BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI), camping mempunyai arti: membuat (mendirikan) kemah (untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang diemban negara sebagaimana tertuang di dalam Pancasila dan Undangundang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya untuk bangkit dari ketertinggalan oleh negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan dalam berbagai sektor. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah ternyata telah memberikan dampak terhadap kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, baik kebutuhan di bidang ekonomi, teknologi, termasuk kebutuhan akan sarana transportasi. Pembangunan daerah menjadi lingkungan modern dengan berbagai infrastruktur yang canggih tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Semakin banyak dan majunya sarana transportasi semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dalam memenuhi segala kepentingannya. Penyediaan sarana transportasi umum, terutama sarana transportasi darat sebagai sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, sayangnya masih belum bisa memberikan pelayanan yang baik sehingga tidak memberikan kepuasan bagi masyarakat.

2 Kemampuan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sarana transportasi, di sisi lain, masih rendah karena memerlukan dana yang tidak sedikit. Hal ini yang kemudian dijadikan peluang oleh beberapa orang untuk membuka usaha dalam bidang transportasi, salah satunya dengan membuka usaha persewaan kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Kegiatan usaha persewaaan kendaaraan bermotor dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak dalam bentuk perjanjian sewa menyewa kendaraan. Perjanjian sewa menyewa diatur dalam Pasal 1548 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang menyatakan bahwa : Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang memberikan kenikmatan atas suatu barang, dan pihak lain yang menikmati, dengan pemberian harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Perjanjian sewa menyewa mobil, pada umumnya dilakukan secara tertulis dalam bentuk perjanjian standar atau perjanjian baku. Perjanjian ini dituangkan dalam formulir yang isi dan ketentuannya ditentukan secara sepihak oleh pelaku usaha. Konsumen, dalam hal ini pihak penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian tersebut tanpa diberikan hak untuk merundingkan isi perjanjian.

3 Sutan Remy Sjahdeini, mendefinisikan perjanjian standar atau perjanjian baku sebagai: perjanjian yang hampir seluruh klausa-klausanya sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan. 1 Perjanjian standar dipilih sebagai bentuk dari perjanjian sewa menyewa mobil selain untuk melindungi kepentingan pihak pelaku usaha, juga dianggap lebih efektif dan efisien karena tidak memerlukan prosedur yang panjang dan menghabiskan waktu yang relatif lama. Kelemahannya, konsumen atau penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian dan sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menegosiasikan isi perjanjian. Posisi atau kedudukan para pihak, dalam hal ini tidak seimbang. Posisi konsumen sangatlah lemah bila dibandingkan dengan posisi atau kedudukan pengusaha yang kuat dalam pembuatan perjanjian. Konsep keseimbangan sangat penting dalam penyusunan suatu kontrak karena tahapan inilah yang menjadi dasar dalam pemenuhan prestasi. Konsep keseimbangan dituangkan menjadi suatu asas hukum dalam hukum kontrak yakni asas keseimbangan. Asas hukum berfungsi sebagai pondasi yang memberikan arah, tujuan serta penilaian fundamental, mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis. Para pihak dalam suatu perjanjian seharusnya memiliki kedudukan atau posisi tawar yang seimbang yang merupakan cerminan dari pengertian asas 1 Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, hlm. 66.

4 keseimbangan. Hal tersebut dapat memberikan keadilan bagi para pihak dalam perjanjian. Asas keseimbangan ini sulit diterapkan dalam perjanjian dengan bentuk perjanjian standar, karena pihak kreditur cenderung selalu memiliki posisi yang lebih kuat. Asas keseimbangan menuntutut adanya pertukaran hak dan kewajiban yang adil bagi para pihak dalam perjanjian. Kedudukan kreditur yang kuat harus dimbangi dengan kewajiban kreditur untuk melaksanakan perjanjian dengan itikad baik. Penerapan asas keseimbangan, sudah atau belum diterapkan dalam perjanjian dapat diketahui selain dengan melihat posisi tawar para pihak, juga harus melihat substansi dari perjanjian untuk mengetahui adanya pertukaran hak dan kewajiban yang seimbang bagi para pihak. Asas keseimbangan juga dapat dilihat dari pelaksanaan perjanjian. Narada Trans adalah salah satu dari sekian banyak penyedia jasa sewa mobil yang ada di Sleman. Persewaan mobil Narada Trans memiliki dua jenis sewa, yaitu sewa lepas kunci, merupakan sewa dimana kendaraan diserahkan sepenuhnya kepada pihak penyewa untuk dinikmati kegunaanya, serta sewa dengan sopir yang merupakan sewa dengan kendaraan diserahkan kepada pihak penyewa disertai sopir. Perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans dilakukan berdasarkan kata sepakat. Pembuatan perjanjian sewa menyewa mobil, selain megandung posisi tawar yang tidak seimbang, dalam praktek, sering juga ditemui klausul-klausul dalam perjanjian yang sangat memberatkan pihak konsumen atau penyewa

