BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. instrumen keuangan yang diminati. Minat yang cukup tinggi dari para investor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompleks diperlukan juga dengan tujuan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh imbalan berupa return. Untuk memperoleh return yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

(Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan. Dalam meningkatkan kinerja perusahaan, pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara. Investasi di Indonesia telah melekat dengan pasar

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang RI Nomor 8 tentang Pasar Modal Tahun 1995, pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri (Husnan, 2003). Salah satu instrument yang diperjual belikan dipasar

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya, dalam bentuk kepemilikan surat berharga yang berupa. pengakuan perusahaan atas hutang kepada pemegang obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan keuangan perusahaan adalah melalui obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi). Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian, pasar modal menjadi pilihan

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. namun apabila ditinjau dari perspektif emiten disebut cost of capital.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal menjadi suatu kegiatan ekonomi yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh imbalan (return) dimasa yang akan datang. Penelitian Ibrahim

PENGARUH PENGUMUMAN PERUBAHAN BOND RATING TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. modal dapat memberikan imbal hasil berupa dividen atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

BAB I PENDAHULUAN. International Federation of Accountants (IFAC). Sebagai komitmen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendanaan umumnya diperoleh dalam bentuk modal dengan menerbitkan saham yang merupakan bukti kepemilikan dari perusahaan dimana investor yang membeli saham memperoleh kepemilikan atas perusahaan tersebut. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual sahamnya kepada publik atau menerbitkan surat hutang atau obligasi. Sedangkan investor sebagai pihak yang memiliki dana dapat mempergunakan pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan. Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi perusahaan yang dapat diperoleh dari pasar modal, secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Adler et al, 2007). Feeber (2000) menyatakan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada obligasi dibanding saham karena 2 alasan, yaitu; 1) volatilitas saham lebih tinggi dibanding obligasi, sehingga mengurangi daya tarik investasi pada saham, dan 2)

2 obligasi menawarkan tingkat pengembalian yang positif dengan pendapatan tetap (fixed income), sehingga obligasi lebih memberikan jaminan dibandingkan saham. Sebelum suatu penerbit baik perusahaan maupun Negara mengeluarkan suatu obligasi, maka akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Biasanya proses penerbitan secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum obligasi tersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bias dibeli oleh investor (Manurung et al, 2008). Rating merupakan salah satu acuan bagi investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Jika pemerintah yang menjadi penerbit obligasi, maka biasanya rating obligasi itu sudah merupakan investment grade, karena pemerintah akan memiliki kemampuan untuk melunasi kupon dan pokok hutang ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. Akan tetapi ketika perusahaan yang menjadi penerbit suatu obligasi, maka biasanya obligasi tersebut memiliki probabilitas default, tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Risiko default tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah sehingga menurunkan perolehan laba, kondisi ekonomi makro dan situasi politik yang terjadi dan lain sebagainya (Manurung et al, 2008). Menurut Hanafi (2004) ada dua tahap yang biasanya dilakukan dalam proses rating, yaitu : (1) melakukan review internal terhadap perusahaan yang mengeluarkan instrument hutang, (2) hasil review internal tersebut

3 akan direkomendasikan kepada komite rating yang akan menentukan rating perusahaan tersebut. Informasi yang terkandung dalam rating akan menunjukkan sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya atas dana yang diinvestasikan oleh investor. Perusahaan yang memiliki rating yang tinggi, biasanya lebih disukai oleh investor dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rating yang rendah. Oleh sebab itu agar obligasi suatu perusahaan yang memiliki rating yang cukup rendah dapat dijual dipasar, maka biasanya investor akan menuntut suatu premi yang lebih tinggi sebagai suatu kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh investor (Manurung et al, 2008). Peringkat obligasi yang diumumkan ke public dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor. Penerbit obligasi ingin mengurangi asimetri informasi mengenai creditworthiness sekuritas hutangnya, akan tetapi tidak ingin mengungkapkan informasi privat ke public. Oleh karena itu penerbit obligasi dapat menggunakan agen pemeringkat sebagai pemeberi sertifikasi independen ( Baridwan dan Zuhrotun, 2005). Di Indonesia terdapat 2 (dua) lembaga pemeringkat sekuritas hutang, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun pada penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh PT.PEFINDO. Agen pemeringkat ini menilai dan mengevaluasi sekuritas hutang perusahaan yang diperdagangkan secara umum, baik itu dalam bentuk peringkat maupun perubahan peringkat obligasi dan selanjutnya diumumkan ke pasar.

