BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Yandi Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbukanya pasar bebas ASEAN Free Trade Associaciont (AFTA) industri otomotif tak hanya berkonsentrasi pada kebutuhan domestik, tetapi terbuka pula peluang memenuhi konsumsi pasar di Asia Tenggara. Pemerintah berharap industri otomotif dapat memberi kontribusi yang semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Industri otomotif merupakan salah satu industri nasional yang ikut berperan dalam pengembangan perekonomian Indonesia. Industri ini memiliki mata rantai yang lengkap, mulai dari pembuatan komponen, produksi dan perakitan kendaraan, jaringan distribusi dan penjualan hingga layanan purna jual. Berkembangnya industri otomotif dan berbagai industri pendukungnya memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan negara. Perkembangan industri otomotif nasional serta potensi pasarnya yang besar dapat menarik minat investor asing untuk mengembangkan investasinya. (Riantani dan Tambunan, 2013) Krisis keuangan global di Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 2008 membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan industri otomotif. Tingkat produksi dan penjualan mobil mengalami penurunan masing-masing sebesar 22,6% dan 19,9% pada tahun Penurunan penjualan ini disebabkan oleh melemahnya nilai rupiah terhadap Dolar AS. Krisis tersebut juga berdampak pada penurunan harga saham yang paling tajam terjadi pada tahun Pada tahun tersebut juga terjadi kenaikan BBM yang memicu inflasi dan berdampak pada penurunan penjualan serta penurunan harga saham. Kenaikan BI Rate juga dapat memicu terjadinya penurunan penjualan pada industri ini seperti yang terjadi pada Juli 2013 (Riantani dan Tambunan, 2013). Dengan naik turunnya kurs Dolar, suku bunga akan naik karena Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat. Kedua, gabungan antara pengaruh kurs Dolar tinggi dan suku bunga yang tinggi akan berdampak pada sektor investasi dan sektor riil (Adiwarman, 2008). 1
2 2 Namun kekhawatiran timbulnya gejolak ekonomi berupa melemahnya nilai tukar rupiah dan melonjaknya harga minyak di pasar internasional, dapat mempengaruhi target pasar. Karena industri otomotif sangat rentan terhadap perkembangan nilai tukar Rupiah, tapi harus optimis nilai rupiah masih bisa bertahan dibawah Rp sehingga tidak mempengaruhi harga mobil (Bambang Trisulo, 2005). Melemahnya rupiah pada tahun 2008, tidak seperti kasus pada tahun 1998 lalu. Sekarang lebih karena pengaruh meningkatnya harga minyak di pasar internasional, sedang dulu akibat ambruknya sistem keuangan ekonomi nasional dan regional. Sehingga gejolak fluktuasi nilai Rupiah kali ini hanya akan bersifat temporer. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang masih terjadi disebabkan masih lemahnya tingkat kepercayaan kepada rupiah, kondisi sosial ekonomi yang belum stabil dan fluktuasi harga minyak mentah di pasaran dunia (Wahyu, 2008) Pengaruh lain krisis keuangan global adalah fluktuasi kurs. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat terus tergerus dan bertahan di atas level Rp dalam sepekan terakhir. Bahkan, sudah mendekati posisi di Rp per Dolar AS. ( Pelemahan rupiah itu akan membuat pertumbuhan kredit melambat hingga 19 persen dari posisi saat ini di kisaran 22 persen. "Kemudian, hal itu berdampak pula ke perlambatan ekonomi kita," (Tony Prasetiantono, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS adalah menurunnya daya beli masyarakat terhadap barang atau kebutuhan sekunder seperti mobil. Pengaruhnya lainnya,yaitu bisa melalui jalur inflasi. Barang-barang semakin mahal, sehingga mengerus daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat. Dampak krisis keuangan global yang riil dan terasa ialah dijualnya saham-saham di Bursa Efek Indonesia oleh para investor asing karena mereka membutuhkan uangnya di negaranya masing-masing, maka IHSG anjlok uang rupiah hasil penjualannya dibelikan Dolar, yang mengakibatkan nilai rupiah semakin turun, harga saham pada berbagai jenis perusahaan juga mengalami penurunan, harga saham perusahaan manufaktur pun mengalami penurunan yang signifikan karena hal tersebut, namun sayang bahwa kenyataan yang kasat mata
