BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

TEORI TEKTONIK LEMPENG

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan bagian dariprovinsi Jawa Tengah, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

Definisi dan Jenis Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

PENENTUAN TIPOLOGI KAWASAN RAWAN GEMPABUMI UNTUK MITIGASI BENCANA DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG. Oleh : Yakub Malik*)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

Jenis Bahaya Geologi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

PENENTUAN TIPOLOGI KAWASAN RAWAN GEMPABUMI UNTUK MITIGASI BENCANA DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG. Oleh : Yakub Malik.

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI. SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI di KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

Definisi dan Jenis Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2015

PENGERTIAN GEMPA DAM MACAM-MACAM GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersumber dari ledakan besar gunung berapi atau gempa vulkanik, tanah longsor, atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng benua yang saling

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

Handouts Geologi Lingkungan (GG405) GEMPA BUMI. Disusun Oleh: Nandi, S.Pd

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

GEMPA BUMI. Yuli Ifana Sari, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak.

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA BUMI. Oleh : Lili Somantri

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II JENIS-JENIS BENCANA

GEMPA BUMI. 1 P a g e

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI 2.1 Pengertian Informasi Menurut Wiryanto dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:29) menerangkan bahwa informasi adalah hasil dari proses intelektual seseorang. Proses intelektual adalah mengolah atau memproses apa yang didapat, yang masuk di dalam individu melalu panca indera, kemudian di teruskan ke otak atau pusat syaraf untuk diolah atau diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera dan iman yang dimiliki seseorang. Setelah mengalami pemrosesan stimulus itu dapat dimengerti sebagai informasi. Informasi ini bisa diingat ke otak, bila dikomunikasikan kepada individu atau khalayak, maka akan berubah menjadi pesan. Pengertian lain informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi data, sedangkan data mempunyai arti kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata, atau lebih jelasnya data adalah suatu yang direkam dalam angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. 2.1.1 Kualitas Informasi Agar sebuah Informasi bermanfaat bagi pemiliknya, maka informasi haruslah berkualitas. Wiryanto dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:39) mengutip dari burch (1986:5) bahwa sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh : 1. Akurat, berarti suatu informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 4

2. Tepat waktu, Informasi yang disampaikan penerima harus tepat pada waktunya (tidak terlambat), sebab informasi yang terlambat terkadang mempunyai nilai yang kurang. Untuk itu, diperlukan suatu teknologi untuk mengelola dan mengirim informasi tersebut dengan cepat. 3. Relevan, Informasi yang mempunyai manfaat dan kegunaan bagi si penerima, karena relevansi informasi untuk setiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. 2.2 Pengertian Antisipasi Menurut Brainy Quote dalam Definition of Anticipation mengemukakan bahwa antisipasi adalah suatu tindakan mengambil, menempatkan, atau mempertimbangkan sesuatu terlebih dahulu, atau sebelum waktu yang tepat untuk alam.(diakses 18-07-10) Atau dalam pengertian umum bahwa pengertian antisipasi adalah pemecahan suatu masalah dalam suatu kejadian yang sudah drencanakan sebelum terjadi masalah. 2.3 Pengertian Bencana Dalam arti sempit bencana adalah sebuah kejadian luar biasa yang menyebabkan kerugian serius, kerusakan, penderitaan, kesedihan bahkan kematian. Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dalam kamusnya mendefinisikan bencana sebagai berikut : 5

Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahanlahan yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta melampaui kemampuan dan sumber daya masyarakat untuk menanggulanginya. (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, 2006). Dari hasil keterangan definisi di atas dapat di simpulkan bahwa bencana adalah sesuatu peristiwa yang merugikan baik diri maupun orang lain yang menyebabkan kerusakan, hilangnya harta benda bahkan hilangnya nyawa manusia serta dapat merubah pola kehidupan masyarakat yang mulanya normal menjadi rusak. 2.3.1 Jenis Bencana Jenis - jenis bencana dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu : 1. Bencana alam yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadiankejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya. 2. Bencana ulah manusia yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya. 6

