BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri yang berkembang di Indonesia saat ini memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia yang sempat mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Gejolak krisis memberikan dampak bagi para pengusaha untuk bangkit dan melanjutkan usahanya. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil diharapkan akan mengarah pada industri yang efisien dengan kualitas produk yang semakin baik, bersaing di pasar dalam negeri maupun ekspor dengan nilai tambah yang semakin tinggi untuk memperkuat perekonomian Indonesia (Sujianto dalam Arifini dan Mustika, 2013 : 294-305) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus dikembangkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu UMKM yang dikembangkan adalah komoditas kelapa karena kelapa merupakan komoditi yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat karena produksi olahannya bisa berupa makanan, minuman, minyak, sumber energi dan bisa digunakan untuk perkakas rumah tangga. Manfaat tanaman kelapa tidak hanya terletak pada daging buahnya saja namun seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Selain buah kelapa yang bisa dijadikan produk bernilai tinggi, produk lain yang dihasilkan oleh tanaman kelapa adalah nira. Nira merupakan cairan bening 1
2 dengan kadar gula tinggi yang disadap dari bunga kelapa atau mayang. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari nira adalah gula kelapa. Tabel 1.1 Produksi Perkebunan Kelapa Deres Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2014 (Ton) No Kabupaten/ Kota Kelapa Deres (Ton) 1 Kab. Cilacap 45.697 2 Kab. Banyumas 49.405 3 Kab. Purbalingga 53.070 4 Kab. Banjarnegara 10.482 5 Kab. Kebumen 25.280 6 Kab. Purworejo 15.841 7 Kab. Wonosobo 1.296 8 Kab./Kota Magelang 2.853 9 Kab. Boyolali 91 10 Kab. Klaten 122 11 Kab. Wonogiri 350 12 Kab. Semarang 5.378 13 Kab. Kendal 2 14 Kab. Pemalang 160 15 Kab. Brebes 730 Jumlah 210.762 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 Produksi perkebunan kelapa deres menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 15 Kabupaten penghasil kelapa deres terdapat 5 Kabupaten yang memproduksi hasil perkebunan kelapa deres terbesar di Jawa Tengah. Kabupaten Purbalingga adalah kabupaten terbanyak yang menghasilkan kelapa deres yaitu 53.070,14 ton, kemudian Kabupaten Banyumas sebanyak 49.405,60 ton. Peringkat tiga adalah Kabupaten Cilacap sebesar 45.697,16 ton, kemudian Kabupaten Kebumen sebesar 25.280,27 ton dan Kabupaten Purworejo sebesar 15.841 ton.
3 Dilihat dari produksi kelapa deres, Kabupaten Kebumen termasuk ke dalam 5 kabupaten yang memproduksi kelapa deres terbanyak. Apabila dilihat dari persentase penduduk miskin dari 5 kabupaten tersebut, Kabupaten Kebumen memiliki persentasi penduduk miskin terbanyak. Tabel 1.2 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Persentase Penduduk Miskin (%) No Kabupaten/ Kota 2011 2012 2013 1 Kab. Cilacap 17,15 15,92 15,24 2 Kab. Banyumas 21,11 19,44 18,44 3 Kab. Purbalingga 23,06 21,19 20,53 4 Kab. Banjarnegara 20,38 18,87 18,71 5 Kab. Kebumen 24,06 22,40 21,32 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 Tabel 1.2 menunjukkan persentase penduduk miskin dilihat dari 5 Kabupaten dengan produksi perkebunan kelapa deres terbanyak. Persentase penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Kebumen yaitu 21,32%. Usaha pembuatan gula kelapa dikembangkan untuk memperluas kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan yang lebih merata dalam jangka panjang. Tujuan lainnya adalah membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang sosial maupun ekonomi supaya tidak ada lagi kesenjangan sosial antar masyarakat.
