BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

http//:

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

THE EFFECT OF GROUP COUNSELING TOWARD CAREER UNDERSTANDING LEVEL OF THE ELEVEN GRADE STUDENTS OF SMA HANDAYANI OF PEKANBARU IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu jabatan tertentu. Biasanya pekerjaan atau karir ini adalah untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan III-2015

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis diantaranya adalah keinginan untuk studi serta mulai memikirkan masa depannya dengan lebih serius.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

2016 KONTRIBUSI KETERHUBUNGAN SEKOLAH (SCHOOL CONNECTEDNESS) TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

Motivasi merupakan daya pendorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi pencapaian tujuan. Deng

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap siswa pasti ingin mempunyai masa depan yang baik, cerah dan sesuai dengan impian. Upaya untuk mewujudkan impian yang diinginkan harus mempunyai perencanaan karir yang matang. Perencanaan karir harus bisa disusun sedini mungkin, karena tinggi minat siswa dalam memilih karir bisa menjadi faktor persaingan berat terhadap siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pilihan karir menjadi sangat penting bagi siswa untuk merencanakan karir yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa yang duduk di bangku SMA sudah mulai memikirkan masa depan atau karir yang sesuai dengan yang mereka harapkan sebelum mereka benar-benar menginjak dunia kerja (lulus SMA). Menurut teori perkembangan Ginzberg (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa tentative di mana siswa harus sudah mampu memikirkan atau merencanakan karir mereka berdasarkan minat, kapasitas atau kemampuan dan nilai - nilai potensi yang mereka miliki. Pencapaian karir seseorang dipengaruhi oleh adanya kemampuan perencanaan karir dan pengambilan keputusan yang matang. Seseorang yang memiliki kemampuan perencanaan karir,tentunya mampu memahami dirinya. Dengan demikian, individu tersebut dapat memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya. 1

2 Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Havighurst (yusuf, 2004: 83) pada masa remaja terdapat beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan, salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai siswa SMA yaitu memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaaan. Penguasaan keterampilan-keterampilan karir sangat diperlukan mengingat remaja sudah memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan dalam mencapai hidup. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (2003 : 221) bahwa anak sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali menjadi sumber pikiran. Remaja belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan. Menurut Supriatna (2009:17) keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam perkembangan tertentu akan membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada periode perkembangan selanjutnya. Demikian sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu akan menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode selanjutnya. Namun, di sisi lain siswa SMA dalam hal ini remaja tidak dengan mudah menyelesaikan tugas perkembangan karirnya. Siswa seringkali mempunyai

3 permasalahan yang berhubungan dengan kelanjutan studi atau pekerjaan setelah lulus. Hal ini sesuai dengan pendapat Supriatna (2009: 23) masalah-masalah yang sering muncul diantaranya kebingungan dalam memilih program studi, memilih jurusan di perguruan tinggi, menentukan cita-cita atau bahkan tidak memahami bakat dan minat yang dimiliki, dan merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SMA Negeri 12 Medan pada bulan oktober 2016 ditemukan beberapa siswa belum mempunyai cita-cita yang matang setelah tamat sekolah. Banyak siswa yang berpikir bahwa setelah tamat sekolah pasti sulit mencari kerja, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar dengan baik, karena ada suatu pendapat yang keliru. Begitu juga dengan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Banyak siswa yang memilih jurusan bukan karena keinginan diri sendiri ketika memilih perguruan tinggi,tetapi mengikuti teman atau orang tua. Hasil instrumen Daptar Cek Masalah (DCM) yang diberikan peneliti pada waktu PPL bulan oktober 2016 diperoleh data bahwa sekitar 70% siswa kelas X dari dua kelas yaitu dengan jumlah 69 siswa SMA Negeri 12 Medan mengalami masalah masa depan yang berhubungan dengan cita-cita. Siswa yang memiliki masalah ini menyatakan bahwa mereka kurang mengetahui pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat dan merasa cemas jika menjadi pengangguran setamat SMA nanti. Dari hasil DCM ini mengidentifikasikan bahwa siswa kurang memahami tentang informasi karir disebabkan oleh kurangnya informasi karir dan dan pekerjaan yang mereka peroleh. Kurangnya informasi ini karena layanan informasi karir disekolah SMA

