BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ekawati Rahayu Ningsih, Manajemen Pemasaran, STAIN Kudus, Kudus, 2008, hlm.40.

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modern semakin meningkat. "Perkembangan itu sejalan dengan tumbuhnya Mall

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kecap merupakan salah satu bahan masakan yang sering digunakan untuk

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan dasar manusia. Perkembangan teknologi smartphone sangat cepat. yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya belinya.

BAB I PENDAHULUAN. di kota Sragen telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

membeli dapat diartikan bahwa konsumen menjalani sutu proses pencarian toko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PENGARUHNYA DALAM UPAYA MENCIPTAKAN LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LARIS KARTASURA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat beberapa tahun belakangan ini, dengan berbagai format dan jenisnya.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. cara pandang masyarakat tentang bisnis ritel (eceran).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN MENGUNJUNGI SWALAYAN INDOMARET REMBANG TAHUN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan semakin banyak dan kompleksnya tantangan yang ada di dalamnya. Seiring dengan hal tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan cepat yang berdampak pada perubahan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara cepat pula. Secara beruntun perubahan perilaku konsumen memaksa seorang pemasar untuk lebih cepat, tanggap, teliti, dan dinamis dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya di masa sekarang dan di masa depan. Di Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran sangat pesat. Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha ritel ini, maka persaingan di bidang pemasaran ritel atau eceran pun semakin meningkat. Dan konsumen pun saat sekarag ini sudah lebih bijak dalam menentukan tempat berbelanja dan lebih kritis terhadap produk yang mereka beli. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam membelanjakan uangnya. Para pengecer perlu mencermati hal tersebut agar tidak hanya menjadikan konsumen sebagai obyek, tetapi juga sebagai subyek yang harus diajak berpartisipasi. Dalam industri ritel, ada ungkapan yang sangat populer yaitu retail is detail. Artinya ada banyak aspek detail yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan bahasan yang lebih bermakna 1

2 dan dapat diterapkan. Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan fisik antara lain adalah lay out toko, penataan barang, sampai tempat toilet pelanggan. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan produk (harga, kualitas dan manfaatnya). Kebutuhan fungsional, yaitu hal -hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan personel penjualannya. Seorang pengecer memerlukan lebih dari sekedar menjual produk-produk yang berkualitas dan beragam, menawarkan produk tersebut dengan harga menarik dan membuatnya mudah didapat oleh konsumen, tetapi juga harus mampu berkomunikasi dengan para konsumen yang ada sekarang dan calon konsumen. Untuk melakukan hal ini mereka harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana, di mana, apa, dan kapan para konsumen akan melakukan pembelian. Para pengecer harus memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi para konsumen, seperti barang dagangan, harga, suasana toko dan servis pelanggan ( customer service). Mereka juga harus memahami kebutuhan psikologis, emosional, kebiasaan-kebiasaan dan motif-motif belanja para konsumen. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberi masukan yang berarti bagi perencanaan strategi perusahaan.

3 Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan maupun keluarga. Peran Retailing mix (bauran eceran) sangatlah penting dan berpengaruh sekali, tanpa adanya Retailing mix yang tepat bagi perusahaan eceran akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya, oleh karena itu ada enam bauran eceran (Retailing mix) yang benar-benar harus diperhatikan diantaranya : keluasan dan kedalaman keragaman produk ( product), keputusan penetapan harga dalam setiap produk (price), penempatan lokasi yang startegis dalam bersaing (place), memperkenalkan merek dalam benak konsumen ( promotion), suasana atau atmosfer dalam gerai yang sekiranya menentukan konsumen dalam pengambilan keputusan membeli atau tidak ( presentation), pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi ( personnel). Sebab titik berat pandangan konsumen adalah barang yang sesuai dengan keinginannya serta kebutuhannya. Lamb, et al. (2003:96) Berdasarkan pendapat diatas, maka pengusaha retail harus selalu melakukan analisa apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar. Hal ini sesuai degan konsep pemasaran yang di kemukakan oleh Kotler (2009:36) dimana konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang

4 ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang telah dipilih. Konsep ini memiliki perspektif dari luar kedalam, yang dimulai dari pasar yang didefiniskan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. Swalayan Kiosk 999, merupakan salah satu usaha Retail yang ada di kecamatan tenayan raya tepatnya di jalan Hangtuah Kulim. Swalayan Kiosk 999 ini merupakan swalayan yang sudah menerapkan Bauran Ritail dalam menjalankan bisnis ecerannya. Seperti dalam menjual produknya (Product) Kiosk 999 menjual bermacam-macam produk dari kepeluan sehari-hari hingga keperluan alat-alat tulis dan alat-alat memasak pun di jual swalayan ini. Begitupun dengan harga (Price) yang di berikan dalam setiap produk cukup terjangkau bagi masyarakat dan dapat bersaing dengan swalayan lainnya, dalam hal promosi (Promotion) Kiosk 999 ini hanya mengandalkan promosi lewat mulut ke mulut. Hal ini sangat jauh berbeda tentunya dengan promosi yang dilakukan oleh para pesaing dari Kiosk 999 seperti Indomart dan Alfamart yang melakukan promosi melalui media elektronik dan cetak dan menyebarkan sepanduk di tempat-tempat strategis tentang promosi produk yang diberikan, namun dengan hanya melalui promosi lewat mulut kemulut Kiosk 999 tetap bisa bertahan di bisnis eceran ini serta tetap bisa bersaing dengan usaha Ritail yang lebih besar. Swalayan ini cukup ramai dikunjungi masyarakat yang berada