4 60 50 40 30 20 10 Industri besar industri menengah industri kecil dan rumah tangga 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Disperindagsar Kabupaten Kebumen tahun 2014 Gambar 1.1 Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri di Kabupaten Kebumen tahun 2010-2014 Berdasarkan klasifikasi Dinas Perindagsar Kabupaten Kebumen pada tahun 2014 di Kabupaten Kebumen terdapat 3 perusahaan industri besar yang berlokasi di Kecamatan Kebumen, Sempor dan Gombong. Untuk perusahaan Industri Menengah tercatat 41 perusahaan, yang terdiri dari 4 perusahaan makanan, minuman, dan tembakau, 3 perusahaan tekstil, pakaian jadi dan kulit, 3 perusahaan industri kayu dan barang dari kayu, 3 perusahan industri kertas dan barang dari kertas, 4 perusahaan industri kimia dan barang dari kimia, batu bara, karet dan plastik, 19 perusahaan industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara, 1 perusahaan industri barang dari logam, mesin dan peralatannya, dan 4 perusahaan industri lainnya. Klasifikasi Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga yang ada sebanyak 38.840 perusahaan atau 65,37% diantaranya bergerak dalam
5 industri makanan, minuman dan tembakau, 8.739 perusahaan atau 15,94% industri kayu dan barang dari kayu, dan 5.398 perusahaan (9,85%) industri lainnya. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang merupakan penghasil komoditas kelapa di Jawa Tengah bagian selatan, baik kelapa deres yaitu untuk gula kelapa maupun kelapa sayur untuk industri minyak kelapa atau sabut kelapa. Lokasi yang dekat dengan pantai membuat Kabupaten Kebumen memiliki tanaman kelapa yang bisa menghasilkan berbagai macam produk seperti produk olahan nira kelapa menjadi gula kelapa yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak maupun pemanis makanan. Tabel 1.3 Banyaknya Tanaman Produktif dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Tahun Kelapa Berproduksi Tidak Produksi Muda Sayur Deres Produksi (butir) (Btg) (btg) (btg) (btg) 2010 1.481.126 2.502.136 222.912 77.306 157.063.357 2011 1.522.730 2.532.540 229.664 72.820 159.283.381 2012 1.529.209 2.566.200 232.214 65.485 191.190.640 2013 1.558.067 2.595.122 236.067 60.348 161.132.596 Sumber : Kebumen Dalam Angka 2015 Berdasarkan tabel 1.3 kelapa muda yang dihasilkan dari tahun ke tahun meningkat signifikan, tanaman kelapa yang berproduksi untuk kelapa sayur dan kelapa deres juga meningkat, tanaman kelapa yang sudah tidak berproduksi dari tahun 2010 terus menurun.
6 Tabel. 1.4 Hasil Produksi Gula Kelapa di Kabupaten Kebumen tahun 2014 Tahun Produksi Gula Kelapa (kwt) 2010 228.251,20 2011 233.861,64 2012 240.542,62 2013 245.443,14 Sumber : Kebumen Dalam Angka 2015 Produksi gula kelapa kabupaten Kebumen pada tabel 1.4 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, itu artinya semakin banyak yang memproduksi olahan dari nira kelapa ini. Setiap tahun di Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Perubahan iklim menimbulkan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrem, peningkatan suhu udara dan peningkatan muka air laut yang dapat mempengaruhi produksi pertanian dan kondisi sosialekonomi petani, sebagai subyek yang paling penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini berdampak pada produksi nira kelapa, nira adalah bahan baku untuk pembuatan gula kelapa, sehingga apabila nira yang dihasilkan sedikit maka gula kelapa yang di produksi juga sedikit. Nira yang dihasilkan sedikit diakibatkan oleh musim kemarau yang panjang karena tetesan nira akan keluar banyak apabila suhu udara tidak panas dan tiupan anginnya kecil. Kelangkaan nira di musim kemarau bisa menyebabkan dua hal, yang pertama adalah harga gula kelapa di tingkat petani naik tajam dibandingkan harga gula di musim penghujan dan yang kedua adalah kualitas nira lebih baik pada musim kemarau.
7 Diduga salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa adalah perubahan iklim. Faktor-faktor lainnya yaitu produksi gula kelapa, harga gula kelapa dan biaya usaha pembuatan gula kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa yaitu perubahan iklim, berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani dan mitigasi perubahan iklim yang dilakukan petani gula kelapa. Atas dasar itu penulis memberi judul penelitian ini Analisis Pendapatan Petani Gula Kelapa dan Mitigasi Perubahan Iklim dengan studi kasus di dua kecamatan yaitu Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen? 2. Bagaimana usahatani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen? 3. Bagaimana mitigasi perubahan iklim yang dilakukan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen menghadapi perubahan iklim?
8 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. 2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani gula kelapa dibandingkan dengan UMK Kabupaten Kebumen tahun 2015 berdasarkan analisis statistik deskriptif pendapatan usahatani gula kelapa sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. 3. Untuk mengetahui mitigasi atau upaya petani gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan di Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen dalam mengurangi resiko adanya perubahan iklim. D. Manfaat 1. Bagi pemerintah Kabupaten Kebumen, penelitian ini agar menjadi perhatian tentang adanya perubahan iklim yang berdampak pada petani gula kelapa di Kabupaten Kebumen yang mana produksi gula kelapa ini menjadi produk unggulan daerah. 2. Bagi IPTEK, penelitian ini meningkatkan pengetahuan tentang perubahan iklim terhadap pendapatan petani gula kelapa di Kabupaten Kebumen.