`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang terdiri dari beberapa individu/anggota yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI PERILAKU KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada CV. Lazatex Pekalongan)

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia tidak diragukan lagi adalah aset utama perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah asset suatu organisasi karena tanpa adanya sumber daya manusia maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya agar tidak mengalami penurunan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

PENGARUH KOMPENSASI, PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang mendukungnya. Dunia perbankan seakan-akan sedang diuji

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB 1 PENDAHULUAN. kinerja karyawan maupun produktivitas terhadap tujuan perusahaan tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. national, menegah dan kecil bersaing untuk mendapatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. Minimnya lapangan perkerjaan dan laju persaingan yang semakin tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi terkait erat dengan investasi dan alih teknologi. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

Transkripsi:

1 `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia organisasi di Indonesia yang berkembang semakin pesat, banyak menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang untuk turut serta dalam perkembangan tersebut termasuk di dalamnya psikologi industri dan organisasi. Adanya unsur manusia dalam dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan objek dalam kancah dan akan selalu mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produktivitas organisasi dari segi sumber daya manusia. Perkembangan manajemen organisasi dewasa ini khususnya dalam manajemen sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan yang diterapkan suatu organisasi terhadap anggotanya. Kebijakan suatu organisasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan anggota organisasi akan membawa dampak buruk pada sikap kerja anggota. Organisasi yang ingin maju dan berkembang akan selalu memikirkan kepuasan kerja karyawan atau pegawainya. Karena kepuasan kerja memberikan dampak yang serius bagi suatu organisasi. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya adalah faktor komunikasi interpersonal. Byrnc (1997) menyatakan bahwa di antara beberapa variable yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya adalah faktor komunikasi. Hasil penelitian yang dilakukan Philip Udo-in Yand (1991) juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja. Dalam perspektif perusahaan, tidak adanya keterbukaan sesama karyawan dan karyawan dengan atasan dalam memberikan informasi akan

2 mempengaruhi terhadap kepuasan kerja. Pola komunikasi yang interaktif antara, atasan dengan bawahan dan sesama rekan kerja dapat memberikan saling pemahaman dan toleransi dalam sebuah organisasi sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja. Apabila dalam suatu organisasi tanpa komunikasi, karyawan tidak akan tahu apa yang akan mereka lakukan, pimpinan tidak akan dapat informasi. Kerja sama tidak akan terwujud karena karyawan tidak mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka. Atasan sebagai panutan dalam perusahaan, harus menjadi pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan perusahaan agar lebih bisa berkembang. Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Untuk sisi internal, tentu kepuasan kerja seseorang akan menyangkut komitmennya dalam bekerja, baik komitmen professional maupun komitmen organisasional. Sedangkan dari sisi eksternal, tentu kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan, bawahan, maupun setingkat. Kepuasan kerja sangat penting karena menyumbang keberhasilan organisasi, antara lain dapat meningkatkan produktivitas dengan produk dan pelayanan yang berkualitas, dan juga dapat menurunkan tingkat absensi. Disamping itu kepuasan kerja sangat penting karena dapat meningkatkan komitmen organisasi dan prestasi kerja. Komitmen organisasi mengharapkan produktivitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan dan menyebabkan terjadinya kepuasan kerja. Kepuasan kerja penting karena dapat meningkatkan komitmen organisasi dan prestasi kerja. Meskipun hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional telah didapatkan beberapa penelitian memberikan dukungan bahwa komitmen organisasi menyebabkan kepuasan kerja.

3 Dalam dunia bisnis, gaya atasan/kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran atasan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada ke atasan (Porter, 1996 : dalam Sunarsih, 2001). Rendahnya kepuasan kerja karyawan PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara dapat dilihat dari kurangnya penghargaan (reward) yang diberikan perusahaan pada karyawan yang berprestasi, kurangnya promosi karyawan, gaji yang diterima tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan, dan lingkungan kerja yang tidak kondusif untuk menunjang karyawan dalam bekerja. Kondisi ini di alami oleh sebagian besar karyawan PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara yang memiliki kepuasan kerja yang rendah terhadap pekerjaannya yang bisa mengakibatkan komitmen organisasi yang cenderung rendah. Fenomena tentang Kepuasan kerja di atas merupakan pembuktian bahwa keberadaan Kepuasan kerja amat diperlukan dalam suatu perusahaan atau instansi, karena dengan terpenuhinya kepuasan kerja maka akan meningkatkan komitmen organisasi pada karyawan. Bass (1990) menyatakan bahwa kualitas dari atasan/pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Kepuasan kerja merupakan merupakan suatu hal yang bersifat individual. Karena setiap individu mempunyai keinginan, harapan, motivasi dan keperluan yang berlainan harus dipenuhi. Kepuasan kerja akan terbentuk apabila karyawan merasakan

