BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah keresidenan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 3 Tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-Undang No. 14 Tahun 1964, keresidenan Lampung ditingkatkan statusnya menjadi Provinsi Lampung dengan ibukotanya Tanjungkarang-Telukbetung. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung diganti namanya menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983, dan sejak tahun 1999 dengan terbitnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, berubah namanya menjadi Kota Bandar Lampung. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1975 dan PP No. 3 Tahun 1982 tentang perubahan wilayah, maka Kota Bandar Lampung diperluas dengan pemekaran dari 4 kecamatan dan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan dengan 58 kelurahan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur/KDH Tingkat I Lampung No.
53 G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988 serta surat persetujuan Mendagri No. 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang pemekaran kelurahan di wilayah Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung terdiri dari 9 kecamatan dan 84 kelurahan. Kemudian berdasarkan Perda Kota Bandar Lampung No. 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan dan Kelurahan dalam Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung dimekarkan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Lalu, pada tanggal 17 September 2012 bertempat di Kelurahan Sukamaju, diresmikanlah kecamatan dan kelurahan baru di wilayah kota Bandar Lampung sebagai hasil pemekaran sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan. Kota Bandar Lampung menjadi 20 kecamatan dengan 126 kelurahan. Pemekaran tersebut dilakukan, selain karena pertambahan penduduk yang terus meningkat mendekati angka 1 juta jiwa, juga dilakukan mengingat perkembangan kota yang sangat pesat sejak digulirkannya era otonomi daerah. 2. Letak Geografis Kota Bandar Lampung Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 50 20 sampai dengan 50 30 lintang selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105 0 37 bujur timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi ini, Kota Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta dan memiliki peran sangat penting selain dalam kedudukannya sebagai ibu kota
54 Provinsi Lampung juga merupakan pusat pendidikan, kebudayaan dan perekonomian bagi masyarakat. Secara administratif batas daerah Kota Bandar Lampung adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km² dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus 2010) yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan, kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa pada tahun 2030. Sedangkan kondisi topografi Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 500 meter diatas permukaan laut yang terdiri dari: a. Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian Selatan; b. Wilayah landai atau dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara; c. Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara; d. Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung
55 Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur. B. Gambaran Umum Inspektorat Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya Inspektorat Kota Bandar Lampung Awalnya lembaga pengawas di Pemerintah Daerah bersatu dengan Sekretariat Pemerintah Daerah. Lembaga pengawas ini merupakan institusi yang bersifat pengendalian intern dilaksanakan oleh polisi pamong praja, kemudian dilaksanakan oleh biro pengawasan untuk tingkat provinsi dan bagian pemasaran di daerah tingkat II. Pada tahun 1980, lembaga pengawas daerah tersebut kemudian berdiri sendiri. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 220 Tahun 1979 Tentang Pengawasan Daerah dengan nama Inspektorat Wilayah Pemerintah Kotamadya/Kabupaten dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. III Tahun 1981 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Wilayah Pemerintah Kabupaten/Kotamadya. Lembaga ini memiliki tugas untuk membantu Kepala Daerah Tingkat II dalam menyelenggarakan pengawasan umum. Sejak digulirnya reformasi Mei 1998, telah terjadi perubahan paradigma Pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Di samping ini, di masa lalu lembaga birokrasi tidak independen karena menjadi kendaraan politik. Selanjutnya, sejak dimulainya reformasi telah dilakukan penataan kelembagaan di lingkungan pemerintahan. Dengan dicanangkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, maka kepada daerah telah diberikan kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya. Dengan dasar
56 Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang No. 25 Tahun 1999 Tentang Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka telah terjadi pergeseran kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota. Dengan pergeseran tersebut maka dengan sendirinya terjadi perubahan kelembagaan yang berupa restrukturisasi kelembagaan baik kelembagaan pada pemerintah terutama kelembagaan Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan-pertimbangan: a. Kewenangan Pemerintah yang dimiliki Daerah; b. Karakteristik, Potensi dan Kebutuhan Daerah; c. Kemampuan Keuangan Daerah; d. Ketersediannya Sumber Daya Aparatur. Di dasarkan pada poin di atas, maka sudah sewajarnya Pemerintah Provinsi, Kota/Kabupaten mempunyai aparat pengawasan sebagai kelengkapan unsur manajemen yang terdiri dari unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Seiring dengan diundangkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah maka seluruh komponen bangsa wajib dan patut untuk menyukseskan komitmen pelaksanaan otonomi daerah yang efektif. Oleh karena itu, pada tanggal 11 Januari 2001 Inspektorat Kotamadya Bandar Lampung dibentuk dan ditugaskan untuk melaksanakan pengawasan di Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pembentukan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 22 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