4 Dengan adanya dua perhitungan antara laba akuntansi dan laba pajak memicu beragam pertanyaan mengapa hanya laba akuntansi yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja atau kondisi keuangan perusahaan. Laba akuntansi dan laba pajak cenderung menghasilkan nilai yang berbeda, hal itu disebabkan karena adanya perbedaan dalam aturan dan metode yang digunakan dalam perhitungan keuntungan masing-masing. Laba akuntansi dihitung berdasarkan pada standar akuntansi keuangan, sedangkan laba pajak dihitung berdasarkan peraturan pajak disuatu negara. Laba akuntansi cenderung lebih fleksibel, perusahaan khususnya manajemen dapat menentukan kebijakan dan alternatif yang akan digunakan untuk setiap transaksi yang tentunya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adanya pilhan metode akuntansi dapat menjadi alat bagi manajemen untuk mengelola laba yang diperolehnya, sehingga laba yang dilaporkan cenderung lebih besar dari yang seharusnya, dan memberikan informasi yang salah kepada investor mengenai kondisi keuangan perusahaan. Adanya perbedaan perhitungan antara laba akuntansi, laba pajak dihitung berdasarkan peraturan pajak yang cenderung lebih tegas dan lebih berbasis kas, sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pengelolaan terhadap laba pajak. Dengan demikian pihak investor dapat membuat perbedaan antara laba akuntansi dan laba pajak menjadi salah satu indikator apakah terdapat manajemen laba atau tidak didalam perusahaan tersebut (Martini dan Persada, 2010), Fenomena di Indonesia terjadi beberapa emiten yang mengalami gagal bayar (default) yang memiliki peringkat layak investasi (investment grade) sehingga membuat beberapa investor mengalami krisis kepercayaan terhadap analisis-analisis

5 kredit yang dilakukan pihak independen sekalipun (Susanto, Kompas, 30 Agustus 2004). Contohnya saja peringkat obligasi Bank Global pada tahun 2004, dimana peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat Kasnic adalah A-, kemudian dengan pengumuman Bank Indonesia bahwa izin bank global dibekukan, peringkat obligasi tersebut diturunkan menjadi D (default). Fenomena lain yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan penurunan peringkat obligasi dan kategori investment grade ke kategori default berkaitan dengan penerbitan obligasi perdana perusahaan yang terjadi pada PT Mobile-8 Telecom. Pada peringkat obligasi PT Mobile-8 Telecom penerbitan obligasi perdananya tahun 2007, dimana sebelumnya peringkat obligasi perdana yang diberikan oleh agen pemeringkat PT Pefindo kepada obligasi perdana PT Mobile-8 adalah BBB+ atau masuk dalam kategori investmenr grade kemudian diturunkan menjadi D (default) yang termasuk kategori gagal bayar. Alasan diturunkannnya peringkat obligasi ini adalah Mobile-8 gagal membayar bunga obligasi kepada pemegang obligasi ditambah lagi pendapatan yang dihasilkan perusahaan ini tidak dapat menutup biaya operasional yang menyebabkan perusahaan terus mengalami kerugian (Susanto, Kompas, 30 Agustus 2004). Dari beberapa penlitian yang ada menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba pajak dianggap memberikan sinyal atau informasi yang penting bagi investor. Menurut penelitian Hanlon (2005) dan Wijayanti (2006) membuktikan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba pajak memiliki pengaruh negatif terhadap konsistensi dari laba akuntansi perusahaan. Perusahaan yang memiliki perbedaan positif (negatif) yang besar laba akuntansi dan laba pajak memiliki konsistensi yang

6 lebih rendah dari laba dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki yang perbedaan kecil. Penelitian diatas menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba pajak dapat memberikan informasi tentang kondisi perusahaan yang cenderung negatif bagi investor, yang akan berpengaruh terhadap penilaian kemampuan keuangan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Kemampuan keuangan perusahaan ini dinilai oleh lembaga pemeringkat dalam memberikan peringkat obligasi perusahaan tersebut, sehingga secara tidak langsung dapat diduga bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba pajak akan mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh perusahaan. Peneltian juga telah dilakukan di luar Indonesia, dengan memperhatikan pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba pajak terhadap peringkat obligasi.crabtree dan Maher (2008) dan Ayers et al (2008) memperoleh hasil yang sama, yaitu terdapat efek negatif yang signifikan antara perbedaan positif (negatif) yang besar laba akuntansi dan laba pajak terhadap peringkat-peringkat obligasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki perbedaan positif (negatif) yang besar cenderung memiliki peringkat yang rendah. Adanya perbedaan dari peraturan perpajakan di setiap negara mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang sama di Indonesia untuk memperkuat penelitian sebelumnya atau menentukan bukti bahwa terdapat perbedaan hasil antara pengaruh dari laba akuntansi dan laba pajak serta hubungannya dengan rating obligasi terhadap perusahaan yang berada di Indonesia. Rating setiap obligasi di Indonesia dapat berubah setiap waktu, perubahan ini bisa mencakup peningkatan dari rating ke

7 kategori yang lebih baik atau turun ke rating yang lebih rendah atau lebih butuk. Perubahan dari penurunan rating tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal yang

8 berhubungan dengan perubahan keadaan perusahaan. Perubahan keadaan perusahaan baik secara financial dapat dilihat dari berbagai macam faktor yang dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris megenai pengaruh perubahan perbedaan laba akuntansi dan laba pajak terhadap perubahan peringkat obligasi pada perusahaan Go Public yang menerbitkan obligasi pada pasar Obligasi di Indonesia. Penelitian ini layak untuk dilakukan guna menemukan bukti empiris apakah perubahan perbedaan antara Book Income dan Taxable Income yang dimiliki perusahaan mempengaruhi perubahan peringkat obligasi perusahaan pada pasar kredit obligasi di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Crabtree dan Maher (2008) adalah perbedaan lokasi dan sampel penelitian. Peneletian terdahulu berada di negara Amerika Serikat sebagai lokasi penelitian dan rating obligasi atau peringkat obligasi pada Moody s Bond Rating Agency. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang Go Public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan menjual obligasi untuk memperoleh rating atau peringkat pada PT PEFINDO di DKI Jakarta, Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menjual obligasi mereka untuk memperoleh rating atau peringkat dari PT PEFINDO di DKI Jakarta karena perushaan yang telah mendaftarkan dirinya pada Bursa Efek dan menjadi perusahaan Go Public akan memiliki laporan keuangan yang lebih terbuka dibandingkan perusahaan yang belum menjadi perusahaan Go Public.

9 Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang mungkin mempengaruhi perubahan peringkat obligasi yang dimiliki oleh perusahaan. Perubahan yang paling ditekankan dalam penelitian ini adalah perubahan dari perbedaan laba akuntansi dan laba pajak yang menurut beberapa penelitian sebelumnya dinilai memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ayer et al (2010) yang berjudul Perubahan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak Terhadap Perubahan Rating Obligasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di luar Indonesia akan sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia karena dari perbedaan peraturan perpajakan di Indonesia. Berdasarkan hal yang telah di uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perubahan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak Terhadap Perubahan Peringkat Obligasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan Go Public yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. 1.2 Identifikasi Masalah Dengan adanya peran dari lembaga pemeringkat obligasi akan memberikan manfaat dan kita akan mengetahui kualitas kinerja obligasi lebih mudah dipahami oleh investor sehingga perusahaan berkinerja rendah mudah terlihat. Namun permasalahan timbul apabila perubahan perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak memiliki pengaruh terhadap perubahan tingkat obligasi di Indonesia. Dan hal tersebut

10 menimbulkan resiko investasi antara emiten dengan investor dan kreditor. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh dari perubahan positif perbedaan laba akuntansi dan laba pajak (positive book tax difference) terhadap perubahan peringkat obligasi perusahaan, 2. Apakah terdapat pengaruh dari perubahan negatif perbedaan laba akuntansi dan laba pajak (negative book tax difference) terhadap perubahan peringkat obligasi, 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh dari perubahan positif laba akuntansi dan laba pajak (positive book tax difference) terhadap perubahan peringkat obligasi perusahaan Indonesia. 2. Untuk menguji dari pengaruh dari perubahan positif laba akuntansi dan laba pajak (negative book tax difference) terhadap perubahan peringkat obligasi perusahaan Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau manfaat yang ada dalam penelitian ini adalah pemberian informasi-informasi pada pihak yang membutuhkan antara lain: 1. Bagi penulis

11 Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh perubahan perbedaan laba akuntansi dan laba pajak terhadap perubahan peringkat obligasi perusahaan. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi penentuan rating atau peringkat obligasi dari segi perpajakan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan acuan untuk mengkaji masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.