Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

Pasal 152. Bagian Kedua. Bagian Tata Usaha. Pasal 153

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG.

BAB I P E N DA H U L U A N.

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : Tahun 2016

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI PERIODE

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

JL. RADEN WIJAYA NO 15 TELP. (0321) JOMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak Bupati Lombok Barat Dari : Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Barat Tanggal : 30 Mei 2016 Nomor : Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) gabung Perihal : Usulan Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi Dinas Sosial. I. Pokok Persoalan : 1. Bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Negara mempunyai tanggungjawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial, Negara menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana, terarah dan berkelanjutan. 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 7. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang 1

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 10. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 12. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. 13. UU Nomor 11 tahun 2014 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis. 15. Visi dan Misi Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut: Visi Kabupaten Lombok Barat yaitu Terwujudnya Masyarakat Lombok Barat yang Unggul, Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat dilandasi nilai Patut Patuh Pacu. Misi Keenam Kabupaten Lombok Barat yaitu Meningkatkan martabat dan kebanggaan daerah (Lombok Barat Bermartabat). 16. Sejalan dengan visi, misi keenam Kabupaten Lombok Barat serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penanganan permasalahan sosial dan pelayanan sosial secara profesional dengan menggunakan sistem sasaran yang jelas menjadi prioritas. Oleh karena itu maka sistem sasaran Dinas Sosial terbagi menjadi dua bagian yaitu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Data PMKS dan PSKS tersebut ditunjukkan dalam 2

Lampiran 1. 17. Secara geografis Kabupaten Lombok Barat berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat, namun permasalahan sosial yang ditangani sangat beragam antara lain masalah kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. 18. Hasil kesepakatan Rakornas Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 22 s/d 24 Maret 2016 salah satunya adalah instansi sosial di seluruh Indonesia harus berdiri sendiri karena urusan sosial adalah urusan wajib pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan dasar. II. Fakta dan Data yang berpengaruh terhadap Persoalan : 1. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 12 ayat 1 menyebutkan antara lain bahwa urusan sosial adalah urusan wajib pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Oleh karena itu urusan wajib sosial seyogyanya tidak digabungkan dengan urusan lainnya. Penggabungan urusan sosial dengan urusan tenaga kerja dan transmigrasi mengakibatkan pelayanan dasar sosial kepada masyarakat kurang optimal dan kurang profesional. 2. Optimalisasi dan profesionalisme penanganan dan pelayanan sosial terhadap PMKS dan PSKS harus didukung dengan sumber daya manusia yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitasnya serta profesional. 3. Sumber daya sarana dan prasarana juga mempunyai peran yang penting dalam rangka penanganan dan pelayanan sosial terhadap PMKS dan PSKS. 3

Kebutuhan akan gedung, kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kerja serta dukungan teknologi informatika yang canggih akan dapat menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat. 4. Daya dukung lain yang sangat diperlukan adalah dukungan anggaran. Dukungan anggaran yang selama ini tersedia terbagi ke dalam tiga urusan yaitu urusan sosial, urusan tenaga kerja dan transmigrasi. Oleh karena itu anggaran yang tersedia untuk penanganan dan pelayanan sosial bagi PMKS dan PSKS tidak dapat optimal. III. Kesimpulan : Perlu disusun ulang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial dalam rangka penanganan permasalahan sosial dan pelayanan sosial secara optimal dan profesional dengan sistem sasaran yang jelas sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan lain di bawahnya. IV. Saran Tindak : Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial yang akan dibentuk merupakan wujud penyelenggaraan kesejahteraan sosial mencakup bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Barat Drs. H. M. SYUKRAN Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19561027 198603 1 008 4