3 3 ini tidak mau diakui oleh pemerintah, sehingga pemerintah memilih membatasi Bursa Efek dalam ruang geraknya dengan cara mengekang Bursa Efek demikian rupa, sehingga praktis fungsi Bursa Efek ditiadakan. (Kwik Kian Gie, 2008) Variabel makroekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan harga saham perusahaan adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan harga barang-barang mengalami peningkatan, sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi. Jika minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan turun, maka akan terjadi penurunan harga saham perusahaan. (Riantani dan Tambunan, 2013) Harga saham perusahaan manufaktur berfluktuasi setiap tahunnya. Berdasarkan data gabungan industri bermotor Indonesia (Gaikindo), harga saham Astra Indonesia turun 5,04% menjadi Rp dari Rp harga saham Indomobil turun 5,08% menjadi Rp dari Rp Hal ini langsung berpengaruh pada kinerja saham-saham produsen dan komponen otomotif. (Riantani dan Tambunan, 2013). Ada dua pengaruh langsung krisis keuangan global terhadap perekonomian di negara Indonesia. Pertama pengaruh terhadap keadaan indeks bursa saham Indonesia. Kepemilikan asing yang masih mendominasi dengan porsi 66% kepemilikan saham di BEI, mengakibatkan bursa saham rentan terhadap keadaan keuangan global karena kemampuan finasial para pemilik modal tersebut (Tempo Interaktif, 2008). Kedua, dibidang ekspor impor. Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor nomor dua setelah Jepang dengan porsi 20% 30% dari total ekspor (Depperin, 2008 pada Endah Purnamasari 2012). Dengan menurunnya kinerja ekonomi Amerika Serikat secara langsung akan mempengaruhi ekspor impor negara Indonesia juga. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dan dana yang dibutuhkan untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika dibandingkan dengan obligasi. Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara
4 4 memaksimalkan nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan harga saham tersebut. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Perusahaan dengan prestasi baik, akan mengakibatkan sahamnya banyak diminati investor. Prestasi yang baik dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Saham-saham yang disukai investor yaitu saham-saham dengan fundamental perusahaan yang baik, banyak diperdagangkan, dan harganya naik. Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji variabel yang sama pun menunjukkan hasil penelitian yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Fachrudy (2011) menunjukkan bahwa hanya variabel tingkat inflasi yang menunjukkan tidak berpengaruh terhadap variabel harga saham. Hal tersebut tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria, Apriani dan Hari (2013) yang menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi berpengaruh secara parsial walaupun menunjukkan angka yang lemah serta penelitian yang dilakukan oleh Joven dan Trisnadi (2012) menyimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2012) yang menyimpulkan bahwa tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH NILAI TUKAR (IDR/USD), TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
5 5 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan nilai tukar Rupiah per Dolar AS, Tingkat suku bunga (BI RATE), dan Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 2. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, Tingkat Suku Bunga (BI RATE), dan Tingkat Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 3. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, Tingkat Suku Bunga (BI RATE), dan Tingkat Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan masukan tentang pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, tingkat suku bunga (BI RATE), dan Tingkat Inflasi terhadap harga saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, Tingkat Suku Bunga (BI RATE) dan Tingkat Inflasi secara simultan terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan mengukur pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, Tingkat Suku Bunga (BI RATE) dan Tingkat Inflasi secara simultan terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan mengukur pengaruh nilai tukar Rupiah per Dolar AS, tingkat suku bunga (BI RATE) dan Tingkat Inflasi
6 6 secara parsial terhadap Harga Saham Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Penulis, yaitu menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian dari proses pembelajaran, sehingga dapat memahami bagaimana sebenarnya aplikasi dan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dibandingkan dengan praktik sesungguhnya. 2. Bagi pelaku bisnis dan praktisi keuangan, hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang menarik dan menjadi salah satu masukan dalam mempertimbangakan keputusan investasi. 3. Emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan kinerja perusahaan dengan mengantisipasi fluktuasi nilai tukar, dan suku bunga. 4. Bagi akademisi dan peneliti di bidang keuangan di Indonesia, hasil studi ini dapat dijadikan salah satu masukan seputar pengaruh variabel makro ekonomi terhadap indeks harga saham dan sektor properti. 5. Lain-lain, untuk menjadikan skripsi ini sebagai referensi dalam memahami atau melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini. 1.5 Kerangka Pemikiran Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi atau individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan return, yaitu jika risiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah (Fahmi, 2009:152).
