NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi. yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat

PENGARUH VARIASI UKURAN SERBUK KUNINGAN DAN ALUMUNIUM PADA PERFORMA KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

Pengaruh Variasi Ukuran Serbuk Kuningan Dan Alumunium Pada Performa Kampas Rem Dengan Resin Serbuk Sebagai Pengikat

VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN KOMPAKSI TERHADAP PERFORMA KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH WAKTU SINTERING PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat. berkembang cepat dan berpengaruh serta berdampak baik bagi

PEMBUATAN PRODUK KAMPAS REM NON ASBES PADA SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN PEREKAT VINYLESTER RESIN TYPE RIPOXY R-802

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

PENGARUH WAKTU TAHAN SINTERING (EKSOTERM) TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS NON ASBES DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN KAMPAS REM DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PENGIKAT

PENGARUH WAKTU SINTERING DENGAN VARIASI 60, 90, DAN 120 MENIT DENGAN SUHU 250 C PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIK PHENOLIC RESIN

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

STUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR TEMBAGA (CU) TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGARUH WAKTU SINTERING DENGAN VARIASI 60, 90, DAN 120 MENIT DENGAN SUHU 250 C PADA PEMBUATAN BRAKEPAD DENGAN MATRIK PHENOLIC RESIN

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

PENGARUH BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

STUDI PERBANDINGAN KAMPAS REM NON- ASBES BERBAHAN FIBERGLASS DAN KARUNG GONI

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

VARIASI KOMPOSISI KUNINGAN PADA PEMBUATAN KAMPAS REM NON ASBES BERMATRIK RESIN VINYLESTER TIPE RIPOXY R-802

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR PENGARUH UKURAN BESAR BUTIR ALUMINIUM TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM

Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor

Pengembangan Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu terhadap Ketahanan Aus Pada Kondisi Kering dan Basah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

VARIASI UKURAN TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT EPOXY ALUMUNIUM-SERBUK TEMPURUNG KELAPA UNTUK KAMPAS REM

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

PENGUJIAN PERFORMA KAMPAS REM NON ASBES VARIASI CALCIUM CARBONATE DENGAN PEREKAT PHENOLIC RESIN

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

PENGARUH VARIASI GAYA TEKAN PADA PROSES KOMPAKSI KAMPAS REM DENGAN MATRIKS PHENOLIC RESIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

PENGARUH UKURAN SERBUK KUNINGAN TERHADAP KETAHANAN AUS, KOEFISIEN GESEK, DAN KEKERASAN KAMPAS REM

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN PERFORMA KAMPAS REM NON ASBES VARIASI CALCIUM CARBONATE DENGAN PEREKAT PHENOLIC RESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUD KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING

Pengaruh Ukuran Fiberglass Terhadap Kekuatan Mekanis Pada Pembuatan Batu Gerinda Tangan 4 Inch

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR KERJA PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAMPAS KOPLING PLAT GESEK

STUDI PEMANFAATAN CAMPURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA-ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HOT PRESS PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR. Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERAT BAMBU SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM MOBIL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

PERBANDINGAN PENGUJIAN MEKANIS TERHADAP KAMPAS REM ASBES DAN NON-ASBESTOS DENGAN MELAKUKAN UJI KOMPOSISI, UJI KEKERASAN, DAN UJI KEAUSAN

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.2 Resin Polyester

KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN KETAHANAN KEAUSAN PADA BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

KAJI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

Kata kunci : Kampas Rem, Limbah Kulit Mete, Phenolic Resin, Laju Keausan D.1

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

EVALUASI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BIJI KAPUK RANDU BERPENGUAT RESIN POLYESTER DENGAN PEMBANDING BRAKE SHOES DAN BRAKE PAD PABRIKAN

PEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT Al 2O 3-EPOXY

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

PEMANFAATAN SERBUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KAMPAS REM NON-ASBESTOS SEPEDA MOTOR. Prisma Frendi Wardana, Yuyun Estriyanto, Suharno.

