BAB III KEBERADAAN PABRIK TEH HITAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

Kawah Putih. upikke's blog Kawah Putih Copyright Upik Kesumawati

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek Perkebunan Teh Kaligua merupakan kawasan wisata agro dataran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB II DESKRIPSI WILAYAH DESA PANDANSARI

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Pada zaman

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

Informasi Wisata di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

Curug Cipanji. Air Terjun Bertingkat 3 dan Waterboom Alam

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang berada di daerah khatulistiwa, sebagai

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utaratengah-selatan,

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (LP3A)

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

Transkripsi:

38 BAB III KEBERADAAN PABRIK TEH HITAM A. Sejarah Pabrik Teh Hitam Perkebunan teh Kaligua merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda, pabrik dibangun pada tahun 1899 untuk memproses langsung hasil perkebunan menjadi teh hitam. Kebun ini dikelola oleh warga Belanda bernama Van De Jong dengan nama perusahaan Belanda John Fan & Pletnu yang mewakili NV Culture Onderneming. Van De Jong merupakan seorang pengusaha yang di tunjuk untuk mengelola perkebunan teh pada waktu itu, sebagai penghargaan makam Van De Jong masih terawat sampai saat ini di lokasi kebun Kaligua. Konon pada saat pembangunan pabrik, para pekerja membawa ketel uap dari Paguyangan menuju Kaligua ditempuh dalam waktu 20 hari. Peralatan tersebut dibawa dengan rombongan pekerja yang berjalan kaki naik sepanjang 17 km. Selama proses pengangkutan tersebut, para pekerja pada saat istirahat dihibur oleh kesenian ronggeng Banyumas. Sampai sekarang setiap memperingati HUT pabrik Kaligua, tepatnya setiap tanggal 1 Juni selalu ditampilkan kesenian tradisional tersebut(marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Untuk memelihara kebun-kebun dan untuk mengolah pucuk-pucuk teh diimpor tenaga-tenaga dari Tiongkok, walaupun segala sesuatu dapat dikatakan berjalan dengan lancar, namun budidaya teh belum dapat 38

39 berkembang seperti yang diharapkan, kualitas teh di pulau jawa pada waktu itu masih kalah dengan kualitas teh yang dihasilkan oleh negri-negri lainnya. Maka pada tahun 1830 di Indonesia diciptakan Culturstelsel sehingga pada waktu itu budidaya teh di kerjakan oleh pemerintah kolonial (Thio goan loo,1999:2). Sewa tanah (culturstelsel) diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan inggris (1811-1816) oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang banyak menghimpun gagasan sewa tanah dari sistem pendapatan dari tanah India-Inggris. Memang sebelum Inggris tiba di Jawa pada 1811 terdapat sejumlah usulan dan percobaan dilakukan oleh Belanda untuk mengubah sistem yang ada di Jawa (Robert Van Niel,2003:3). Setelah perang dunia kedua selesai pada tahun 1945 usaha untuk mencari cara pengolahan teh hitam yang lebih efisien telah di intensifkan. Hal ini terutama didorong oleh makin meningkatnya upah-upah buruh. Nafsu untuk lebih banyak menggunakan mesin-mesin dalam pengolahan pucukpucuk teh menjadi teh hitam mulai nampak dengan nyata. Pemetikan pucukpucuk teh mulai dilakukan dengan mesin-mesin pemetik khusus, yang sekaligus dapat memilih pucuk-pucuk tersebut menurut beratnya, pucukpucuk yang paling baik digunakan untuk pembuatan teh hitam, sedangkan sisanya yakni yang paling kasar dipakai untuk pembuatan teh hijau (Thio goan loo,1999:107). Budidaya teh di pulau Jawa masih selalu menderita kerugian, maka pemerintah kolonial pada waktu itu mengadakan sistem kontrak pada orang-