5 di kecamatan tenayan raya, karena selain lengkapnya ragam produk yang dijual, juga disertai dengan lengkapnya fasilitas pendukung serta lokasi yang strategis (Place), yang terletak di jalan hangtuah yang setiap saat selalu ramai di lewati oleh warga, apalagi didukung dengan pelayanan (Personal) dan atmosfir toko (Presentasi) yang cukup baik, hal ini menjadikan Kiosk 999 salah satu swalayan yang cukup diminati dalam berbelanja bagi warga di kecamatan tenayaan raya. Namun pada akhir-akhir ini Konsumen Kiosk 999 yang berbelanja di Kiosk 999 mengalami naik turun. Apalagi sejak bisnis eceran semakin menjamur di kota pekanbaru ini khususnya dikecamatan tenayan raya. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan jumlah konsumen yang berbelanja dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, seperti terlihat dalam tabel berikut : Tabel 1.1: Jumlah Konsumen Yang berbelanja Pada Swalayan Kiosk 999 Tenayan raya Pekanbaru Periode 2009-2013 (Orang) Tahun Konsumen Yang Berbelanja Persentasi Pertumbuhan 2009 4850 22,7% 2010 5400 25,3% 2011 2850 13.3% 2012 4320 20,2% 2013 3960 18,5% Total 21380 100% Sumber : Swalayan Kiosk 999 Tenayan raya Pekanbaru

6 Dari Tabel di atas terlihat bahwa jumlah konsumen yang berbelanja mengalami naik turun, hal ini di sebabkan mulai tumbuh dan berkembangnya bisnis eceran atau pasar swalayan seperti berdirinya Indomaret, Alfamart, Jumbo Mart, Mandiri Mart, Sumatra Mart dan yang belum lama ini berdiri yaitu swalayan Fresh Mart membuat persaingan dalam usaha ritail didaerah ini semakin pesat. Ini juga disebakan karena daya tarik dari Toserba itu sendiri terhadap konsumen yang mulai turun, sehingga menyebabkan peralihan konsumen. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah Bauran Eceran (Retailing mix) yang terjadi pada Swalayan Kiosk 999 dikecamatan tenayan raya, Untuk itu pada penelitian ini peneliti mengambil judul PENGARUH BAURAN RITAIL ( RETAILING MIX) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SWALAYAN KIOSK 999 DI KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU PEKANBARU. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul dan berbagai uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah Bauran Retail Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru?

7 2. Apakah Bauran Retail Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 3. Apakah Bauran Retail Lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 4. Apakah Bauran Retail Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 5. Apakah Bauran Retail Presentasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 6. Apakah Bauran Retail Personal berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru? 7. Apakah Bauran Retail yang meliputi Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Presentasi, dan Personal secara bersamaan (simultan) berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru?

8 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Produk terhadap keputusan 2. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Harga terhadap keputusan 3. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Lokasi terhadap keputusan 4. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Promosi terhadap keputusan 5. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Presentasi terhadap keputusan 6. Untuk mengetahui pengaruh bauran ritail Personal terhadap keputusan

9 7. Untuk mengetahui Bauran Retail yang meliputi Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Presentasi, dan Personal secara bersamaan (simultan) berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru Adapun Manfaat Dari Penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis, Penelitian ini sebagai suatu pengetahuan dan pengalaman serta sekaligus pengaplikasian pengetahuan yang diperoleh selama kuliah melalui pengkajian dalam karya ilmiah ini. 2. Bagi Perusahaan, Sebagai masukan pada Perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dalam merencanakan dan mengimplementasikan startegi pemasaran dalam menghadapi persaingan yang makin ketat. 3. Bagi Mahasiswa lain, Dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan penelitian lebih lanjut 1.4 Sistematika Penulisan Secara garis besar dalam penulisan skirpsi ini penulis membagi dalam 6 bab dan setiap bab terdapat beberapa sub bab, sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini disajikan hal-hal yang melatarbelakangi penalitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta diakhiri dengan sistematika penulisan.

10 BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada bab ini mengemukakan dan menguraikan berbagai teori yang mendasar melalui tinjauan kepustakaan atau studi literatur yang dijadikan landasan konseptual dalam melakukan penelitian. Teori tersebut berkaitan dengan pengaruh variabel bauran ritail terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode dan langkah-langkah penelitian yang dilakukan secara sistematis. Juga diuraikan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini ini diuraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan aktivitas perusahaan. BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan analisis, interpretasi, dan pembahasan yang mengacu pada hasil pengolahan data yang dilakukan sehingga mampu menjawab secara ilmiah permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

11 BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dikemukakan uraian hasil penelitian secara ringkas yang dituangkan dalam bentuk kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan topik penelitian.