2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kanak-kanak merupakan masa di mana anak-anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini diharapkan tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemudahan dalam mencari maupun menemukan informasi sekarang ini, maka masyarakat sudah mulai membuka mata dan memberikan perhatian yang lebih akan pentingnya pendidikan anak usia dini, khususnya bagi para keluarga muda yang baru memiliki buah hati maupun bagi keluarga yang sudah lama membangun keluarganya dan memiliki buah hati yang masih remaja maupun yang sudah dewasa. Untuk dapat mengerti mengenai pertumbuhan dan perkembangan dalam mendampingi serta mengarahkan anak-anak mereka untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan, agar anak dapat siap dalam menjalani kehidupan dan tantangan dimasa yang akan datang dengan sebaik-baiknya. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam memberikan bekal maupun latihan bagi anak khusunya untuk dapat menjalani kehidupan dan tantangan dimasa depan. Anak merupakan aset negara dan penerus bangsa selanjutnya yang akan melanjutkan tongkat estafet dalam membangun dan menentukan nasib suatu bangsa bagaimana kedepannya. Maka dari itu pendidikan bagi anak usia dini yang menjadi awal mula pendidikan dasar bagi anak untuk dapat meraih pendidikan berkelanjutan kedepan perlu ditangani dan diberikan perhatian yang lebih agar mereka mendapatkan pendidikan yang tepat bagi bekal mereka kedepan kelak. Seperti yang termuat dalam Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2009 yang salah satunya berbunyi : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia eman tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Agar pendidikan yang diberikan dapat memberikan efek positif dan tepat, maka salah satu acuan yang harus ditaati yakni sesuai dengan rambu-rambu peraturan pemerintah yang salah satunya dikemukakan diatas. Sebagai generasi penerus bangsa dan tentunya sebagai manusia yang dapat didik dan memiliki akal, alasan mengapa pendidikan diberikan sedini mungkin kepada anak adalah didalam masa kanak-kanak terdapat keistimewaan, seperti yang dikemukakan oleh Montessori (Suyanto. S, 2005:20) menyatakan bahwa anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari lingkungannya yang dapat dianalogikan sebagai daya serap kertas tisu terhadap air (The Absorbent of mind), maka dari itu penting untuk kita dapat memberikan pengetahuan-pengetahuan terbaik yang anak perluketahui dan pahami walaupun masih terbatas pada perkembangan kematangan berfikir sesuai dengan usia yang anak miliki. Pembelajaran dan stimulasi yang diberikan dalam pendidikan anak usia dini salah satu diantaranya adalah dengan pengembangan kemampuan kognitif anak, pada masa usia dini perkembangan kemampuan kognitif anak mencapai 80% yang dapat dikatakan sebagai masa keemasan atau Golden Age karena perkembangan kemampuan kognitif ini, semakin dewasa akan semakin berkurang daya serapnya dan kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif dimana anak menyerap dan mengerti mengenai pembelajaran yang diberikan untuk bekal mereka dimasa yang akan datang. Dalam masa ini merupakan masa dimana anak menerima memori yang akan selalu diingingat hingga mereka dewasa lalu menua dan semua itu dapat mempengaruhi kehidupan yang akan mereka jalani kelak dimasa yang akan datang. Menurut Piaget (dalam Santrock, 1995:49) menerangkan bahwasannya semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama yaitu melalui empat tahap yakni, Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun), Tahap Praoperational (2-7 Tahun), Konkret Operasional (7-11 Tahun), dan Formal Operasional (11 Tahun ke atas). Melihat tahapan atas perkembangna kognitif untuk anak usia dini terdapat dalam tahapan Praoperational yang mana pada tahapan perkembangan ini anak 2

sudah mulai menunjukan proses berfikir yang lebih jelas. Ia mulai mengenali beberapa simbol gambar dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Anak menunjukan kemampuannya melakukan permainan symbolis (Symbolic play atau pretend play). Sedangkan Santrock (dalam Sriningsih, 2009:31) berpendapat dalam tahap praoperasional dibagi menjadi dua subtahap yaitu subtahap fungsi simbolis (symbolic function substage) dan sub tahap pemikiran intuitif (intuitive though substage). Sedangkan untuk anak kelas TK A terdapat pada jenjang subtahap yang kedua yakni pemikiran intuitif yang berlangsung antara usia 4-7 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Anak-anak mengetahui sesuatu, tetapi pengetahuan mereka tidak didasarkan atas pemikiran yang rasional. Karakteristik yang menonjol pada masa ini adalah centration yaitu memusatkan perhatian terhadap satu karakteristik dan mengesampingkan semua karakteristik yang lain. Dalam pengembangan kemampuan kognitif anak dapat dikaitan dengan pembelajaran matematika yang dapat mengasah kemampuan kognitif anak. Pembelajaran matematika ini sangat penting karena ini menjadi dasar pengetahuan dan penerapanya banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja dalam berbelanja untuk pemenuhan kebutuhan, didalannya terdapat transaksi mengenai jumlah barang maupun uang yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Hakikat pembelajaran matematika sendiri, menurut Sumantri (Sriningsih. N, 2009:16) menyebutkan bahwa matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian dari penyekatan yang ingin kita sampaikan, matematika merupakan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif, matematika merupakan sarana berfikir secara deduktif. Seperti yang telah diungkapkan diatas matematika itu sendiri memiliki banyak pengertian lintas bidang pengetahuan dan sangat mendasar untuk dipelajari. 3