40 orang swasta diberi persekot dan mereka diharuskan memelihara kebunkebun teh dan mengolah pucuk-pucuknya, teh kering yang di hasilkan harus di jual pada pemerintah dengan harga tetap (Thio goan loo,1999:2). Pada tahun 1942 diambil alih oleh penjajah Jepang akibat jatuhnya kolonial Belanda yang ditandai dengan dikuasainya Indonesia oleh Jepang, sejak saat itu Indonesia berada dibawah kekuasaan pemerintah militer Jepang. Dengan politik perang, Jepang berusaha mengeruk dan memeras kekayaan alam dan tenaga kerja Indonesia. Semua harta milik bekas musuh (Belanda) dikuasai dan disita oleh Jepang seperti perkebunan-perkebunan, pabrikpabrik, bank-bank dan perusahaan-perusahaan vital (Djoened,1992:41). Maka tak ayal, jika di lokasi perkebunan teh yang mencapai luas 607,25 Ha itu terdapat gua Jepang, tepatnya di Blok Sirah I yang berjarak satu kilometer dari Kantor Pusat Kebun Kaligua(Marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) banyak tanaman teh dirusak oleh tentara Jepang. Setelah perang dunia kedua selesai yang kemudian disusul oleh Revolusi Indonesia 1945, tidak dapat diadakan rehabilitasi daalam waktu singkat, walaupun masih mengalami banyak gangguan keamanan antara tahun 1950 dan 1955, namun budidaya teh lambat laun pulih kembali, hanya saja luas tanah yang ditanami teh belum menyamai atau melebihi keadaan sebelumnya (Thio goan loo,1999:4). Selain gua yang konon dulu digunakan markas penjajah Jepang untuk menyimpan senjata, juga tampak makam-makam orang-orang yang membuka

41 lokasi kebun antara lain Van Dee Jong, Mbah Joko, Aki Soka, dan Aki Waslim. Selain itu, terdapat mata air yang keluar dari terowongan gua yang disebut Tuk Bening. Konon menurut cerita, sumber air ini menjadi cikal bakal nama Kaligua (Marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Dalam perjalanan sesuai dengan kondisi sosial politik dan ekonomi Indonesia serta adanya gejolak perang dunia ke-2 tahun 1942 sampai diakuinya kedaulatan Republik Indonesia sampai dengan sekarang kebun Kaligua mengalami beberapa pergantian nama dan pengelolaannya, yaitu: Periode Pengelola 1. Tahun 1942-1948 Kebun Kaligua diambil alih oleh Jepang, banyak tanaman teh yang di rusak dan diganti dengan aneka tanaman pangan. 2. Tahun 1951-1957 Dikelola perusahaan swasta dari Tegal, tetapi tidak dirawat karena adanya gangguan keamanan berupa pemberontakan DI/TII. 3. Tahun 1958-1964 Dikelola KODAM VII Diponegoro bekerja sama dengan PT. Sidorejo Brebes dengan hasilnya 90% untuk ekspor dan 10% untuk lokal. 4. Tahun 1964-1968 Dikelola oleh Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) aneka tanaman yang berkantor pusat di Semarang. 5. Tahun 1968-1972 Tanggal 16 april 1968 berubah nama menjadi PPN XVII.

42 6. Tahun 1972-1975 Dengan PP No. 23 tahun 1972 PPN XVIII berubah nama menjadi PTP XVIII (Persero). 7. Tahun 1995 Kebun Kaligua digabung dengan kebun Semugih kabupaten Pemalang dan kantor administrasinya berkedudukan di Semugih. 8. Tahun 1996 Melalui restrukturisasi perkebunan-perkebunan Negara yang tertuang dalam PP No.14 tahun 1996 tangal 15 februari 1996, pengelolaan kebun Semugih Kaligua yang berada dibawah naungan PTP XVII Persero dirubah menjadi PT Perkebunan Nusantara IX (Pesero) yang berkantor pusat di Surakarta. 9. Tahun 1999 sampai sekarang Dengan SK Direksi No. PTPN IX.0/SK/149/1999.SM tanggal 1 Juli 1999 kebun Kaligua dipisah kembali dengan kebun Semugih dan pengelolaannya berdiri sendiri dengan pimpinan seorang Administratur. Kantor pusat berada di 2 tempat, yaitu a. Divisi Tanaman Tahunan Jl. Mugas Dalam (Atas) Semarang. b. Divisi Tanaman Semusim Jl. Ronggowarsito No. 164 Surakarta.(Marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Perkebunan teh Kaligua termasuk 5 perkebunan yang terindah di pulau Jawa, yang mempunyai sejuta pesona. Perkebunan teh di pulau ini membentang dari sisi barat hingga timurnya. Di Pulau Jawa perkebunan teh membentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, yaitu;

