ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA)

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

ANALISIS POTENSI, EFEKTIVITAS, DAN EFISIENSI RETRIBUSI PARIWISATA SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)

Rezlyanti Kobandaha., H.R.N. Wokas. Analisis Efektivitas, Kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

Contribution and effectiveness Comparative Analysis Of Local Tax Revenue Pangkalpinang city with Revenue Bangka.

BAB I PENDAHULUAN. diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, 1 pembangunan. nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

Keywords : Level of Independence, Regional Finance, Tax Levy Advertising Effectiveness.

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Tujuan lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. provinsi. Setiap provinsi terbagi dari beberapa Kabupaten maupun Kota.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN EKSKARESIDENAN BANYUMAS. (Tahun Periode 2006 Sampai 2010)

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

ANALISIS PERANAN DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

MACHDANIYATUL AZIZAH B

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Tabel 1.Target dan Realisasi Pajak Hotel Kabupaten Tana Toraja Tahun

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA) Oleh : R. Waita Ningrum, Endang Masitoh dan Riana R. Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta Email: sjobs941@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala menganalisis efektivitas penerimaan pajak reklame, menganalisis efisiensi penerimaan pajak reklame dan menganalisis kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015. Penelitian menggunakan metode studi kasus, jenis data yang digunakan data kuantitatif, sumber data yang digunakan data skunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan: Efektivitas penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu masuk kategori sangat efektif, artinya dalam kurun waktu 2011-2015 realisasi penerimaan Pajak Reklame melebihi target yang ditetapkan. Efisiensi penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu masuk kategori sangat efisien, artinya dalam kurun waktu 2011-2015 biaya pemungutan pajak reklame sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penerimaan pajak reklame. Kontribusi Pajak Reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu memiliki kontribusi yang fluktuatif. Tingkat kontribusi paling tinggi adalah pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 7,58%, sedangkan tingkat kontribusi paling rendah ditunjukkan tahun 2014 dengan persentase sebesar 3,14%. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 secara rata-rata adalah sebesar 4,46%, jika didasarkan pada kriteria atau indikator penilaian kontribusi, maka penilaiannya masuk kategori sangat kurang. Kata Kunci : Pajak reklame, efektivitas, efisiensi, kontribusi. ABSTRACT This is for research purposes to analyze the effectiveness of the advertisement tax receipts, to analyze the efficiency of the advertisement tax receipts and analyze the contribution of advertisement tax to the local tax in Surakarta from 2011-2015. Research using the case study method, the type of data used quantitative data, the data source used secondary data. Data analysis technique used is descriptive analysis. In conclusion: The effectiveness of advertisement tax receipts in Surakarta from the years 2011-2015 is categorized as very effective, meaning that in the period 2011-2015 realization advertisement tax receipts exceeded the target set. Efficiency of Advertising Tax receipts in Surakarta from the years 2011-2015 are categorized as highly efficient, meaning that in the period 2011-2015 advertisement taxation charge is very small compared with the number of advertisement tax receipts. Advertising Tax contribution to the local tax in Surakarta from the years 2011-2015 that have fluctuating contribution. Contribution rate is highest in 2011 with a percentage of 7.58%, while the lowest level of contributions is shown in 2014 with a percentage of 3.14%. Against the advertisement tax contribution of local tax in Surakarta from the years 2011-2015 on average amounted to 4.46%, if it is based on criteria or indicators of assessment of contributions, the judgment in the category is very less. Keywords: tax on billboards, effectiveness, efficiency, contribution. EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 241

