Prosiding Psikologi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Psikologi ISSN:

Kontribusi Fase Self-Regulated Learning terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Psikologi Angkatan 2012 Universitas Islam Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perguruan tinggi terdapat proses belajar dan mengajar, proses ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap dibutuhkan oleh

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

Lampiran 1 KATA PENGANTAR

Studi Mengenai Self Regulator pada Mahasiswa Underachiever di Fakultas Psikologi Unisba

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengajar. Teori Self-Regulated Learning dari B.J Zimmerman yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perhatian masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun negara

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa bertambah, begitu juga halnya di Indonesia (

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation pada Siswa Atlet SMPN 1 Lembang. Suchi Fuji Astuti,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas ini mengelola 12 fakultas dan program studi, dan cukup dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan individu dimana mereka dituntut untuk belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan

REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI. Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

BAB II KAJIAN TEORITIK. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah pelajar yang berada dalam jenjang pendidikan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin canggih, dan persaingan dalam dunia pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin berkembang, Indonesia semakin membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang telah diperoleh

STUDI MENGENAI SELF REGULATION PADA SISWA KELAS XI DI KELAS IQ SMA PASUNDAN 1 BANDUNG. Eni Nuraeni Nugrahawati, 2 Yuaninta Sari, 3 Delis Irmawati

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN. (Kagan & Coles, 1972; Keniston, 1970; Lipsitz, 1977, dalam Steinberg, 1993).

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejalan dengan pembangunan nasional. Pendidikan merupakan salah

HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

REGULASI DIRI DARI RESIDEN YANG MENJALANI PROGRAM REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA. Shirley Melita Sembiring M. Universitas Medan Area, Indonesia

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan jumlah imam yang ada di Indonesia saat ini seringkali menjadi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, mengembangkan pengendalian

UNESA Journal of Chemistry Education Vol 6, No.2, pp May 2017

BAB I PENDAHULUAN. meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah melalui sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan kejuruan adalah bagian sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan selain ikut mengantarkan manusia ke harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja. Jurnal Al-Qalamvol 15.no Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1966), hal.

Gambaran Self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang Tidak Menyelesaikan Skripsi dalam Waktu Satu Semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

SELF MONITORING. Puji Lestari Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Garut ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikannya. (Nasir, 1999 : 17).

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

BAB 2 Kajian Teori A. Self Regulated Learning 1. Pengertian Self Regulated Learning

BAB I PENDAHULUAN. ( ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf).

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh :

SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. adanya perbedaan yang signifikan antara self regulated learning pada mahasiswa 2013

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana

Transkripsi:

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 Description Study of Self Regulated Learning in Student of 2012 s Generation Psychology Bandung Islamic University 1 Bintan Firdaus, 2 Siti Qodariah. 1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 bintanfrds@gmail.com, 2 siti.qodariah@yahoomail.co.id Abstract. This research will focus on college student who have <2.5 GPA. They have pass selection test to be a student in Bandung Islamic University. The test is academic potency test and Psychotest. The student take an orientaion called PAKEM, to introduce academic activity in Psychology Faculty at Bandung Islamic University. Second purpose of PAKEM is to train their mental to face academic demand of Psychology Faculty. Based on interviewed with senior student, a lot of student doesn t have skill to regulate themself in their study. They also doesn t have strategy in their planning for study, and doesn t consistent to execute their plan. But, not all the student like that. There are few student that have the opposite skill than them. This skill is called self-regulated training. The purpose of this study is to describe self-regulated learning from the self-regulated training step. Method use in this research, is description method. Subject of this research is 54 psychology student. Intrument used is quistionare about selfregulated learning, that use the step of self-regulated learning which is forethought, performance, and selfreflection by BJ. Zimmerman s theory. Result of this research, 51,7% student have a high self-regulated learning and 48,3% student have a low self-regulated learning. The student have a high forethought and performance but low on self-reflection. Keywords: Self-Regulated Learning, Student of generation 2012 Psychology Faculty Bandung Islamic University Abstrak. Latar belakang Penelitian ini yaitu Banyaknya mahasiswa Psikologi Angkatan 2012 Universitas Islam Bandung Yang mendapatkan IPK <2,5. Faktanya Mahasiswa Psikologi angkatan 2012 adalah mahasiswa yang telah melewati tahap seleksi yang cukup ketat ketika akan masuk ke Universitas Islam Bandung yaitu seleksi melalui Tes Potensi Akademik dan Psikotes. Selain itu mahasiswa psikologi juga dibekali program orientasi mahasiswa yaitu PAKEM, yang memiliki tujuan untuk mengenalkan bagaimana cara menghadapi perkuliahan di fakultas psikologi Unisba dan melatih untuk memiliki mental yang lebih baik dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang akan dihadapi selama perkuliahan.berdasarkan wawancara kepada mahasiswa angkatan 2012 ada beberapa mahasiswa yang belum memiliki kemampuan pengaturan diri dalam proses belajarnya, mereka belum mampu menentukan target dan strategi belajar, tidak konsisten melaksanakan strategi tersebut, serta tidak adanya evaluasi strategi yang sudah tidak efektif. Namun terdapat pula mahasiswa angkatan 2012 yang sudah mampu mengatur diri dalam proses belajarnya seperti mampu menetapkan target dan strategi belajarnya serta mampu mengatur waktu sehingga strateginya mampu dilaksanakan. Kemampuan pengaturan diri ini disebut self-regulated learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara empiris Self Regulated Learning melalui penjabaran tiap fase-fase self-regulated learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 54 orang mahasiswa psikologi 2012. Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner mengenai self regulated learning melalui fase forethought, fase performance, dan fase self-reflection sesuai dengan teori dari BJ. Zimmerman. Hasil dari penelitian ini adalah secara keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba memiliki kategori self regulated learning tinggi dengan jumlah persentase 51,7% atau sebanyak 28 mahasiswa dan kategori yang rendah sebesar 48,3% atau sebanyak 26 orang. Pada fase forethought dan performance or volitional control berada pada kategori tinggi sedangkan self reflection berada kategori rendah. Kata Kunci : Self-Regulated Learning, Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 926

