BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi pada tahun 1998 sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang dinegara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap pelaporan keuangan perusahaan Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEI pada tahun buku 1998. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Dalam era industrialisasi yang terjadi dinegara berkembang saat ini, tingkat persaingan terasa begitu tinggi. Persaingan tersebut menuntut perusahaan untuk lebih mencurahkan perhatian kepada usaha-usaha dalam meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas. Usaha-usaha tersebut ditujukan untuk mendapatkan suatu keunggulan untuk menempati posisi yang terbaik dalam persaingan bisnis. Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat
bertahan hal tersebut disebabkan karena permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan baku import dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat yang cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman. Perusahaan dibidang food and beverages merupakan salah satu contoh dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan dan minuman. Kegiatan utama dari perusahaan food and beverages adalah mengolah bahan makanan menjadi bahan hidangan yang menarik dan memiliki kualitas rasa yang baik, untuk kemudian memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Pengolahan ataupun produksi bahan makanan sering kali tidak sesuai dengan target. Dalam kenyataannya, terjadi kelebihan produksi ataupun kekurangan produksi. Hal ini berdampak kepada laporan keuangan perusahaan industri tersebut, laba atau rugi yang dialami perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan semakin banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang bergerak dalam menghasilkan produk-produk makanan dan minuman menyebabkan semakin tingginya persaingan yang terjadi dalam bidang usaha yang bergerak dalam menghasilkan makanan dan minuman. Pesatnya perkembangan dan infrastruktur serta semakin mudahnya para pengusaha menembus sekat dan dinding antar negara menjadikan dunia usaha semakin kompetitif. Pesatnya perkembangan di bidang ekonomi telah mendorong munculnya perdagangan bebas lintas negara. Perdagangan bebas adalah suatu
situasi dimana arus lalu-lintas barang, jasa, dan manusia ke suatu negara didunia ini tidak mengalami hambatan yang berarti. Perdagangan atau pasar bebas, dapat dipandang sebagai suatu tantangan. Dalam konteks persaingan bisnis sebagai tantangan merupakan cara pandang yang optimis, dimana memandang persaingan sebagai suatu yang menantang. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan berbagai upaya dan strategi. Perdagangan atau pasar bebas, dapat dikatakan sebagai tantangan. Tantangan yang terkandung pada sistem pasar bebas adalah bagaimana kita dapat memamfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang untuk mengembangkan industri dan menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing dan diserap pasar internasional. Dalam perdagangan bebas persaingan tidak lagi lokal namun sudah mengglobal. Oleh karena itu sudah saatnya sektor perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengantisipasi akan terjadinya perdagangan bebas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk dapat mengikuti persaingan itu dan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup usahanya, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja usahanya dan melakukan strategi yang tepat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Strategi-strategi yang tepat tersebut dapat memicu kinerja manajemen semakin baik, karena umumnya stakeholder dan masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan tersebut yang terlihat dari kinerja manajemen dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Laba dapat memberikan sinyal positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. PSAK No. 25 tahun 2009 menyatakan bahwa laba dapat dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode tertentu. Untuk dapat menilai kinerja perusahaan, perlu di analisis terlebih dahulu dengan berbagai alat analisis yang biasa digunakan. Fenomena diatas menjelaskan bahwa perusahaan sebagai organisasi profit oriented untuk selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai. Sebagai pihak manajemen dituntut untuk mengantisipasi kondisi seperti ini dengan selalu mengintrospeksi kondisi perusahaan terutama dari segi financial, karena hal tersebut memegang kunci hidup matinya perusahaan. Perencanaan yang tepat adalah kunci keberhasilan seorang manajer. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio merupakan salah satu alat untuk menilai perubahan kinerja perusahaan karena rasio yang diperoleh akan menunjukan suatu angka yang dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan. Sastradipraja () menyatakan bahwa analisis rasio (ratio analisys) digunakan untuk membandingkan risk and return perusahaan yang berbeda sehingga dapat membantu investor dan kreditor selaku stakeholders utama membuat keputusan investasi dan pemberian kredit secara tepat. Dibawah ini tabel dari rasio lancar, rasio perputaran total aktiva, dan ROI terhadap kinerja keuangan (laba bersih). Tabel 1.1 Rasio Return On Investment (ROI) terhadap Kinerja Keuangan (Laba Bersih) Perusahaan pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI Nama Laba Rata-rata No Tahun ROI Perusahaan Bersih ROI 1 Delta 2009 131,757 16,64 19,35 146,066 19,7 151,715 21,7 2 Akhasa 2009 16,321 9,15 12,99 31,659 9,76 25,868 20,05
3 Sinar Mas 2009 747,792 7,33 9,85 1,260,495 10,1 1,785,737 12,13 4 Fast Food 2009 181,997 17,48 23,29 199,597 24,9 229,055 27,5 5 Indofood 2009 2,856 5,14 6,84 3,934 6,25 4,891 9,12 6 Multi 2009 340,577 34,27 38,34 443,050 38,95 507,382 41,8 7 Tiga Pilar 2009 37,823 2,41 3,50 79,443 3,92 149,951 4,17 8 Cahaya Kalbar 2009 49,493 8,7 7,93 29,562 3,48 96,305 11,6
9 Prasidha 2009 32,450 9,18 5,99 12,919 3,12 12,837 5,66 10 Sekar Laut 2009 12,803 6,53 1,36 4,834 2,42 5,978-4,88 11 Pionerindo 2009 11,824 12,01 15,28 16,637 13,52 27,115 20,32 12 Ultra 2009 60,281 3,53 4,50 107,339 5,34 101,323 4,64 13 Mayora 2009 382,503 11,46 31,92 499,655 11 483,486 73,3 14 Siantar 2009 41,072 11,46 31,92 41,734 11 42,675 73,3
15 Tunas 2009 251,712 9,01 8,56 248,136 6,76 421,127 9,92 Sumber : Laporan keuangan Industri food and beverages (Data diolah) Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa perusahaan food and beverages mengalami perubahan kinerja keuangan (laba bersih) pada periode 2009-. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan tersebut (Meriewaty dan Yuli, 2005). Grafik 1.1 Kinerja Perusahaan di Industri Food & Beverages 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 2009 Delta Akhasa Sinar Mas Fast Food Indofood Multi Tiga Pilar Cahaya Kalbar Prasidha Sekar Laut Pionerindo Ultra Mayora Siantar Tunas Sumber : Data penelitian yang diolah
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Grafik 1.2 ROI di Industri Food & Beverages 80 70 60 50 40 30 20 10 0-10 2009 Delta Akhasa Sinar Mas Fast Food Indofood Multi Tiga Pilar Cahaya Kalbar Prasidha Sekar Laut Pionerindo Sumber : Data penelitian yang diolah Berdasarkan pada tabel dan grafik diatas jelas terlihat bahwa kinerja pada tahun diperoleh nilai tertinggi mencapai Rp. 1.785.737.000.000 oleh PT. Sinar Mas dan nilai terendah pada tahun 2009 diperoleh oleh PT Indofood sebesar 2.856.000.000. Dari tahun 2009- laba bersih di industri food and beverages
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan pertumbuhan laba perusahaan industri tersebut baik dan mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. ROI merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang mengalami perubahan kinerja keuangan ( laba bersih) sebagai berikut: 1. PT. Delta laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Delta mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Delta ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Delta terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 2. PT. Akasha laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009- sebesar Rp 15.338.000.000 sedangkan pada tahun - laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 5.791.000.000. Hal ini memberikan makna PT. Akasha mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI tersebut PT. Akasha ditahun 2009- perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. 3. PT. Sinar Mas laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Sinar Mas mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI tersebut PT. Sinar Mas ditahun
2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Sinar Mas terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 4. PT. Fast Food laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Fast Food mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Fast Food ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Fast Food terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 5. PT. Indofood laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Indofood mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Indofood ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Indofood terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 6. PT. Multi laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Multi mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun
ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Multi ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Multi terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 7. PT. Tiga Pilar laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Tiga Pilar mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Tiga Pilar ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Tiga Pilar terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 8. PT. Cahaya Kalbar laba bersih mengalami penurunan dari tahun 2009- sebesar Rp 19.931.000.000 sedangkan pada tahun - laba bersih mengalami peningkatan sebesar Rp 66.743.000.000. Hal ini memberikan makna PT. Cahaya Kalbar mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Cahaya Kalbar mengalami penurunan ditahun. Hal ini dikatakan bahwa tahun investasi yang dilakukan PT. Fast Food Indonesia mengalami penurunan. 9. PT. Prasidha laba bersih mengalami penurunan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Prasidha mengalami pertumbuhan yang kurang baik,
dari tahun ke tahun. ROI menunjukkan penurunan pada tahun 2009 ke tahun sebesar 6,06%, sedangkan peningkatan terjadi tahun sebesar 2,54%. 10. PT. Sekar Laut laba bersih mengalami penurunan dari tahun 2009- sebesar Rp 7.969.000.000 sedangkan pada tahun - laba bersih mengalami peningkatan sebesar Rp 1.144.000.000. Hal ini memberikan makna PT. Sekar mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. ROI menunjukkan penurunan pada tahun 2009-, Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Sekar terus menurun dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 11. PT. Pionerindo laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Pionerindo mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Berdasarkan nilai ROI yang terdapat pada tabel 1.1, PT. Pionerindo ditahun 2009- menunjukkan perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Pionerindo terus meningkat dalam 3 tahun periode pengamatan dan menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 12. PT. Ultra laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009- sebesar Rp 47.058.000.000 sedangkan pada tahun - laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 6.016.000.000. Hal ini memberikan makna PT. Ultra mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. ROI
menunjukkan peningkatan pada tahun 2009 ke tahun sebesar 1,81%, sedangkan penurunan terjadi tahun sebesar 0,7%. Hal ini menandakan bahwa aktiva perusahaan tersebut berpengaruh terhadap laba perusahaan. 13. PT. Mayora Indah TBK laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009- sebesar Rp 117.152.000.000 sedangkan pada tahun - laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 16.169.000.000. Hal ini memberikan makna PT. Mayora Indah TBK mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. ROI menunjukkan penurunan pada tahun 2009 ke tahun sebesar 46%, sedangkan peningkatan terjadi tahun sebesar 62,30%. 14. PT. Siantar laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009-. Hal ini memberikan makna PT. Siantar mengalami pertumbuhan yang baik, dari tahun ke tahun. Hal ini memberikan makna PT. Siantar mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dari tahun ke tahun. ROI menunjukkan penurunan pada tahun 2009 ke tahun sebesar 46%, sedangkan peningkatan terjadi tahun sebesar 62,30%. 15. PT. Tunas Baru Tbk laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2009- mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 hal ini menunjukkan peningkatan laba bersih yang dilakukan oleh PT. Tunas Baru Tbk antara tahun 2009 sampai tahun. ROI tahun 2009 sebesr 9,01%, tahun 6,79% dan tahun 9,92%. Berdasarkan nilai ROI tersebut PT. Tunas Baru Tbk ditahun 2009 perbandingan laba bersih dengan total aktiva mengalami penurunan. Hal ini dapat dikatakan investasi yang dilakukan PT. Tunas Baru Tbk terus menurun dalam periode pengamatan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan analisis rasio keuangan pada perusahaan industri food and beverages. Industri food and beverages merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman dan makanan. Penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul: ANALISIS PERUBAHAN KINERJA PERUSAHAAN DILIHAT DARI ANALISIS RASIO DI INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : Apakah terdapat perubahan kinerja perusahaan yang signifikan di industri food and beverages yang terdaftar di BEI? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perubahan kinerja perusahaan di Industri food and beverages yang terdaftar di BEI. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perubahan kinerja perusahaan yang signifikan di Industri food and beverages yang terdaftar di BEI.
1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini penulis mengharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi penulis, untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama dan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and beverages. 2. Bagi masyarakat khususnya para pemakai laporan keuangan, penelitian ini diharapkan akan mengurangi tingkat perkiraan kebangkrutan. Hal tersebut dapat diprediksi dengan adanya perubahan kinerja yang mempunyai nilai informasi (information value) bagi para pemakai laporan keuangan investor dan perusahaan. 3. Bagi peneliti lainnya, sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada perusahaan di industri food and beverges yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id dan menggunakan data laporan keuangan ICMD. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai dengan selesai.