5

Lampiran 2. KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT SUB. BAG PROGRAM SUB BAG KEUANGAN SUB. BAG UMUM KEPEGAWAIAN BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL BIDANG PENANGANAN FAKIR MISKIN PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM REHABILITASI DAN PELAYANAN SOSIAL ANAK DAN LANSIA ORSOS DAN PENGELOLAAN SUMBER DANA BANTUAN SOSIAL PENANGANAN FAKIR MISKIN PERDESAAN PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA SOSIAL JAMINAN SOSIAL KELUARGA REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS DAN KORBAN NAFZA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL, KPO, KTK DAN ODHA UPT DATA DAN INFORMASI SOSIAL DASAR KESETIAKAWANAN, KEPERINTISAN, RESTORASI DAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, LKS,KARANG TARUNAN DAN WKSBM PENANGANAN FAKIR MISKIN PERKOTAAN PENANGANAN FAKIR MISKIN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SEKDA ASDA III KABAG ORTAL SKPD VISI : TERCIPTANYA TATA KEHIDUPAN SOSIAL YANG PRODUKTIF, KOPETITIF DAN SEJAHTERA MENUJU KEMANDIRIAN YANG BERMARTABAT DENGAN DILANDASI NILAI PATUT PATUH PATJU 6

RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN LOMBOK BARAT I. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI (1) Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, (2) Dinas Sosial mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial, (3) Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana strategis bidang sosial; b. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial; c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perlindungan dan jaminan sosial, bidang rehabilitasi sosial, bidang pemberdayaan kesejahteraan sosial, dan bidang penanganan fakir miskin; d. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang sosial; e. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial; f. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Sosial; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; Susunan Organisasi Dinas Sosial terdiri dari: a. Kepala b. Sekretariat terdiri dari: 1) Sub Bagian Program 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial 1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam 2) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial 3) Seksi Jaminan Sosial Keluarga 7

d. Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial 1) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia 2) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas 3) Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan e. Bidang Kesejahteraan Sosial 1) Seksi Pemberdayaan Sosial Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan Kesetiakawanan Sosial 2) Seksi Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial 3) Seksi Pemberdayaan Sosial Potensi Kesejahteraan Sosial Kelembagaan f. Bidang Penanganan Fakir Miskin 1) Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan 2) Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan 3) Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Sosial. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran dan pelaporan; b. Pengelolaan urusan keuangan; c. Pelaksanaan urusan penataan organisasi dan tata laksana, hukum, dan hubungan masyarakat; d. Pelaksanaan urusan kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, tata persuratan dan kearsipan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya; Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Program b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 8

Sub Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran, serta pelaporan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sub Bagian Program menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran; b. Pemantauan dan evaluasi; c. Penyiapan bahan penyusunan laporan; Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan urusan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Keuangan menyelenggaran fungsi: a. Penyiapan bahan pelaksanaan urusan tata laksana keuangan; b. Penyiapan bahan pelaksanaan urusan perbendaharaan dan gaji; c. Penyiapan bahan pelaksanaan urusan verifikasi dan akuntansi; Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan kepegawaian, kerumahtanggaan dan urusan tata usaha. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan pengelolaan kepegawaian; b. Penyiapan bahan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; c. Penyiapan bahan pelaksanaan urusan tata usaha; BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang perlindungan dan jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perlindungan dan jaminan sosial; b. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perlindungan dan jaminan sosial; 9

c. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perlindungan dan jaminan social; d. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang perlindungan dan jaminan sosial; e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang perlindungan dan jaminan sosial; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsi. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di seksi perlind ungan sosial korban bencana alam. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perlindungan Sosial Bencana Alam menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di seksi perlindungan sosial korban bencana sosial. 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perlindungan Sosial Bencana Sosial menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik dan ekonomi serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik dan ekonomi serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik dan ekonomi serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; Seksi Jaminan Sosial Keluarga mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di Seksi Jaminan Sosial Keluarga. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Jaminan Sosial Keluarga menyelenggarakan fungsi: a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis seksi jaminan sosial keluarga; b. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana dan program dan petunjuk teknis seksi jaminan sosial keluarga; c. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi terkait pada seksi jaminan sosial keluarga; d. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian seksi jaminan social keluarga; e. Melaksanakan verifikasi, bimbingan, supervise, dan pendampingan pada kegiatan bantuan dan jaminan sosial keluraga sangat miskin; f. Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos) untuk masyarakat miskin pekerja informal g. Melaksanakan verifikasi, bimbingan, supervise dan pendampingan pada kegiatan bantuan penyandang masalah kesejahteraan social non potensial seperti lansia terlantar dan penyandang disabilitas terlantar; h. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kegiatan seksi jaminan social keluarga; i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidan Perlindungan dan Jaminan Sosial sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 11