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM NON ASBES TERBUAT DARI KOMPOSIT POLIMER SERBUK PADI DAN TEMPURUNG KELAPA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun : BAYU SETIAWAN D 200 08 0134 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT Bayu Setiawan, Bambang Waluyo F, Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura email : bayu.setiawan90@yahoo.co.id ABSTRAKSI Kampas rem merupakan salah satu komponen dari kendaraan bermotor yang berfungsi menghentikan laju kendaraan sepeda motor. Saat laju kendaraan berkecepatan tinggi kampas rem memiliki peranan penting, bahkan keselamatan pengendara tergantung dari kualitas kampas rem tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kampas rem variasi suhu sintering dengan kampas pasaran merk Yamahapart. Peneliti akan mengadakan penelitian diawali dengan pembuatan kampas bervariasi suhu sintering dengan bahan yaitu fiberglass, alumunium, kuningan, graphite, kalsium karbonat, barium sulfat, silika, phenol kristal dan resin paraformaldehyde. Setelah itu mencampur bahan kampas rem sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Kemudian diberi tekanan sekaligus dipanaskan (sintering) dengan beban 2 ton selama 60 menit dengan variasi suhu 140ºC, 145ºC dan 150ºC. Kemudian diuji gesek dengan beban 18 kg selama 3 jam dengan uji kering, penyemprotan air, air garam, oli, dan minyak rem dengan standart pengujian SNI 09-2663-1992 lalu dihitung keausan dan koefisien geseknya, dan diuji kekerasan brinell dengan gaya 613 Newton dengan standart ASTM E 10-01. Dari hasil penelitian keausan rata-rata bahwa kampas rem yamaha lebih rendah dan lebih baik dari kampas rem variasi suhu sintering pada uji gesek selama 3 jam, tetapi pada uji gesek pengaruh oli kampas rem variasi suhu sintering 150⁰C lebih baik dari kampas rem yamaha dengan nilai sebesar 28,175 mm 3 /jam sedangkan yamaha sebesar 31,25 mm 3 /jam. Koefisien gesek kampas rem yamaha lebih tinggi dibandingkan dengan kampas rem variasi suhu sintering pada uji gesek selama 3 jam, nilai koefisien gesek yamaha tertinggi sebesar 0,6159 sedangkan yang mendekati sebesar 0,602 pada kampas rem suhu sintering 150⁰C pada pengaruh air garam. Nilai kekerasan brinnel kampas rem yamaha lebih baik dibandingkan dengan kampas rem variasi suhu sintering sebesar 23,962 BHN sedangkan nilai kekerasan yang mendekati pada kampas rem variasi suhu sintering 145⁰C sebesar 20,739 BHN. Kata kunci : kampas rem, suhu sintering, uji gesek, kekerasaan

A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat pesat terutama dalam bidang otomotif, para produsen pembuatan sepeda motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat signifikan dalam hal performa mesin dengan meningkatkan tenaga yang dihasilkan. Dengan berkembangnya performa kendaraan saat ini dibutuhkan sistem pengereman yang efektif dan juga sebagai keamanan dalam berkendaraan. Sistem pengereman yang baik harus dapat menunjang daya dan kecepatan pada kendaraaan tersebut dimana hal yang terpenting dari sistem pengereman adalah kampas rem, yaitu media yang bekerja untuk memperlambat atau mengurangi laju kendaraan. Untuk mendapatkan pengereman yang maksimal maka dibutuhkan kampas rem dengan kemampuan pengereman yang baik dan efisien. (Prasetyo, 2010). Kampas rem menjalankan fungsinya sebagai media pengereman. Dapat bekerja secara maksimal apabila mempunyai daya pengereman yang baik dan efisien, dimana efisien dari rem sangat dipengaruhi oleh besarnya koefisien gesek kampas rem. Kualitas kampas rem dipengaruhi oleh kekerasan dan bahan dari kampas rem. Kampas rem yang terlalu keras menyebabkan umur tromol atau cakram pada sepeda motor akan menjadi pendek, apabila terlalu lunak maka umur kampas rem akan lebih pendek. (Prasetyo, 2010). Berdasarkan proses pembuatannya, kampas rem (brake shoes) sepeda motor, termasuk pada particulate composite. Komposit jenis ini, bahan penguatnya (reinforced) terdiri atas partikel yang tersebar merata dalam matriks yang berfungsi sebagai pengikat, sehingga menghasilkan bentuk solid yang baik. Melalui proses penekanan sekaligus pemanasan pada saat pencetakan (sintering) akan dihasilkan kekuatan, kekerasan serta gaya gesek yang semakin meningkat. Pemanasan dilakukan pada temperatur berkisar antara 130 ⁰C 150 ⁰C, yang menyebabkan bahan tersebut akan mengalami perubahan struktur dimana antara partikel satu dengan yang lain saling melekat serta akan diperoleh bentuk solid yang baik dan matriks pengikat yang kuat. Proses pabrikasi seperti ini kemudian mengakibatkan harga jual kampas rem cukup mahal. (Pajar, 2012). B. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui keausan kampas rem yang menggunakan variasi suhu sintering di bandingkan dengan kampas rem Yamaha. 2. Mengetahui koefisien gesek kampas rem yang menggunakan variasi suhu sintering di bandingkan dengan kampas rem Yamaha. 3. Mengetahui kekerasan brinell kampas rem yang menggunakan variasi suhu sintering di bandingkan dengan kampas rem Yamaha. C. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan bahan-bahan limbah yang jarang dimanfaatkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari 2. Memberikan sumbangan informasi tentang manfaat yang bisa digunakan dari hasil pengujian. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian berikutnya. D. BATASAN MASALAH Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga tujuan penelitian

