BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada indeks harga saham di Indonesia. Pasar modal disuatu negara digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara maju tapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari perkembangan nilai IHSG. Nilai IHSG mengalami peningkatan semenjak krisis ekonomi global, perkembangannya bisa dilihat dari tahun 2000 hingga 2008. Nilai IHSG yang semakin tinggi merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin kondusif. Tapi pada pertengahan tahun 2008 krisis global yang berasal dari Amerika Serikat berdampak pada ekonomi negara Eropa dan Asia, khususnya negara berkembang menyebabkan nilai IHSG menurun drastis hingga 50% sehingga menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Krisis ekonomi global dengan cepat mempengaruhi kinerja pasar saham dunia termasuk Bursa Efek Indonesia. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi investor untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia yang berdampak harga pasar saham di bursa efek. Penurunan indeks pasar saham yang menurun dratis terjadi di tahun 2008. Tetapi setelah beberapa tahun mulai berangsur-angsur membaik ini ditunjukan oleh indeks pasar saham di Indonesia yang mengalami peningkatan tahun mulai tahun 2009 hingga mencapai level tertinggi di tahun 2010. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi ditahun 2010 diperkirakan berasal dari permintaan dalam negeri didukung juga dari sektor eksternal. Daya beli masyarakat diperkirakan masih tetap tinggi. Dengan laju inflasi yang stabil, suku bunga yang rendah dan nilai tukar Rupiah yang kuat maka pasar domestik masih bisa tumbuh lebih baik untuk kedepannya. BEI mencatat, pada 2010 silam IHSG mampu tumbuh 46,13 persen dalam setahun, dimana indeks menguat sebesar 4,88 persen sepanjang Desember. 1

2 Sedangkan di 2011, indeks tercatat menguat 3,20 persen dan di Desember terjadi penguatan 2,88 persen. Begitu pun dengan 2012 dimana IHSG menguat 12,94 persen. Meski IHSG sempat melemah -0,98 persen sepanjang 2013, namun pada 2014 IHSG kembali menanjak hingga 22,29 persen dan Desember tercatat peningkatan sebesar 1,50 persen (http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151210120939-7897267/ihsgkuat-di-akhir-tahun/, diakses 4 februari 2016). Hal yang menyebabkan turunnya IHSG antara lain perkembangan politik dalam negeri yang tidak kondusif, naiknya suku bunga mata uang Dollar US, valuasi saham-saham yang dinilai kemahalan, prospek ekonomi dalam negeri yang tidak begitu baik, turunnya mata uang Rupiah dan lain-lain (Lim Ik Nen, 2014). Hal ini berdampak terhadap investasi di pasar modal sebab dengan beralihnya investor ke pasar uang, investasi yang ditanamkan menjadi berkurang dan kaitannya dengan pasar modal, IHSG menjadi turun karena kondisi pasar sekuritas yang mengalami kelesuan dan penurunan. Perkembangan perkonomian suatu negara mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan yang salah satunya dipengaruhi oleh ekonomi makro. Hal ini terjadi pada perkonomian Indonesia pada tahun 2013, dimana perekonomian ditargetkan dapat tumbuh mencapai 6% dengan mengacu pada tahun sebelumnya yang mencapai diatas angka tersebut. Tapi, perekonomian Indonesia di tahun 2013 banyak mengalami tekanan dari ekonomi global yang berdampak pada melemahnya perekonomian Indonesia. Tekanan dari ekonomi global ini dikarenakan penutupan pemerintah AS dan rencana tapering off yang dilakukan Bank Sentral AS, the Fed. Pada awal tahun 2013, mata uang Rupiah berada dilevel Rp 9.600-an per Dollar US tapi kemudian berada dilevel Rp 12.200 per Dollar US. Tidak hanya Rupiah yang terus melemah, Inflasi melonjak naik hingga 2.79% yang menyebabkan Bank Indonesia harus menaikan suku bunga BI rate untuk mengendalikan inflasi. Kemajuan perekonomian suat negara dapat dilihat dari keadaan pasar modalnya (Tandelilin dalam Hadi, 2013:9). Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan

3 perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat, dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi kedua menjadikan pasar modal sebagai sarana investasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan pasar yang terjadi melalui nilai-nilai saham yang tercermin pada IHSG. Dengan pergerakan IHSG, investor dapat melihat kondisi pasar apakah bergerak naik atau turun. Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu indeks yang digunakan untuk memperlihatkan Pergerakan harga saham secara keseluruhan. Artinya, jika sebagian besar harga saham di bursa naik maka nilai IHSG akan naik, begitu juga sebaliknya. IHSG merupakan indeks yang paling dilihat oleh investor ketika berinvestasi karena seluruh saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia ada didalam indeks ini. Bentuk informasi yang dipandang sangat tepat untuk mengambarkan pergerakan harga saham dimasa lalu adalah suatu indeks harga saham yang memberikan deskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam priodesasi tertentu pula (Sunariyah, 2006:138). Indeks harga saham menjadi tolak ukur bagi investor untuk berinvestasi karena dalam IHSG investor bisa mengetahui gambaran secara umum yang selanjutnya untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Pergerakan IHSG dapat berubah setiap waktu dikarenakan adanya pertambahan jumlah saham yang beredar disebabkan adanya emiten baru yang tercatat di BEI atau adanya corporate action, seperti dividen saham, split, dan right. IHSG bisa dihubungankan dengan keadaan perekonomian negara, jika IHSG menguat maka bisa diartikan perekonomian negara dalam keadaan baik. Banyak teori dan penelitian terdahulu mengungkapkan IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal datang dari pergerakan harga minyak mentah, harga emas dunia dan bursa dari negara lain (Strait Times, Dow Jones, NYSE). Sedangkan faktor internal datang dari kurs mata uang, tingkat

4 inflasi dan suku bunga yang terjadi dinegara tersebut. Dengan naik turunnya kurs Dollar, suku bunga akan naik karena Bank Indonesia akan menahan Rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat. Kedua, gabungan antara pengaruh kurs Dollar tinggi dan suku bunga yang tinggi akan berdampak pada sektor investasi Pengaruhnya pada investasi di pasar modal, ekpektasi inverstor terhadap inflasi, suku bunga dan nilai tukar Rupiah akan akan membuat orang tidak lagi memilih pasar modal sebagai tempat yang menarik untuk berinvestasi karena kondisi makro yang kurang mendukung (Adiwarman, 2008). Peran pasar modal dalam suatu negara yakni untuk menyediakan fasilitas untuk keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Perkembangan pasar modal berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel makro. Kemampuan untuk memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang sangat diperlukan bagi investor dalam pembuatan keputusan investasi. Oleh karena itu, sebelum menentukan keputusan investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang berkaitan dengan pasar modal, diantaranya adalah tingkat inflasi, suku bunga, dan kurs (Tandelilin, 2007:211). Variabel makro ekonomi yang dapat mempengaruhi indeks harga saham adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan harga barang-barang mengalami peningkatan, sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan turun, maka terjadi penurunan harga saham perusahaan yang berdampak turunnya IHSG (Riantani dan Tambunan, 2013). Salah satu pemicu naiknya tingkat inflasi adalah kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga-harga ikut melambung naik. Pengaruh inflasi terhadap kinerja IHSG tidak hanya dilihat pengaruh secara langsung tetapi harus dilihat pengaruh yang tidak langsung. Pengaruh tidak langsung dalam hal ini yaitu inflasi akan berpengaruh terhadap suku bunga dan lebih lanjut lagi suku bunga akan mempengaruhi kinerja IHSG.

5 Ketika inflasi mulai naik tidak terkendali, maka efeknya adalah biaya operasional para perusahaan yang terdaftar di BEI menjadi membengkak, karena naiknya harga bahan baku. Akibatnya, laba bersih para emiten dikhawatirkan akan turun. Jadi, harga sahamnya pun turun. Dan jika hal ini terjadi pada banyak saham, maka IHSG secara keseluruhan juga akan turun. Angka tertinggi naiknya tingkat inflasi sejak krisis di tahun 2008 adalah di tahun 2013 yang mencapai angka 8,38. Dibawah ini merupakan grafik perkembangan tingkat inflasi tahun 2010-2014: Grafik 1.1 Perkembangan Inflasi Periode 2010-2014 10 8 6 4 2 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: www.bi.co.id Dapat dilihat dari grafik diatas kondisi perkembangan inflasi periode 2010-2014. Pada tahun 2010 di bulan januari sampai bulan desember mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Di tahun 2011 inflasi menurun dari awal bulan januari sampai bulan desember. Kemudian di tahun 2012 kenaikan dan penurunan inflasi tidak terlalu signifikan. Lalu pada tahun 2013 kenaikan inflasi yang signifikan di bulan juni dan bulan juli hal ini dipicu oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang pada akhirnya telah mendorong kenaikan harga. Dan di tahun 2014 inflasi mengalami

6 penurunan dari awal bulan januari hingga bulan agustus dan mengalami kenaikan di bulan berikutnya sampai titik tertinggi di bulan desember karena pengaruh kenaikan harga komoditas persoalannya terkait dengan keterbatasan pasokan serta kenaikan biaya distribusi pasca kenaikan harga BBM. Selain tingkat inflasi, tingkat suku bunga juga ikut mempengaruhi kenaikan dan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan. Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk deposito sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi. BI rate sebagai suku bunga acuan untuk menjaga laju perekonomian. Perubahan suku bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. Penurunan suku bunga, membuat investor memindahkan uangnya dari tabungan ke investasi, karena investasi dianggap lebih menguntungkan. Para investor berinvestasi ke pasar modal sehingga terjadi peningkatan pembelian saham yang berarti kenaikan pada IHSG. Dibawah ini merupakan grafik perkembangan BI rate tahun 2010-2014:

7 Grafik 1.2 Perkembangan BI Rate Periode 2010-2014 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: www.bi.co.id Berdasarkan grafik diatas perkembangan BI rate rata-rata dalam kondisi stabil. Di tahun 2010 diawal bulan januari sampai akhir bulan desember mengalami kondisi yang stabil. Pada tahun 2011 kondisi BI rate bulan oktober menurun sampai bulan desember. Lalu pada tahun 2012 kondisi BI rate yang stabil mulai naik. Kemudian di tahun 2013 kondisi BI rate mengalami kestabilan dari bulan januari sampai bulan mei dibulan selanjutnya mengalami kenaikan yang signifikan disetiap bulannya. Dan ditahun 2014 pada bulan november mengalami kenaikan sampai bulan desember. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia mematok BI rate sebesar 6,5 % yang artinya telah terjadi kenaikan. Untuk memastikan bahwa inflasi pasca kenaikan BBM berada diposisi yang ditargetkan. Selain tingkat inflasi dan tingkat BI rate, Kurs Dollar US juga ikut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan. Saat ini industri indonesia sedang mengalami masa pertumbuhan (Bappenas, 2010). Perusahaan-perusahaan tersebut aktif melakukan kegiatan ekspor impor. Salah satu faktor yang melancarkan kegiatan ekspor impor adalah adanya mata uang sebagai alat transaksi. Salah satu mata uang

8 yang umum digunakan dalam perdagangan internasional adalah Dollar US. Bagi perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor kestabilan nilai kurs mata Dollar terhadap Rupiah menjadi hal yang penting. Sebab ketika nilai Rupiah terdepresiasi dengan Dollar US, hal ini akan mengakibatkan barang-barang impor menjadi mahal. Apabila sebagian besar bahan baku perusahaan menggunakan bahan impor, secara otomatis ini akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi ini tentunya akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Turunnya tingkat keuntungan perusahaan tentu akan mempengaruhi minat beli investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Dampak krisis keuangan global yang riil dan terasa ialah dijualnya saham-saham di Bursa Efek Indonesia oleh para investor asing karena mereka membutuhkan uangnya di negara masing-masing, maka IHSG anjlok uang Rupiah hasil penjualannya dibelikan Dollar, yang mengakibatkan nilai Rupiah semakin turun, harga saham pada berbagai jenis perusahaan juga mengalami penurunan. Dibawah merupakan grafik perkembangan kurs Dollar US tahun 2010-2014: Grafik 1.3 Perkembangan Kurs Dollar US Periode 2010-2014 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: www.bi.co.id

9 Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan kurs Dollar US terhadap Rupiah periode 2010-2014. Kondisi kurs Dollar US ditahun 2010, 2011, 2012, dan 2014 mengalami fluktuatif baik melemah ataupun menguat tapi masih dapat dikatakan stabil karena kenaikan dan penurunan tidak terlalu signifikan kecuali ditahun 2013 dibulan januari sampai bulan juni masih stabil tapi di bulan juli sampai bulan desember kurs Dollar US terhadap Rupiah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Faktor penyebab pelemahan Rupiah karena masih besarnya permintaan valuta asing berkaitan dengan impor dan sementara itu masih ada keterbatasan dalam ekspor. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor ekonomi makro dapat mempengaruhi IHSG. Dari grafik dibawah ini dapat dilihat perkembangan IHSG tahun 2010-2014: Grafik 1.4 Perkembangan IHSG Periode 2010-2014 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: www.idx.co.id, yahoo.finance.co.id