4 Negeri 12 Medan untuk kelas X belum pernah dilakukan, sehingga informasi tentang karir sangat terbatas dan berpengaruh pada perencanaan karir siswa. Akibat dari pemberian layanan informasi karir yang tidak mereka dapatkan dapat berpengaruh pada perencanaan dan pemilihan karir yang kurang tepat. Salah satu dampak buruk, siswa akan kebingungan dalam menentukan pilihan studi lanjut ke perguruan tinggi. Begitu juga dengan siswa yang memutuskan untuk bekerja setamat SMA, siswa akan kebingungan memilih pekerjaan mana yang sesuai dengan keadaan diri. Masalah yang ditimbulkan karena kurangnya informasi tentang karir yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 12 Medan harus segera ditangani sebab akan menimbulkan dampak negatif bagi siswa yaitu siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami diri yang berkaitan dengan karirnya dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan rencana-rencana yang akan dipilih untuk masa depannya.. Banyak cara yang bisa dilakukan guru Bk untuk meningkatkan perencanaan karir siswa, namun salah satu cara yang dinilai efektif untuk meningkatkan perencanaan karir siswa adalah dengan melakukan bimbingan kelompok menggunakan teknik expository. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu tekhnik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampun, bakat, minat serta nilai-nilai yang dianut dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Teknik expository (pemberian informasi) bermaksud membantu siswa untuk mengenal lingkungan, yang sekiranya dapat di manfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Informasi bagi siswa semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk

5 bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Berdasarkan informasi yang diberikan, siswa dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depan serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuat. Melalui bimbingan kelompok dengan teknik expository diharapkan bentuk permasalahan yang dihadapi siswa dapat dipecahkan sehingga siswa memiliki kemampuan untuk merencanakan pilihan karir yang baik dimasa depannya. Oleh sebab itu Peneliti menulis judul Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Expository Terhadap Perencanaan Pilihan Karir Siswa Di Kelas X IPA 6 SMA Negeri 12 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Siswa tidak memahami bakat dan minat yang dimiliki 2. Siswa belum mempunyai perencanaan yang matang mengenai pendidikan maupun pekerjaan yang akan dipilih nanti. 3. Siswa bingung menentukan cita-cita 4. Dalam memilih karir siswa sering mengikuti teman atau orang tua 5. Layanan informasi bimbingan kelompok teknik expository untuk membantu perencanaan karir siswa belum pernah dilakukan.

6 1.3 Pembatasan Masalah Dalam beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan salah penafsiran terhadap konsepkonsep dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu : Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Exspository Terhadap Perencanaan Pilihan Karir Siswa Di Kelas X SMA Negeri 12 Medan T.A 2016/ 2017 Efektif? 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu Apakah Ada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Exspository Terhadap Perencanaan Pilihan Karir Siswa Di Kelas X SMA Negeri 12 Medan T.A 2016/ 2017 Efektif? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Expository Terhadap Perencanaan Pilihan Karir Siswa di Kelas X SMA Negeri 12 Medan T.A 2016/ 2017?

7 1.6 Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan layanan bimbingan kelompok teknik ekpository untuk perencanaan karir siswa. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharpkan dapat memberikan manfaat : 1) Bagi siswa, dengan mengikuti bimbingan kelompok teknik expository siswa akan terdorong untuk dapat meningkatkan pemahaman karir dan bisa merencanakan karir sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. 2) Bagi konselor sekolah, diharapkan untuk dapat bisa melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini agar para peserta didik dapat bertukar pikiran, pengetahuan sehingga menyebabkan para peserta didik memiliki kematangan dalam perencanaan karirnya. 3) Bagi sekolah, Pihak sekolah dapat menerapkan berbagai kebijakan yang bersifat mendukung untuk program bimbingan dan konseling mengenai layanan bimbingan karir di sekolah. 4) Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai hasil masukan bagi peneliti lain khususnya bila ingin memperbaiki proses layanan bimbingan kelompok teknik exspository. 5) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.