dapat dicapai, perlu adanya pembatasan masalah, yaitu: 1. Bahan Material yang digunakan untuk pembuatan kampas rem dengan variasi suhu sintering 140⁰C, 145⁰C, dan 150⁰C antara lain seperti fiberglass, resin serbuk paraformaldehyde, serbuk kuningan, serbuk aluminium, calsium carbonate, graphite, barium sulfat, phenol crystal dan silica. 2. Pengujian a. Uji keausan b. Koefisien gesek c. Kekerasan brinell E. METODE PENELITIAN Langkah awal penelitian mencari referensi yang terkait dengan pembuatan kampas rem baik studi pustaka dan studi lapangan. Kemudian mempersiapkan alat dan bahan antara lain : fiberglass, serbuk alumunium, serbuk kuningan, silica, barium sulfat, graphite, calsium carbonate, resin powder paraformaldehyde, phenol crystal dan kampas rem yamaha sebagai pembanding. Kemudian mencampur semua bahan dengan komposisi yang telah ditentukan secara merata lalu dilakukan pengepresan spesimen dengan tekanan 2 ton selama 60 menit bersamaan di sintering dengan variasi suhu 140⁰C, 145⁰C, 150⁰C. Setelah semua spesimen jadi proses selanjutnya foto mikro spesimen, kemudian pengujian keausan meliputi pengaruh kering, air, air garam, oli dan minyak rem, dan pengujian kekerasan brinell. Tahap terakhir hasil pengujian di analisis, dibahas dan dibuat kesimpulan. 2. Resin serbuk paraformaldehyde 3. Phenol kristal 4. Serbuk kuningan 5. Serbuk alumunium 6. Silika 7. Barium sulfat 8. Graphite 9. Calcium carbonat (CaCo3) 10. Dextone plastic stell epoxy 11. Plat kampas rem G. ALAT Alat yang digunakan dalam pembuatan kampas rem adalah : 1. Unit Press Molding (Alat untuk mengepres bahan kampas) 2. Cetakan (mold) 3. Unit pemanas (heater) 4. Unit pengontrol suhu (thermocontrol) 5. Thermometer 6. Digital Tachometer 7. Clamp Meter 8. Vernier Caliper 9. Timbangan digital H. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Komposisi Kampas Rem Tabel 1. Komposisi kampas rem No Nama Bahan Berat (gram) 1. Fiberglass 0,6 2. Serbuk Kuningan 4 3. Serbuk Alumunium 2 4. Silika 1,5 5. Barium Sulfat 1 6. Graphite 1,5 7. CaCo3 1 8. Resin Paraformaldehyde 10 9. Phenol Crystal 10 F. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Fiberglass