Pentingnya pengenalan pembelajaran matematika juga dikemukakan oleh Milafaila yang memaparkan bahwa kemampuan mengenal bilangan diasumsikan penting untuk diajarkan kepada anak usia dini, karena jika anak mengalami masalah dalam kemampuan mengenal bilangannya maka anak akan cenderung mengalami gangguan diantaranya gangguan hubungan keruangan, kesulitan memahami konsep kuantitas (jumlah), mengalami asosiasi visual-motor (lebih menghafal daripada memahami), serta kesulitan dalam mengenal dan memahami simbol yang dapat berdampak pada rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika dijenjang selanjutnya. Dalam penyampaian pembelajaran yang dilakukan dikelas, guru menyampaikan materi pembelajaran hanya melalui metode klasikal dan latihanlatihan melalui majalah atau lembar kerja siswa. Pembelajaran yang dilakukan didalam kelas kurang berhasil menarik anak untuk dapat mengerti dan paham mengenai lambang bilangan ini, maka dari itu untuk membuat anak lebih tertarik dalam belajar dan memahami mengenai lambang bilangan ini perlu diberikan metode atau pendekatan yang cocok dan lebih menarik lagi bagi anak. Salah satunya dengan melalui pendekatan investigasi. Pendekatan investigasi baik diterapkan di pendidikan anak usia dini, karena merupakan salah satu pendekatan yang dapat mendorong anak untuk belajar lebih aktif dan bermakna (Setiawan, 2006:7). Pendekatan ini merupakan salah satu dari pembelajaran konstruktifis yang menitik beratkan kepada pembangunan pengetahuan yang dimiliki oleh anak itu dibangun oleh anak sendiri, karena dengan membangun pengetahuannya sendiri maka anak dapat dengan mudah mendapatkan pengetahuan dan lebih bermakna yang dapat tersimpan dengan jangka waktu yang lebih lama. Untuk lapangan sendiri khususnya di TK Pembina Sadang Serang ini penulis melakukan observasi secara intensif pada kurun waktu seminggu 2 kali selama 3 bulan dan menemukan, bahwasannya dalam pembelajaran mengenal matematika khususnya pengenalan konsep bilangan yang dilakukan oleh guru 4

kelompok A, anak-anak masih belum dapat menguasai seluruh konsep yang perlu anak miliki yakni mengenal angka 1-10 sesuai dengan acuan Permen 58, yang mana pada rentan umur 4-5 tahun pengenalan konsep bilangan yang perlu anak kuasai adalah angka 1-10. Dalam mengenal konsep bilangan ini hanya 6 anak dari jumlah keseluruhan 18 anak yang sudah dapat mengenal dan menguasai dengan baik dari mulai konsep hingga lambang bilangan yang melambangkannya. Sedangkan untuk sisanya anak-anak hanya mengikuti teman mereka atau mencoba dengan menebak-nebak jumlah angka, apabila ada pertanyaan maupun tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan sehari-hari dalam mengenalkan konsep bilangan pembelajaran matematika sendiri yakni kebanyakan melalui metode klasikal dan lebih terfokus kepada papan tulis atau mengajarkannya melalui majalah atau LKS yang telah dibuat oleh guru. Oleh karena itu penulis ingin meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak kelompok A ini dengan metode investigasi yang mana sarana dan prasarana sangat mendukung sekali di TK Negeri Pembina Sadang Serang, selain itu karena terdapat banyak sekali fasilitas yang sangat menunjang misalnya dengan banyaknya alat permainan yang terdapat didalam kelas maupun benda-benda yang terdapat disekeliling taman yang ada di sekitar lingkungan sekolah, karena dengan pembelajaran langsung dan kongkrit anak akan mudah dalam mengenal dan memahami akan sesuatu. Berbeda halnya dengan hanya mengenalkan dengan melihat tanpa mencoba dan mengerti bagaimana konsep yang ingin disampaikan. Maka dari itu setelah melihat pentingnya kemampuan kognitif khususnya pada pengembangan matematika yang harus dimiliki oleh anak dan metode yang telah dikemukakan diatas maka penulis mengambil bahan permasalahan ini melalui penelitian skripsi dengan judul MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah : 1. Bagaimanakah kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang sebelum diterapkan Pendekatan Investigasi? 2. Bagaimanakah penerapan Pendekatan Investigasi dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang? 3. Bagaimanakah kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang setelah diterapkan Pendekatan Investigasi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang sebelum diterapkan Pendekatan Investigasi. 6

