BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nusa Teggara Timur ( ), membangun Keresidenan Timor di

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. komunitas. Konsep tersebut terbentuk dari berbagai temuan tema-tema empiris

BAB III METODOLOGI. orang Sabu yang berada sepanjang penggal jalan tersebut memiliki kondisi yang

Bintarto, R Pengantar Geografi Kota. Penerbit U.P. Spring, Yogyakarta. Budihardjo, Eko Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan,

BAB I PENDAHULUAN. akan berubah entah itu memerlukan proses yang lambat ataupun cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Bintarto, R Urbanisasi dan Permasalahannya. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dayak. Suku Dayak sendiri terbagi dalam kelompok-kelompok kecil,

BAB II TINJAUAN AREA AMATAN DAN OBYEK STUDI. kawasan berada di pesisir pantai utara Sumba Timur, dengan permukiman

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. manusia akan alam, menjadi suatu refleksi pribadi, yang kemudian di sharingkan

POLA TATA SPASIAL PADA HUNIAN ORANG SABU DI DESA KADUMBUL KABUPATEN SUMBA TIMUR

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan

DAFTAR PUSTAKA. Afrizal Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri yang melambangkan kekhasan masing-masing daerah.

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perguruan tinggi disuatu daerah seringkali akan mempengaruhi

Data Sampel Rumah Sewa Jangkauan 3. No. Jarak Aksesibilitas Harga KM. Luas Furniture /bln dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa mengenai perjumpaan budaya Sabudan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masa depan anak jalanan berusia remaja yang merupakan anak asuh dari. Rumah Singgah Hafara dalam uraian berikut ini:

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. untuk berpindah tempat.. Lingkungan dimana para pekerja anak tinggal

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

POLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Timur, dikenal dengan keragaman suku asli

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia

BAB VI PENUTUP. jelaskan pada bab sebelumnya, dapat peneliti simpulkan persepsi. masyarakat Desa Noenoni mengenai tradisi sifon dalam beberapa bagian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. 1. Dampak Kebijakan kawasan industri belum memberikan kontribusi terhadap

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk

DAFTAR PUSTAKA. Ariani, D.W., 2004, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif. dalam Managemen Kualitas), Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

DAFTAR PUSTAKA. Anugrah, Hukum Menikah Dengan Pasangan Zina. Diakses pada 15 September 2012 dengan situs

BAB III METODE PENELITIAN. dari lembaga yang bersangkutan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB IV KESIMPULAN. Kontinuitas yang terjadi pada kelompok musik Riau Rhythm Chambers

BAB I PENDAHULUAN. Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Flores, Sumba, Timor, Adonara, Lembata, Alor, Sabu, dan Rote (Hartono,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

KONTRUKSI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA BERBASIS IKATAN KEKERABATAN POLONG RENTEN DI KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN

BAB V PENUTUP. terhadap norma-norma yang ada. Norma-norma tersebut dibuat untuk

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA ACEH, BAHASA ALAS, DAN BAHASA GAYO: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN ISNSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

DAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Safira.(2004). Pengaruh Arsitektur Kolonial Terhadap Bangunan Rumah Sakit. Dr.Soedono Madiun. Semarang:Unika Soegijapranata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Makna Ruang Rumah Berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Kota Sorong

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 7.1. Kesimpulan Penelitian tentang pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul menemukan sebuah konsep mendasar, bahwa pola tata hunian tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama manusia dan alam sebagai tempat kehidupan. Konsep tersebut ketika dilakukan pendalaman dengan salah satu cara yakni dengan metode fenomenologi, maka akan dapat dimengerti bahwa konsep tersebut berada dibalik pemikiran-pemikiran serta cara hidup orang Sabu di desa Kadumbul yang tidak nampak secara sepintas. Pola tata spasial pada hunian orang Sabu dilihat dari pola ruang luar dan pola ruang dalam. Ruang dalam memiliki 6 pola yang terdapat pada 32 hunian dengan konsep pembagian ruang duru sebagai ruang laki-laki dan ruang wui sebagai ruang perempuan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni rumah. Ruang luar memiliki komponen yakni rumah tinggal baru, rumah tinggal lama, tempat usaha, dapur, kuburan, Km/Wc, sumur, jemuran, kandang atau temat ikat hewan, rumah Sabu, tempat duduk di bawah pohon dan kebun atau sawah. Komponen-komponen ruang luar tersebut terdapat pada setiap hunian orang Sabu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni.

229 Gambar 141. Pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul (Sumber: Koleksi Peneliti, Oktober 2016) Proses induksi dari Pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul menemukan 12 tema pembentuknya yakin; hunian petani, hunian nelayan, hunian PNS, ruang dalam, teras, material bangunan, sumur, kuburan, pagar, vegetasi, hewan peliharaan, dan kekerabatan. Tema pembentuk tersebut dilatarbelakangi oleh tiga konsep dasar yakni konsep hidup dari alam, konsep adaptasi dan konsep kebersamaan. Konsep hidup dari alam diaplikasikan pada ruang dalam dan ruang luar, penggunaan material alam, adanya vegetasi pada hunian dan semua orang Sabu yang memiliki hubungan dekat dengan pohon lontar. Konsep adaptasi dipalikasikan bentuk tata ruang luar dan ruang dalam, orientasi bangunan, penggunan material bangunan, aturan perkawinan adat Sabu dan tarian adat. Konsep kebersamaan diaplikasikan dalam bentuk kesetaraan antara ruang

