BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun pertama kuliah di Perguruan Tinggi. Usia mahasiswa berkisar tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kenaikan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya. Tercatat hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pekerjaan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan stress. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kepribadian yang kuat serta dapat diandalkan. Terdapat tipe kepribadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan hardiness dan sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada hardiness.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan lainnya sehingga perlunya kemampuan dalam memahami

HARDINESS: MEMAKNAI PENGALAMAN MAHASISWA BIDIK MISI YANG MENGIKUTI ORGANISASI RESIMEN MAHASISWA

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional, yang bertujuan membentuk peserta didik yang menyandang kelainan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

DUTA PERTAMINA MENGABDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi orang yang terdidik. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Di negara kita ini pendidikan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. Dua dekade belakangan ini, dunia perdagangan di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA PERTENGAHAN PASCA PUTUS CINTA DI SMAN 20 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil dalam meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam tumbuhtumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar-Rahman merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang merupakan posisi kunci. Kepemimpinan seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan pengetahuan yang dimilikinya manusia dapat menjadi insan yang

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Hardiness. membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil, dan optimis dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi memiliki misi utama yaitu sebagai penyelengara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, misi tersebut yang memicu Perguruan Tinggi menciptakan kegiatan yang bersifat kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan Kurikuler ini seperti halnya perkuliahan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa, sedangkan kegiatan ekstra kurikuler bersifat diluar jam perkuliahan yang tidak wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah mereka yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Di kampus Universitas Medan Area memiliki beberapa jenis organisasi mahasiswa seperti organisasi mahasiswa yang berjenis lemabaga eksekutif dan legislatif mahasiswa, keagamaan islam dan kristen, kepemudaan, bela diri, pecinta alam, dan teater. Dalam penelitian ini sendiri fokus pada organisasi yang berjenis pecinta alam dan teater. Organisasi yang berjenis pecinta alam di Universitas Medan Area yaitu Mahasiswa Pecinta Alam yang berada ditingkat Universitas, Gemar Alam Psikologi di Fakultas Psikologi, dan Lex Natural di Fakultas Hukum. Organisasi pecinta alam ini perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menciptkan dorongan didalam diri anggotanya agar bisa mengendalikan emosi dalam berbagai situasi. Karena selama ini organisasi berjenis pecinta alam hanya fokus dalam 1

2 membina anggota untuk bisa hidup survive dan memiliki ketahanan fisik yang baik. Sedangkan untuk organisasi teater di Universitas Medan Area yaitu Teater Universitas dan Teater Mahasiswa Psikologi di Fakultas Psikologi. Organisasi berjenis teater dalam mengkader anggotanya lebih mengutamakan kemampuan pengendalian emosi dan memainkan peran berbagai karakter. Organisasi teater perlu melakukan kegiatan yang melatih anggotanya agar bisa memiliki kemampuan fisik dan mental untuk bisa survive dalam kondisi apapun. Proses berorganisasi ini sangatlah penting untuk anggota organisasi pecinta alam dan teater memiliki hardiness yang baik untuk bisa optimal dalam menjalankan organisasi. Selanjutnya Gonella (1999) menjelaskan bahwa hardiness adalah kemampuan individu atau kekuatan melawan stressor. Individu yang memiliki ketangguhan pribadi (hardiness) yang rendah akan merasakan stress yang lebih besar dibanding individu yang memiliki ketangguhan pribadi yang tinggi. Dalam situasi yang sama individu yang ketangguhan pribadinya tinggi menunjukkan respon yang mengarah pada pemecahan masalah sedangkan individu yang memiliki ketangguhan pribadi yang rendah menunjukkan pertahanan diri defensif. Hardiness sangat diperlukan organisasi karena dalam berjalannya proses berorganisasi, organisasi pecinta alam dan teater melakukan pembinaan kepada anggota untuk memiliki sikap hardiness dengan caranya masing-masing.

