33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik survei. Tujuan deskriptif analitis yaitu untuk memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah pada masa sekarang. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Penelitian ini menggunakan kuisioner didalam pengumpulan data. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik survei, yaitu suatu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dengan menggunakan alat pengukuran wawancara berupa kuesioner yang memuat daftar pertanyaan (Surakhmad, 2004). B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu objek dipilih karena alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat objek itu. Dalam menentukan lokasi penelitian dilakukan dengan berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Surakhmad, 2004). Tabel 3 Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Sragen 2014 No. Luas Panen Produksi Kecamatan (Ha) (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Sidoharjo 9.286 57.573 6,199 2 Sragen 4.222 25.965 6,149 3 Gondang 6.760 41.297 6,109 4 Sambung Macan 6.470 39.144 6,050 5 Kedawung 6.244 37.776 6,049 6 Ngrampal 6.849 41.204 6,016 7 Sambirejo 3.499 20.469 5,849 Sumber : Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Sragen memiliki produktivitas paling tinggi urutan pertama dan kedua. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sragen dan mengambil 2 kecamatan yaitu Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Sragen dengan pertimbangan (1) berdasarkan 33
34 hasil survey penelitian pendahuluan ke Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Sragen termasuk di wilayah Kabupaten Sragen yang mayoritas petani padi sawah homogen dengan IP 3 yang berarti jumlah MT (Musim Tanam) tiga kali selama satu tahun MT-I, MT-II dan MT-III sehingga sangat cocok sebagai daerah sampel lokasi penelitian. (2) Kecamatan dengan produktivitas paling tinggi. (3) Variabel penelitian yang cukup luas dan mendalam sehingga peneliti memilih dua Kecamatan tersebut mewakili Kabupaten Sragen yang merupakan sentra produksi padi. C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Tabel 4 Data Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Sragen dan Kecamatan Sidoharjo Tahun 2015 No. Wilayah Ketua Kelompok Tani Sampel (Orang) Kecamatan Sragen 1. Desa Karangtengah 5 2 2. Desa Kedungupit 6 2 3. Desa Nglorog 7 2 4. Desa Sine 6 2 5. Desa Tangkil 9 2 Kecamatan Sidoharjo 1. Desa Purwosuman 8 2 2. Desa Duyungan 8 2 3. Desa Bentak 8 2 4. Desa Sidoharjo 8 2 5. Desa Jetak 8 2 6. Desa Sribit 5 2 7. Desa Pandak 6 2 8. Desa Taraman 6 2 9. Desa Tenggak 6 2 10. Desa Singopadu 8 2 11. Desa Jambanan 5 2 12. Desa Patihan 7 2 Jumlah 116 34 Sumber : Bapeluh Kabupaten Sragen Tahun 2015
35 Tabel 4 menjelaskan bahwa populasi dalam penelitian ini yaitu semua ketua kelompok tani di Kecamatan Sragen dan Kecamatan Sidoharjo. Kerangka sampel (sampling frame) penelitian ini berupa daftar nama ketua kelompok tani di Kecamatan Sragen dan Kecamatan Sidoharjo. Sampel petani responden diambil dari semua desa dengan rincian di Kecamatan Sidoharjo terdapat 12 desa dan di Kecamatan Sragen terdapat 5 desa. Kemudian diambil sejumlah 2 orang Ketua Kelompok Tani di setiap desa dengan metode Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Pemilihan sampel dari populasi yaitu anggota sampel dipilih secara acak dengan cara pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian. Langkah-langkahnya adalah pertama dengan memberi nomor dan mencatat namanama orang yang terdapat dalam populasi. Kemudian kertas catatan-catatan tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kotak. Selanjutnya dikocok sampai merata dan diambil sampel sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya yakni keseluruhan menjadi 34 responden. D. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer Data diperoleh dari wawancara langsung pada petani di lokasi penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan. Data yang diambil adalah produktivitas padi, luas lahan, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga petani, harga gabah, harga benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, pengeluaran pangan rumah tangga petani dan pengeluaran non pangan rumah tangga petani. Data kebutuhan keluarga meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan utilitas. Data ini masih belum diolah. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani daerah penelitian. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait berupa data deret waktu (time series) tahun 2008-2013 yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) ataupun Lembaga terkait lainya.
36 Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan (Surakhmad, 2004). E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pencatatan Teknik pencatatan ini digunakan untuk mencari data primer dan data sekunder dengan cara membuat catatan yang dikumpulkan dari data dan publikasi yang sudah ada pada lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang terkait. 2. Observasi Teknik observasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di daerah penelitian sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah penelitian. 3. Wawancara Metode wawancara yaitu metode pengambilan data primer dengan melakukan wawancara langsung dengan petani sampel dan pedagang atau lembaga pemasaran menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. F. Metode Analisis Data 1. Analisis Penghitungan Nilai Tukar Petani Konsep Nilai tukar petani (NTP) didefinisikan sebagai nisbah antara penerimaan usahatani padi dengan pengeluaran rumah tangga petani. Penerimaan usahatani padi diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi padi yang dihasilkan oleh petani dengan harga jual gabah kering panen (GKP) yang diterima oleh petani. Sedangkan pengeluaran rumah tangga petani merupakan jumlah biaya produksi usaha tani dan pengeluaran (pangan maupun non pangan) rumah tangga petani padi (Hendayana, 2001). Jadi Nilai Tukar Petani merupakan hasil dari pembagian antara penerimaan usahatani padi dengan pengeluaran rumah tangga petani padi (%). Penjelasan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Penerimaan Usahatani Padi NTP = x 100 Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Keterangan :
37 NTP = Nilai Tukar Petani (%) Penerimaan = Total produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani dalam Usahatani Padi bentuk gabah kering panen (GKP) dikali dengan harga jual padi sawah dalam bentuk GKP (Rp/bln). Pengeluaran = Jumlah biaya produksi usaha tani dan pengeluaran (pangan Rumah Tangga maupun non pangan) rumah tangga petani padi dibayar Petani Padi petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun kebutuhan sekunder lainya (Rp/bln). 2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani. a. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) Penggunaan dengan metode analisis regresi berganda (multiple regression), dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Petani. Estimasi terhadap hubungan satu variabel dependen dengan variabel independen adalah : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + β 10 X 10 + β 11 X 11 + β 12 X 12 + ε Keterangan : Y = Nilai Tukar Petani α = Intercept β = Koefisien regresi X 1 = Produktivitas Padi (Ton/Ha) X 2 = Luas lahan (Ha) X 3 = Usia (Tahun) X 4 = Pendidikan (Tahun) X 5 = Jumlah Anggota Keluarga Petani (Jiwa) X 6 = Harga Gabah (Rupiah) X 7 = Harga Benih (Rupiah) X 8 = Biaya Pupuk (Rupiah/bulan) X 9 = Biaya Pestisida (Rupiah/bulan) X 10 = Biaya Tenaga Kerja (Rupiah/bulan) X 11 = Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Petani (Rupiah/bulan)
38 X 12 = Pengeluaran Non Pangan Rumah Tangga Petani (Rupiah/bulan) = error yang timbul pada pada pengamatan ke i diasumsikan sebagai variabel acak yang berdistribusi secara bebas dengan nilai tengah sama dengan nol Pada penelitian ini dilakukan beberapa pengujian, antara lain: a. Menguji besarnya persentase/proporsi sumbangan variabel bebas, maka dicari koefisen determinasi atau R 2 sekaligus menguji ketepatan model digunakan koefesien determinasi (R 2 ). Nilai koefesien determinasi (R 2 ) berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin besar nilai koefesien determinasi (R 2 ) semakin besar pula pengaruh variabel-variabel penduga terhadap nilai tukar petani. b. Mengetahui pengaruh variabel independen (X), yaitu produtivitas padi, luas lahan, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga petani, harga gabah, harga benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, pengeluaran pangan rumah tangga petani dan pengeluaran non pangan rumah tangga petani terhadap variabel dependen (Y) yaitu nilai tukar petani secara bersama-sama dilakukan uji F dengan α sebesar 5%. Adapun hipotesisnya ialah : 1) H 0 : b 1 = b 2 = b 3 = = b n = 0, yaitu tidak ada pengaruh nyata variabel independen terhadap variabel dependen. 2) H1 : b 1 b 2 b 3 b n = 0, yaitu ada pengaruh nyata variabel independen dengan variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) α > Sig. maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) α Sig. maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Mengetahui pengaruh variabel independen (X) produktivitas padi, luas lahan, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga petani, harga gabah, harga benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, pengeluaran pangan rumah tangga petani dan pengeluaran non pangan rumah tangga petani secara individu terhadap variabel dependen (Y) dilakukan uji t dengan α sebesar 5%. Hipotesis dalam pengujian uji t adalah:
39 1) H 0 : b 1, b 2, b 3,,b n = 0, yaitu tidak ada pengaruh nyata variabel independen terhadap variabel dependen. 2) H1 : b 1, b 2, b 3,,b n 0, yaitu ada pengaruh nyata variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : 1) Apabila α > Sig. maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Apabila α Sig. maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. d. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji korelasi antar variabel bebas pada model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan nilai Tolerance. Menurut Sarwono (2012) Pendeteksian adanya multikolinearitas pada SPSS adalah apabila nilai VIF > 5. Multikolinearitas adalah keadaan dimana anatara dua variabel independent atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mengisyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas (Priyatno, 2010). 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu model regresi. Jika varians residual tersebut berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot. Jika titik-titik menyebar tidak membentuk pola tertentu di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2009).