PENDAHULUAN Pembangunan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan diupayakan berjalan secara seimbang, selaras, dan saling menunjang antar satu bidang dengan bidang lainnya. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk mencapai suatu lapangan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Salah satu bidang yang dapat memberi peran dan andil yang cukup signifikan terhadap indikasi pencapaian tujuan pembangunan adalah bidang keuangan. Pencapaian tujuan pembangunan akan menimbulkan kemandirian pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kemandirian pembangunan tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pemerintah Pusat dengan segala kebijakan yang ada. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh Pemerintah Pusat agar Pemerintah Daerah dapat meningkatkan kemampuan dalam membiayai urusan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerahnya. Hal ini sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata, dinamis, dan bertanggung jawab, serta mempercepat tercapainya kemandirian Kabupaten/Kota khususnya pada bidang pendanaan. Pembangunan daerah sebagian besar diperoleh dari sumber dana Pemerintah Pusat. Dengan demikian, Pendapatan Asli Daerah yang merupakan indikator menilai tingkat kemandirian Pemerintah Daerah di bidang keuangan harus ditingkatkan. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah diupayakan dalam pembiayaan pelaksanaan pemerintah dan pembangunan daerah secara efektif sejalan dengan pengelolaan keuangan negara. Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pada kenyataannya, kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pandapatan dan Belanja Daerah masih minim. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap Pemerintah Pusat masih cukup besar. Untuk mengurangi ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap Pemerintah Pusat, maka Pemerintah Daerah berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, salah satunya melalui penggalian potensi Pajak Daerah. 242 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah terdiri atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Contoh pajak provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Rokok. Pajak kabupaten/kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak reklame, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Mardiasmo, 2013:13). Pajak reklame adalah salah satu pajak daerah yang penting untuk diteliti di Kota Surakarta. Kota Surakarta sebagai kota wisata mempunyai prospek pajak reklame yang bagus untuk waktu yang akan datang. Banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Surakarta membutuhkan fasilitas-fasilitas untuk dikunjungi, seperti pusat oleh-oleh, rumah makan, dan lainlain. Selain itu dengan banyaknya wisatawan yang datang akan memicu pengusaha-pengusaha baru untuk memenuhi fasilitas tersebut. Usaha tersebut akan membutuhkan reklame untuk memasarkan produknya agar dikenal masyarakat. Realisasi penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta yang mengalami peningkatan selama tahun 2010 sampai tahun 2014, di mana pada tahun 2010 jumlah penerimaan pajak reklame sebesar Rp. 4.697.717.016 mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar Rp. 5.208.406.763, tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 5.600.190.650, tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 6.143.112.000, dan tahun 2014 meningkat menjadi Rp. 6.210.114.000. Nurmayasari (2010) menjelaskan suatu industri yang ingin memasarkan produknya dapat menggunakan atau memasang reklame agar dapat diketahui oleh masyarakat. Industri pariwisata juga salah satu yang menggunakan reklame untuk mengenalkan tempat wisatanya. Bertambahnya jumlah industri yang memasang reklame mengakibatkan obyek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah juga meningkat. Penerimaan pajak reklame yang meningkat akan memberikan kontribusi lebih pada penerimaan pajak daerah. Penerimaan pajak daerah yang besar dapat diperoleh salah satunya dengan mengoptimalkan EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 243

penerimaan pajak reklame yang efektif dan efisien. Efektivitas tercapai apabila realisasi melampaui target yang ingin dicapai. Halim (2004:135) menjelaskan efektivitas pajak daerah menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pajak daerah yang didapatkan dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Oleh karena itu efektivitas pajak reklame dapat dihitung dengan membandingkan realisasi penerimaan pajak reklame dengan target penerimaan pajak reklame. Midiyati (2014) dalam penelitiannya menyatakan penerimaan pajak reklame di Kota Semarang sangat efektif yaitu sebesar 106,77%. Penerimaan pajak reklame yang efektif tersebut juga meningkatkan kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah. Efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak daerah dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak daerah atau mengukur bagian dari hasil pajak yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan pajak yang bersangkutan. Biaya-biaya untuk memungut pajak harus lebih rendah dari pajak yang dipungut (Halim, 2008: 234). Penelitian Midiyati (2014) menyatakan pemungutan pajak reklame di Kota Semarang sangat efisien yaitu sebesar 11,93%. Penerimaan tersebut juga diikuti dengan kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah yang terus meningkat dari tahun 2008-2012. Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama. Analisis kontribusi pajak reklame digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah. Penelitian Lalityasari (2014) menyatakan semakin besar penerimaan pajak hotel dan pajak restoran akan mengakibatkan pendapatan pajak daerah mengalami peningkatan. Oleh karena itu penerimaan pajak reklame yang semakin besar dapat memberikan kontribusi yang besar pula pada penerimaan pajak daerah. Melihat prospek yang bagus pada pajak reklame di Kota Surakarta maka perlu untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penerimaan pajak reklame, selain itu juga kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah. Hal tersebut mengingat bahwa pajak daerah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis efektivitas penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015. 2) Untuk menganalisis 244 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017