3 Proses menjadi anggota organisasi kemahasiswaan inilah yang akan membentuk kepribadian tangguh (hardiness) pada anggota organisasi dan dalam melaksanakan kegiatan organsisasi itu juga anggota organisasi harus dapat tangguh karena pastilah banyak permasalahan dan tekanan yang dirasakan. Organisasi berjenis pecinta alam dan teater memiliki kekhasan yang berbeda dikarenakan sehingga dalam proses pembinaan anggotanya, anggota dilibatkan dalam berbagai kegiatan organisasi yaitu pendidikan dasar, pelatihan kepemimpinan dan manajemen diri maupun organisasi, kegiatan musyawarah organisasi yang terstruktur dan terencana dengan matang, serta dalam kegiatankegiatan yang bersifat membuat acara internal organisasi dan acara yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat secara luas. Mahasiswa yang tergabung menjadi anggota organisasi teater dan anggota organisasi pecinta alam pastilah memiliki kegiatan dan tekanan yang berbeda dalam proses berorganisasi. Pengalaman ini yang membentuk mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan mengatur pikiran, emosi dan perilakunya dalam mencapai tujuannya dan itu memerlukan kepribadian yang tangguh. Dari fenomena dilapangan terlihat ada perbedaan hardinnes pada anggota organisasi teater dan organisasi pecinta alam, dimana anggota organisasi teater dalam berkegiatan cenderung menekankan pada aspek control (kendali) sikap dalam memainkan peran dan drama dikegiatan teater sedangkan anggota organisasi pecinta alam cenderung menekankan pada aspek challenge (tantangan) dimana dalam berkegiatan organisasi pecinta alam cenderung harus memiliki

4 kendali yang kuat baik mental maupun fisik karena kesalahan sedikit saja bisa mengakibatkan cidera. Komitmen yang kuat juga harus dimiliki oleh anggota masing-masing organisasi. Komitmen anggota organisasi teater harus berani berkomitmen memainkan peran-peran diluar karakter dirinya dan anggota organisasi pecinta alam haruslah berkomitmen untuk selalu bisa survive di alam dan itu memerlukan proses latihan yang cukup panjang. Kobasa (2001) mengemukakan bahwa hardiness melibatkan tiga keyakinan yang saling berhubungan, yaitu bahwa dalam setiap hal yang dihadapi pasti terdapat hal-hal yang menarik dan berguna (commitment), bahwa anggota organisasi dapat mempengaruhi setiap kejadian yang terjadi dalam hidup jika mau mencobanya (control), dan bahwa kehidupan yang seringkali berubah adalah hal yang wajar terjadi (challenge). Keyakinan keyakinan tersebut akan mempengaruhi bagaimana seorang anggota organisasi memaknakan situasi dan mengatasi masalah yang terjadi dalam melakukan suatu pekerjaan dalam organisasi. Selanjutnya diungkapkan oleh Cole, dkk (2004), yang menyatakan bahwa menjadi mahasiswa adalah salah satu periode kehidupan yang berpotensi menimbulkan tekanan karena mahasiswa tidak hanya harus peduli akan akademisnya (misalnya: tugas, kegiatan kelas, ujian, dan memenuhi harapan orang tua), tetapi juga mengurus tanggung jawab pribadi (misalnya: mengelola keuangan) dan kebutuhan sosial mereka (misalnya: membuat dan memelihara persahabatan) dan mahasiswa yang aktif berorganisasi juga harus

5 bertanggungjawab dan menerima tekanan dari tugas-tugas organisasi yang diembannya. Untuk itu hardiness sangat penting dimiliki oleh anggota organisasi. Hardiness adalah suatu tipe kepribadian yang sangat diperlukan, karena akan membantu dalam mengatasi tekanan, hardiness dianggap dapat menjaga seseorang tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian hidup yang penuh tekanan (Bandiyah & Lukluk, 2008). Santrock (2003) mengatakan ketangguhan (hardiness) adalah gaya kepribadian yang dikarakteristikkan oleh suatu komitmen, pengendalian, dan persepsi terhadap masalah-masalah sebagai tantangan. Setiap anggota organisasi memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda termasuk hardiness, terutama dalam menghadapi tekanan dalam situasi baru dan lingkungan baru. Anggota organisasi yang memiliki kepribadian hardiness akan mampu bertahan menghadapi semua tuntutan dan tantangan dalam pekerjaan dan tugas serta menyesuaikan diri dengan lingkungan sedangkan anggota organisasi yang kurang memiliki hardiness dalam dirinya, akan kurang atau bahkan tidak bertahan untuk menjalani tuntutan tugas-tugas yang dihadapinya dan tuntutan dalam menyesuaikan dengan lingkungan. Anggota organisasi dengan hardiness yang tinggi percaya bahwa semua masalah adalah suatu yang tidak mungkin dihindari sehingga diperlukan suatu cara yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya anggota organisasi dengan hardiness yang rendah sering kali menganggap banyak hal dalam pekerjaan sebagai ancaman dan tekanan, sehingga ketika anggota

