BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia (Sujianto dalam Arifini dan Mustika, 2013 : 294-

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

BPS PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang Dampak Perubahan Iklim Terhadap

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG USAHA PERKEBUNAN (BUP) SEKSI PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

Bahan Rapat High Level Meeting TPID Provinsi Jawa Tengah 28 Januari 2015 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Jenis-jenis Sumber Daya Alam

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH KONSOLIDASI LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) NAIK 2,98 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 5,16 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

CILACAP SURGANYA GULA KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri yang berkembang di Indonesia saat ini memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia yang sempat mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Gejolak krisis memberikan dampak bagi para pengusaha untuk bangkit dan melanjutkan usahanya. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil diharapkan akan mengarah pada industri yang efisien dengan kualitas produk yang semakin baik, bersaing di pasar dalam negeri maupun ekspor dengan nilai tambah yang semakin tinggi untuk memperkuat perekonomian Indonesia (Sujianto dalam Arifini dan Mustika, 2013 : 294-305) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus dikembangkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu UMKM yang dikembangkan adalah komoditas kelapa karena kelapa merupakan komoditi yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat karena produksi olahannya bisa berupa makanan, minuman, minyak, sumber energi dan bisa digunakan untuk perkakas rumah tangga. Manfaat tanaman kelapa tidak hanya terletak pada daging buahnya saja namun seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Selain buah kelapa yang bisa dijadikan produk bernilai tinggi, produk lain yang dihasilkan oleh tanaman kelapa adalah nira. Nira merupakan cairan bening 1

2 dengan kadar gula tinggi yang disadap dari bunga kelapa atau mayang. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari nira adalah gula kelapa. Tabel 1.1 Produksi Perkebunan Kelapa Deres Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2014 (Ton) No Kabupaten/ Kota Kelapa Deres (Ton) 1 Kab. Cilacap 45.697 2 Kab. Banyumas 49.405 3 Kab. Purbalingga 53.070 4 Kab. Banjarnegara 10.482 5 Kab. Kebumen 25.280 6 Kab. Purworejo 15.841 7 Kab. Wonosobo 1.296 8 Kab./Kota Magelang 2.853 9 Kab. Boyolali 91 10 Kab. Klaten 122 11 Kab. Wonogiri 350 12 Kab. Semarang 5.378 13 Kab. Kendal 2 14 Kab. Pemalang 160 15 Kab. Brebes 730 Jumlah 210.762 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 Produksi perkebunan kelapa deres menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 15 Kabupaten penghasil kelapa deres terdapat 5 Kabupaten yang memproduksi hasil perkebunan kelapa deres terbesar di Jawa Tengah. Kabupaten Purbalingga adalah kabupaten terbanyak yang menghasilkan kelapa deres yaitu 53.070,14 ton, kemudian Kabupaten Banyumas sebanyak 49.405,60 ton. Peringkat tiga adalah Kabupaten Cilacap sebesar 45.697,16 ton, kemudian Kabupaten Kebumen sebesar 25.280,27 ton dan Kabupaten Purworejo sebesar 15.841 ton.

3 Dilihat dari produksi kelapa deres, Kabupaten Kebumen termasuk ke dalam 5 kabupaten yang memproduksi kelapa deres terbanyak. Apabila dilihat dari persentase penduduk miskin dari 5 kabupaten tersebut, Kabupaten Kebumen memiliki persentasi penduduk miskin terbanyak. Tabel 1.2 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Persentase Penduduk Miskin (%) No Kabupaten/ Kota 2011 2012 2013 1 Kab. Cilacap 17,15 15,92 15,24 2 Kab. Banyumas 21,11 19,44 18,44 3 Kab. Purbalingga 23,06 21,19 20,53 4 Kab. Banjarnegara 20,38 18,87 18,71 5 Kab. Kebumen 24,06 22,40 21,32 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 Tabel 1.2 menunjukkan persentase penduduk miskin dilihat dari 5 Kabupaten dengan produksi perkebunan kelapa deres terbanyak. Persentase penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Kebumen yaitu 21,32%. Usaha pembuatan gula kelapa dikembangkan untuk memperluas kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan yang lebih merata dalam jangka panjang. Tujuan lainnya adalah membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang sosial maupun ekonomi supaya tidak ada lagi kesenjangan sosial antar masyarakat.