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi... 927 A. Pendahuluan Saat ini Unisba menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati oleh calon-calon mahasiswa. Banyaknya peminat yang ingin mendaftarkan diri untuk menjadi mahasiswa Unisba terlihat dari setiap tahunnya jumlah pendaftar calon mahasiswa yang semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Pengolahan Data Unisba (PUSLAHTA, 2014), pada tahun 2013 jumlah keseluruhan mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk berkuliah di Unisba berjumlah 7496 mahasiswa, pada tahun selanjutnya menunjukan kenaikan yang cukup tinggi yaitu berjumlah 9185 calon mahasiswa pada tahun 2014. Dari 10 Fakultas yang ada, terdapat 3 fakultas yang menjadi fakultas favorit calon mahasiswa yang mendaftarkan diri, diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi. Banyaknya peminat yang mendaftarkan diri untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi, maka dari itu tiga Fakultas Unisba tersebut melakukan seleksi Ujian Saringan Masuk (USM) yang berbeda dibandingkan Fakultas lainnya yang ada di Unisba. Ujian Saringan Masuk tersebut terdiri dari dua tahapan tes seleksi. Diantaranya Tes Potensi Akademik (TPA) dan Psikotes, tahapan TPA menitikberatkan pada potensi pengetahuan calon mahasiswa sedangkan tahapan Psikotes menggambarkan kepribadian atau potensi individu. Hasil psikotes berupa gambaran kepribadian dan potensi individu ini kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai tidak sesuai ataupun layak tidaknya calon mahasiswa mengikuti perkuliahan di ketiga Fakultas favorit tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik dan beban studi pada Fakultas yang bersangkutan, baik tingkat kecerdasannya maupun aspek-aspek lainnya yang dapat diukur melalui Psikotes, seperti emosi, motivasi, bakat, dan minat. Secara potensi, calon mahasiswa Fakultas Psikologi yang lolos pada tahapan seleksi tersebut idealnya adalah individu yang baik secara akademik (kecerdasan) dan psikologis yang diperkirakan mampu menghadapi perkuliahan dengan baik. Walaupun mahasiswa sudah melewati seleksi yang cukup ketat, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa Psikologi yang memiliki prestasi akademik dibawah rata-rata khususnya angkatan 2012, bahkan nilai tertinggi tersebut adalah nilai terbesar dibandingkan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Kedokteran. Menurut Gage & Berliner (1992) faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi intelegensi, motivasi, bakat, minat, kondisi fisik dan perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial dan non sosial. Selain dipengaruhi faktor internal dan eksternal, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh aktifitas Self regulatory tertentu yang digunakan siswa untuk sukses dalam belajar (Pintrich & De Groot, 1990; Pressley & Woloshyn, 1995; Schunk & Zimmerman, 1994; Zimmerman & Schunk, 1989). Dibandingkan dengan siswa prestasi rendah, siswa dengan prestsi tinggi menentukan tujuan belajar lebih spesifik untuk dirinya, menggunakan strategi lebih banyak untuk belajar, dan melakukan self monitoring di dalam belajar, dan lebih sistematis dalam menyesuaikan usaha mereka terhadap hasil belajarnya. Sebuah program yang mengajarkan anak-anak self regulated learning strategies menemukan terdapat peningkatan prestasi siswa (Fuchs et al., 2003; Mason. 2004; dalam Slavin 2009). Kemudian ditemukan bukti bahwa seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam regulasi diri atau self regulation dalam studinya akan mendapatkan prestasi yang rendah di sekolahnya (Zimmerman and Martinez-Ponz, 1986, 1988; dalam Boekarts 2000). Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