43 a. Ciwidey, Jawa Barat Bandung terkenal dengan udaranya yang sejuk, termasuk juga wilayah Bandung Selatan yang menjadi salah satu kawasan wisata ternama di Indonesia. Di kawasan Ciwidey ini, terdapat beberapa perkebunan teh di antaranya Rancabali, Malabar, Pangalengan, dan Gununghalu. Kebun Teh Rancabali misalnya, terletak 50 kilometer sebelah selatan Kota Bandung, lokasinya tak jauh dari objek wisata Kawah Putih dan Bumi Perkemahan Ranca Upas. Semenjak perkebunan teh ini dibangun tahun 1870, masyarakat setempat mengolah dua komoditi utama daerah tersebut yaitu teh dan kina, Selain menikmati pemandangan kebun teh, juga bisa melakukan kunjungan wisata ke pabrik teh Rancabali, dan juga bisa melihat proses penanaman, pembibitan, pembukaan lahan, pemeliharaan, pemetikan, pemangkasan, sampai pengolahan teh. Tak hanya itu, Anda juga bisa melakukan Tea Walk dengan rute sejauh 2 km, 3 km, atau 4 km. b. Puncak Bogor, Jawa Barat Nama Perkebunan Teh Gunung Mas sudah tak asing lagi di telinga. Perkebunan yang dikelola oleh PTP Nusantara VII ini berada di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Bogor. Perkebunan teh nan cantik ini serasi dengan jalanan yang meliuk membelah bukit-bukit. Dengan memarkir kendaraan di pinggir jalanpun sudah bisa menikmati kecantikan kebun teh ini.

44 c. Brebes, Jawa Tengah Sebuah agrowisata yang kaya akan unsur sejarah. Kebun Teh Kaligua merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda, yang pabriknya dibangun pada tahun 1889. Perkebunan ini terkenal sebagai penghasil teh hitam (black tea) dalam kemasan celup dan serbuk, di perkebunan Kaligua udaranya sangat dingin. Pada musim hujan, suhunya berkisar antara 8-22 derajat celcius dan 4-12 derajat celcius pada musim kemarau. Lokasinya yang berada di lereng barat Gunung Slamet membuat Kebun Teh Kaligua memiliki pemandangan yang memesona. Hamparan kebun teh nan hijau hampir tak pernah lepas dari kabut yang menggantung di atasnya. Di salah satu titik tepatnya di puncak sakub bisa menikmati keindahan puncak Gunung Slamet, dan juga Gunung Ciremai yang terletak di Kuningan, Jawa Barat. d. Wonosobo, Jawa Tengah Di Wonosobo, dataran Tinggi Dieng. Namun rupanya, terdapat sebuah agrowisata yang juga merupakan peninggalan kolonial Belanda. Perkebunan Teh Tambi memiliki luas 829,14 hektar, yang sekarang dikelola langsung oleh PT Tambi. Perkebunan ini terletak di lereng sebelah barat daya Gunung Sindoro, 16 kilometer sebelah utara Wonosobo. Iklimnya tergolong sejuk, sekitar 15-24 derajat celcius. Kegiatan utama yang dilakukan di sini adalah Tea Walk, dengan pilihan rute pendek (1-2 km), rute menengah (2-3 km), dan rute jauh

45 (3-9 km), pemandangan yang ditawarkan perkebunan teh ini sungguh menawan. e. Malang, Jawa Timur Kebun Teh Wonosari adalah salah satu agrowisata yang paling diminati di Malang. Letaknya yang persis di lereng Gunung Arjuna membuat perkebunan ini memiliki panorama yang sangat indah, lengkap dengan latar belakang pegunungan. Letaknya sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Malang (www.ceriwis.com/domestik/2694686-5- kebun-paling-memukau-dipulau-jawa.html/ (di akses pada 16-04- 2013). B. Pengaruh Pabrik buat Penduduk Keberhasilan suatu daerah dalam mengembangkan daerahnya adalah dengan ketersediaannya lapangan pekerjaan yang ada di daerah tersebut. Selain itu, kepadatan penduduk mempunyai andil yang cukup besar dalam hal tersebut. Bila jumlah penduduk suatu daerah yang seimbang dengan luas wilayah yang ditempati, maka akan memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakatnya. Pertumbuhan penduduk pada dasarnya bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan di suatu daerah, namun ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut antara lain letak geografis dan mata pencaharian penduduknya. Dua faktor tersebut mampu memberikan peran terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang ada di suatu daerah.

46 Tujuan masyarakat mengalami transformasi mata pencaharian dari petani ke buruh pabrik adalah untuk memperbaiki taraf ekonomi keluarga para petaniyang relatif kurang dari kecukupan, maka dengan adanya perkembangan modernisasi juga mempengaruhi penyebab transformasi. Setiap perubahan akan melahirkan suatu gejala baru, yang akan memberikan pengaruh baik yang positif maupun yang negatif. Pengaruh Pabrik Teh Hitam Kaligua memberikan banyak sekali pengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat sekitar, khususnya penduduk yang ada disekitar Pabrik dalam hal ini Desa Pandansari karena Pabrik Teh Hitam tepat berada di Desa Pandansari. Kondisi sosial masyarakat Pandansari seiring berjalannya waktu mengalami perkembangan yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti perkembangan jumlah penduduk sampai pada tingkat pendidikan masyarakatnya. Lembaga-lembaga sosial juga mulai berjalan lebih baik dari tahun ke tahun sebelumnya seperti fasilitas posyandu, jalan-jalan untuk menunjang mobilitas kehidupan masyarakat dan berbagai macam sarana lainnya. Selain sebagai tempat perkebunan teh dan juga untuk mengolah teh, Pandansari juga merupakan salah satu obyek perkebunan yang ada di Kecamatan Paguyangan yang merupakan perpaduan antara wisata alam dan sejarah peninggalan kolonial Belanda sebagai bagian dari obyek wisata yang sangat di minati oleh pengunjung. Sektor wisata sebagai bagian dari kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan pengembangan bagi

47 sejumlah negara, terlebih bagi negara seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata besar karena keindahan alamnya, wisata budayanya, dan kehidupan masyarakatnya yang beraneka ragam. Meskipun demikian banyak upaya pengembangan yang terkait dengan kepariwisataan belum mencapai sasaran yang cukup memadai, baik karena pengembangan unsur pengadaan yang berlebihan sehingga banyak menimbulkan kemubaziran, perencanaan tata ruang yang kurang memperhitungkan unsur-unsur pengembangan (termasuk faktor-faktor lokasional), dan lain-lain. Pabrik Teh Hitam yang terletak di Desa Pandansari sehingga pengaruh paling terasa terjadi di Desa Pandansari. Masyarakat Desa Pandansari yang berada disekitar Pabrik Teh Hitam pada saat momen Idul Fitri yaitu disibukkan dengan agenda sepekan wisata. Kegiatan sepekan wisata tersebut merupakan bentuk pemanfaatan Kaligua sebagai obyek wisata. Saat libur hari raya Idul Fitri biasanya akan sangat ramai sekali pengunjungnya dari berbagai daerah, selain pengunjung di lokasi di ramaikan juga oleh pedagang dan bermacam hiburan (Marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Selain sebagai tempat wisata perkebunan teh Kaligua dengan keindahan alamnya sangat bagus untuk melakukan foto-foto bagi pengunjung. Wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Agro Kebun Teh Kaligua biasanya membawa kamera sendiri. Di Kawasan Wisata Agro Kebun Teh Kaligua sering ditemui kegiatan pemotretan untuk moment pernikahan atau

48 foto pra wedding atau sekedar untuk foto-foto sebagai dokumentasi pribadi (Marjono, wawancara tanggal 13 april 2013). Keberadaan suatu pabrik atau industri di suatu tempat pasti akan membawa pengaruh yang baik bagi masyarakat sekitarnya terlebih lagi sebagai obyek wisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan. Bagi warga sekitar bisa memanfaatkan tempat atau lahan untuk parkir kendaraan pengunjung yang sedang berwisata (Ragil, wawancara tanggal 13 april 2013). Keberadaan pabrik teh hitam Kaligua juga telah mengurangi jumlah pengangguran, banyak orang yang memanfaatkan untuk mencari nafkah meskipun dengan hasil yang terbilang lumayan, terlebih lagi saat momen liburan ataupun momen idul fitri banyak warga yang memanfaatkan moment tersebut untuk berdagang meskipun hanya beberapa saat saja (Eko, wawancara tanggal 13 april 2013). Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik pengaruh langsung ataupun pengaruh tidak langsung, pengaruh langsung adanya pabrik teh hitam kaligua adalah bertambahnya lapangan pekerjaan buruh pemetik teh dan karyawan pabrik teh hitam, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah terciptanya lapangan pekerjaan baru yaitu masyarakat sekitar yang berdagang di kawasan wisata agro Kaligua. Dengan adanya pabrik teh hitam Kaligua masyarakat Pandansari telah mengalami perubahan yang signifikan dan juga dapat menurunkan angka pengangguran.

49 Berdirinya suatu pabrik ditengah-tengah masyarakat akan menimbulkan dampak pula bagi kehidupan khususnya masyarakat Pandansari dan sekitarnya. Pengaruh positif adalah meluasnya lapangan pekerjaan, seperti: adanya jasa angkutan umum yang membuat meningkatnya pendapatan masyarakat serta pendidikan, sedangkan pengaruh negatif dari adanya pabrik adalah pencemaran udara. Hal ini tentunya sangat merugikan buat masyarakat Pandansari dan sekitarnya.