230 duru dan ruang wui, kebiasaan timbal balik pada beberapa kegiatan yakni acara ihi kenoto, pemberian hewan babi, kegiatan pembangunan rumah, dan pekerjaan pembukaan lahan, serta pengambilan keputusan dengan prinsip kebersamaan. Gambar 142. Konsep yang mendasari pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul (Sumber: Koleksi Peneliti, Oktober 2016) Dialog teoritis antara konsep hidup dari alam, konsep adaptasi dan konsep kebersamaan dibandingkan dengan konsep para ahli yang berhubungan, disimpulkan bahwa pada konsep yang membentuk pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul dipengaruhi oleh cara pandang orang Sabu terhadap alam, lingkungan dan sesamannya. Pola tata

231 spasial pada hunian orang Sabu didasari oleh keunikan yang khas dari di desa Kadumbul. Hasil dialog kasus antara hunian orang Sabu di desa Daieko pulau Sabu dengan hunian orang Sabu di desa Kadumbul pulau Sumba, menunjukan bahwa orang Sabu di desa Kadumbul masih tetap menjaga konsep ruang luar, ruang dalam dan konsep kehidupan dari pulau Sabu sebagai tempat asal, dan diterapkan sesuai dengan kondisi yang ada di desa Kadumbul. 7.2. Rekomendasi Penelitian Penelitian tentang pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul ini merupakan langkah awal yang perlu di lakukan ke tahap penelitian yang lebih lanjut. Rekomendasi untuk tahap lanjutan perlu dilakukan pada kasus dan obyek yang sama dengan waktu yang lebih banyak untuk memahami fenomena tata spasial pada hunian orang Sabu secara mendalam. Penelitian lanjutan bisa juga dilakukan dengan kasus yang sama terhadap obyek penelitian yang lain guna mendapat hasil yang lebih beragam. Hasil Penelitian pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul perlu direkomendasikan kepada pemerintah setempat agar dapat diperhatikan. Konsep hidup dari alam, adaptasi dan kebersamaan orang Sabu pada tata hunian perlu menjadi pertimbangan utama dalam setiap intervensi fisik yang akan dilakukan pada hunian orang Sabu. Pertimbangan dari konsep tersebut dapat mendukung keberlangsungan kehidupan orang Sabu di desa Kadumbul secara berkelanjutan.

232 DAFTAR PUSTAKA BPS. (2015). Pandawai Dalam Angka. Waingapu: BPS Kabupaten Sumba Timur. Kana, N. L. (1983). Dunia Orang Sabu. Jakarta Timur: Sinar Harapan. Keraf, S. (2014). Filsafat Lingkungan Hidup. Yogyakarta: PT. Kanisius. Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia. Kustianingrum, D. O. (2013). Kajian Pola Penataan Massa dan Tipologi Bentuk Bangunan Kampung Adat Dukuh di Garut, Jawa Barat. Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas. No.3 Vol.1, 1-13. Misiak, H. S. (2009). Psikologi Fenomenologi, Eksistensial dan Humanistik. Bandung: PT. Refika Aditama. Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasional, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Pelly, U. (1994). Urbanisasi dan Adaptasi. Jakartta: LP3ES indonesia. Poerwanto, H. (2000). Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purbadi, Y. D. (2010). Tata Suku Dan Tata Spasial Pada Arsitektur Permukiman Suku Dawan di Desa Kaenbaun di Pulau Timor. Yogyakarta: Disertasi Program Pasca-sarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Putra, B. A. (2006). Pola Permukiman Melayu Jambi, Studi Kasus Kawasan Tanjung Pasir Sekoja. Semarang: Institutional Repository Diponegoro University. Riwukaho, R. (2005). Orang Sabu dan Budayannya. Yogyakarta: Jogja Global Media. Sarwono, S. W. (2014). Psikologi Lintas Budaya. Jakarta: Rajawali Pers. Siregar, L. G. (2005). Fenomenologi Dalam Konteks Arsitektur. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Soyomukti, N. (2013). Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Tandafatu, M. C. (2015). Kajian Pola Tata Ruang Kampung Adat Bena Di Desa Tiworiwu Kabupaten Ngada. Yogyakarta: Tesis Magister Arsitektur Program Pasca-sarjana Universitas Atmajaya.

233 Uhi, J. A. (2016). Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Vidyabrata, P. A. (2002). Studi Pola Tata Ruang Permukiman Nelayan. Semarang: Magister Teknik Arsitektur Program Pasca-sarjana Universitas Diponegoro. Wardani, L. K. (2004). Pola Tata Letak Ruang Hunian-Usaha Pada Rumah Tinggal Tipe Kolonial di Pusat Kota Tuban. Jurnal Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain-Universitas Kristen Petra, 37-50. Widiyatmika, M. (2007). Lintasan Sejarah Bumi Cendana. Kupang: Pusat Pengembangan Madrsah NTT. Widyanto. B, I. M. (2009). Perspektif Budaya: Kumpulan Tulisan Koentjaraningrat Memori Lectures I-V/2004-2008. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.