BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun J. curcas (Jatropha curcas

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri genus Shigella dan dikarakterisasi dengan diare yang

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perut (Krugman, et al., 1992; Levine, 2000). Penyakit ini ditularkan melalui jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2) Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab kematian satu juta orang di negara berkembang terutama terjadi

BAB I PENDAHULUAN. infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit diare. Diare menjadi penyakit berbahaya dengan peringkat ke-3

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber bahan obat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dan jarang ditemukan di Indonesia (RISTEK, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Farthing, et al., 2008). Prevalensi diare pada anak usia 1 4 tahun. dengan kelompok usia lainnya (Rosari,et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Uji Saponin Uji Triterpenoid dan Steroid Uji Tanin Analisis Statistik Uji Minyak Atsiri Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan ancaman yang besar untuk umat manusia.

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005).

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DIPA FAKULTAS MIPA

UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN KLOROFORM MENIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diare merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang umum ditemukan (CDC, 2014). Frekuensi kejadian diare pada negara berkembang lebih banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata & Daldiyono, 2009). Sebagai negara berkembang Indonesia tidak luput dari masalah diare. Tingginya angka kesakitan diare dihubungkan dengan kepadatan penduduk dan kebersihan yang masih kurang. Penyakit diare dapat menjadi lebih parah jika terjadi diare berdarah atau disebut juga Shigellosis (Nafianti & Sinuhaji, 2005). Penelitian yang dilakukan Herwana, et al., (2010) pada Februari 2005 sampai September 2007 di Jakarta Selatan terhadap 612 anak usia 0-12 tahun yang mengalami diare menunjukkan 9,3% pasien disebabkan oleh Shigella sp dan Shigella flexneri merupakan spesies yang paling sering ditemukan dengan prevalensi sebesar 63,2%. Secara umum infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan menggunakan antibiotik (Ashutoh, 2008). Permasalahan pokok dari penggunaan antibiotik adalah terjadinya resistensi beberapa bakteri terhadap antibiotik yang digunakan (Lohner dan Austria, 2001). Menurut Herwana, et al (2010) melaporkan bahwa Shigella flexneri telah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik seperti kloramfenikol, seftriakson, ampisilin, tetrasiklin, dan trimetoprim-sulfametoksazol. Banyak Shigella yang mengalami resisten terhadap 1

2 antibiotik antara lain disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat (Todar, 2009). Oleh karena itu perlu adanya alternatif untuk mengatasi resistensi tersebut. Pengobatan menggunakan senyawa tumbuhan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan adalah J. curcas. Di Indonesia pemanfaatan daun jarak sebagai antibakteri sudah banyak dilakukan. Menurut Duke (dalam Sumarni, 2008), daun jarak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti β-amyrin, β-sitosterol, stigmasterol, campesterol, 7- keto- β-sitosterol, isovitoksin dan viteksin. Daun J. curcas teridentifikasi mengandung senyawa tanin, alkaloid, steroid dan saponin (Akinpelu et al. 2009). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak terbentuk (Nuria., et al., 2009). Alkaloid dapat menghambat pembentukan peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel pada sel bakteri tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel (Siregar, 2012). Salah satu golongan terpenoid yang berpotensi sebagai antimikroba adalah triterpenoid. Senyawa triterpenoid yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi adalah fitosterol yang terdiri dari sitosterol ( - sitosterol), stigmasterol, dan kampesterol (Harborne 1987). Steroid telah dilaporkan memiliki sifat antibakteri (Okwu, 2001). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Mwime dan Damme (2011) menyatakan bahwa steroid yang merupakan golongan triterpenoid

3 memiliki sifat antibiotik dan antifungi. Mekanisme kerja steroid sebagai antibakteri menyebabkan kebocoran pada liposom (Madduluri, 2013). Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan kemudian mengikat membran sitoplasma sehingga mengganggu dan mengurangi kestabilan membrane sel. Hal ini menyebabkan kematian sel (Nuria, et al., 2009). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun J. curcas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan tingkat konsentrasi 20% nilai DZI 18,125 mm, 40% nilai DZI 18,3 mm, 60% nilai DZI 18,375 mm, 80% nilai DZI 18,55 mm, dan 100% nilai DZI 18,675 mm (Hasibuan., 2016) Penelitian daun J. curcas merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan potensi tumbuhan yang diciptakan oleh Allah swt. Allah telah menciptakan berbagai macam tumbuhan beserta manfaatnya. Pemanfaatan tumbuhan sebagai penyembuh penyakit telah disebutkan dalam islam. Dalam firman Allah SWT QS. An-Nahl ayat 11 dan ayat 69 :

4 Yang artinya : Dengan air hujan itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir (QS An Nahl : 11). Yang artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah ajaran Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnaya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (QS. An-Nahl:69). Pada penggalan dua ayat tersebut, bisa kita simpulkan bahwa semua yang ada di bumi diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, semua bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antibakteri tanaman daun J. curcas terhadap bakteri Shigella flexneri yang menyebabkan diare dengan morbiditas dan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah

5 mengenai kegunaan dari tanaman daun J. curcas dan menambah nilai guna tanaman daun J. curcas di masyarakat. B. Perumusan Masalah 1. Apa saja kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak etilasetat dan n- heksan daun J. curcas? 2. Apakah ekstrak daun J. curcas mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella flexneri ATCC 12022? 3. Berapa diameter zona hambat ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri ATCC 12022? C. Keaslian Penelitian Telah ada penelitian mengenai aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun J. curcas yang dilakukan oleh Sisunandar, et al., (2002). Hasil dari penelitian tersebut adalah ekstrak etanol daun J. curcas mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan konsentrasi 8% dan bakteri E.coli dengan konsentrasi 5%. Windarwati (2011) melakukan penelitian tentang fraksi etilasetat dari ekstrak daun jarak berpotensi sebagai zat antimikroba dengan diameter penghambatan terhadap S.aureus. Hasibuan (2016) melakukan penelitian tentang ekstrak etanol daun J. curcas terhadap bakteri Escherichia coli. Hasilnya ekstrak etanol daun J. curcas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan tingkat

6 konsentrasi 20% nilai DZI 18,125 mm, 40% nilai DZI 18,3 mm, 60% nilai DZI 18,375 mm, 80% nilai DZI 18,55 mm, dan 100% nilai DZI 18,675 mm. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Windarwati menggunakan fraksi etilasetat, penelitian Sisunandar dan Hasibuan menggunakan pelarut etanol untuk ekstraksi. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan etilasetat dan n-heksan untuk melakukan ekstraksi. Selain itu pada penelitian Windarwati bakteri yang digunakan S.aureus, penelitian Sisunandar bakteri yang digunakan S.aureus dan bakteri E.coli dan pada penelitian Hasibuan bakteri yang digunakan E.coli. Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah Shigella flexneri ATCC 12022. D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kandungan senyawa yang terdapat di dalam ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas. 2. Mengetahui efektivitas ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas. dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri ATCC 12022. 3. Mengetahui diameter zona hambat ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri ATCC 12022. E. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi tentang penggunaan tanaman herbal khususnya J. curcas sebagai alternatif antibiotik.

7 2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi pada masyarakat luas tentang kegunaan tanaman J. curcas, yang selama ini belum banyak diketahui manfaatnya. 3. Bagi Praktisi Kesehatan Memberikan informasi tentang manfaat tanaman J. curcas untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Shigella.