6-0,3 53,15 62,00 70,86 79,72 88,58 97,43 106,29 115,15 124,01 0,3-0,15 100,89 117,71 134,52 151,34 168,16 184,97 201,79 218,60 235,42 < 0,15 49,82 58,13 66,43 74,74 83,04 91,34 99,65 107,95 116,26 Berat Agregat Kasar [kg] 1439, , , , , , ,77 955,23 886,03 Berat Pasir [kg] 415,20 484,40 553,60 622,80 692,00 761,20 832,06 899,60 968,80 Total Berat Agregat [kg] 1854, , , , , , , , ,83 Volume Pasir [m³] 0,150 0,175 0,200 0,225 0,250 0,275 0,300 0,325 0,350 Volume Agregat Kasar [m³] 0,52 0,50 0,47 0,44 0,42 0,40 0,37 0,35 0,32 Volume total Agregat [m³] 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 Vol Pasir / Vol Total Agregat 0,22 0,26 0,30 0,34 0,373 0,41 0,45 0,49 0,52 Semen [kg] Air [kg] Permukaan Spesifik Total [cm²/g] 11,09 12,42 13,75 15,08 16,41 17,74 19,08 20,40 21,73 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil-hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 7, dan Tabel 8. Tabel 7. Hasil Uji Tekan dengan Volume Total Agregat 0,64 m³, Nilai Slump 50 mm Komposisi Campuran [ ] ,0-10,0 903,88 857,75 811,62 764,77 719,47 673,34 627,20 581,07 534,94 10,0-4,8 451,94 428,88 405,81 382,39 359,74 336,67 313,60 290,54 267,47 4,8-2,40 26,99 31,49 35,98 40,48 44,98 49,48 53,98 58,47 62,97 Ukuran Agregat 2,40-1,2 75,98 88,65 101,31 113,97 126,64 139,30 151,96 164,63 177,29 [cm] 1,2-0,6 109,20 127,40 145,60 163,80 182,00 200,20 218,40 236,59 254,79 0,6-0,3 53,15 62,00 70,86 79,72 88,58 97,43 106,29 115,15 124,01 0,3-0,15 100,89 117,71 134,52 151,34 168,16 184,97 201,79 218,60 235,42 < 0,15 49,82 58,13 66,43 74,74 83,04 91,34 99,65 107,95 116,26 Berat Agregat Kasar [kg] 1355, , , , , ,01 940,81 871,61 802,41 Berat Pasir [kg] 415,38 484,58 553,78 624,05 692,00 761,20 830,40 899,60 968,80 Total Berat Agregat [kg] 1771, , , , , , , , ,21 Volume Pasir [m³] 0,15 0,18 0,20 0,23 0,25 0,28 0,30 0,33 0,35 Volume Agregat Kasar [m³] 0,49 0,47 0,44 0,44 0,39 0,37 0,34 0,32 0,29 Volume total Agregat [m³] 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64 Vol Pasir / Vol Total Agregat 0,23 0,27 0,31 0,35 0,39 0,43 0,47 0,51 0,55 Semen [kg] air [kg] 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 198,68 Permukaan Spesifik Total [cm²/g] 11,47 12,86 14,26 15,65 17,04 18,43 19,83 21,22 22,61 Slump Aktual [cm] ,5 3, ,5 Kuat Tekan Rata-Rata [MPa] 36,14 38,64 39,36 37,78 42,8 44,36 43,89 43,61 38,19 Reka Racana - 8
9 Rata-Rata [MPa] Rata-Rata [MPa] Studi Mengenai Keberlakuan Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton Tabel 8. Hasil Uji Tekan dengan Volume Total Agregat 0,67 m³, Nilai Slump 50 mm Komposisi Campuran [ ] ,0-10,0 959,75 913,62 867,49 821,35 775,22 729,09 681,85 636,82 590,69 10,0-4,8 479,88 456,81 433,74 410,68 387,61 364,54 340,92 318,41 295,34 4,8-2,40 26,99 31,49 35,98 40,48 44,98 49,48 53,98 58,47 62,97 Ukuran Agregat 2,40-1,2 75,98 88,65 101,31 113,97 126,64 139,30 151,96 164,63 177,29 [cm] 1,2-0,6 109,20 127,40 145,60 163,80 182,00 200,20 218,40 236,59 254,79 0,6-0,3 53,15 62,00 70,86 79,72 88,58 97,43 106,29 115,15 124,01 0,3-0,15 100,89 117,71 134,52 151,34 168,16 184,97 201,79 218,60 235,42 < 0,15 49,82 58,13 66,43 74,74 83,04 91,34 99,65 107,95 116,26 Berat Agregat Kasar [kg] 1439, , , , , , ,77 955,23 886,03 Berat Pasir [kg] 415,20 484,40 553,60 622,80 692,00 761,20 832,06 899,60 968,80 Total Berat Agregat [kg] 1854, , , , , , , , ,83 Volume Pasir [m³] 0,150 0,175 0,200 0,225 0,250 0,275 0,300 0,325 0,350 Volume Agregat Kasar [m³] 0,52 0,50 0,47 0,44 0,42 0,40 0,37 0,35 0,32 Volume total Agregat [m³] 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 Vol Pasir / Vol Total Agregat 0,22 0,26 0,30 0,34 0,373 0,41 0,45 0,49 0,52 Semen [kg] Air [kg] Permukaan Spesifik Total [cm²/g] 11,09 12,42 13,75 15,08 16,41 17,74 19,08 20,40 21,73 Slump Aktual [cm] 6 5 4, Kuat Tekan Rata-Rata [MPa] 14,42 19,32 19,45 21,74 19,59 23,87 30,68 31,35 31, Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian pada Tabel 7 disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 5, dan hasil penelitian pada Tabel 8 disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar y = -0,067x 3 + 3,393x 2-55,38x + 332,9 R² = 0, Permukaan Spesifik [cm²/gram] Gambar 5. Relasi kuat tekan beton dengan permukaan spesifik untuk = 0,64 m y = -0,050x 3 + 2,694x 2-45,59x + 267,0 R² = 0, Permukaan Spesifik [cm²/gram] Gambar 6. Relasi kuat tekan beton dengan permukaan spesifik untuk = 0,67 m 3 Reka Racana - 9