2. Hasil Pengujian a. Hasil Pengujian Keausan Tabel 2. Hasil Uji Keausan Kondisi Kering Jenis Kampas Rem Keausan Ratarata (mm 3 /Jam) Suhu Sintering 140⁰C 81,25 Suhu Sintering 145⁰C 93,75 Suhu Sintering 150⁰C 68,75 Yamahapart 65,625 b. Hasil Pengujian Koefisien Gesek Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Gesek Kondisi Kering Jenis Kampas Rem Koefisien Gesek(μ) Suhu Sintering 140⁰C 0,5323 Suhu Sintering 145⁰C 0,5326 Suhu Sintering 150⁰C 0,5357 Yamahapart 0,5413 Tabel 3. Hasil Uji Keausan Penyemprotan Air Jenis Kampas Rem Keausan Ratarata (mm 3 /Jam) Suhu Sintering 140⁰C 78,125 Suhu Sintering 145⁰C 87,5 Suhu Sintering 150⁰C 75 Yamahapart 56,25 Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Gesek Penyemprotan Air Jenis Kampas Rem Koefisien Gesek(μ) Suhu Sintering 140⁰C 0,5162 Suhu Sintering 145⁰C 0,5165 Suhu Sintering 150⁰C 0,5207 Yamahapart 0,5278 Tabel 4. Hasil Uji Keausan Penyemprotan Air Garam Jenis Kampas Rem Keausan Ratarata (mm 3 /Jam) Suhu Sintering 140⁰C 84,375 Suhu Sintering 145⁰C 90,625 Suhu Sintering 150⁰C 78,125 Yamahapart 62,5 Tabel 5. Hasil Uji Keausan Penyemprotan Oli Jenis Kampas Rem Keausan Ratarata (mm 3 /Jam) Suhu Sintering 140⁰C 43,75 Suhu Sintering 145⁰C 46,875 Suhu Sintering 150⁰C 28,175 Yamahapart 31,25 Tabel 6. Hasil Uji Keausan Penyemprotan Minyak Rem Jenis Kampas Rem Keausan Ratarata (mm 3 /Jam) Suhu Sintering 140⁰C 37,5 Suhu Sintering 145⁰C 46,875 Suhu Sintering 150⁰C 34,375 Yamahapart 28,125 Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Gesek Penyemprotan Air Garam Jenis Kampas Rem Koefisien Gesek(μ) Suhu Sintering 140⁰C 0,5844 Suhu Sintering 145⁰C 0,5983 Suhu Sintering 150⁰C 0,602 Yamahapart 0,6159 Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Gesek Penyemprotan Oli Jenis Kampas Rem Koefisien Gesek(μ) Suhu Sintering1 40⁰C 0,448 Suhu Sintering 145⁰C 0,4528 Suhu Sintering 150⁰C 0,4655 Yamahapart 0,4669 Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Gesek Penyemprotan Minyak Rem Jenis Kampas Rem Koefisien Gesek(μ) Suhu Sintering 140⁰C 0,4553 Suhu Sintering 145⁰C 0,4689 Suhu Sintering 150⁰C 0,4952 Yamahapart 0,5054

c. Hasil Pengujian Kekerasan Brinell Tabel 12. Hasil Uji kekerasan brinell Nilai Kekerasan Jenis Kampas Rem Brinell rata-rata (BHN) Suhu Sintering 140⁰C 16,783 Suhu Sintering 145⁰C 20,739 Suhu Sintering 150⁰C 18,323 Yamahapart 23,962 Kampas Rem Suhu sintering 150 ⁰C 1 4 2 3 d. Hasil Foto Mikro Kampas Rem Suhu sintering 140 ⁰C 2 3 1 4 Gambar 3. Hasil Foto Mikro Kampas Rem Suhu Sintering 150 ⁰C Kampas Rem Yamaha 20 µm 20 µm Gambar 1. Hasil Foto Mikro Kampas Rem Suhu Sintering 140 ⁰C 20 µm Kampas Rem Suhu sintering 145 ⁰C 20 µm Gambar 2. Hasil Foto Mikro Kampas Rem Suhu Sintering 145 ⁰C 2 3 1 4 Gambar 4. Hasil Foto Mikro Kampas Rem Yamahapart Keterangan : 1. Serbuk almunium 2. Serbuk kuningan 3. Fiberglass 4. Graphite 3. Pembahasan a. Pengujian keausan Dari hasil pengujian keausan dengan Standar metoda uji SNI 09-2663-1992. Didapatkan hasil sebagai berikut: nilai keausan dalam kondisi kering kampas rem yamaha memiliki nilai keausan terendah sebesar 65,625