4 apa yang diinginkan dan diharapkan dalam pekerjaan mendapat umpan balik atau dapat dipenuhi oleh pihak organisasi. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan akan menimbulkan dampak yang positif terhadap karyawan seperti timbulnya semangat bekerja, disiplin kerja yang tinggi, tingkat loyalitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebaliknya, apabila dalam suatu organisasi tidak mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan akan mengakibatkan mangkir kerja, tidak disiplin dan produktivitas kerja akan menurun. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah faktor komunikasi interpersonal (antar pribadi). Dalam dunia kerja komunikasi interpersonal merupakan hal yang tidak dapat dielakkan dalam suatu organisasi, karena melalui komunikasi antar pribadi individu dapat mentransfer pikiran atau informasi yang ia miliki secara langsung kepada individu yang lain. Komunikasi yang terjalin dalam komunikasi interpersonal tidak hanya sebatas saling memberi dan menerima informasi, melainkan juga mencerminkan adanya kehangatan, keterbukaan, dan dukungan selama terjadinya komunikasi sehingga dapat menimbulkan kepuasan dan kenyamanan dalam bekerja. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar (Robbins, 2002). Gibson et.al (1997) juga menyatakan komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting untuk dapat mencapai kinerja yang efektif. Komunikasi yang efektif penting bagi manejer karena dua alasan. Pertama

5 adalah proses dengan mana fungsi-fungsi manajemen, merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan sebagian besar waktunya. Sejumlah besar dari waktu manejerial dicurahkan untuk kegiatan komunikasi. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Henry Mitzberg yang menguraikan peran komunikasi interpersonal dalam manejerial memperlihatkan hasil bahwa 45% dari waktu manejerial dipergunakan untuk berkomunikasi dengan bawahannya, 45% dari waktu manejerial dipergunakan untuk berkomunikasi dengan orang diluar unitnya dan hanya 10% dipergunakan untuk berkomunikasi dengan atasan. Mintzberg juga menekankan bahwa para manejer cendrung menggunakan komunikasiinterpersonal karena dapat mengetahui masalah ataupun peluang pada saat itu, seperti penelitiannya yang menyatakan 66% - 80% dari waktu kerja manajer dipergunakan untuk berkomunikasi interpersonal (antar pribadi) (Stoner, 1992). Hubungan atasan dan bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan ini berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan (Muhammad, 2001). Ukuran manajemen komunikasi interpersonal yang efektif tergantung pada informasi yang disampaikan serta kualitas hubungan yang dibangun. Komunikasi karyawan yang efektif akan memberikan kontribusi terhadap kerja karyawan, perbaikan kerja hasil karya karyawan dan tujuan perusahaan. Perlu dipahami oleh perusahaan bahwa hubungan antara sesama karyawan atau sesama anggota di sebuah organisasi atau perusahaan lebih berfokus pada aspek-aspek manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan-hubungan

6 industri (Industrial relations). Hubungan industri lebih menekankan pada besar kecilnya upah dan berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Tetapi diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, mengingat hubungan industri juga sangat dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi di kalangan karyawan maupun antar karyawan dengan pihak manajemen PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara telah lama berdiri dan memiliki karyawan yang cukup banyak dan menganggap komunikasi didalam perusahaan khususnya yang menyangkut komunikasi antara pimpinan dan karyawan maupun komunikasi antar karyawan merupakan faktor penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara mempunyai karyawan yang terdiri dari berbagai latar belakang tingkat pendidikan, budaya maupun status sosial yang berbeda yang dapat memungkinkan timbulnya kondisi-kondisi yang tidak diharapkan seperti munculnya kecemburuan sosial, hambatan komunikasi, ketidakpuasan terhadap pendapatan, kesempatan untuk berkarir, fasilitas-fasilitas, kurangnya komunikasi terbuka dari pihak pimpinan terhadap karyawan. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik meneliti : Apakah ada hubungan komunikasi interpersonal (mencakup keterbukaan (openness), perilaku positif (positiviness), empati (empathy), perilaku suportif (suportiveness), kesamaan (equality) dengan kepuasan kerja PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara. B. Batasan Masalah Batasan masalah yang diterapkan hanya pada permasalahan mengenai hubungan komunikasi interpersonal karyawan dengan kepuasan kerja karyawan penelitian ini ditujukan kepada karyawan di PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka peneliti mengambil rumusan masalah adakah hubungan komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja karyawan di PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini betujuan: Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja karyawan di PT ABDI REZA di TG. Prapat Batu Bara E. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat pengembangan ilmu psikologi, khusunya di bidang psikologi industri. Diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan wacana tentang psikologi, khususnya mengenai komunikasi interpersonal dalam kaitannya dengan kepuasan kerja karyawan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan menambah wawasan berfikir karyawan dalam menciptakan kepuasan kerja dengan membangun komunikasi interpersonal yang baik.