2.4 Pengertian Bencana Alam Gempa Bumi Bencana alam yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya. Dari keterangan tersebut bencana gempa bumi merupakan bencana alami yang digolongkan dalam bencana alam. Gempa bumi adalah Goncangan pada permukaan bumi yang dihasilkan dari gelombang seismik akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi (Hunt:1984). Yang dapat dirasakan pada saat gempa bumi terjadi yaitu getaran bumi tempat kita berada pada saat itu. Bumi bergoyang ke samping dan ke atas. Itulah gelombang gempa yang sampai ke tempat kita. Pada waktu mengalami gempa kita tidak tahu dari mana gempa itu datang, sehingga kita tidak tahu ke arah mana harus lari untuk menjahui hingga sumber gempa. 2.4.1 Macam-macam Gempa Bumi Berdasarkan penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya gempabumi, maka gempabumi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu gempabumi vulkanik, tektonik dan akibat proses lain. Gempa bumi Vulkanik Gempabumi Vulkanik disebabkan oleh naiknya fluida gunungapi (gas, uap dan magma) dari bawah menuju kepermukaan (kawah) mengakibatkan retakan yang menimbulkan getaran di sekitar rekahan dan merambat kesegala arah. Gempa bumi ini bersumber dalam tubuh gunung aktif pada umumnya berkekuatan kecil (maksimum 2 Skala Richter), tidak terasa dan hanya tercatat oleh peralatan seismograf. Gempa bumi Tektonik Gempabumi ini disebabkan oleh aktifitas tektonik pada zona batas antar lempeng dan patahan yang mengakibatkan dan getaran 7

yang menyebar ke segala arah. Kekuatan gempabumi tektonik dapat mencapai 9 pada Skala Richter seperti yang pernah terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desamber 2004. Gempa bumi akibat proses lain. Selain akibat aktivitas naiknya fluida gunungapi dan aktivitas tektonik, kejadian gempa bumi dapat diakibatkan oleh beberapa proses antara lain runtuhan batuan di daerah kapur, runtuhan terowongan tambang dan longsoran bawah tanah. Kejadian gempa bumi dapat juga diakibatkan oleh injeksi fluida, pengisian waduk dan percobaan nuklir (Hunt, 1984 dan Keller dan Pinter, 1996 dalam Surono dan Supartoyo, 2008). Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan getaran tanah dan kekuatan gempa bumi ini tergantung dari volume dan jenis material runtuhan apabila disebabkan oleh longsoran. Salah satu teori yang hingga kini dapat di terima oleh para ahli kebumian untuk menjelaskan mekanisme dan sebaran kejadian gempa bumi adalah teori tektonik lempeng. Gempabumi akan terjadi apabila terjadi penumpukan energi pada batas lempeng (bersifat bertumbukan, saling menjauh dan berpapasan) atau pada sesar atau patahan dan blok batuan tersebut tidak mampu lagi menahan batas elastisitasnya, sehingga akan dilepaskan sejumlah energi dalam bentuk rangkaian gelombang seismik yang dikenal sebagai gempabumi. Sebaran kegempaan di Indonesia terjadi pada batas pertemuan lempeng. Sedangkan kejadian gempa bumi lainnya berkaitan dengan aktivitas secara aktif pada kerak bumi. Adapun jenis sesar atau patahan aktif penyebab gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sesar naik, sesar turun dan sesar mendatar. 8

2.4.2 Gempa Bumi di Pangalengan Pangalengan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berdasarkan data dari berbagai sumber diantaranya Pemerintah Daerah dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Pangalengan terletak di sebelah selatan Kota Bandung dengan luas wilayah 280, 59 km2, dengan jumlah 38 ribu kepala keluarga dan dengan jumlah penduduk 133 ribu jiwa. Pangalengan juga dikenal sebagai daerah pertanian, peternakan dan perkebunan. Pengalengan terdiri dari 13 desa diantaranya desa Banjarsari, Lamajang, Margaluyu, Margamekar, Margamukti, Margamulya, Pangalengan, Pulosari, Sukaluyu, Sukamanah, Tribaktimulya, Wanasuka, Warnasari. Gambar 2.1. Peta Kabupaten Bandung. Sumber : http://infopangalengan.blogspot.com/2010/01/pangalengan.html 9

Pada Rabu 2 September 2009 gempa tektonik berkekuatan 7,3 skala richter memporakporandakan 13 desa di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Ratusan bangunan--termasuk Puskesmas, sekolah, rumah warga rusak dan roboh, aliran listrik padam, puluhan orang luka berat dan ringan dan wilayah yang paling parah adalah kondisi di Desa Pangalengan, Margamukti, Margamulya dan Sukaluyu. Menurut catatan Kecamatan, lima korban tewas, dua diantaranya Balita, warga Desa Pangalengan. Sedang dua lagi warga Desa Margamukti. Adapun di Desa Margamulya hampir 60 persen bangunan rusak dan di Desa Pulosari hampir 40 persen. Berdasarkan data Tim Siaga Bencana ESDM dan USGS Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter (7,0 skala richter menurut USGS) dan berpusat pada kedalaman 30 kilometer di bawah dasar samudra Indonesia, sekitar 142 kilometer sebelah barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, telah mengguncang Pulau Jawa, Bali dan sebagian Sumatera. Gambar 2.2. Lokasi Gempa Bumi tanggal 2 September 2009 (USGS). Sumber : http://www.djmbp.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_mi nerbapabum&news_id=3150 10

Gempa tersebut diperkirakan akan membawa dampak yang cukup luas dan sampai saat ini masih dianalisis tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Salah satunya adalah bahwa hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gerakan tanah yang semula memang kurang kuat, atau karena ada perlapisan batuan yang sudah mengalami pengkekaran. Gempa Bumi dengan pusat gempa di Tasikmalaya selatan, mengguncang sebagian wilayah Pulau Jawa khususnya Jawa Barat. Berdasarkan data dari Posko Bencana Kecamatan Pangalengan pada tanggal 10 September 2009 Daerah Kabupaten Bandung yang terparah akibat Gempa Bumi adalah Kecamatan Pangalengan dengan data sebagai berikut : Korban Meninggal Luka Ringan Luka Berat Bangunan Rusak Ringan Bangunan Rusak Berat Hancur Jumlah Pengungsi Jumlah 21 Orang 174 Orang 3 Orang 9.672 Bangunan 9.415 Bangunan 1.933 Bagunan 46.070 Jiwa Tabel 2.1. Jumlah Korban Bencana di Kecamatan Pangalengan Dari data yang di atas di dapat bahwa minimnya informasi dan antisipasi gempa bumi yang ada pada masyarakat korban bencana di Kecamatan Pangalengan, diharapkan dengan perancangan antisipasi bencana alam gempa bumi ini masyarakat Kecamatan pangalengan dapat lebih mengerti dan mengetahui tentang antisipasi gempa bumi. 11

2.5 Analisis 5W + 1H Media Informasi Gempa Bumi. Dalam menginformasikan antisipasi bencana alam gempa bumi maka diperlukan beberapa strategi yang harus diperhatikan agar informasi yang dikomunikasikan lebih efektif. Dalam strategi ini digunakan metode 5W+1H yang mana uraiannya sebagai berikut: WHAT Dalam media informasi ini berisi beberapa informasi dan antisipasi bencana alam gempa bumi, seperti apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi dan setelah terjadi gempa bumi. WHO Informasi ini lebih ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan pengetahuan mengenai gempa serta antisipasinya. WHY Informasi ini dibuat dikarenakan kurangnya media informasi tentang antisipasi bencana alam gempa bumi. WHERE Media informasi akan disebarkan pada tempat-tempat atau daerah pemukiman penduduk yang sering terjadi bencana gempa dan untuk penempatan medianya ditempatkan di tempat yang sering dikunjungi masyarakat, sehingga dapat dengan mudah membacanya, seperti pada kelurahan, kecamatan dan lain sebagainya. WHEN Media informasi dapat disebarkan pada tanggal atau hari peringatan bencana di Indonesia, contohnya pada peringatan hari gempa bumi yang ada di Aceh yaitu pada akhir Desember. 12

2.6 Segmentasi Faktor Demografis Untuk faktor ini dilihat dari usia target sasaran, yaitu untuk masyarakat dengan usia berkisar antara 25 40, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, digolongkan sebagai masyarakat menengah ke bawah yang memiliki minat dan rasa ingin tahu terhadap informasi dan antisipasi bencana alam gempa bumi. Faktor Psikologis Untuk faktor ini dilihat dari segi psikologis : Gaya hidup : Orang yang praktis, suka mencari informasi. Kebiasaan : Orang yang gemar mencari informasi mengenai antisipasi bencana alam gempa bumi. Kecendrungan : Orang yang memiliki rasa keingintahuan. Faktor Geografis Untuk faktor geografi, informasi antisipasi bencana gempa bumi berada di daerah kabupaten bandung tepatnya pangalengan. 13