mm 3 /jam, untuk kampas rem suhu sintering 140⁰C sebesar 81,25 mm 3 /jam, kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 93,75 mm 3 /jam dan kampas suhu sintering 150⁰C sebesar 68,75 mm 3 /jam. Untuk penyemprotan air keausan kampas yamaha memiliki nilai terendah yaitu 56,25 mm 3 /jam, untuk kampas suhu sintering 140⁰C sebesar 78,125 mm 3 /jam, kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 87,5 mm 3 /jam, dan kampas suhu sintering 150⁰C sebesar 75 mm 3 /jam. Dalam penyemprotan air garam keausan kampas yamaha memiliki nilai terendah yaitu 62,5 mm 3 /jam, untuk nilai tertinggi pada kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 90,625 mm 3 /jam, kampas suhu sintering 140⁰C sedikit dibawahnya sebesar 84,375 mm 3 /jam, dan kampas suhu sintering 150⁰C sebesar 78,125 mm 3 /jam. Untuk penyemprotan oli keausan kampas suhu sintering 150⁰C memiliki nilai terendah sebesar 28,175 mm 3 /jam, sedangkan kampas yamaha terendah kedua dengan nilai 31,25 mm 3 /jam, suhu sintering 140⁰C sebesar 43,75 mm 3 /jam, dan kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 46,875 mm 3 /jam. Dalam penyemprotan minyak rem keausan kampas yamaha memiliki nilai terendah yaitu 28,125 mm 3 /jam, untuk kampas suhu sintering 150⁰C sedikit diatasnya sebesar 34,375 mm 3 /jam, kampas suhu sintering 140⁰C sebesar 37,5 mm 3 /jam, dan kampas suhu sintering 145⁰C memiliki nilai tertinggi sebesar 34,375 mm 3 /jam. Hasil pengujian keausan pada kondisi kering lebih besar daripada keausan yang terjadi pada kondisi basah (air, air garam, oli, minyak rem), hal ini selain dipengaruhi oleh variasi suhu sintering juga dipengaruhi oleh suhu lintasan yang lebih rendah ketika lintasan terkena semprotan cairan. Dalam pengujian dua buah elemen yang digesekan kemudian diberi fluida diantara keduanya maka fluida tersebut akan mengakibatkan berkurangnya gaya gesek dan menghambat kenaikkan suhu. Suhu yang tinggi akan mengakibatkan kampas menjadikanya cepat aus. b. Pengujian koefisien gesek Dari tabel koefisien gesek dengan pengujian kondisi kering, kampas yamaha memiliki nilai koefisien gesek tertinggi yaitu 0,5413. Pada pengujian yang sama, suhu sintering 140⁰C memiliki nilai koefisien gesek yaitu 0,5323. Sedangkan suhu sintering 145⁰C dan 150⁰C memiliki nilai koefisien gesek masing-masing 0,5326 dan 0,5357. Dalam kondisi penyemprotan air, kampas yamaha memiliki nilai koefisien gesek tertinggi yaitu 0,5278. Pada pengujian yang sama, kampas suhu sintering 140⁰C dan 145⁰C memiliki nilai koefisien gesek yang berdekatan yaitu 0,5162 dan 0,5165. Sedangkan kampas suhu sintering 150⁰C memiliki nilai koefisien gesek 0,5207. Untuk penyemprotan air garam, koefisien gesek kampas yamaha memiliki nilai tertinggi yaitu 0,6159, untuk kampas suhu sintering 140⁰C sebesar 0,5844, kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 0,5983 dan kampas suhu sintering 150⁰C sebesar 0,602. Dalam kondisi penyemprotan oli, kampas yamaha dan kampas suhu sintering 150⁰C memiliki nilai koefisien gesek yang berdekatan yaitu 0,4669 dan 0,4655. Kampas suhu sintering 140⁰C dan 145⁰C memiliki nilai koefisien gesek masing-masing 0,448 dan 0,4528. Untuk penyemprotan minyak rem, koefisien gesek kampas yamaha memiliki nilai tertinggi sebesar 0,5054 sedangkan untuk kampas suhu sintering 140⁰C, 145⁰C dan 150⁰C masing-masing sebesar 0,4553, 0,4689 dan 0,4952. Koefisien gesek yang terjadi pada penyemprotan oli lebih kecil daripada