7 7 Dalam melakukan kegiatan investasi terdapat dua jenis resiko yang harus dipertimbangkan oleh setiap investor seperti yang dikemukakan oleh Halim (2005;42) bahwa resiko sistematis ini merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Dalam analisa ekonomi makro yang biasa disebut fundamental itu adalah pendekatan yang didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Dimana kerja emiten dipengaruhioleh kondisi sektor industri berada dan perekonomian secara makro (Abdul, 2005;5). Kondisi berbagai indikator makro seperti laju inflasi, suku bunga, neraca pembayaran (nilai tukar), cadangan devisa, kondisi pemerintah dan lainnya. Fluktuasi nilai tukar valuta asing yang tinggi dapat mendorong para investor untuk memanfaatkannya dengan membeli valuta asing tersebut. Demikian juga jika investor menduga akan terjadi devaluasi, maka mereka akan cenderung mengalihkan investasinya ke dalam bentuk valuta asing tersebut (Antonius dan Aris, 2009). Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. Pada perdagangan mata uang terdapat kurs beli dan kurs jual, kurs beli menunjukan nilai tukar yang dinyatakan dalam jumlah satuan mata uang negara lain yang harus diserahkan kepada bank atau tempat penukaran uang untuk membeli tiap unit mata uang negara tertentu. Sedangkan kurs jual menunjukan jumlah satuan mata uang negara lain yang akan diterima dari bank atau tempat penukaran uang, jika membeli mata uang negara lain dengan mata uang domestik. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kurs tengah yang merupakan rata-rata dari kurs beli dan kurs jual. Tingkat kurs rupiah terhadap Dolar AS secara signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan yang operasinya banyak menggunakan Dolar AS, dan
8 8 menggunakan bahan baku impor, dan memiliki utang dalam Dolar, misalnya harga saham akan turun seiring dengan menurunnya kinerja perusahaan tersebut. Selain itu kurs juga berpengaruh terhadap investasi investor asing, investor asing akan tertarik untuk berinvestasi di pasar modal ketika harga Dolar AS menguat dan ada kecenderungan untuk melemah. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika telah memaksa otoritas moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga. Hal ini dimaksudkan agar pemegang aset rupiah tidak beralih ke Dolar Amerika (J.Supranto, 2004 : 254). BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter (Siamat, 2005:139) Hal ini mungkin dapat terlihat jelas pada sektor otomotif. Dengan melemahnya Rupiah maka tingkat suku bunga BI Rate akan dinaikkan oleh Bank Indonesia hal tersebut dilakukan juga untuk meredam inflasi. Tingkat BI Rate yang semakin tinggi akan diikuti oleh bank-bank baik pemerintah maupun swasta untuk menaikkan tingkat suku bunga pinjaman. Sektor otomotif sangat tergantung pada suku bunga pinjaman. Perusahaan yang tergabung di sektor otomotif akan sulit untuk mengembalikan tingkat pinjaman sehingga kinerja perusahaan tersendat dan akibatnya investor enggan untuk menanamkan modalnya di sektor otomotif dan harga saham perusahaan akan menurun. Salah satu faktor fundamental ekonomi yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah inflasi. Inflasi dapat dikatakan sebagai keadaan dimana terjadi peningkatan harga umum yang terjadi secara terus-menerus atau keadaan dimana akan terjadi peningkatan harga umum yang berlangsung secara terus-menerus. Sedangkan, laju inflasi merupakan tingkat perubahan harga secara umum untuk berbagai jenis produk dalam rentan waktu tertentu (Murni, 2006;203). Menurut Manurung dan Rahardja (2004:96), ada beberapa faktor yang dapat menentukan harga saham sebuah perusahaan. Salah satu diantaranya adalah faktorfaktor ekonomi. Faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah tingkat suku bunga dan nilai tukar.
9 9 Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji variabel yang sama pun menunjukkan hasil penelitian yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Fachrudy (2011) menunjukkan bahwa hanya variabel tingkat inflasi yang menunjukkan tidak berpengaruh terhadap variabel harga saham. Hal tersebut tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria, Apriani dan Hari (2013) yang menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi berpengaruh secara parsial walaupun menunjukkan angka yang lemah serta penelitian yang dilakukan oleh Joven dan Trisnadi (2012) menyimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2012) yang menyimpulkan bahwa tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perbankan. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti / Tahun 1 Fachrudy Asj'ari (2011) 2 Joven Sugianto Liauw, Trisnadi Wijaya (2012) ANALISIS PENGARUH Judul Variabel Hasil KURS VALUTA ASING, LAJU INFLASI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI OTOMOTIF (STUDI KASUS PADA BURSA EFEK INDONESIA) ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM X1 : Nilai Tukar Valuta Asing ; X2 : Laju Inflasi Nasional ; X3 : Tingkat Suku Bunga BI RATE ; Y : Harga Saham X1 : Tingkat Inflasi ; X2 : Tingkat Suku Bunga BI RATE ; X3 : Nilai Tukar Variabel kurs valuta asing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham rata-rata industri otomotif dan variabel tingkat suku bunga BI RATE juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham rata-rata industri otomotif sedangkan laju inflasi tidak berpengaruh secara signifikan Secara Parsial Tingkat Inflasi tingkat, Suku bunga BI RATE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pergerakan IHSG serta Nilai Tukar
10 10 NO Nama Peneliti / Tahun 3 Ria Astuti, Apriani E.P dan Hari Susanta (2013) 4 Rizky Septian (2012) 5 Suramaya Suci Kewal (2012) Judul Variabel Hasil GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA Rupiah ; Y : IHSG Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG ANALISIS PENGARUH X1 : Tingkat BI RATE memiliki TINGKAT SUKU BUNGA (BI Suku Bunga korelasi yang lemah RATE), NILAI TUKAR (BI RATE) ; terhadap IHSG, Nilai (KURS) RUPIAH, INFLASI, X2 : Nilai Tukar Rupiah (kurs) DAN INDEKS BURSA Tukar (Kurs) ; memiliki korelasi yang INTERNASIONAL X3 : Inflasi ; kuat terhadap IHSG, TERHADAP IHSG (STUDI X4 : Indeks Inflasi memiliki korelasi PADA IHSG DI BEI PERIODE Bursa yang lemah terhadap ) Internasional ; IHSG, Indeks Nikkei Y : IHSG 225 memiliki korelasi positif terhadap IHSG, Indeks Hang Seng memiliki korelasi positif terhadap IHSG. PENGARUH TINGKAT X1 : Tingkat Secara parsial INFLASI, TINGKAT SUKU Inflasi, X2 : menunjukan bahwa BUNGA, DAN NILAI TUKAR Tingkat Suku tingkat inflasi tidak (IDR/USD) TERHADAP Bunga, X3 : berpengaruh secara HARGA SAHAM PADA Nilai Tukar, signifikan terhadap harga PERUSAHAAN Y:Harga saham, tingkat suku PERBANKAN DI BEI Saham bunga berpengaruh PERIODE negatif signifikan terhadap harga saham dan nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. PENGARUH INFLASI, SUKU X1 : Inflasi, Hanya kurs yang BUNGA, KURS DAN X2 : Suku berpengaruh signifikan PERTUMBUHAN PDB Bunga, X3 : terhadap IHSG sedangkan TERHADAP IHSG Kurs, X4 : tingkat inflasi, suku Pertumbuhan bunga BI RATE dan PDB, Y : perrtumbuhan PDB tidak IHSG berpengaruh terhadap IHSG.
11 11 Kesimpulan yang dapat diperoleh dari paparan di atas adalah bahwa nilai tukar (kurs), tingkat suku bunga dan tingkat inflasi mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut: Investasi Risiko return Risiko tidak sistematis Risiko Sistematis Harga Saham 1. Risiko pasar 2. Risiko daya beli 1. Risiko mata uang (nilai tukar rupiah per Dolar AS 2. Risiko tingkat suku bunga 3. Risiko Inflasi Sumber : Penulis Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : Adanya pengaruh yang signifikan antara Nilai Tukar (IDR/USD), Tingkat Suku Bunga, dan Tingkat Inflasi baik secara Simultan maupun secara Parsial terhadap Harga Saham pada Sektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode
12 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dimana pengertian metode deskriptif menurut Uma Sekaran (2009:158) : Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan studi deskriptif, karena itu, adalah memberikan kepada penaliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspekaspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industry atau lainnya. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut menurut Rasdihan Rasyad (2003:6) yaitu : Metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna penyusunan skripsi ini peneliti mengambil data objek penelitian pada situs website. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai selesai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah per dollar AS, tingkat suku bunga (SBI), tingkat inflasi, indeks Hang Seng dan indeks Dow
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran yang kita keluarkan saat ini guna mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Ketika memutuskan untuk berinvestasi, maka investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup berpengaruh terhadap perekonomian negara. Dan adanya ketergantungan yang diharapkan bahwa pasar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia
Lebih terperinciPengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.
i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka
PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan laba oleh investor dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdsarkan hasil penelitian dan pembahsan Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD),
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdsarkan hasil penelitian dan pembahsan Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate dan Laju Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai kurs, inflasi, suku bunga deposito, dan volume perdagangan saham terhadap return saham pada perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Makin banyaknya kuantitas perusahaan otomotif merupakan salah satu bukti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator komponen utama dalam kegiatan perekonomian adalah pembentukan modal kemampuan sebagai motor penggerak aktifitas akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan perdagangan internasional semakin ketat. Untuk itu Indonesia perlu meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki dua fungsi dalam perekonomian suatu Negara, yang pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh factor penentu perilaku investor dalam keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.Ellen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian pada suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka panjang. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi Husnan (2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan yang sangat tajam sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat di perdagangkannya saham-saham dari berbagai macam perusahaan yang go public. Menurut Undang-undang No.8 Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri otomotif merupakan salah satu industri nasional yang ikut berperan dalam pengembangan perekonomian Indonesia. industri ini memiliki mata rantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Krisis keuangan global yang terjadi saat ini sangat terkait erat dengan kondisi perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Osoro dan Ogeto (2014) dalam Makori (2015). Kinerja perusahaan sangat bergantung kepada informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan dari sebuah perusahaan diperoleh dari dua sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (internal) berupa laba dan dari luar perusahaan (eksternal) berupa hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia tidaklah dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode 2013-2014 ini, maka dapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan dunia kembali mengalami resesi. Resesi ekonomi dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika Serikat (AS). Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang. diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang paling populer di pasar modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di pasar modal, saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik dan stabil. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yang memberikan nilai-nilai yang
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah
Lebih terperinci