BIDANG REHABILITASI SOSIAL Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Rehabilitasi Sosial menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi sosial; b. Penyusunan rencana Pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan Human Imunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome, Korban Tindak Kekerasan, Korban Bencana, Korban Perdagangan Orang, Anak Terlantar, dan Anak dengan kebutuhan khusus; c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan Human Imunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome, Korban Tindak Kekerasan, Korban Bencana, Korban Perdagangan Orang, Anak Terlantar, dan Anak dengan kebutuhan khusus; d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan Human Imunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome, Korban Tindak Kekerasan, Korban Bencana, Korban Perdagangan Orang, Anak Terlantar, dan Anak dengan kebutuhan khusus; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia menyelenggarakan fungsi: 12

a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus dan pengembangan kelembagaan; identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut dan sumber daya; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus dan pengembangan kelembagaan; identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut dan sumber daya; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus dan pengembangan kelembagaan; identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut dan sumber daya; d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus dan pengembangan kelembagaan; identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut dan sumber daya. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Korban NAPZA mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan supervise, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan NAPZA. Seksi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas dan NAPZA menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, intelektual dan disabilitas ganda; identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAPZA, serta kelembagaan dan sumber daya; 13

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, intelektual dan disabilitas ganda; identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAPZA, serta kelembagaan dan sumber daya; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, intelektual dan disabilitas ganda; identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAPZA, serta kelembagaan dan sumber daya; d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, intelektual dan disabilitas ganda; identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAPZA, serta kelembagaan dan sumber daya. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, KPO, KTK DAN ODHA mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervise serta evaluasi dan pelaporan di Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, KPO, KTK Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, KPO, KTK menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA). b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA). c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA). d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA). 14

BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan kesejahteraan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan social, serta komunitas adat terpencil, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas. Seksi Orsos Dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan sosial tenaga kesejahteraan sosial dan keluarga. 15

Dalam melaksanakan tugas Seksi Pemberdayaan Sosial Tenaga Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang pekerja sosial, pekerja social masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga; c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga; d. Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga; Seksi Kesetiakawanan, keperintisan, Restorasi dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan supervisi serta evaluasi di Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, dan penyuluhan Sosial. Bahwa dalam melaksanakan tugasnya Seksi, Kesetiakawanan, keperintisan dan penyuluhan social a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; identifikasi dan analisis kebutuhan, perizinan dan pengumpulan, pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, pemantauan dan penyidikan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; identifikasi dan analisis kebutuhan, perizinan dan pengumpulan, pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, pemantauan dan penyidikan; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; identifikasi dan analisis kebutuhan, perizinan dan pengumpulan, pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, pemantauan dan penyidikan; 16

d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; identifikasi dan analisis kebutuhan, perizinan dan pengumpulan, pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, pemantauan dan penyidikan; Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dan Kelembagaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan supervisi serta evaluasi di Seksi Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM. Dalam melaksanakan tugas Seksi Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM; d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Pemberdayaan Sosial LKS, Karang Taruna dan WKSBM; BIDANG PENANGANAN FAKIR MISKIN Bidang Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan fakir miskin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Penanganan Fakir Miskin menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan di bidang penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil; c. Penyusunan kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil; 17

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil; f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan melaksanakan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan supervisi serta evaluasi di Seksi di Seksi penanganan fakir miskin perdesaan. Dalam melakasanakan tugas Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan melaksanakan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan supervisi serta evaluasi di Seksi di Seksi penanganan fakir miskin perkotaan. Dalam melakasanakan tugas Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; 18

c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir dan Pulau-pulau Kecil melaksanakan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan supervisi serta evaluasi di Seksi di Seksi penanganan fakir miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil, dan Perbatasan Antar Negara. Dalam melakasanakan tugas Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil, dan Perbatasan Antar Negara menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; 19

20