10 Dari grafik diatas dapat dilihat kondisi perkembangan IHSG pada periode 2010-2014. Pada tahun 2010 IHSG mengalami kondisi yang baik karena disetiap bulannya mengalami kenaikan, dimana kondisi ini pemulihan ekonomi dari dampak krisis global. Di tahun 2011 di bulan januari terus mengalami kenaikan sampai bulan juli dan di bulan berikutnya terus berfluktuatif. Kemudian di tahun 2012 IHSG mengalami kondisi yang cukup stabil dimana kenaikan dan penurunan tidak terlalu signifikan. Lalu di tahun 2013 IHSG bulan januari sampai mei mengalami kenaikan setiap bulannya tetapi di bulan juni sampai bulan desember mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana hal ini disebabkan karena kenaikan inflasi, suku bunga, dan nilai tukar yang meningkat pada bulan yang sama. Dan di tahun 2014 mengalami kondisi yang cukup baik dimana IHSG mengalami kenaikan setiap bulannya. Berdasarkan grafik perkembangan inflasi, BI rate, dan kurs Dollar US diatas terjadi inkonsistensi dengan IHSG. Tingkat inflasi seharusnya diikuti dengan kenaikan IHSG secara bersamaan, tetapi ada beberapa waktu ketika inflasi naik, IHSG mengalami penurunan. Tingkat BI rate relatif stabil dari tahun 2010-2014, sedangkan IHSG terus berfluktuatif, seharusnya ketika tingkat BI rate naik maka IHSG turun. Kurs Dollar US di tahun 2010 mengalami kenaikan tetapi IHSG mengalami penurunan, seharusnya apabila kurs Dollar US naik maka IHSG akan naik. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini juga mempengaruhi IHSG, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka IHSG akan semakin menguat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti variabel tingkat inflasi, tingkat BI rate, kurs Dollar US terhadap IHSG. Untuk itu peneliti menyusun skripsi dengan judul: Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat BI Rate, dan Kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. 1.2. Identifikasi Masalah

11 Seperti dijelaskan dalam latar belakang di atas, bahwa kenaikan atau penurunan IHSG berdampak pada harga pasar saham di bursa efek. Dari pergerakan IHSG inilah yang menjadi tolak ukur bagi investor sebelum melakukan investasi di bursa saham. Dengan investasi yang dilakukan oleh investor bisa meningkatkan perekonomian dalam negeri. Pendorong utama perekonomian dalam negeri salah satunya berasal dari faktor internal seperti laju inflasi, suku bunga yang rendah dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang stabil dan kuat maka pasar domestik bisa tumbuh lebih baik lagi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 secara simultan? 2. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 secara parsial? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen S-1, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama serta memberikan gambaran sekaligus masukan tentang pengaruh dan hubungan antara tingkat inflasi, tingkat BI Rate, dan kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 secara simultan.

12 2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan kurs Dollar US terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 secara parsial. 1.4. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melihat perkembangan harga saham dan patokan portofolio dalam kaitannya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat BI rate dan kurs Dollar US. 2. Bagi penulis Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 3. Bagi perguruan tinggi Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu manajemen keuangan dalam kaitannya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat BI rate dan kurs Dollar US. 4. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian Penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat memberikan pemahaman, khususnya bagi calon investor atau manajer investasi yang menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat BI rate dan kurs Dollar US sebagai patokan untuk portofolio saham sehingga dapat menentukan dan menetapkan strategi perdagangan di pasar modal.

13 1.5. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian verifikatif. Metode verifikatif menurut Sugiyono (2012:55) sebagai berikut: Metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 5 tahun dimulai dari tahun 2010-2014. Melalui situs resminya www.idx.co.id. Dipilihnya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia dan memberikan data yang lengkap tentang data-data keuangan perusahaan dan perkembangan pergerakan harga saham. Tabel 1.1 Penjadwalan Penelitian Bulan NO Kegiatan I II III IV 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pencarian Data X 2. Pengajuan Proposal X 3. Bab I X 4. Revisi Bab I X 5. Bab II X 6. Revisi Bab II X 7. Bab III X

14 8. Revisi Bab III X 9. Bab IV X 10. Revisi Bab IV X 11. Bab V X 12. Revisi Bab V X 13. Over All X 14. Sidang X