CONVERGENCE MEDIA Toward Knowledge Based Society
CDMA GSM/UMTS IEEE Cellular IEEE LAN 2G CDMA (IS-95A) GSM TDMA IS-136 IEEE 802.16 IEEE 802.11 2.5G CDMA (IS-95B) GPRS 802.11g 3G cdma 2000 E-GPRS EDGE WCDMA TD- SCDMA FDD/TDD LCR-TDD 802.11a 3.5G 1xEV-DO Rev 0/A/B HSDPA FDD/TDD HSUPA FDD/TDD Fixed WiMAX 802.16d WiBRO 802.11g 3.9G UMB 802.20 LTE E-UTRA HSPA+ Mobile WiMAX 802.16e 802.11n
Back Office Applications Service Delivery Session Control Transmission Back Office Applications Service Delivery Session Control Transmission Back Office Applications Service Delivery Session Control Transmission Terminals Terminals Terminals Proprietary Networks Separate Networks for each service Mass Market No Mobility Single Service Level Minutes of Use Billing Separate Service Administration Semi-Proprietary Networks Separate Networks Voice and Data Mass Market/Enterprise Services Terminal Mobility Multiple Service Level Minutes of Use Billing Telco Service Administration Open Industry Standard Networks Single Network Voice and Data Individualized Services Personal Mobility Tailored Service Levels Billing for Value Subscriber Service Administration Which techno logy?
INFOCOMM TECHNOLOGY ROADMAP The Three Wave Of Change 1980 2000 2010 2015 COMPUTING DESKTOP COMPUTERS LAPTOPS SMART PHONES, PDAS ULTRA-MOBILE PCs COMMUNICATIONS 2.G (GSM, IS-5A) ADSL, Cable 2.5 G (GPRS, CDMA 1X) 3 G (WCDMA, EVDO) FIBRE TO THE HOME SENTIENT WEB SERVICES GRID COLLABORATIVE AGENTS
Perkembangan Penyiaran TV MIGRASI ANALOG KE DIGITAL USA 2009 Switch off Analog Digital Jepang 2011 Switch off Analog Singapura 2004 ke Digital Malaysia 1998 merinns ke Digital TV INDONESIA : 1997 merinns ke TV Digital 2004 Migrasi Televisi dan Radio dari analog ke digital 2007 Penyiaran Digital Terrestrial untuk Televisi Ndak bergerak, DVB T (Digital Video Broadcas0ng Terrestrial) Permen Kominfo no 07/P/M.KOMINFO/3/2007
PERAN TV DIGITAL PADA KONVERGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI MODEL KONVERGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI TEKNOLOGI APLIKASI REGULASI KEBIJAKAN LAYANAN Faktor Pendorong Konvergensi PASAR MEDIA LAIN INFORMATION TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI BROADCASTING Content KONVERGENSI Service Infra structure END USER Terminal KONVERGENSI VALUE CHAIN
MODEL STRUKTUR BISNIS PENYIARAN TV DIGITAL Sistem Penyiaran TV ANALOG bersifat : VERTIKAL (pemilik Lembaga Penyiaran menyediakan konten program siarannya + infrastruktur jaringannya... mulai dari pemancar, relay sampai transponder satelit Sistem Penyiaran TV DIGITAL bersifat: HORIZONTAL (pemilik konten program Ndak harus memiliki infrastruktur jaringan TV nya) 3 Jenis Layanan : Operator MulNplex Penyedia Layanan Program Televisi Penyedia Jasa Layanan Tambahan CONTENT DISTRIBUTOR BROADCASTER # 1 # 2 MULTIPLEX TRANSPORT NETWORK PROVIDERS CONTENT CREATORS DIVERSITY SERVICES
STRATEGI IMPLEMENTASI PENYIARAN TV DIGITAL 1. Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Penyiaran Digital Terestrial 2. Standarisasi Perangkat Penyiaran Digital Terestrial 3. Jadual proses migrasi SisNm Analog ke Digital dan simulcast periode NETWORK #1 MUX #3 MUX #4 MUX #5 RCTI,TPI, Global TV, & JakTV MUX #2 MUX #1 MUX # 6 Trans TV, Trans 7, Spacetoon, TV Baru Indosiar, SCTV, O Channel, TV Baru ANTV, LaNvi, Metro TV, TV Baru HDTV TVRI, TVE, TVT,TVK SWASTA IKLAN Swasta Berlangga nan Lembaga Penyiaran Publik Ch #30 Ch #32 Ch #36 Ch #34 Ch #38 Ch 40 MODEL ILUSTRASI PEMANFAATAN 6 KANAL MULTIPLEX SIMULCAST NETWORK MULTIPLEX CONTENT (CHANNEL) CONTENT GROUP DVB T INDONESIA NETWORK #2 NETWORK #3 NETWORK #4 NETWORK #5 NETWORK #6
PERKEMBANGAN PENYIARAN TV Teknologi Penyiaran TV Digital 2 bagian standarisasi : KOMPRESI dan MULTIPLEXING MPEG 2 KOREKSI KESALAHAN dan SISTEM TRANSMISI TELECOMMUNICATION AREA INTERACTIVITY MOBILITY MULTIMEDIA CONTENT BROADBAND BROADCASTING AREA PENYIARAN TV DIGITAL KONVERGENSI LAYANAN BIDANG PENYIARAN DAN TELEKOMUNIKASI
LAYANAN TEKNOLOGI REGULASI OLD NEW