57 Badan Pengawas Kota. Tugas pokoknya adalah membantu Walikota dalam melaksanakan tugas pengawasan umum di lingkungan Pemerintah Daerah Kota terhadap penyelenggaraan di bidang pemerintahan, ekonomi, kesejahteraan rakyat, pembangunan dan bidang operatur. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 Tanggal 11 Februari 2008 Badan Pengawas Daerah Kota Bandar Lampung berganti nama menjadi Inspektorat Kota Bandar Lampung yang dipimpin oleh seorang Inspektur. Sejak berdirinya kantor Inspektorat Wilayah Kotamadya/Kabupaten secara berturut-turut khususnya wilayah Kotamadya/Kabupaten dipimpin oleh seorang Inspektur sebagai berikut: Tabel 4.1 Inspektur Inspektorat Kota Bandar Lampung No Inspektur Inspektorat Kota Bandar Lampung Periode 1. Basri Sultan 1980-1985 2. Romzi Rahman, S.H. 1985-1989 3. Nurdin Cekmen, S.H. 1989-1997 4. Drs. Hi. Ali Japri Abubakar 1997-2001 5. Sudarno Eddi, S.H., M.H. 2001-2005 6. Drs. Somad Raku Juni 2005-Juli 2005 7. M. Nahori Toha Agustus 2005-Maret 2006 8. Drs. Somad Raku Mei 2007-April 2007 9. Meifina, B.F. S.H. Mei 2007-Agustus 2010 10. A. Rahman Mustafa, S.E., M.M., Ak., CA Agustus 2010-Sekarang Sumber: Inspektorat Kota Bandar Lampung 2. Tugas dan Fungsi Inspektorat Kota Bandar Lampung Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2013 tentan Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspekorat Kota Bandar Lampung. Pada bab II Pasal 3 dinyatakan bahwa Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kota Bandar Lampung, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan urusan
58 Pemerintah Daerah. Sedangkan fungsi Inspektorat Kota Bandar Lampung adalah: a. Perencanaan dan penyusunan program di bidang pengawasan; b. Pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan tugas di bidang pengawasan; c. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; e. Pelaksanaan monitoring dan valuasi serta pelaporan terhadap penyelenggaraan tugas di bidang pengawasan; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Visi dan Misi Inspektorat Kota Bandar Lampung a. Visi Visi Inspektorat Kota Bandar Lampung yang tercantum dalam Rencana Strategi Tahun 2010-2015 yaitu: Menjadi Institusi yang Berkualitas sebagai APIP Pemerintah Daerah, Mendorong Efisiensi dan Efektivitas Menuju Tata Kelola Pemerintahan (Governance) yang Baik dan Profesional. b. Misi Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut di atas, maka dengan bertumpu kepada potensi sumber daya, kemampuan yan dimiliki, ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proporsional dan seluruh aparat Inspektorat serta adanya dukungan pemangku kepentingan, maka ditetapkanlah Misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang profesional dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan Negara atau Daerah, melaksanakan fungsi Pengendalian Intern
59 melalui Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kota dan berperan sebagai konsultan yang berdampak efektivitas dan efesiensi pengelolaan keuangan Negara atau daerah dan aset. 2) Meningkatkan kompetensi auditor yang unggul dan berkorelasi dengan kinerja yang optimal dan melaksanakan peran APIP yang efektif dengan didukung oleh faktor organisasional, manajerial maupun SDM pengawasan. 4. Struktur Organisasi Inspektorat Kota Bandar Lampung Adapun struktur usunan organisasi Inspektorat Kota Bandar Lampung yaitu: a. Inspektur; b. Sekretariat, membawahi; 1) Sub Bagian Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi; 2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 3) Sub Bagian keuangan. c. Inspektur Pembantu Wilayah I 1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah I; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah I; 3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah I. d. Inspektur Pembantu Wilayah II; 1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah II; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah II; 3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah II. e. Inspektur Pembantu Wilayah III; 1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah III;
60 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah III; 3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah III. f. Inspektur Pembantu Wilayah IV; 1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Wilayah IV; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan Wilayah IV; 3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan Wilayah IV. g. Kelompok jabatan fungsional. Uraian Tugas Unsur Inspektorat dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Inspektur. Inspektur mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan pemerintah kota. b. Sekretariat. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Inspektorat di bidang kesekretariatan. Sedangkan fungsinya adalah: 1) Pengelolaan urusan penyusunan program, monitoring, dan evaluasi; 2) Pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian; 3) Pengelolaan urusan keuangan; 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan. c. Subbag Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi. Mempunyai tugas: 1) Menghimpun dan menyusun data program kegiatan dan data hasil pengawasan; 2) Menyusun dan mengusulkan perencanaan program kegiatan dengan pihak yang berkepentingan;
61 3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pengawasan dan kegiatan; 4) Menghimpun dan menyusun pelaporan pelaksanaan program kegiatan dan tindak lanjut hasil pengawasan; 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Subbag Umum dan Kepegawaian. Mempunyai tugas: 1) Melakukan pengelolaan dan pelaporan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan dinas, melaksanakan urusan rumah tangga, pengelolaan sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, urusan hukum dan menyiapkan rapat; 2) Melakukan pengelolaan dan pelaporan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, mutasi, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; 3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. e. Subbag Keuangan. Mempunyai tugas: 1) Melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan yang meliputi urusan penyusunan anggaran, administrasi gaji, administrasi perjalanan dinas; 2) Menyusun pembukaan pertanggungjawaban keuangan dan pelaporannya; 3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. f. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan IV Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, IV mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Kota meliputi wilayah kerja pembinaan dan
62 pengawasan pada instansi atau satuan kerja di lingkungan pemerintah kota dan kecamatan serta kelurahan sesuai dengan PKPT yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, IV mempunyai fungsi: 1) Penyusunan dan perumusan konsep kebijakan dan fasilitasi pengawasan yang meliputi bidang pemerintahan, bidang ekonomi dan pembangunan, bidang kesejahteraan dan kemasyarakatan dan bidang administrasi; 2) Penyusunan Rencana PKPT; 3) Pengkoordinasian penyelenggaraan pengawasan, pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dan pemutakhiran data hasil pemeriksaan meliputi wilayah kerja Inspektorat Pembantu Wilayah I, II, III, IV; 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. g. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional di lingkungan Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis pengawasan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan.