ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

TUGAS PERTANYAAN SOAL

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

Universitas Medan Area

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

STUDI TENTANG PENGARUH PEMBEBANAN STATIS DAN PERUBAHAN TEGANGAN INPUT MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS JANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN NILAI FAKTOR KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN YANG SAMA

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN PENGEREMAN DINAMIS TERHADAP WAKTU ANTARA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Klasifikasi Motor Listrik

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH GENERATOR DAN MOTOR

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Transformator (trafo)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Soal Soal Latihan Elektronika & Tenaga Listrik

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Politeknik Negeri Sriwijaya

TUGAS AKHIR ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC KOMPON PENDEK DENGAN MOTOR DC KOMPON PANJANG AKIBAT PENAMBAHAN KUTUB FUAD RAHIM SITOMPUL

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGEREMAN MOTOR DC PENGUATAN SERI DENGAN METODE DINAMIK DAN PLUGGING

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP TORSI DAN PUTARAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

HANDOUT MESIN-2 LISTRIK

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

GENERATOR ARUS SEARAH

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: irvanbro18@gmail.com ABSTRAK Turunnya tegangan supply pada motor arus searah mempengaruhi kinerja motor. Motor arus searah kompon banyak digunakan sebagai penggerak pada dunia industri, oleh karena tulisan ini dibuat untuk mengetahui jenis motor arus searah penguatan kompon yang terbaik akibat jatuhnya tegangan supply. Tulisan ini membahas hasil penelitaian didapatkan hasil bahwa motor arus searah kompon panjang memiliki jatuh putaran yang tidak terlalu jauh akibat jatuh tegangan torsi dan putaran tertinggi pada motor arus searah kompon panjang diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 220 Volt yaitu sebesar 0,107 N-m dan 1450 rpm sedangkan torsi dan putaran terendah diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 190 Volt yaitu sebesar 0,0820-m dan 1270 rpm sedangakan torsi dan putaran tertinggi pada motor arus searah kompon pendek diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 220 Volt yaitu sebesar 0,106 N-m dan 1480 rpm sedangkan torsi dan putaran terendah diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 190 Volt yaitu sebesar 0,0975-m dan 1250 rpm. Kata Kunci : Motor arus searah, Tegangan, Torsi, Putaran 2. Pendahuluan Motor DC sangat banyak digunakan dalam aplikasi industri. Penggunaan motor DC dapat dijumpai misalnya sebagai penggerak beban mekanik. Motor DC yang digunakan di bidang industri pada umumnya memiliki kapasitas daya yang relatif besar dan disesuaikan dengan beban mekanis serta volume produksi. Untuk itu sebuah motor DC ditunut harus memiliki torsi dan putaran yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam prakteknya tegangan yang disupply oleh pembangkit tidaklah sama untuk setiap waktunya. Terdapat suatu gangguan berupa tegangan jatuh pada saluran penghantar yang dapat mempengaruhi kerja berbagai peralatan listrik khususnya motor DC. Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh jatuh tegangan terhadap torsi dan putaran pada motor DC penguatan kompon. 3. Motor DC Kompon Motor DC adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran [1]. Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik. Ketika kumparan medan dan kumparan jangkar dihubungkan dengan sumber tegangan DC, maka pada kumparan medan mengalir arus medan (I f) pada kumparan medan, sehingga menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan.sedangkan pada kumparan jangkar mengalir arus jangkar (I a), sehingga pada konduktor kumparan jangkar timbul fluksi magnet yang melingkar.fluksi jangkar ini akan memotong fluksi dari kumparan medan sehingga menyebabkan perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Sesuai dengan hukum Lorentz, interaksi antara kedua fluksi magnet ini akan menimbulkan suatu gaya mekanik pada konduktor jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini sesuai dengan Persamaan (1): F = B. i. l (1) Dimana: F = gaya yang bekerja pada konduktor (N) B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m 2 ) i = arus yang mengalir pada konduktor (A) l = panjang konduktor (m) Gaya yang timbul pada konduktor jangkar tersebut akan menghasilkan momen puntir atau torsi. Torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan Persamaan (2) berikut : T a = F. r (2) dimana : T = torsi jangkar (Newton-meter) a r = jari-jari rotor (meter) Berdasarkan sumber tegangan penguatnya, motor DC dibagi menjadi dua, yaitu motor DC penguatan terpisah (penguatan luar) dan motor 94 copyright@ DTE FT USU

DC penguatan sendiri. Salah satu jenis motor DC penguatan sendiri adalah motor DC penguatan kompon.motor DC penguatan kompon merupakan gabungan motor DC penguatan seri dan motor DC penguatan shunt. Motor DC penguatan kompon dapat dibagi menjadi dua, yaitu [2]: 1) Motor DC Penguatan Kompon Panjang Pada motor DC penguatan kompon panjang, kumparan medan serinya terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan terhubung paralel terhadap kumparan medan shunt. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan kompon panjang dapat dilihat pada Gambar 1 : V t = E a + I s.r s + I a.r a (4) Dimana : V t = Tegangan terminal Motor (Volt) E a = Tegangan jangakar Motor (Volt) I a = arus kumparan jangkar (Ampere) I s = arus kumparan seri (Ampere) R a = Tahanan Kumparan jangkar (Ohm) R s = Tahanan Kumparan Seri (Ohm) 1.1 Jatuh tegangan Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengirim dengan tegangan ujung penerima. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut [3]: V = Vs Vr (5) dimana: V = jatuh tegangan (volt) Vs = tegangan di sisi pengirim (volt) Vr = tegangan di sisi penerima (volt) Gambar 1 Rangkaian ekivalen motor DC penguatan kompon panjang Dari Gambar 1 di atas, diperoleh persamaan tegangan terminal motor DC penguatan kompon panjang seperti ditunjukkan oleh Persamaan (3) : V t = E a + I a (R s + R a) (3) 2) Motor DC Penguatan Kompon Pendek Pada motor DC penguatan kompon panjang, kumparan medan serinya terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan terhubung paralel terhadap kumparan medan shunt. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan kompon pendek dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2 Rangkaian ekivalen motor DC penguatan kompon pendek Dari Gambar 2 di atas, diperoleh persamaan tegangan terminal motor DC penguatan kompon pendek seperti ditunjukkan oleh Persamaan (4) : Atau dapat juga ditulis dalam bentuk persentase : V V(%)= x100% (6) V Dimana: V (%) = rugi tegangan dalam persen V = tegangan kerja (volt) V = rugi tegangan (volt) Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor dayanya yang tidak sama dengan satu. Maka tegangan yang hilang disepanjang saluran penghantar adalah [4]: V= I ( R cos + X sin ) (7) Dimana: I = arus beban (ampere) R = tahanan saluran (ohm) X = reaktansi saluran (ohm) Cos = faktor daya beban Besar gaya gerak listrik induksi pada kumparan jangkar akibat berputarnya rotor yang terletak di antara kutub magnet adalah [5]: E a = K. n. Ф (8) 95 copyright@ DTE FT USU