efisiensi penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015. 3) Untuk menganalisis kontribusi pajak Kerangka Pemikiran reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode studi kasus, jenis data yang digunakan data kuantitatif, sumber data yang digunakan data skunder. Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai potensi pajak reklame terhadap realisasi penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta. 1. Efektifitas Pajak reklame Efektivitas pajak reklame adalah menggambarkan pencapaian realisasi penerimaan pajak reklame sesuai dengan hasil yang ditargetkan setiap tahunnya. Dalam penelitian ini rumus penghitungan efektivitas pajak reklame yang digunakan adalah sebagai berikut: Realisasi Pajak Reklame Efektivitas Pajak Reklame = x100% Target Pajak Reklame 2. Efisiensi Pajak Reklame Efisiensi pajak reklame adalah menggambarkan pencapaian realisasi penerimaan pajak reklame dengan biaya pemungutan pajak reklame. Dalam penelitian ini rumus penghitungan efisiensi pajak reklame yang digunakan adalah sebagai berikut: Realisasi Pajak Reklame Efisiensi Pajak Reklame = x100% Biaya Pemungutan Pajak Reklame EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 245

3. Kontribusi Pajak reklame Terhadap Pajak Daerah Kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah adalah persentase sumbangan pajak reklame terhadap total pajak daerah. Dalam penelitian ini rumus penghitungan kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pajak yang digunakan adalah sebagai berikut: Realisasi Pajak Reklame Kontribusi pajak reklame = x100% Total Pajak Daerah HASIL PENELITIAN Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan yang dimaksud Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum. Efektifitas merupakan suatu pengukur keberhasilah terhadap organisasi dalam pencapaian tujuannya. Tingkat efektifitas Pajak Reklame di Kota Surakarta dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan Pajak Reklame dengan target Pajak Reklame. Berikut merupakan hasil perhitungan efektivitas penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta, dengan membandingkan antara data target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame tahun 2011-2015. Tabel I Target Dan Realisasi Pajak Reklame Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Target Penerimaan Pajak Reklame (Rp) 5.041.150.000 5.041.150.000 5.991.150.000 6.300.000.000 7.000.000.000 Realisasi Penerimaan Pajak Reklame (Rp) 5.208.406.763 5.600.190.650 6.143.112.000 6.501.381.219 8.055.347.900 Rasio Efektivitas (%) 103,32 111,09 102,54 103,20 115,08 Keterangan Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Rata-Rata 107,04 Sangat Efektif Berdasarkan hasil perhitungan analisis efektivitas Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2011-2015 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 246 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017

1. Realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2011 sebesar Rp. 2.208.406.763,- dan target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 5.041.150.000,-. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame dari target yang ditetapkan sebesar 103,32%, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta masuk kategori sangat efektif, karena di atas kriteria 100%. 2. Realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2012 sebesar Rp. 5.600.190.650,- dan target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 5.041.150.000,-. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame dari target yang ditetapkan sebesar 111,09%, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta masuk kategori sangat efektif, karena di atas kriteria 100%. 3. Realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2013 sebesar Rp. 6.143.112.000,- dan target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 5.991.150.000,-. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame dari target yang ditetapkan sebesar 102,54%, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta masuk kategori sangat efektif, karena di atas kriteria 100%. 4. Realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp. 6.501.381.219,- dan target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 6.300.000.000,-. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame dari target yang ditetapkan sebesar 103,20%, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta masuk kategori sangat efektif, karena di atas kriteria 100%. 5. Realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Surakarta tahun 2014 sebesar Rp. 8.055.347.900,- dan target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 7.000.000.000,-. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame dari target yang ditetapkan sebesar 115,08%, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 247