10 Slump Aktual (mm) Yudha, H., Saelan, P y = -0,245x + 7,236 R² = 0,907 y = -0,388x + 9,985 R² = 0, Permukaan Spesifik Total (cm²/g) Vol. Total agregat 0,64m³ Vol. Total agregat 0,67m³ Gambar 7. Pengaruh permukaan spesifik terhadap nilai slump Hasil-hasil pengujian yang disajikan pada Gambar 5, dan Gambar 6 memperlihatkan tentang pengaruh luas permukaan spesifik total agregat terhadap kuat tekan beton. Permukaan spesifik total agregat dalam campuran beton menentukan besar kecilnya kuat tekan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertambahan permukaan spesifik agregat tidak hanya menambah kuat tekan beton, tetapi juga dapat menguranginya. Fenomena bertambahnya kuat tekan beton dengan bertambahnya permukaan spesifik agregat merupakan hal yang berlawanan dengan hasil penelitian Newman dan Teychenne, yang menyatakan kuat tekan beton akan berkurang jika permukaan spesifik bertambah. Fenomena meningkatnya kuat tekan beton jika permukaan spesifik meningkat dapat dijelaskan menggunakan hasil penelitian dari Al-Attar yang mengungkap bahwa kuat tekan beton diperoleh lebih dari 90% dari kuat geser. Jika permukaan spesifik meningkat maka berarti luas permukaan agregat yang ber-interlocking dengan pasta semen yang mengeras makin besar dan akan mengakibatkan meningkatnya kuat geser, sehingga kuat tekan beton menjadi lebih besar. Fenomena menurunnya kuat tekan beton jika permukaan spesifik terus ditingkatkan dapat dijelaskan melalui anggapan bahwa kuat interlocking diduga ditentukan oleh ketebalan tertentu atau ketebalan minimal dari pasta semen yang mengeras (hardened), yang mengikat agregat halus. Jika tebal pasta semen yang mengikat agregat lebih kecil dari ketebalan minimal ini maka kuat geser mortar akan berkurang sehingga kuat tekan beton akan berkurang. Untuk suatu dan volume agregat total yang tetap dalam 1 m³ beton, bertambahnya permukaan spesifik akan menyebabkan pertambahan luas permukaan agregat yang harus diikat oleh pasta semen. Hal ini akan menyebabkan makin menipisnya tebal pasta. Selama berkurangnya tebal pasta tersebut masih lebih besar dari ketebalan minimal maka kuat interlocking tidak akan berkurang, dan kuat geser mortar pun akan bertambah karena luas permukaan agregat halus yang ber-interlocking dengan pasta semen makin besar. Lebih lanjut, jika permukaan spesifik terus diperbesar maka tebal lapisan pasta semen akan lebih kecil dari ketebalan minimal ini sehingga kuat geser mortar akan berkurang yang menyebabkan kuat tekan beton berkurang. Pada Gambar 5, dan Gambar 6 terjadi fenomena tercapainya ketebalan minimal pasta semen terjadi pada permukaan spesifik total agregat ± 20 dan ± 22. Kuat interlocking pada ketebalan minimal pasta ditentukan oleh ketebalan minimal yang sama tetapi. Hal ini berarti untuk suatu berbeda maka kuat interlocking antara pasta semen dengan permukaan agregat akan berbeda. Hasil penelitian yang ditunjukan pada Gambar 7 terlihat bahwa jika permukaan spesifik agregat bertambah besar, maka nilai slump aktual akan berkurang; dan sebaliknya jika permukaan spesifik agregat berkurang, maka nilai Reka Racana - 10
11 Studi Mengenai Keberlakuan Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton slump aktual akan bertambah besar. Dengan demikian maka pengaruh permukaan spesifik terhadap kuat tekan beton yang dicetuskan Newman dan Teychenne, yaitu mengurangi kuat tekan beton jika permukaan spesifik bertambah, tidak sepenuhnya berlaku. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan : 1. pengaruh permukaan spesifik terhadap kuat tekan beton yang dicetuskan Newman dan Teychenne, yaitu mengurangi kuat tekan beton jika permukaan spesifik bertambah, tidak sepenuhnya berlaku; 2. untuk nilai yang tetap, pertambahan permukaan spesifik agregat dapat meningkatkan kuat tekan dan juga dapat menurunkan kuat tekan pada beton; 3. pertambahan permukaan spesifik agregat dapat meningkatkan kuat tekan beton jika tebal pasta semen masih lebih besar dari ketebalan pasta minimal. Sebaliknya pertambahan permukaan spesifik agregat dapat menurunkan kuat tekan beton jika tebal pasta semen lebih kecil dari ketebalan pasta minimal; 4. kuat interlocking pada ketebalan minimal pasta ditentukan oleh jumlah ; 5. semakin besar nilai permukaan spesifik agregat semakin kecil nilai slump. DAFTAR RUJUKAN Al-Attar, T. (2013). A Quantitative Evaluation of Bond Strength between Coarse Aggregate and Cement Mortar in Concrete. European Scientific Journal Edition Volume 9. Neville, A. M. (1981). Properties of Concrete. Third Edition. New York: Longman Scientific & Technical. Tommy, A. (2012). Studi Mengenai Perancangan Campuran Beton Dengan Gradasi Bercelah Menggunakan Pemodelan Perilaku Rangkaian Pegas Seri, Tugas Akhir, tidak dipublikasikan. Bandung: Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional. Reka Racana - 11
Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI
Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2016 Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI DENDY FILLEKA
Lebih terperinciTinjauan Mengenai Penentuan Proporsi Pasir dalam Agregat Gabungan pada Perancangan Campuran Beton Cara SNI
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Tinjauan Mengenai Penentuan Proporsi Pasir dalam Agregat Gabungan GUNGUN GUNAWAN 1, PRIYANTO SAELAN. 2
Lebih terperinciStudi Lanjut Mengenai Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Beton Cara Dreux Gorrise
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 3 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2017 Studi Lanjut Mengenai Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Beton Cara Dreux Gorrise EDWAN
Lebih terperinciStudi Tentang Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise
Reka Racana @ Jurusan Teknik Sipil Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Studi Tentang Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise AFINA AZKA,
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI PERANCANGAN CAMPURAN BETON DENGAN GRADASI BERCELAH MENGGUNAKAN PEMODELAN PERILAKU RANGKAIAN PEGAS SERI
STUDI MENGENAI PERANCANGAN CAMPURAN BETON DENGAN GRADASI BERCELAH MENGGUNAKAN PEMODELAN PERILAKU RANGKAIAN PEGAS SERI Alfons Tommy Prasetyo 1 dan Priyanto Saelan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Institut
Lebih terperinciTinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton BRAYN GILANG
Lebih terperinciStudi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI PASIR DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA MORTAR TERHADAP KEKUATAN BETON PREPACKED
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, 147-156 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017. 147-156 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PENGARUH GRADASI
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI PENGARUH KADAR UDARA PADA PERHITUNGAN VOLUME ABSOLUT CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON
STUDI MENGENAI PENGARUH KADAR UDARA PADA PERHITUNGAN VOLUME ABSOLUT CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON Pudji Ayu Lestari 1, dan Priyanto Saelan 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciKAJIAN MENGENAI STANDAR DEVIASI HASIL UJI TEKAN BETON
KAJIAN MENGENAI STANDAR DEVIASI HASIL UJI TEKAN BETON Yogi Kiana 1 dan Priyanto Saelan 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Jl P.K.H Mustafa23, Bandung. Email: yogikiana@yahoo.co.id 2
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN METODE SNI DAN METODE MAXIMUM DENSITY
Volume 13, No. 1, Oktober 14: 12 17 STUDI PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN METODE SNI DAN METODE MAXIMUM DENSITY Muhammad Shalahuddin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON
PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON Arusmalem Ginting Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta
Lebih terperinci8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT
JURNAL TEKNIK VOL. 3 NO. 1 / APRIL 2013 8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT-91-0008-2007 PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT 1 Arusmalem Ginting 2 Aji Nurhendra Satriyajati 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)
HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil serta analisa dari pengujianpengujian yang telah dilakukan. 4.1. HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN TERHADAP AGREGAT 4.1.1. Hasil dan Analisa
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL
PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL Irenius O.R Kadimas 1 (ireniuskadimas@gmail.com) Jusuf J.S. Pah 2 (yuserpbdaniel@yahoo.co.id) Rosmiyati A. Bella 3 (qazebo@yahoo.com)
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 143-148, November 2012 143 Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan (Effect of Using Bamboo as Split Aggregate
Lebih terperinciPENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON
Penentuan Agregat Halus dari Berbagai Quarry pada Produksi Beton PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON Suprasman 1, Ermiyati 2, Azhari 3, Edria Dianjani 4 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT
Pengaruh Kadar Air.. Kuat Tekan Beton Arusmalem Ginting PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON Arusmalem Ginting 1, Wawan Gunawan 2, Ismirrozi 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)
Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN
KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN Rosyid Kholilur Rohman Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract The composition of concrete with a mixture 1: 2: 3 (volume
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA
Perbandingan Tekan.. Kering Udara PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT Metta Sridevi Simokar NRP: 0821004 Pembimbing: Winarni
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciAnalisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak
Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 66 Analisis Kuat Tekan yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak Imran 1,a dan Muhammad Yunus 1,b 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinci> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <
> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI
ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI Eduardi Prahara 1 ; Gouw Tjie Liong 2 ; Rachmansyah 3 1, 2, 3 Civil Engineering Department, Faculty of
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG
ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG Wennie Mandela 1, Hendrik Pristianto 2*, Muhammad Arif 3 1,2 Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciLampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram
Lampiran A Berat Jenis Pasir Berat Piknometer = A = 186 gram Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram Berat piknometer + Air = D = 665 gram Berat contoh kering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia serta tingkat perekonomian yang semakin maju, maka diperlukan juga infrastruktur yang mampu menunjang kegiatan
Lebih terperinciAugustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 40 MPa PADA BENDA UJI SILINDER BERDIAMETER 150 mm DAN TINGGI 300 mm Augustinus NRP : 0421024
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi
Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciLampiran. Universitas Sumatera Utara
Lampiran Analisa Ayakan Pasir Berat Fraksi (gr) Diameter Rata-rata % Sampel Sampel % Rata-rata Ayakan (mm) (gr) Kumulatif I II 9,52 30 15 22,5 2,25 2,25 4,76 21 18 19,5 1,95 4,2 2,38 45 50 47,5 4,75
Lebih terperinciKELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR
KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR Aristofel R. Resi 1 (aristofelronaldzresi@gmail.com) Elia Hunggurami 2 (eliahunggurami@yahoo.com) Sudiyo Utomo (diyotomo@gmail.com)
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PENELITIAN
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Penyusun Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN
PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN Arie Putra Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Tel. 076166596, Pekanbaru 28293 Riau, E-mail: Arie_200789@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Kegiatan yang dilakukan sebelum perencanaan campuran beton (mix design) adalah pengujian material agregat halus, agregat kasar, air, EPS dan semen. Hal
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT
PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON Irzal Agus (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT This research is to see the effect of factor variation of semen water
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Penelitian Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat penelitan ini. Dimulai dari mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat diangkat
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)
KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC) Azmi Firnanda Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Tel. 076166596, Pekanbaru 28293 Riau, E-mail: azmi.firnanda@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan
PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON Nora Usrina 1, Rahmi Karolina 2, Johannes Tarigan 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa Willyanto Wantoro NRP : 0221107 Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinci4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,
22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.3 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2017 Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam DESINTA NUR LAILASARI 1, SRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Beton terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON Ahmad Prima Syahnan 1, M. Agung Putra Handana 2, Johannes Tarigan 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciPENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR
PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR (INFLUENCE OF FLY ASH ON COMPRESSIVE STRENGTH MIX DESIGN CONCRETE USING EXPANDED POLYSTYRENE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton (Ir. Tri Mulyono MT., 2004, Teknologi Beton) merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar,
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON
PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON Anwar Hardy NRP.9821033 Pembimbing : Herianto W., Ir., M.Sc. UNIVERSITAS KRITEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3 Martha Rebekka Lubis NRP : 0221106 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggantian sebagian semen Portland dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA
PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA 03-2847-2002 USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX.
Lebih terperinciVol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati*, Arman A* *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciPENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON I Made Alit Karyawan Salain Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR
Lebih terperinciPENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati 1), Sentosa Budi Alluhri 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun
Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Pemeriksaan bahan susun beton dengan agregat kasar batu apung yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT LENTUR BETON
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT LENTUR BETON Prasthi Aldri Pratiwi NRP:1021009 Pembimbing: Ronald Simatupang, S.T., M.T. ABSTRAK Saat ini pemanasan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi dan makalah-makalah tentang beton
Lebih terperinciBerat Tertahan (gram)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian
23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal
Lebih terperinciPEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON
JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 217-226 PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nurul
Lebih terperinciSTUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R
STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R Oleh : Arman. A. 1, Herix Sonata 1, Kartika Ananda 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Beton Pemeriksaan bahan susun beton yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Hasil Pemeriksaan Agregat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Konstruksi UMY telah selesai dikerjakan, dimana
Lebih terperinciJUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciTugas Akhir STUDI PENGARUH KADAR LUMPUR PADA BETON NORMAL DAN MUTU TINGGI
Tugas Akhir STUDI PENGARUH KADAR LUMPUR PADA BETON NORMAL DAN MUTU TINGGI Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 Oleh
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton EPS dan filler fly ash. Penggunaan EPS pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON
BAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON 4.1 PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi dalam bidang industri konstruksi, konstruksi beton pun mengalami kemajuan dimana pada saat ini banyak bangunan menggunakan
Lebih terperinciMECHANICAL PROPERTIES OF CONCRETE USING COARSE AND FINE RECYCLED CONCRETE AGGREGATES Buen Sian 1, Johannes Adhijoso Tjondro 1 and Sisi Nova Rizkiani 2 1 Department of Civil Engineering, Parahyangan Catholic
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:
STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL Endra Pramana Asmita 1) Crisna Djaya Mungok 2) Cek Putra Handalan 2) Email: job_sipil@yahoo.co.id
Lebih terperinciTEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR
Ferdinand Fassa TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR Outline Pertemuan 5 Pendahuluan Workabilitas Segregasi Bleeding Slump Test Compacting Factor Test Tugas Pendahuluan Beton segar atau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN III. a. Bahan Penelitian 1). Semen Portland type I, digunakan sebagai bahan ikat hidrolis untuk pembuatan beton. Dibeli dari toko bangunan di pasaran kota Solo. 2). Agregat halus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciIV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Tanah Tulakan Dari hasil anilisis kimia yang dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), didapatkan hasil : Tabel IV.1. Kandungan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinci