BAB I PENDAHULUAN. Kaolin merupakan mineral yang cukup banyak dipakai dalam berbagai industri, baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Perencanaan dan Manajemen Eksplorasi

Oleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI ENDAPAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN SIJUK, KABUPATEN BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN UMUM

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Istilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Meilani Magdalena/

BAB II TINJAUAN UMUM

By : Kohyar de Sonearth 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

American Association of Petroleum Geologists, Universitas Gadjah Mada Student Chapter 2

BAB II TATANAN GEOLOGI

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tambang Terbuka (013)

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

I. Metode Eksplorasi Langsung

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

KONDISI W I L A Y A H

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaolin merupakan mineral yang cukup banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas rendah, serta sifatsifat lainnya. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi (filler), barang-barang tahan api dan insolator. Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam industri-industri kertas, keramik, cat, sabun, karet/ban, dan pestisida. Sedangkan penggunaan yang lainnya adalah dalam industri-industri kosmetik, farmasi (obat-obatan), fertilizer, absorbent, pasta gigi, industri logam dan barang-barang untuk bangunan dan sebagainya. Dalam rangka untuk mencari potensi dan sumberdaya/cadangan baru kaolin, PT. Sriyudi Globalindo Perkasa bermaksud melakukan penyelidikan umum mengenai area prospek berdasarkan informasi awal yang didapat bahwa di Desa Badau Kecamatan Badau Kabupaten Belitung terdapat potensi kaolin, maka dipandang perlu untuk dilakukan kegiatan penyelidikan pendahuluan di daerah tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan umum ini adalah melakukan studi literatur, survey tinjau dan pemetaan geologi di daerah penyelidikan. Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu unutk mengetahui,menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitaas dan kualitas suatu endapan mineral unruk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.dalam hal ini adalah untuk mengetahui keberadaan serta arah sebaran dari kaolin dan pemplotingan area prospek. LAPORAN EKSPLORASI Page 1

1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah Daerah penyelidikan terletak di bagian tengah antara kabupaten Belitung Barat dan Belitung Timur. Secara administratif daerah penyelidikan termasuk kedalam Desa Badau Kecamatan Badau Kabupaten Belitung. Lokasi penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dari Tanjung Pandan dengan jarak 17 Km atau dengan waktu tempuh 20 Menit. Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah 1.4 Keadaan Lingkungan Penduduk Pada umumnya warga sekitar areal penyelidikan berprofesi sebagai petani, pekerja tambang (TI), buruh perkebunan. Ada juga sedikit yang berprofesi sebagai guru, PNS atau karyawan. Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat adalah SD, SMP, SLTA. Jika ada yang menginginkan pendidikan lanjutan ke jenjang perguruan tinggi, maka mereka umumnya akan pindah ke Tanjungpandan, ibu kota Kabupaten Belitung atau keluar pulau Belitung. Mayoritas penduduknya adalah suku melayu asli, disamping itu juga ada pendatang berasal dari suku Bugis, Jawa, dan Tionghoa, dengan mayoritas memeluk agama Islam. LAPORAN EKSPLORASI Page 2

Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Belitung memiliki iklim tropis dan basah. Rata-rata temperatur udara bervariasi antara 22,6 0 C 33,1 0 C, dimana kelembapan udaranya bervariasi antara 81 92% dan tekanan udara antara 1014,1 Mb 1016,2 Mb. Data klimatologi yang didapatkan menunjukan bahwa hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember yakni 30 hari dengan curah hujan 691,6 mm. Hari hujan terkecil terjadi pada bulan Juni September yakni 1 5 hari dengan curah hujan sekitar 28-113 mm. Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Juni September yaitu antara 62 72%. Flora dan Fauna Jenis flora ataupun vegetasi dari tutupan lahan yang dijumpai didaerah penyelidikan terdiri dari jenis kayu-kayu samak, cemara, belangir, bikon, gelam,ketiau, terentang, kerapi, ketam, palm, terujam,betor,seruk, keremunting, sapu-sapu dan pelawan. Sedangkah jenis faunanya terdiri dari berbagai jenis kera, babi hutan, kancil, ular, buaya, biawak, berbagai jenis ikan air tawar dan unggas. 1.5 Waktu Pelitian Penyelidikan berlangsung selama lebih kurang 30 (tiga puluh) hari, dimulai dari 02 Juni 2014 01 Juli 2014. 1.6 Peralatan Yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah : a. Palu Geologi b. GPS Garmin 76csx c. Kompas d. Plastik Sampel e. Alat Tulis f. Meteran g. Mesin Bor h. Mobil & Motor LAPORAN EKSPLORASI Page 3

BAB II GEOLOGI 2.1 Geologi Umum Secara umum ada lima satuan batuan yang terdapat disekitar daerah penyelidikan dari umur tua ke muda yaitu : a. Adamelit Baginda b. Formasi Kelapa kampit c. Formasi Tajam d. Satuan Pasir Kuarsa e. Endapan Aluvial dan Pantai Gambar 2. Peta Geologi P. Belitung 2.2 Genesa Kaolin Pembentukan kaolin ada dua macam yaitu secara pelapukan dan altersai hydrothermal pada batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan kristalin asam (granit, diorit). Air panas dari dalam bumi naik ke permukaan melalui celah dari batu induk, mengubah feldspar, mika menjadi kaolinit (alterasi hydrothermal). LAPORAN EKSPLORASI Page 4

Komposisi mineral pada altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit dengan ciri tubuh endapan membesar ke arah bawah, semakin kebawah semakin miskin kandungan mineral asal yangg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik, mineral utamanya adalah holoysit, ciri tumbuh endapan meluas ke arah samping, semakin ke bawah semakin banyak dijumpai mineral asal yang masih segar. Dari tingkat kejadianya dibedakan : a. Kaolin residual Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni b. Kaolin sedimenter Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis. Kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu :Warna putih, Kekerasan (skala Mohs) 2 2,5, Berat jenis 2,60 2,63, Daya hantar listrik dan panas rendah, Belahan sempurna pada satu arah (001), bersifat anisotropik. Struktur Kimia Kaolin Mineral lempung mempunyai dua struktur atom dasar, yaitu alumina-magnesia octahedron dan silica tetrahedron. LAPORAN EKSPLORASI Page 5

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pembuatan Sumur Uji ( Test Pit) Sumur uji (test pit) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih ( >2,5 m). Pada umumnya suatu deretan sumur uji dibuat searah lurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horizontal. Sumur uji umumnya dilakukan pada eksplorasi endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan yang berlapis. Pada endapan yang berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhanlapisan endapan yang dicari, misalnya batubara atau mineralisasi berupa urat (vein). Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (laterik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah,zona residual,zona laterik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan. Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3-5 meter dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter atau sampai menembus batuan dasar. LAPORAN EKSPLORASI Page 6

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ketebalan horizon B (zona laterit / residual). 2. Ketinggian muka air tanah. 3. Kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S). 4. Kekuatan dinding lubang, dan 5. Kekerasan batuan dasar. 3.2 Metode Pemboran Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin) dilakukan dengan alat bor yang dilengkapi dengan bailer (penangkap contoh). Cara ini hampir sama dengan metode sumur uji,hanya perbedaannya terletak pada besarnya lubang bukaan bornya saja, dimana pada metode ini lubang bornya hanya antara 4-6. 3.3 Desain Survey Desain survey pada penyelidikan ini dibuat secara acak (random grid) dengan jarak antara titik lubang bor dibuat 50 200 meter. Perubahan interval grid disesuaikan dengan keberadaan dari endapan kaolin itu sendiri. LAPORAN EKSPLORASI Page 7

BAB IV KEGIATAN PENYELIDIKAN 4.1 Tahap Eksplorasi Pendahuluan. 4.1.1 Studi Literatur Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan. 4.1.2 Survey dan Pemetaan Tahap ini adalah melakukan survey di lapangan untuk mencari singkapan-singkapan yang ada sehingga diharapkan didapatnya area sebaran dan area prospek. Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting. Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau kaolin(sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting LAPORAN EKSPLORASI Page 8

tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan). Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya. 4.2 Tahap Eksplorasi Lanjutan(detail). Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan. Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau LAPORAN EKSPLORASI Page 9

ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya. BAB V LAPORAN EKSPLORASI Page 10

HASIL PENYELIDIKAN 5.1 Geologi Daerah Penyelidikan Daerah penyelidikan termasuk pada lembar peta geologi Daerah Belitung Dan Sekitarnya Skala 1:250.000 (Baharuddin dkk, 1995) sebagaian besar termasuk pada formasi Kelapa kampit dan endapan aluvial dan pantai. Secara stratigrafi urut-urutan Formasi batuan dari tua ke muda adalah sebagai berikut : 1. Formasi Kelapa kampit Merupakan kumpulan batuan ubahan (metamorf), terdiri dari kuarsit, batu sabak, batulumpur, serpih, batulanau dan rijang. Umumnya berlapis baik, berketebalan 5 cm 6 m dan terdapat secara berselang-seling. Formasi ini merupakan satuan batuan tertua setelah formasi ademit baginda di Pulau Belitung dan diperkitan berumur Permo-Karbon berdasarkan fosil yang terdapat di dalam batuannya. 2. Endapan Aluvial dan Pantai Batuannya terdiri dari kerikil-kerakal, pasir, lanau, lempung dan pecahan-pecahan koral. Sebarannya di sekitar dataran-dataran, sungan dan pantai. Struktur geologi yang dijumpai di daerah penyelidikan adalah kelurusan yang secara umum berarah Tenggara-Barat Laut. Satuan morfologi daerah penyelidikan adalah daratan dengan ketinggian berkisar 26 34 mdpl. 5.2 Keadaan dan Sebaran Kaolin. LAPORAN EKSPLORASI Page 11

Adapun luas areal yang dilakukan penyelidikan adalah sebesar 518 hektar. Dari hasil penyelidikan di lapangan terhadap 33 buah lubang bor dengan kedalaman maksimum 10 meter. Keberadaan Kaolin di daerah penyelidikan di temukan ada dua tipe yaitu tipe residual/primer dan tipe sedimenter. Kedalaman endapan kaolin berkisar ±1 10 meter dengan lapisan penutup berupa tanah pucuk dan pasiran, serta ketebalan endapan kaolin ini berkisar ±1 8 meter. Keberadaan kaolin tersebut dapat dilihat pada Gambar (1) dibawah ini : Gambar 1 Adapun deskripsi dari singkapan-singkapan tersebut dapat dilihat pada lampiran. LAPORAN EKSPLORASI Page 12

Secara umum tipe kaolin di daerah penyelidikan berupa tipe sedimenter, kehadiran tipe residual/primer setelah dikorelasikan dengan peta geologi regional dimungkinkan bahwa tipe ini masih berdekatan dengan batuan induknya yaitu tipe batu granitan yang kaya akan K-Feldspar dimana granitan ini terletak di arah selatan daerah penyelidikan hadir sebagai Formasi Ademelit Baginda yang menerobos Formasi Kelapakampit. 5.3 Perhitungan Cadangan Cadangan terukur dihitung menggunakan metode kriging, besarnya cadangan yang telah terukur adalah sebesar lebih kurang 5.000.000 ton. 5.4 Ploting Area Prospek Pemplotan area prospek dibuat berdasarkan titik-titik singkapan yang ada dan mempertimbangkan hal-hal lain seperti letak administratif, hutan dan kebun masyarakat. Adapun areal yang sudah diploting seperti pada gambar 2 dibawah ini. Gambar 2 BAB VI LAPORAN EKSPLORASI Page 13

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penyelidikan dan pengolahan data maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Tipe kaolin di daerah penyelidikan adalah tipe residual/primer dan tipe sedimenter. b. Arah sebaran diperkirakan relatif Utara-Selatan. c. Kedalaman dari endapan kaolin berkisar antara 1 10 meter dan ketebalan 1 8 meter. d. Dilihat dari kedalaman, ketebalan, pola sebaran serta jumlah cadangan, maka area penyelidikan layak untuk ditambang. e. Cadangan dari keseluruhan endapan diperkirakan sebesar 5.000.000 ton, dan diperkiraan akan habis ditambang 70-80 tahun. f. Area prospek diperkirakan seluas 199,7 Ha. 6.2 Saran-saran a. Pembuatan desain tambang quary b. Dilakuan chemical dan physical analisys Laboratoium. c. Study Kelayakan. BAB VII LAPORAN EKSPLORASI Page 14

PENUTUP Demikianlah laporan ini kami buat guna dapat memberikan gambaran mengenai hasil penyelidikan/eksplorasi ini sehingga dapat membantu dalam tahap-tahap selanjutnya. Kami sadari laporan ini masih banyak kekurangan dan untuk itupun kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak luput kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam hal proses penyelidikan sampai penyusunan laporan ini. Tanjungpandan, Juli 2014 PT.SRIYUDI GLOBALINDO PERKASA BUDI WIJAYA Direktur Utama LAPORAN EKSPLORASI Page 15