2. Mengetahui perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang pada saat di berlakukanya Pendekatan Investigasi. 3. Mengetahui seberapa besar kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sadang Serang setelah diterapkan Pendekatan Investigasi. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah : 1. Bagi anak a. Penelitian ini dapat membantu anak dalam mengembangkan kemapuan mengenal konsep bilangan matematika. b. Penelitian ini dapat membantu anak agar dapat lebih memahami dan mengusai dengan lebih mendalam mengenai pengenalan konsep bilangan matematika. c. Penelitian ini dapat memberikan pengalaman berbeda dalam melaksanakan suatu pembelajaran. 2. Bagi orang tua a. Penelitian ini membantu para orang tua untuk mengarahkan dan membimbing anak mereka untuk mendapatkan pengetahuan di rumah dengan cara yang lebih baik b. Penelitian ini menambah pengetahuan bagi orang tua bahwasannya pengenalan konsep bilangan dapat diperkenalkan melalui banyak cara dan mengemasnya secara lebih bervariatif dan menarik bagi anak. 3. Bagi sekolah a. Penelitian ini membantu kepada pihak sekolah untuk lebih berkreasi di dalam pengembangan pembelajaran yang diberikan kepada anak, khususnya pada pembelajaran matematika. 7

b. Membantu pihak sekolah khususnya para guru untuk membantu menyajikan pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran dan cara yang bervariatif, menyenangkan bagi anak dalam menyajikan pembelajaran dikelas. E. Asumsi Penelitian Asumsi dari penelitian ini, yakni sebagai berikut : 1. Masa perkembangan anak usia dini sangat penting, karena memiliki masa Keemasa atau Golden Age (Suyanto. S, 2005). Dari sekian banyak kemampuan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini diantaranya kemampuan kognitif pada anak, karena kemampuan kognitif ini berkembang sangat pesat pada anak usia dini dan perlu diberikan rangsangan dan bimbingan yang tepat untuk mencapai kematangan pada perkembangan tersebut. 2. Kemampuan kognitif pada anak diantaranya dapat kita kembangkan melalui pembelajaran pengenalan matematika. Pengenalan dasar dalam matematika adalah mengenal konsep bilangan, karena itu menjadi bekal penting untuk dapat melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Pengetahuan mengenai matematika juga sangat penting karena kita akan menemui konsep ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya saat bertransaksi dengan pedagang dan masih banyak lagi, itu semua dapat menjadi bekal pengalaman awal bagi anak untuk berkenalan dengan konsep matematika yang dapat kita eksplorasi bersama kelak didalam kelas (Sriningsih. N, 2009). 3. Pemberian metode atau pendekatan dalam menyampaikan materi yang tepat ke pada anak, akan dapat membantu anak dalam mengerti dan memahami dengan baik apa yang kita sampaikan di dalam kelas. Pengetahuan yang dibangun oleh anak sendiri itu jauh lebih baik seperti halnya yang diungkapkan oleh para penganut paham 8

konstruktivis. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran yang aktif dan melibatkan anak didalamnya. Seperti halnya Pedekatan investigasi merupakan salah satu dari pendekatan yang menitik beratkan anak untuk mampu belajar lebih aktif kreatif dan bermakna (Setiawan, 2006). F. Metode Penelitian Peningkatan kemampuan dalam pembelajaran anak dikelas pasti merupakan tujuan dari setiap pembelajaran, akan tetapi pada kenyataannya dalam beberapa kelas masih terdapat hambatan maupun masalah-masalah yang dihadapi. Maka dari itu mengacu kepada dasar tersebut maka untuk metode penelitian yang tepat yakni dengan menggunakan metode penelitian PTK. Seperti halnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2012:3). G. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Sadang Serang No.11 Bandung, subjek yang diteliti adalah anak-anak kelompok A sebanyak 19 orang. Alasan peneliti memilih lokasi TK Negeri Pembina Sadang Serang, adalah sebagai berikut: 1. Mendapat dukungan dari pihak sekolah terutama kepala sekolah 2. Peneliti dapat bekerjasama dengan guru kelas 3. Adanya kemudahan dalam penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan H. Sistematika penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang dirangkum dalam pembahasan sebagai berikut: 9

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian, tempat dilaksanakannya penelitian dan sistematika penelitian. KAJIAN TEORI Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai materi yang diangkat dalam penelitian ini dan keterkaitan antara satu variabel dan variabel lainnya. METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan dirumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada ditempat penelitian. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut. 10