4 60 50 40 30 20 10 Industri besar industri menengah industri kecil dan rumah tangga 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Disperindagsar Kabupaten Kebumen tahun 2014 Gambar 1.1 Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri di Kabupaten Kebumen tahun 2010-2014 Berdasarkan klasifikasi Dinas Perindagsar Kabupaten Kebumen pada tahun 2014 di Kabupaten Kebumen terdapat 3 perusahaan industri besar yang berlokasi di Kecamatan Kebumen, Sempor dan Gombong. Untuk perusahaan Industri Menengah tercatat 41 perusahaan, yang terdiri dari 4 perusahaan makanan, minuman, dan tembakau, 3 perusahaan tekstil, pakaian jadi dan kulit, 3 perusahaan industri kayu dan barang dari kayu, 3 perusahan industri kertas dan barang dari kertas, 4 perusahaan industri kimia dan barang dari kimia, batu bara, karet dan plastik, 19 perusahaan industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara, 1 perusahaan industri barang dari logam, mesin dan peralatannya, dan 4 perusahaan industri lainnya. Klasifikasi Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga yang ada sebanyak 38.840 perusahaan atau 65,37% diantaranya bergerak dalam

5 industri makanan, minuman dan tembakau, 8.739 perusahaan atau 15,94% industri kayu dan barang dari kayu, dan 5.398 perusahaan (9,85%) industri lainnya. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang merupakan penghasil komoditas kelapa di Jawa Tengah bagian selatan, baik kelapa deres yaitu untuk gula kelapa maupun kelapa sayur untuk industri minyak kelapa atau sabut kelapa. Lokasi yang dekat dengan pantai membuat Kabupaten Kebumen memiliki tanaman kelapa yang bisa menghasilkan berbagai macam produk seperti produk olahan nira kelapa menjadi gula kelapa yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak maupun pemanis makanan. Tabel 1.3 Banyaknya Tanaman Produktif dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Tahun Kelapa Berproduksi Tidak Produksi Muda Sayur Deres Produksi (butir) (Btg) (btg) (btg) (btg) 2010 1.481.126 2.502.136 222.912 77.306 157.063.357 2011 1.522.730 2.532.540 229.664 72.820 159.283.381 2012 1.529.209 2.566.200 232.214 65.485 191.190.640 2013 1.558.067 2.595.122 236.067 60.348 161.132.596 Sumber : Kebumen Dalam Angka 2015 Berdasarkan tabel 1.3 kelapa muda yang dihasilkan dari tahun ke tahun meningkat signifikan, tanaman kelapa yang berproduksi untuk kelapa sayur dan kelapa deres juga meningkat, tanaman kelapa yang sudah tidak berproduksi dari tahun 2010 terus menurun.

6 Tabel. 1.4 Hasil Produksi Gula Kelapa di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Tahun Produksi Gula Kelapa (kwt) 2010 228.251,20 2011 233.861,64 2012 240.542,62 2013 245.443,14 Sumber : Kebumen Dalam Angka 2015 Produksi gula kelapa kabupaten Kebumen pada tabel 1.4 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, itu artinya semakin banyak yang memproduksi olahan dari nira kelapa ini. Setiap tahun di Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Perubahan iklim menimbulkan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrem, peningkatan suhu udara dan peningkatan muka air laut yang dapat mempengaruhi produksi pertanian dan kondisi sosialekonomi petani, sebagai subyek yang paling penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini berdampak pada produksi nira kelapa, nira adalah bahan baku untuk pembuatan gula kelapa, sehingga apabila nira yang dihasilkan sedikit maka gula kelapa yang di produksi juga sedikit. Nira yang dihasilkan sedikit diakibatkan oleh musim kemarau yang panjang karena tetesan nira akan keluar banyak apabila suhu udara tidak panas dan tiupan anginnya kecil. Kelangkaan nira di musim kemarau bisa menyebabkan dua hal, yang pertama adalah harga gula kelapa di tingkat petani naik tajam dibandingkan harga gula di musim penghujan dan yang kedua adalah kualitas nira lebih baik pada musim kemarau.

7 Diduga salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa adalah perubahan iklim. Faktor-faktor lainnya yaitu produksi gula kelapa, harga gula kelapa dan biaya usaha pembuatan gula kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa yaitu perubahan iklim, berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani dan mitigasi perubahan iklim yang dilakukan petani gula kelapa. Atas dasar itu penulis memberi judul penelitian ini Analisis Pendapatan Petani Gula Kelapa dan Mitigasi Perubahan Iklim dengan studi kasus di dua kecamatan yaitu Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen? 2. Bagaimana usahatani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen? 3. Bagaimana mitigasi perubahan iklim yang dilakukan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen menghadapi perubahan iklim?

8 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. 2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani gula kelapa dibandingkan dengan UMK Kabupaten Kebumen tahun 2015 berdasarkan analisis statistik deskriptif pendapatan usahatani gula kelapa sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. 3. Untuk mengetahui mitigasi atau upaya petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen dalam mengurangi resiko adanya perubahan iklim. D. Manfaat 1. Bagi pemerintah Kabupaten Kebumen, penelitian ini agar menjadi perhatian tentang adanya perubahan iklim yang berdampak pada petani gula kelapa di Kabupaten Kebumen yang mana produksi gula kelapa ini menjadi produk unggulan daerah. 2. Bagi IPTEK, penelitian ini meningkatkan pengetahuan tentang perubahan iklim terhadap pendapatan petani gula kelapa di Kabupaten Kebumen.