Atau dapat juga ditulis: n=.ф (9) Untuk motor DC kompon Panjang ditunjukkan Persamaan (10) dan untuk motor DC kompon pendek ditunjukkan Persamaan (11): E a = V t I a x (R s + R a) (10) E a = V t I s x R s I a x R a (11) Oleh karena itu persamaan persamaan (8) (9) dapat ditulis kem bali menjadi : n= n= ( ).Ф.( ).( ).Ф (12) (13) Dengan demikian, keceptan putar motor dapat diperoleh dengan mengubah-ubah flux magnit (Ф), pengaturan arus armatur (Ia) atau pengubahan tegangan terminal (Vt) [6]. Hubungan pengaruh turunnya tegangan terhadap persamaan torsi jangkar yang dihasilkan oleh motor dapat kita perhatikan pada Persamaan (12). = (14) Dilakukan subtitusi Persamaan (14) ke dalam Persamaan (11) sehingga didapatkan: = (Vt Ia x (Rs + Ra)) (15) Dari Persamaan (13) dan (15) yang ditunjukkan diatas dapat dilihat bahwa penurunan tegangan terminal pada motor DC kompon akan berpengaruh terhadap penurunan torsi dan putaran yang dihasilkan oleh motor [7]. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jatuh tegangan terhadap kinerja motor arus searah kompon. Motor yang digunakan pada pengujian ini adalah motor DC AEG tipe Gd 110/110 G-Mot Nr. 7983745 dengan penguatan kompon yang terdapat di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU dengan spesifikasi sebagai berikut: V = 220 V P = 1,2 kw I L = 7,1 A I sh = 0.177 A n = 1400 rpm Jumlah Kutub = 2 Kelas Isolasi = B Tahanan Medan Shunt (J-K) Tahanan Medan Seri (E-F) Tahanan Jangkar (GA-HB) = 1,25 k = 0,6 = 3,8 2.1 Variabel yang diamati Variabel yang diamati adalah perubahan arus medan (Ish) dan arus jangakar (Ia) akibat pengaruh dari perubahan kecepatan motor arus searah. 2.2 Rangkaian Percobaan Rangkaian percobaan pada motor DC kompon panjang tanpa beban ditunjukkan pada Gambar 3 : Gambar 3 Rangkaian percobaan DC lompong panjang tanpa beban Rangkaian percobaan pada motor DC kompon pendek tanpa beban ditunjukkan pada Gambar 5 : Gambar 5 Rangkaian percobaan pada motor DC kompon pendek tanpa beban Rangkaian percobaan motor DC kompon panjang berbeban ditunjukkan pada Gambar 6 : 96 copyright@ DTE FT USU

3. Hasil dan Analisis Gambar 6 Rangkaian percobaan pada motor DC kompon panjang berbeban Rangkaian percobaan pada motor DC kompon pendek berbeban ditunjukkan pada Gambar 7 : Gambar 7 Rangkaian percobaan pada motor DC kompon pendek berbeban 2.3 Prosedur Pengambilan Data Adapun prosedur pengambilan data pada Tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 4.3 dan 4.4 dimana semua switch dalam keadaan terbuka dan PTDC dalam keadaan minimum. 2. Saklar S 2 ditutup, kemudian arus medan (I f) generator dinaikkan dengan menaikkan PTDC 2 sampai pembacaan A 4 mencapai arus medan nominal generator yaitu 0,64 Ampere. 3. Saklar S1 ditutup, kemudian tegangan terminal motor dinaikkan secara perlahan dengan cara menaikkan PTDC 1 sampai V1 menunjukkan tegangan nominal motor yaitu 220 Volt sehingga motor berputar. 4. Pada saat itu dicatat nilai I L pada pembacaan A 1, I sh pada pembacaan A 2, I a pada pembacaan A 3, tegangan keluaran generator (E g) pada pembacaan V 2 serta n pada pembacaan tachometer. 5. Setelah itu tegangan terminal motor diturunkan secara bertahap sesuai dengan nilai yang telah ditentukan, kemudian dicatat nilai I L pada pembacaan A 1, I sh pada pembacaan A 2, I a pada pembacaan A 3, tegangan keluaran generator (E g) pada pembacaan V 2 serta n pada pembacaan tachometer pada setiap tahapan penurunan nilai tegangan terminalnya. 3.1 Hasil pengujian motor DC kompon tanpa beban Mesin listrik berfungsi sebagai motor listrik apabila didalamnya terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energy mekanik. Sedangkan untuk motor dc itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Energi mekanik yang dihasilkan oleh motor biasanya berupa torsi dan putaran. Untuk menggerakkan beban maka torsi dan putaran yang dihasilkan olehmotor harus sesuai dengan kebutuhan beban. Tabel 1 Data motor arus searah Kompon panjang tanpa beban 220 2,80 0,18 2,80 2,98 1650 215 2,73 0,18 2,73 2,91 1600 210 2,70 0,17 2,70 2,87 1600 205 2,68 0,17 2,68 2,85 1550 200 2,65 0,16 2,65 2,81 1520 195 2,60 0,16 2,60 2,76 1500 190 2,57 0,15 2,57 2,72 1450 Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 1 didapatkan bahwa untuk penurunan nilai tegangan terminal, terjadi penurunan kecepatan motor. Tabel 2 Data motor arus searah Kompon pendek tanpa beban 220 2,83 0,19 3,02 3,02 1600 215 2,75 0,18 2,93 2,93 1570 210 2,72 0,18 2,9 2,9 1550 205 2,68 0,17 2,85 2,85 1500 200 2,64 0,17 2,81 2,81 1500 195 2,61 0,16 2,77 2,77 1450 190 2,58 0,16 2,84 2,84 1420 Penurunan kecepatan juga terjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Penurunan kecepatan terjadi akibat penurunan nilai tegangan. 97 copyright@ DTE FT USU

3.2 Hasil pengujian motor DC lompong berbeban Tabel 3 Data motor arus searah Kompon panjang berbeban 220 4,94 0,18 4,94 5,12 1450 215 4,84 0,17 4,84 5,01 1420 210 4,80 0,17 4,80 4,97 1400 205 4,74 0,16 4,74 4,9 1370 200 4,70 0,16 4,70 4,86 1350 195 4,67 0,16 4,67 4,83 1300 190 4,64 0,15 4,64 4,79 1270 Sedangkan untuk keadaan motor DC kompon berbeban seperti ditunjukkan pada Tabel 3 terlihat bahwa terjadi penurunan kecepatan motor seiring dengan penurunan tegangan terminal. Tabel 4 Data motor arus searah Kompon pendek berbeban 220 2,83 0,19 3,02 3,02 1600 215 2,75 0,18 2,93 2,93 1570 210 2,72 0,18 2,9 2,9 1550 205 2,68 0,17 2,85 2,85 1500 200 2,64 0,17 2,81 2,81 1500 195 2,61 0,16 2,77 2,77 1450 190 2,58 0,16 2,84 2,84 1420 Sedangkan pada Tabel 4 terlihat terjadi penurunan kecepatan untuk motor arus searah kompon pendek berbeban saat terjadi penurunan tegangan terminal. 3.3 Analisa data Dari data pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan efisiensi terbaik dari pengaruh jatuh tegangan ini digunakan beberapa persamaa yang berlaku dalam perhitungan efisiensi motor DC kompon. Sebelum mencari besarnya efisiensi motor DC kompon tentukan GGL armatur,untuk motor DC kompon Panjang ditunjukkan Persamaan (8) dan untuk motor DC kompon pendek ditunjukkan Persamaan (9). Pengujian pada kondisi berbeban digunakan untuk menentukan daya output pada kondisi berbeban yang ditunnjukkan oleh Persamaan (14) dan rugi-rugi total motor ditunjukkan Persamaan (16): P OUT = 2πnT (14) = ( ) ( ) + ( ) (15) Torsi = (16) Sehingga daya keluaran motor yang digunakan untuk melayani beban adalah : = (17) Maka efisiensi motor adalah : Pout η = x 100% Pin (18) Dengan melakukan perhitungan seperti Persamaan (18) pada setiap penambahan tahanan medan diperoleh putaran tertinggi pada motor DC kompon pendek 1480 Rpm dengan Torsi 0,106 N-M dan motor DC kompon pendek 1450 Rpm dengan Torsi 0,107 seperti ditunjukkan Tabel 5 dan Tabel 6 Tabel 5 Data hasil analisa pengaruh pengaturan kecapatan metode pengaturan fluksi pada motor DC kompon pendek Vt Ia Ish Is Il n η(%) Ta 220 4,89 0,18 5,07 5,07 1480 86,90 0,1060 215 4,79 0,18 4,97 4,97 1450 86,68 0,1055 210 4,74 0,17 4,93 4,93 1400 86,81 0,1052 205 4,70 0,17 4,87 4,87 1380 86,36 0,1040 200 4,68 0,16 4,84 4,84 1350 86,12 0,1024 195 4,66 0,16 4,82 4,82 1300 86,56 0,1014 190 4,60 0,16 4,76 4,76 1250 85,86 0,0975 Tabel 6 Data hasil analisa pengaruh pengaturan kecapatan metode pengaturan fluksi pada motor DC kompon panjang Vt Ia Ish Is Il n η(%) Ta 220 4,94 0,18 4,94 5,12 1450 86,80 0,1070 215 4,84 0,17 4,84 5,01 1420 86,43 0,1050 210 4,80 0,17 4,80 4,97 1400 86,80 0,1030 205 4,74 0,16 4,74 4,9 1370 86,80 0,1010 200 4,70 0,16 4,70 4,86 1350 86,70 0,0995 195 4,67 0,16 4,67 4,83 1300 86,33 0,0990 190 4,64 0,15 4,64 4,79 1270 86,40 0.0820 Pengaruh jatuh tegangan terhadap kinerja motor arus searah kompon dapat dilihat pada Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10 : 98 copyright@ DTE FT USU

1500 1400 1300 1200 1100 190 195 200 205 210 215 220 Gambar 8 Grafik perbandingan pengaruh jatuh tegangan terhadap putaran Gambar 8 menunjukkan bahwa motor arus searah kompon panjang (merah) memiliki jatuh putaran yg lebih baik dibanding kompon pendek. 0.108 0.106 0.104 0.102 0.1 0.098 0.096 0.094 0.092 Gambar 9 Grafik pengaruh jatuh tegangan terhadap torsi pada motor arus searah kompon panjang Gambar 9 menunjukkan bahwa jatuh tegangan mengakibatkan nilai torsi menurun, pada tegangan terendah 190 Volt didapat torsi sebesar 0,0820 N-M. 0.15 0.1 0.05 0 Kompon Panjang 190 195 200 205 210 215 220 kompon Pendek Kompon Panjang 190 195 200 205 210 215 220 Gambar 10 Grafik pengaruh jatuh tegangan terhadap torsi pada motor arus searah kompon pendek pada tegangan terendah 190 Volt didapat torsi sebesar 0,0975 N-M. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisis disimpulkan sebagai berikut: 2. Torsi dan putaran pada motor arus searah penguatan kompon akan menurun seiring dengan turunnya tegangan yang di supply ke terminal motor. 3. torsi dan putaran tertinggi pada motor arus searah kompon pendek diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 220 Volt yaitu sebesar 0,106 N-m dan 1480 rpm sedangkan torsi dan putaran terendah diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 190 Volt yaitu sebesar 0,0975-m dan 1250 rpm. 4. Torsi dan putaran tertinggi pada motor arus searah kompon panjang diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 220 Volt yaitu sebesar0,107 N-m dan1450 rpm sedangkan torsi dan putaran terendah diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 190 Volt yaitu sebesar 0,0820-m dan 1270 rpm. 5. Perubahan tegangan terminal tidak berdampak signifikan pada efisiensi motor arus searah kompon. Referensi [1] Bimbra, P.S, Generalized Circuit Theory of Electrical Machines, Khanna Publisher, India, 1975. [2] Theraja, B.L. & Theraja, A.K, A Text Book of Electrical Technology, New Delhi, S.Chand and Company Ltd., 2001. [3] Theodore, Wildi, Electrical Machine Drives and Power Systems, Prentice Hall Internasional, Liverpool, 1983. [4] Sawhney, A.K, Electrical Machine Design, Dhanpat Rai and sons, Patiala,1970. [5] Lister, Eugene C, Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988. [6] Wijaya, Mochtar, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Djambatan, Jakarta, 2001. [7] Gonen, Turan, Electric Power Distribution System Engineering, McGraw-Hill, Inc., New York, 1986. Gambar 10 menunjukkan bahwa jatuh tegangan mengakibatkan nilai torsi menurun, 99 copyright@ DTE FT USU