BAB I PENDAHULUAN. bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif dari siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

Komang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Ak SMK N 1 Sibolga > N Tidak Tuntas o

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB I PENDAH ULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses pengajaran. Apabila ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA SMKN 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, mempunyai daya saing dan berprilaku baik.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara. Hal demikian dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan nasional mempunyai tuntutan yang mendasar

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru mempunyai pengaruh dalam keberhasilan pendidikan. Guru harus selalu profesional dalam melaksanakan tugasnya. Mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal. Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan, yang tercermin dalam kinerjanya selama pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran inilah guru harus memiliki kompetensi dalam mengelola semua sumber daya kelas, seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas, siswa, dan interaksi sinergisnya.tugas guru adalah mengajar dan juga mendidik siswa kearah yang lebih baik, tetapi tanpa adanya kemauan siswa maka pembelajaran dikelas tidak akan berjalan dengan baik. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1

2 Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis tepatnya di SMK Negeri 7 Medan, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah, khususnya di kelas X Akuntansi. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi masih ada sebagian siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, dimana KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Dari total siswa kelas X Akuntansi yang didata berjumlah 223 siswa diperoleh persentase ketuntasan belajar dengan kriteria ketuntasan minimal 70 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1 dan 2 Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan T.P 2016/2017 Kelas Jumlah Siswa KKM Jumlah Siswa Yang Memperoleh Nilai KKM % Ratarata UH Jumlah Siswa Yang Memperoleh Nilai KKM % Ratarata UH UH 1 UH 2 UH 1 UH 2 X Ak 1 37 70 17 16 44% 18 20 56% X Ak 2 38 70 17 15 43% 21 23 57% X Ak 3 36 70 18 12 43% 18 24 57% X Ak 4 37 70 18 13 42% 19 24 58% X Ak 5 38 70 18 19 48% 20 19 52% X Ak 6 37 70 17 15 44% 22 20 56% Jumlah 223-105 90 44% 113 127 56% Sumber : Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Negeri 7 Medan Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa nilai-nilai ulangan harian mata pelajaran akuntansi masih banyak dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal. Untuk kelas X Ak 1 rata-rata siswa yang mencapai nilai tuntas sebesar 44% yang tidak tuntas 56%. Pada kelas X Ak 2 dan X Ak 3 rata-rata siswa yang tuntas sebesar 43% yang tidak tuntas sebesar 57%. Pada kelas X Ak 4 rata-rata siswa yang mencapai nilai tuntas sebesar 42% yang tidak tuntas 58%. Pada kelas X Ak 5 rata-rata siswa yang tuntas sebesar 48% yang tidak tuntas 52%. Pada kelas X Ak 6

3 rata-rata siswa yang tuntas sebesar 44% yang tidak tuntas sebesar 56%, berarti dapat dikatakan bahwa hasil belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan masih rendah. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar akuntansi siswa rendah di sekolah tersebut karena ada 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti minat belajar siswa yang rendah dan kesulitan belajar sehingga kurang maksimal dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti guru menggunakan model pembelajaran.model pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut masih bersifat konvensional. Dimana guru hanya mengenalkan teori secara umum dan singkat,kemudian siswa dilatih untuk langsung praktik menyelesaikan soal.siswa cenderung hanya menerima pelajaran dari guru dan tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide, sehingga siswa bersifat pasif. Pada umumnya guru dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, namun guru masih kurang menggunakan metode, strategi dan model pembelajaran yang bervariasi. Oleh sebab itu, guru berperan penting untuk melakukan sebuah inovasi di dalam proses pembelajaran demi meningkatnya hasil belajar akuntansi siswa.namun pada kenyataannya dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, kebanyakan masih berpusat kepada guru.hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi pasif, selalu bergantung pada guru, minat belajar siswa rendah, dan dalam pembelajaran guru kurang menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa sehingga siswa sering merasa bosan dan tidak tertarik untuk menerima pelajaran

4 dari guru terutama pada pelajaran akuntansi.mata pelajaran akuntansi memerlukan suatu pemahaman, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat.akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan hitungan dan pemahaman konsep, maka guru melakukan berbagai upaya untuk menanamkan konsep materi pada ingatan siswa, tetapi hasilnya masih banyak siswa yang belum mampu menyimak penjelasan guru. Berdasarkan fenomena diatas, maka perlu dilakukan perubahan dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif dalam pembelajaran akuntansi agar siswa menjadi aktif dan dapat memahami pelajaran akuntansi dengan mudah dan menyenangkan. Salah satu caranya dengan menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa diantaranya adalah model pembelajaranlearning Cycle 5E. Model pembelajaran Learning Cycle 5Emerupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered), berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa, meliputi pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration), dan evaluasi (evaluation) sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Aktivitas dalam pembelajaran Learning Cycle 5E lebih banyak ditentukan oleh peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif. Dalam proses pembelajaran Learning Cycle 5E setiap fase dapat dilalui jika konsep pada fase sebelumnya sudah dipahami.

5 Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E memiliki keunggulan antara lain ; dapat merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah didapatkan sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan, dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu untuk memahami konsep karena lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah dipelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari. Model pembelajaran Learning Cycle 5E diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi, Karena siswa diarahkan untuk belajar bermakna sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran.sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Helni, dkk (2015) menyatakan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa.sejalan dengan penelitian yang dilakukanira, dkk (2016) bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5Edapat meningkatkanhasil belajar siswa. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E baik diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5ETerhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan T.P 2016/2017.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah yang menyebabkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X akuntansi SMKNegeri 7 Medan masih rendah? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan? 3. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan? 4. Apakah hasil belajar Akuntansi yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar Akuntansi dengan metode konvensional pada siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan? 1.3 Pembatasan Masalah Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka peneliti perlu membatasi masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran yang diteliti adalah Model Pembelajaran Learning Cycle 5Edan Metode Konvensional. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan T.P 2016/2017.

7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan Apakah hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi dibandingkan hasil belajar akuntansi yang diajar dengan metode konvensional pada siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan T.P 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggidibandingkan hasil belajar akuntansi yang diajar dengan metode konvensional siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 7 Medan T.P 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan peneliti dalam menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dalam proses peningkatan hasil belajar. 2. Sebagai sumbangan pemikiran kepada guru-guru akuntansi dalam menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan hasil belajar. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis, serta diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangsi dalam meningkatkan mutu pendidikan.