928 Bintan Firdaus, et al. Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Bagaimana gambaran Self regulated learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2012? B. Landasan Teori Menurut pandangan sosial kognitif, self regulation adalah suatu interaksi dari pribadi (personal), perilaku (behaviour) dan lingkungan (Bandura, 1986). Self regulation digambarkan sebagai siklus karena feedback dari performance sebelumnya digunakan untuk penyesuaian diri terhadap upaya yang sedang dilakukan. Self regulation atau self regulated learning adalah suatu proses dimana seseorang mengaktifkan pikiran, perasaan dan perilaku yang terencana dan secara sistematis disesuaikan sebagai kebutuhan untuk mempengaruhi pembelajaran dan motivasi seseorang (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996; dalam Boekarts, 2000 : 631). Self regulation pada siswa mengacu pada derajat metakognisi, motivasi, dan perilaku mereka dalam belajar (Zimmerman, 1986; dalam Boekarts, 2000 : 632). Masing-masing siswa memiliki self regulation yang berbeda-beda dalam belajar, termasuk motivasi mereka untuk belajar, metode yang digunakan, hasil yang tampak dari usaha yang mereka lakukan, dan sumber lingkungan yang mereka gunakan (Zimmerman, 1994; dalam Boekarts, 2000 : 632). Self regulation meliputi proses penetapan tujuan untuk belajar, mengikuti dan berkonsentrasi pada pelajaran, penggunaan strategi yang efektif untuk mengorganisir, melakukan pengkodean, dan mengulang informasi yang diperoleh agar dapat diingat, menggunakan sumber daya secara efektif, memantau tingkah laku yang ditampilkan, mengatur waktu secara efektif, mencari bantuan ketika dibutuhkan, memiliki keyakinan yang positif tentang kemampuan yang dimiliki, mengantisipasi hasil yang diperoleh dan merasa bangga dan puas atas usaha yang telah dilakukan (McCombs, 1989, Pintrich & De Groot, 1990; Weinstein & Mayer, 1986; Zimmerman, 1994; dalam Boekarts, 2000 : 631). Performance or Volitional Control Forethought Self Reflection Volume 2, No.2, Tahun 2016 Gbr. Siklus fase dari Self Regulation (D.H. Schunk & B.J.Zimmerman, 1998; dalam Boekaerts, 2000:16) Proses self regulatory dibagi menjadi 3 fase, yaitu forethought, performance or volitional control dan self reflection. Forethought merupakan suatu proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usahausaha tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan tindakan tersebut. Performance or volitional control melibatkan proses yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self reflection melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha pada fase performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap pengalamannya tersebut. Pada self reflection ini, mempengaruhi forethought terhadap usaha-usaha

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi... 929 berikutnya sehingga dengan demikian melengkapi siklus sebuah self regulatory. Masing-masing fase struktur memiliki sub proses, seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah ini: Sub fase tiap struktur self regulated learning FORETHOUGHT Task analysis Goal setting Strategic planning Self motivation beliefs Self efficacy Outcome expectations Intrinsic interest/value Goal orientation PEFORMANCE/ VOLITIONAL CONTROL Self control Self instruction Imagery Attention focusing Task strategies Self observation Self recording Self experimentation SELF REFLECTION Self judgement Self evaluation Causal attribution Self reactions Self satisfaction/affect Adaptive - defensive C. Hasil penelitian Tabel 1. Persentase Jumlah Subjek Dengan Self Regulated Learning Tinggi dan Self Regulated Learning Rendah Tinggi 28 51,7% Rendah 26 48,3% Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 28 mahasiswa yang memiliki self regulated learning tinggi atau sebesar 51,7% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 26 mahasiswa yang memiliki self regulated learning yang rendah, atau sebesar 48,3% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian Tabel 2. Hasil Persentase Fase-Fase Self Regulated Learning Persentase Jumlah Subjek Fase Forethought Tinggi 29 53,7% Rendah 25 46,3% Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 29 mahasiswa yang memiliki Fase Forethought tinggi atau sebesar 53,7% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 25 mahasiswa yang memiliki Fase Forethoght yang rendah, atau Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