koefisien yang dihasilkan oleh penyemprotan lainya, hal ini dikarenakan adanya efek licin yang dihasilkan oleh oli tersebut sehingga mempengaruhi suhu serta mengurangi daya rekat kampas terhadap cakram. c. Pengujian kekerasan brinell Dari hasil pengujian kekerasan brinell dengan Standar metoda uji ASTM E 10-01. Didapatkan hasil sebagai berikut: nilai kekerasan untuk kampas yamaha sebesar 23,962 Kg/mm 2, nilai kekerasan untuk kampas suhu sintering 140⁰C sebesar 16,783 Kg/mm 2, nilai kekerasan untuk kampas suhu sintering 145⁰C sebesar 20,738 Kg/mm 2, dan nilai kekerasan untuk kampas suhu sintering 150⁰C sebesar 18,323 Kg/mm 2. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kampas suhu sintering masih memiliki nilai kekerasan di bawah kampas yamaha sedangkan dari kampas suhu sintering itu sendiri nilai yang mendekati kampas yamaha adalah kampas suhu sintering 145⁰C dengan nilai kekerasan sebesar 20,738 Kg/mm 2. I. KESIMPULAN Dari studi yang dilakukan penulis apat menarik kesimpulan, yaitu : 1. Dalam pengambilan data studi penelitian ini, didapatkan nilai keausan keseluruhan kampas rem yamaha pada kondisi kering, penyemprotan air, penyemprotan air garam dan penyemprotan minyak rem jauh lebih tahan aus dibandingkan dengan kampas rem suhu sintering. Tetapi untuk kondisi penyemprotan oli kampas rem suhu sintering 150⁰C lebih tahan aus dibanding kampas rem yamaha ini dipengaruhi oleh suhu cakram yang lebih rendah ketika cakram terkena semprotan oli yang efeknya membuat cakram menjadi licin. 2. Nilai koefisien gesek yamahapart lebih tinggi di bandingkan dengan kampas rem variasi suhu sintering. Dapat diambil kesimpulkan bahwa jika semakin tinggi suhu sintering nilai koefisien geseknya juga semakin meningkat. 3. Nilai kekerasan brinell kampas rem variasi suhu sintering lebih rendah dibandingkan dengan kampas rem Yamaha, yaitu sebesar 23,962 Kg/mm 2 sedangkan kampas rem dengan suhu sintering 140⁰C sebesar 16,783 Kg/mm 2, suhu sintering 145⁰C sebesar 20,739 Kg/mm 2 dan suhu sintering 150⁰C sebesar 18,323 Kg/mm 2. J. SARAN Dalam penelitian, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat digunakan untuk proses pengembangan dan pembuatan kampas rem, yaitu : 1. Cara menimbang dan mencampur yang baik dan benar dapat mengurangi jumlah bahan yang tercecer 2. Perlu ditambah tekanan kompaksi pada saat proses pengepresan supaya kampas rem lebih keras. 3. Perlu ditambah parameterparameter lain agar performa dari kampas rem akan kelihatan dan akan lebih baik. 4. Perlu pengujian yang lebih spesifik, seperti pengujian langsung pada kendaraan atau sepeda motor agar data yang didapat lebih akurat dan sesuai pada kondisi pengaplikasian. 5. keselamatan dan keamanan perlu diperhatikan dengan menggunakan alat perlindungan keselamatan diri agar dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan pada waktu penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Annual Book of ASTM Standart, ASTM E10-01, Standart Test Method for Brinell Hardness of Metallic Materials. ASTM international, Unites States El-Tayeb, N.S.M., Liew, K.W., 2008, Effect of Water Spray on Friction and Wear Behaviour of Noncommercial and Comercial Brake pad Materials, Elsevier, p. 135-144. Gibson, R.F., 1994, Principle of Composite Material Mechanics, McGraw-Hill International Book Company, New York. Herman, U.T, 2010, Pengaruh Lingkungan Terhadap Keausan, Daya, Koefisien Gesek, Suhu Kampas Rem, dan Waktu Pengereman Kampas Rem Berbahan Fiberglass, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. James., 2003, Stability Analysis of Disk Brake Model. Diakses 20 Desember 2013 jam 18.30 WIB dari (www.fkm.utm.my/arahim/chapter6.pdf) Kenneth G and Michael K, 1999, Engineering Materials. Upper River, New Jersey. Pajar D.S, 2012, Perbandingan Kampas Rem Nonasbes Berserat Fiberglass Dengan Variasi Tembaga 2 Gram, 4 Gram, 6 Gram Dengan Kampas Rem Yamaha Terhadap Keausan, Kekerasan dan Waktu Pengereman, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Prasetyo, Tri, 2010, Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Kekerasan dan Keausan Kampas Rem Dengan Resin Polyester Sebagai Pengikat, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. SNI 09-2663-1992, Cara Uji Ketahanan Terhadap Air, Larutan Garam, Minyak Pelumas Dan Cairan Rem Untuk Kampas Rem Kendaraan Bermotor. Diakses 17 November 2013 jam 18:05 dari (www.sni_kampas_rem.com/en/file/en.pdf/sni_09-2663-1992) Stolk, Kros.1994. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Elemen mesin. Erlangga, Jakarta. Sunardi, dkk.,2003, Pengaruh Suhu Sintering Pada Proses Metalurgi Serbuk Zn Al Terhadap Sifat Mekanik, Universitas Atma jaya, Jakarta. Van Vliet, G., L., J., dan Both, W., 1984, Teknologi Untuk Bangunan Mesin, Bahan-Bahan 1, Pradnya Paramita, Jakarta.