6 organisasi merasakan adanya tekanan kerja maka konsekuansi negatif yang harus dia hadapi semakin berat (Soderstrom, Dolbier, Leiferman, 2000). Hardiness telah banyak dipertimbangkan sebagai suatu sikap mental yang dapat mengurangi efek tekanan secara fisik maupun mental pada anggota organisasi (Florian, Mikulincer & Taubman, 1995). Anggota organisasi dengan hardiness yang tinggi percaya bahwa semua masalah yang dihadapi, termasuk segala masalah dan beban kerja yang ada adalah sesuatu yang tidak mungkin dihindari sehingga mereka dapat melakukan hal yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, anggota organisasi dengan hardiness yang rendah seringkali menganggap banyak hal dalam pekejaan sebagai ancaman dan sumber tekanan sehingga ketika dirinya merasakan tekanan kerja maka konsekuensi negatif yang harus ia hadapi menjadi semakin berat. Hardiness merupakan salah satu aspek penting yang membantu anggota organisasi dalam menghadapi tekanan dan mereduksi akibat yang ditimbulkan oleh tekanan. Membentuk kepribadian yang membantu anggota organisasi menyesuaikan diri terhadap situasi yang menekan dan tahan terhadap tekanan. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu perbedaan hardiness ditinjau dari jenis organisasi mahasiswa. B. Identifikasi Masalah Mahasiswa yang berorganisasi pastilah menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam menjalankan aktivitas organisasinya. Disini Hardiness sangat penting dimiliki anggota organisasi karena dengan hardiness

7 anggota organisasi akan lebih mudah menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya dalam berorganisasi. Gonella (1999) menjelaskan bahwa (hardiness) ketangguhan pribadi adalah kemampuan individu atau kekuatan individu melawan stressor. Anggota organisasi yang memiliki ketangguhan pribadi yang rendah akan merasakan stres yang lebih besar dibanding anggota organisasi yang memiliki ketangguhan pribadi yang tinggi. Adapun identifikasi permasalahan hardiness pada anggota organisasi teater dan organisasi pecinta alam, yaitu anggota organisasi pecinta alam menekankan pada aspek challenge (tantangan) dari hardiness itu sendiri dalam berkegiatan organisasi pecinta alam harus memiliki ketahanan yang kuat baik mental maupun fisik karena kesalahan sedikit saja bisa mengakibatkan cidera. Sedangkan anggota organisasi teater dalam berkegiatan menekankan pada aspek control (kendali) sikap dari hardiness dalam memainkan peran dan karakter dikegiatan teater. Terdapat perbedaan setiap organisasi dalam membangun hardiness pada setiap anggota organisasinya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka diidentifikasi permasalahan yang akan diteliti yaitu perbedaan hardiness anggota organisasi ditinjau dari jenis oraganisasi mahasiswa. C. Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada variabel hardiness. Dan subjek penelitian yaitu anggota organisasi teater dan anggota organisasi pecinta alam di Universitas Medan Area. \

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian yang akan diteliti yaitu : apakah ada perbedaan hardiness antara anggota organisasi teater dan anggota organisasi pecinta alam.? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hardiness antara anggota organisasi teater dan anggota organisasi pecinta alam di Universitas Medan Area. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat membantu memberikan sumbangan ilmilah bagi pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi, khususnya berkaitan dengan hardiness. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi organisasi pecinta alam dan organisasi teater untuk membuat kegiatan yang meningkatkan hardiness pada anggotanya seperti kegiatan pelatihan manajemen konflik.