BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amanda Putri Selvia, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Amanda Putri Selvia Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel:

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

BAB I PENDAHULUAN. Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi. masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. geografis tertentu yang terbatas dalam wilayah suatu negara. Penelitian dan

Amanda Putri Selvia Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan Timor Timur dari bagian NKRI (Kuntari, 2008). Pergolakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. akan berkembang. Sebaliknya, jika suatu bahasa yang sedikit dipakai oleh penutur dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sikap Bahasa Siswa Sekolah Dasar Terhadap Bahasa Daerah Dan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. tetap monolingual. Sedangkan masyarakat tutur terbuka adalah masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

Konsep Dasar Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. ada beberapa studi sebagai acuan kajian pustaka untuk kepentingan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian dalam bidang struktur atau kaidah bahasa-bahasa di Indonesia

BANJAR-BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat diglosia, bahasa digunakan oleh penutur yang heterogen,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAHASA IBU (BAHASA DAERAH) DI PALANGKARAYA: PERGESERAN DAN PEMERTAHANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian dari laporan penelitian yang relevan. Menurut Triandis (melalui Suhardi, 1996: 22) sikap didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat banyaknya penelitian tentang bahasa daerah. Penelitian-penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupaya menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini.

BAB II KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

KEPUNAHAN BAHASA BETAWI PADA SUKU BETAWI DI CENGKARENG BARAT, JAKARTA BARAT

2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA INTERAKSI SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KAJIAN SOSIOLINGUISTIK DI MTS AL-HIKMAH PASIR DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewi Khusnul Khotimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

Razali Rahman. Abstract. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di antara sejumlah bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Bali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Pakpak Dairi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. Siti Rahayu, 2014 Pengembangan aksara Lampung braille Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini diuraikan (1) latar belakang penelitian, (2) masalah: identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sifat dari bahasa adalah dinamis. Perubahan bahasa bisa terjadi pada fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Perubahan bahasa bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan juga dapat berupa kemunduran. Perubahan bahasa ini sejalan dengan perubahan yang dialami oleh masyarakat bahasa yang bersangkutan. Berbagai alasan sosial telah menyebabkan banyak masyarakat meninggalkan bahasanya dan tidak lagi menggunakan bahasanya, tetapi masyarakat telah menggunakan bahasa lain. Kejadian inilah yang akan menyebabkan pergeseran bahasa, kehilangan bahasa, sampai kematian bahasa (Chaer, 2003: 54). Pemertahanan dan pergeseran bahasa adalah dua gejala kebahasaan yang saling terkait. Kedua gejala bahasa ini juga tidak bisa terlepas dari gejala kompetisi bahasa. Bahasa dikatakan mengalami pergeseran ketika suatu masyarakat mulai meninggalkan bahasa tradisionalnya (bahasa daerah atau bahasa ibu). Salah satu dampaknya adalah termarginalkannya suatu bahasa dan terangkatnya bahasa yang lain, bahkan yang lebih mengkhawatirkan terjadinya kepunahan bahasa. Sebagai contoh, UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mencatat setidaknya ada lebih dari 1.000 bahasa terancam punah. Atlas bahasa terbaru yang diluncurkan UNESCO menunjukkan beberapa bahasa, yaitu bahasa Tandia di Papua Barat, bahasa Nusa Laut, Piru, dan Naka ela di Maluku, bahasa Eyak di Alaska, bahasa Maku dan Yuruti di Brazil, bahasa Homa di Kenya, dan bahasa Rangkas dan Tolcha di India dinyatakan punah (Budhiono, 2009: 196-197). Dalam hal ini, pemertahanan