Surakarta masuk kategori sangat efektif, karena di atas kriteria 100%. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun ke tahun terus meningkat dan rata-rata melampaui target yang telah ditetapkan. Artinya perkiraan-perkiraan penerimaan Pajak Reklame yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta telah dapat terlampaui, hal ini tentu saja berkaitan dengan kebijakan mengenai pemungutan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa rata-rata efektivitas penerimaan pajak reklame Kota Surakarta tahun 2011-2015 sebesar 107,04% masuk kategori sangat efektif. Analisis Efesiensi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta Rasio efisiensi Pajak Reklame yaitu menggambarkan pencapaian realisasi penerimaan Pajak Reklame dengan menggunakan sumber daya dan biaya pemungutan Pajak Reklame yang terendah. Efisiensi Pajak Reklame dapat diketahui dengan mengambil data biaya pemungutan Pajak Reklame dengan data realisasi penerimaan Pajak Reklame. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002 Tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah, biaya pemungutan yaitu biaya yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat penunjang dalam rangka kegiatan pemungutan. Biaya pemungutan pajak reklame adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai segala kegiatan yang berkaitan dengan pemungutan Pajak Reklame yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat penunjang dalam rangka kegiatan pemungutan. Rasio efisiensi Pajak Reklame, dapat dihitung dengan rumus: Biaya Pemungutan Pajak Reklame Rasio Efisiensi x 100% Realisasi Penerimaan Pajak Reklame (Mahmudi, 2011: 172) Hasil dari perhitungan rasio efisiensi Pajak Reklame di Kota Surakarta 2011-2015 dapat dilihat pada tabel II di bawah ini: 248 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017

Tabel II Penghitungan Rasio Efisiensi Penerimaan Pajak Reklame Di Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Tahun Anggaran 2011 2012 2013 2014 2015 Biaya Pemungutan Pajak Reklame 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 Realisasi Pajak Reklame Rasio Efisiensi (%) 9,60 8,93 8,14 7,69 6,21 Keterangan 5.208.406.763 5.600.190.650 6.143.112.000 6.501.381.219 8.055.347.900 Sangat Efisien Sangat Efisien Sangat Efisien Sangat Efisien Sangat Efisien Rata-Rata 8,11 Sangat Efisien Berdasarkan perhitungan pada tabel XVI di atas rasio efisiensi Pajak Reklame di Kota Surakarta 2011-2015 tergolong sangat efisien karena interval efisiensinya di bawah 10%. Hal itu terjadi karena realisasi Pajak Reklame di Kota Surakarta tahun 2011-2015 lebih besar daripada realisasi biaya pemungutan. Hal ini diakibatkan terjadinya selisih yang cukup besar antara pendapatan dengan biaya pemungutan retribusi. Biaya pemungutan pajak reklame di Kota Surakarta selama ini sudah ditetapkan berdasarkan anggaran, yaitu setiap tahun sebesar Rp. 500.000.000,00. Analisis Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah di Kota Surakarta Hasil perhitungan dan klasifikasi kriteria Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Kota Surakarta tahun 2011-2015 ditunjukan dalam bentuk tabel III sebagai berikut: Tabel III Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Kota Surakarta Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Realisasi Pajak Reklame (Rp) 5.208.406.763 5.600.190.650 6.143.112.000 6.501.381.219 8.055.347.900 Realisasi Pajak Daerah (Rp) 68.705.344.914 80.717.995.082 194.987.547.509 206.750.725.212 233.085.404.386 Persentase Kontribusi Kriteria Kontribusi 7,58 6,94 3,15 3,14 3,46 Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang Rata-Rata 4,85 Sangat Kurang EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 249

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kontribusi Pajak Reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta tahun 2011-2015 memiliki kontribusi yang fluktuatif. Tingkat kontribusi paling tinggi adalah pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 7,58%, sedangkan tingkat kontribusi paling rendah ditunjukkan tahun 2014 dengan persentase sebesar 3,14%. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 secara rata-rata adalah sebesar 4,46%, jika didasarkan pada kriteria atau indikator penilaian kontribusi, maka penilaiannya masuk kategori sangat kurang. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Efektivitas Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta Hasil analisis menunjukkan bahwa realisasi penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun ke tahun terus meningkat dan rata-rata melampaui target yang telah ditetapkan, artinya perkiraan-perkiraan penerimaan Pajak Reklame yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta telah dapat terlampaui, hal ini tentu saja berkaitan dengan kebijakan mengenai pemungutan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa rata-rata efektivitas penerimaan pajak reklame Kota Surakarta tahun 2011-2015 sebesar 107,04% masuk kategori sangat efektif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Triski Intan Meylani Lengkong (2015) yang menyatakan bahwa tingkat efektifitas Pajak Reklame tahun 2011, 2012 dan 2013 di Kota Bitung mendapat kategori Sangat Efektif, sedangkan tahun 2014 dengan kategori Efektif. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian I Made Budi Kusuma Arsana A.B (2013) yang menyatakan bahwa tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame di Kabupaten Badung tergolong efektif tahun 2002-2011. 2. Efesiensi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio efisiensi Pajak Reklame di Kota Surakarta 2011-2015 tergolong sangat efisien karena interval efisiensinya di bawah 10%. Hal itu terjadi karena realisasi Pajak Reklame di Kota Surakarta tahun 2011-2015 lebih besar daripada realisasi biaya pemungutan. Hal ini diakibatkan terjadinya selisih yang cukup besar antara pendapatan dengan biaya pemungutan retribusi. Biaya pemungutan pajak reklame di Kota Surakarta selama ini sudah ditetapkan berdasarkan anggaran, yaitu setiap tahun sebesar Rp. 500.000.000,00. Hasil penelitian ini konsisten dengan 250 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017