5 dan semakin memperlemah posisinya. Klausul dalam perjanjian standar tersebut disebut klausula baku yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pelanggaran terhadap Undangundang ini, terutama terhadap Pasal 18 mengenai klausula baku, masih banyak ditemukan dalam beberapa perjanjian sewa menyewa mobil. Perjanjian sewa menyewa mobil dituangkan ke dalam bentuk perjanjian standar atau baku untuk melindungi kepentingan pihak pengusaha. Hal ini karena risiko yang mungkin timbul dari kegiatan usaha tersebut sangat besar. Pengusaha persewaan mobil, pada praktenya, tidak sedikit yang mengalami kerugian akibat beberapa hal seperti kendaraan dibawa lari oleh penyewa, kendaraan dalam kondisi rusak saat dikembalikan, kendaran mengalami kecelakaan, dan hal lainnya. Berkaitan dengan risiko yang dihadapi bahwa sebenarnya dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil, posisi atau kedudukan pelaku usaha sama lemahnya dengan konsumen, sehingga bentuk perlindungan hukum bagi para pihak menjadi sangatlah penting. Pihak pelaku usaha dan konsumen seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama baiknya agar kepentingan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa dapat dicapai, namun hal tersebut sulit terpenuhi mengingat masih banyak kontrak yang bersifat tidak seimbang. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian untuk penulisan hukum.

6 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah asas keseimbangan diterapkan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas keseimbangan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini ditujukan untuk melengkapi persyaratan akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan menganalisis penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman. b. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas kesimbangan. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penulusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, belum ada penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan penelitian yang memiliki topik berkaitan, namun

7 berbeda subjek, objek serta ruang lingkup penelitiannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian dengan topik berkaitan tersebut diantaranya, yaitu : 1. Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis oleh Syakib Arsalam di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2009. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah asas keseimbangan dirumuskan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? 2) Bagaimanakah arti penting dari asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? Penelitian ini juga memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Mengetahui dan menganalisa perumusan asas keseimbangan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta. 2) Mengetahui dan menganalisa arti penting dari asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman. 2 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian atau penulisan hukum ini membahas mengenai perumusan dan 2 Syakib Arsalam, Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2009, hlm. 7.

8 arti penting asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit bank, sementara penulis meneliti asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil beserta perlindungan bagi para pihak dikaitkan dengan asas keseimbangan. 2. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta, skripsi oleh Yansen Tambonan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2010. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? 2) Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk: 1) Mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. 2) Mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. 3 3 Yansen Tambonan, Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2010, hlm. 7.

9 Penelitian ini meskipun pembahasannya sama-sama mengenai perjanjian sewa menyewa mobil, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian ini lebih memfokuskan pada wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa sebagai inti penelitiannya, tanpa menghubungkannya dengan asas keseimbangan. Penulis, sementara itu meneliti mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. 3. Pelaksanaan Praktik "Mengulang-Sewakan" dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, skripsi oleh Galuh Citra Ramadhani di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2012. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek dalam perjanjian sewa menyewa? 2) Upaya-upaya apakah yang ditempuh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul akibat kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk : 1) Mengetahui perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek sewa. 2) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul karena kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa. ahas tentang perlindungan hukum bagi perusahaan

10 penyewaan mobil dalam hal terjadi praktik mengulang-sewakan serta upaya yang ditempuh pelaku usaha terhadap kerugian yang timbul karena praktik mengulang-sewakan. 4 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini mengangkat praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa mobil sebagai fokus utama penelitian, sementara dalam penelitian penulis, tidak membahas mengenai praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa. Penulis ebih memfokuskan penelitian pada penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. Berdasarkan penjelasan di atas, Penelitian yang dilakukan penulis berbeda objek penelitannya dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis dalam hal ini melakukan penelitian tentang penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil dikaitkan dengan asas kesimbangan. Meskipun ada sedikit persamaan dengan penelitian di atas, namun penelitian tersebut memiliki locus dan tempus yang berbeda. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan ilmu hukum terutama Hukum Perdata. 4 Galuh Citra Ramadhani, Pelaksanaan Praktik Mengulangsewakan dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2012, hlm. 6.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini menambah pemahaman dan pengetahuan penulis mengenai ilmu hukum beserta penerapannya di masyarakat. b. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat terutama dalam menerapakan asas keseimbangan pada perjanjian sewa menyewa mobil. c. Bagi Konsumen, hasil penelitian diharapakan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian yang harus diterapkan terutama dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan hukum bagi para pihak dikaitakan dengan asas keseimbangan. d. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pemberian perlindungan hukum bagi pengusaha dan bagi konsumen dalam perjanjian sewa menyewa mobil. e. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian terutama perjanjian sewa menyewa mobil.