2 bahasa perlu dilakukan dan digalakkan agar bahasa yang terancam punah ini hidup dan dituturkan kembali oleh masyarakat pemakainnya. Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang berada di Indonesia. Sebagai bahasa daerah yang eksistensinya masih dipakai dalam berkomunikasi, dihargai, dipelihara oleh masyarakat, dan negara karena bahasa Sunda merupakan bagian dari khazanah dan budaya Indonesia. Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah dengan jumlah penutur terbesar kedua setelah bahasa Jawa; jumlah penuturnya lebih dari 21 juta yang tersebar di Jawa Barat dan Banten (Fasya dan Zifana, 2012). Contoh kata bahasa Sunda yang diserap utuh ke dalam bahasa Indonesia ialah kata tétéh panggilan kepada kakak perempuan dan nyeri berasa sakit (seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh) atau rasa yang menimbulkan penderitaan. Kata ini mampu menjadi landasan dan pijakan kebanggaan bagi masyarakat Sunda untuk melestarikan dan mempertahankan bahasanya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber bahwa dalam kehidupan sehari-hari anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang sudah sepenuhnya menggunakan bahasa Sunda. Sementara itu, frekuensi penggunaan bahasa Sunda lebih sering digunakan dalam sistem pengajaran di PAUD, sedangkan penggunaan bahasa Sunda dalam sistem pengajaran digunakan setiap hari Rabu. Pada Undang- Undang No. 24 Tahun 2009, menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu poin penting dalam proses transfer ilmu melalui pengajaran. Akan tetapi, para pengajar PAUD di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang ini memilih untuk melanggar Undang-Undang tersebut dan menggunakan bahasa Sunda bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan bahasa tersebut. Berbeda dengan penelitian Fasya dan Zifana (2012), teridentifikasi adanya kecendrungan antara Desa Kumpay dan Desa Sarireja terhadap perlakuan bahasa daerahnya. Di Desa Kumpay telah terungkap bahwa penutur bahasa Sunda sudah tidak setia lagi terhadap bahasanya dalam kehidupan sehari-hari gejala ini disebabkan kehadiran PAUD, sedangkan di Desa Sarireja masih menggunakan bahasa Sunda sebagai komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

3 Kondisi Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang sudah menunjukkan adanya perkembangan. Sebagai contoh, Desa Sarireja ini dikenal sebagai desa tempat bermukimnya pegawai dari PTPN (Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara), untuk perkebunan teh, pabrik Aqua, akses jalan yang bagus, adanya Universitas, dan sekolah-sekolah tinggi lainnya. Namun, masyarakat Desa Sarireja tetap berusaha untuk mempertahankan bahasa daerahnya di tengah-tengah perkembangan di berbagai ranah kehidupan. Fakta tersebut patut dibanggakan dan diberi apresiasi yang layak untuk keberlangsungan khazanah dan kebudayaan Indonesia. Ada beberapa penelitian serupa yang dilakukan oleh Sumarsono (1993) tentang pemertahanan bahasa Melayu Loloan di Bali. Pada penelitian tersebut diungkapkan ada atau tidaknya pemertahanan bahasa Melayu Loloan, dalam konteks ranah apa penggunaan bahasa Melayu Loloan, dan faktor-faktor pemertahanan bahasa Melayu Loloan di Bali. Selain itu, Damanik (2009) tentang pemertahanan bahasa Simalungun di Kabupaten Simalungun. Pada penelitian tersebut diungkapkan frekuensi penggunaan bahasa Simalungun dalam konteks ranah keluarga, pergaulan, pendidikan, pemerintahan, transaksi, pekerjaan, dan tetangga. Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan bahasa Simalungun dan pemertahanan bahasa Simalungun sebagai lingua franca pada masyarakat penuturnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Dasripin (2009) tentang pemertahanan bahasa Sunda pada masyarakat di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Penelitian tersebut menjelaskan pemertahanan bahasa Sunda yang dilakukan oleh masyarakat Serang, gambaran tentang komunikasi masyarakat Serang yang menggunakan beberapa bahasa, yaitu bahasa Jawa Serang, Sunda, dan Indonesia. Sementara itu, Wahyuni (2011) melakukan penelitian tentang pemertahanan bahasa Aceh di Kabupaten Sumedang. Dalam penelitian tersebut menjelaskan ranah penggunaan bahasa Aceh dalam keluarga masyarakat Aceh, faktor pendukung dalam pemertahanan bahasa Aceh, dan fungsi bahasa Indonesia pada masyarakat Aceh Sumedang.