penelitian I Made Budi Kusuma Arsana A.B (2013) yang menyatakan bahwa tingkat efisiensi penerimaan pajak reklame di Kabupaten Badung tahun 2002-2011 tergolong efisien. 3. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah di Kota Surakarta Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi Pajak Reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta tahun 2011-2015 memiliki kontribusi yang fluktuatif. Tingkat kontribusi paling tinggi adalah pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 7,58%, sedangkan tingkat kontribusi paling rendah ditunjukkan tahun 2014 dengan persentase sebesar 3,14%. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 secara rata-rata adalah sebesar 4,46%, jika didasarkan pada kriteria atau indikator penilaian kontribusi, maka penilaiannya masuk kategori sangat kurang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rezlyanti Kobandaha (2016) dan Novita Lam (2015) yang menyatakan bahwa kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah masuk kategori kurang. KESIMPULAN Hasil analisis rasio efektivitas penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu masuk kategori sangat efektif, rata-rata efektivitas penerimaan Pajak Reklame yaitu sebesar 107,04%, artinya dalam kurun waktu 2011-2015 realisasi penerimaan Pajak Reklame melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan hasil analisis rasio efisiensi penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu masuk kategori sangat efisien, ratarata efisiensi penerimaan pemungutan Pajak Reklame yaitu sebesar 8,11%, artinya dalam kurun waktu 2011-2015 biaya pemungutan pajak reklame sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penerimaan pajak reklame. Hal tersebut dikarenakan biaya pemungutan pajak reklame didasarkan pada jumlah yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta yaitu setiap tahunnya sebesar Rp. 500.000.000,00. Kontribusi Pajak Reklame terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 yaitu memiliki kontribusi yang fluktuatif. Tingkat kontribusi paling tinggi adalah pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 7,58%, sedangkan tingkat kontribusi paling rendah ditunjukkan tahun 2014 dengan persentase sebesar 3,14%. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap pajak daerah di Kota Surakarta dari tahun 2011-2015 secara rata-rata adalah sebesar 4,46%, jika didasarkan pada kriteria atau indikator penilaian kontribusi, maka penilaiannya masuk kategori sangat kurang. EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017 251

DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta. Kaho, Josef Riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2002 tentang Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah Bagian Tim Pembina Pusat. Lalityasari, Ayu Rahajeng. 2014. Efek Pajak Hotel dan Pajak Restoran Sebagai Sumber Pendapatan Pajak Daerah Kota Batu (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu). Jurnal Mahasiswa Perpajakan. Volume 3 No. 1 Tahun 2014. Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Ketiga. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Andi. Yogyakarta. Midiyati, Meilyna Nur. 2014. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus DPKAD Kota Semarang). Jurnal Penelitian. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Edisi 7 Oktober 2014. Prakosa, Bambang Kesit. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. UII Pres. Yogyakarta. Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Orasi Ilmiah Disampaikan pada Acara Wisuda XXI STIA LAN. Bandung. 10 April 2002. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. Suandy, Erly. 2000. Hukum Pajak. Jakarta. Salemba Empat. Timlonet. 2005. Pajak Penerangan Jalan Diprediksi Meningkat. Edisi 23 Januari 2015. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Widjaja, H.A.W. 2001. Otonomi daerah dan Daerah Otonom. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah. 252 EKSPLORASI Volume XXIX No.2 - Februari Tahun 2017