930 Bintan Firdaus, et al. sebesar 46,3% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Tabel 3. Persentase Jumlah Subjek Fase Performance or Volitional Control Tinggi 30 55% Rendah 24 45% Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 30 mahasiswa yang memiliki Fase Performance tinggi atau sebesar 55% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 24 mahasiswa yang memiliki Fase Performance yang rendah, atau sebesar 45% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Tabel 4. Persentase Jumlah Subjek Fase Self Reflection Tinggi 25 46,3% Rendah 29 53,7% Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 25 mahasiswa yang memiliki Fase Self Reflection tinggi atau sebesar 46,3% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 29 mahasiswa yang memiliki Fase Self Reflection yang rendah, atau sebesar 53,7% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data serta pembahasannya, maka didapat kesimpulan bahwa : 1. Secara keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba Angkatan 2012 memiliki self regulated learning tinggi dengan persentase 51,7% atau sebanyak 28 orang sedangkan mahasiswa yang memiliki self regulated learning rendah sebesar 48,3% atau sebanyak 25 orang mahasiswa. 2. Secara keseluruhan dari ketiga fase self regulated learning, fase forethought dan fase performance or volitional control berada pada kategori tinggi, sedangkan pada fase self reflection berada pada kategori yang rendah. 3. Pada mahasiswa yang mempunyai nilai self regulated learning tinggi, nilai fase yang tertinggi adalah pada fase forethought, Artinya mahasiswa sudah mampu untuk menyusun perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dan tujuan yang ingin mereka capai dalam menjalankan tuntutan yang mereka hadapi di Fakultas Psikologi Unisba serta mereka memiliki keyakinan untuk dapat menjalankan perencanaan yang telah mereka tetapkan. 4. Pada mahasiswa yang mempunyai self regulated learning yang rendah, secara keseluruhan dari ketiga fase berada pada kategori yang rendah, artinya mahasiswa dengan self regulated learning yang rendah ini selain tidak adanya perencanaan dalam penetapan tujuan serta tidak dapat mengontrol perilaku Volume 2, No.2, Tahun 2016

Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi... 931 mereka dalam menjalankan penetapan tujuan ataupun target, tidak ada usahausaha yang dilakukan mahasiswa dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai dan tentunya mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi mengenai perencanaan, usaha-usaha yang telah dilakukan serta hasil yang telah didapat. 5. Secara keseluruhan, mahasiswa dengan rentang IPK 2,5-2,99 dan 3,0-4,0 memiliki skor self regulated learning tinggi. 6. Pada mahasiswa yang mempunyai IPK rentang 0-1,99 dan 2,0-2,49 hampir seluruhnya mempunyai skor self regulated learning rendah. E. Saran Adapun saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2012 yang memiliki kategori self regulated learning yang rendah diharapkan memiliki kesadaran tentang pentingnya kemampuan mengatur diri dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang ada di Fakultas Psikologi Unisba. Melalui peningkatan kemampuan membuat perencanaan ketika melakukan kegiatan belajarnya, melaksanakan rencana yang telah ditetapkan secara konsisten serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajarnya untuk menentukan langkahselanjutnya. 2. Bagi mahasiswa dengan self regulated learning tinggi untuk tetap mempertahankan strategi-strategi belajar yang telah digunakannya. Adapun yang perlu ditingkatkan adalah kepekaan terhadap feedback yang diberikan lingkungan terhadap dirinya, harus lebih mampu menangkap informasi dari lingkungan terkait dengan dirinya sendiri. 3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan teknik wawancara dalam pengambilan data agar data yang didapat menjadi lebih banyak dan lebih spesifik. Daftar Pustaka Berliner, Gage. (1979). Educational Psychology. Prentice Hall. New York. Second Edition. Boekaerts M, Pintrich P, Zeidner M. (2000). Handbook of Self-Regulation. San Diego, CA : Academic Press. Zimmerman, B. J., Bonner, S., & Kovach, R. (1996). Developing self-regulated learners: Beyond achievement to self-efficacy. Washington, DC: American Psychological Association, pp. 10. Zimmerman, B. J.. (1990). Self-Regulated Learning and Academi Achievement: An Overview. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016