4 Upaya untuk menghindari kepunahan bahasa diperlukan strategi, yaitu sikap pemertahanan bahasa oleh masyarakat penuturnya. Pemertahanan bahasa merupakan kesetiaan terhadap suatu bahasa untuk tetap menuturkan bahasa khususnya, bahasa ibu (daerah) di tengah-tengah gempuran bahasa lain yang kian populer. Uraian yang menarik dari penelitian pemertahanan bahasa, yaitu sebuah masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau lebih (bilingual) sering terjadi fenomena pemakaian bahasa ibu (daerah) cenderung bergeser akibat adanya bahasa kedua yang memiliki peran utama. Pengkajian pemertahanan bahasa biasanya mengarah kepada hubungan kemantapan yang terjadi pada kebiasaan berbahasa dengan proses psikologis, sosial, dan budaya yang sedang berlangsung pada saat masyarakat bahasa yang berbeda berhubungan satu sama lain (Damanik, 2009). Hal tersebut jelas merupakan suatu masalah yang rumit dan berbahaya jika dibiarkan begitu saja, tanpa ada upaya, dan cara untuk menanggulanginya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai pemertahanan bahasa Sunda dalam ranah PAUD lebih mendalam terlebih dengan menggunakan pisau analisis sosiolinguistik. 1.2 Masalah Dalam bagian ini dijelaskan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun penjelasannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. 1.2.1 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Situasi sosial dan budaya industri memengaruhi kondisi pemertahanan bahasa Sunda. 2) Mobilitas migrasi memengaruhi pemertahanan bahasa Sunda. 3) Pemerolehan bahasa pada anak memengaruhi sikap pemertahanan bahasa Sunda.

5 4) Catatan UNESCO menunjukkan bahwa setidaknya ada lebih dari 1000 bahasa salah satunya bahasa Sunda yang terancam punah apabila usaha pemertahanan tidak benar-benar terjadi. 1.2.2 Batasan Masalah Peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang diteliti agar penelitian ini lebih terarah dan terhindar dari penyimpangan. Batasan masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Masalah utama penelitian ini adalah pemertahanan bahasa Sunda dalam ranah PAUD yang berlokasi di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang; sumber data diperoleh dari masyarakat di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang dengan difokuskan kepada siswa PAUD kelas A dan B; orang tua siswa; pengajar PAUD. 2) Penelitian ini ditekankan pada sikap bahasa anak-anak terhadap bahasa Sunda; frekuensi pemertahanan bahasa Sunda; dan faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. 3) Angket yang digunakan anak-anak PAUD berisi 43 gambar yang sudah diajarkan oleh para pengajar yang sesuai dengan silabus pelajaran PAUD di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. 4) Penelitian ini menggunakan Kamus Bahasa Sunda-Indonesia Satjadibrata (2011). 5) Penelitian ini difokuskan pada bahasa Sunda dialek Subang. 6) Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. 7) Penelitian ini difokuskan pada pemerolehan kosakata anak PAUD. 1.2.3 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

6 1) Bagaimana sikap bahasa anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, terhadap bahasa Sunda? 2) Bagaimana frekuensi penggunaan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang? 3) Apa faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut: 1) sikap bahasa anak-anak di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, terhadap bahasa Sunda; 2) frekuensi penggunaan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang; 3) faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat-manfaat setidaknya dalam aspek teoretis dan aspek praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sosiolinguistik khususnya tentang pemertahanan bahasa, serta menghasilkan deskripsi mengenai pemertahanan bahasa Sunda dalam ranah PAUD. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran berbahasa yang positif sehingga bahasa daerah itu tetap memenuhi perannya sebagai penanda identitas etnis, baik dalam peran sosial dan alat komunikasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan pula untuk dijadikan sebagai bahan rujukan atau pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa Sunda. Selain itu, sebagai upaya menambah perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia.

7 1.5 Struktur Organisasi Penulisan Penelitian skripsi ini terdiri atas lima bab, untuk memudahkan penyajiannya, maka struktur organisasi penulisan ini disusun dari bab satu sampai bab lima. Berikut ini adalah urutan struktur organisasi penulisan skripsi. Bab pertama memuat pendahuluan yang membahas latar belakang, masalah penelitian yang mencakup identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah. Dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Bab kedua memuat kajian pustaka yang membahas mengenai teori-teori yang digunakan, yaitu teori sosiolinguistik, teori bilingualisme dan diglosia, teori pilihan bahasa, teori sikap bahasa, teori komponen tutur, teori pemertahanan bahasa dan pergeseran bahasa, PAUD, dan profil sekolah PAUD. Setelah itu, dilanjutkan dengan penelitian terdahulu yang relevan, dan anggapan dasar. Bab ketiga memuat metode penelitian yang membahas mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data. Bab keempat memuat hasil penelitian dan pembahasan. Bab kelima memuat simpulan dan saran.