Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

Gambar 2 Peta lokasi studi

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Lokasi penelitian.

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 11 Lokasi Penelitian

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

Gambar 2. Lokasi Studi

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor ( 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

METODOLOGI Waktu dan Tempat

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Hal ini dapat kita temui dalam kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

Gambar 4. Lokasi Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI LAUT JAWA KEC.CILAMAYA KULON KAB.SUBANG TANPA SKALA TANPA SKALA DESA PASIRJAYA PETA JAWA BARAT LOKASI STUDI

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan, dan konsep perancangan. Metode perancangan yang digunakan

III. METODOLOGI. Gambar 3.1 Lokasi Penelitian WP Bojonagara

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

Transkripsi:

10 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini bertempat di sebidang lahan pertanian di Desa Krajan, Kelurahan Pangulah Utara dan Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Jadwal kegiatan penelitian ini ditampilkan pada Lampiran 1. Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta Kecamatan Kotabaru dan sekitarnya U Tapak, berupa Sawah dan lahan kering Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org) 3.2 Asumsi dan Pendekatan Lahan pertanian secara umum berfungsi sebagai area produksi tanaman. Area produksi ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Wahana pendidikan dan wisata pertanian merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan. Potensi ini akan terwujud jika lahan pertanian didesain untuk fungsi-fungsi pendidikan dan wisata pertanian. Desain yang dimaksud diasumsikan dapat dipenuhi salah satunya melalui fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan pendidikan dan wisata pertanian. Asumsi tersebut didekati dari faktor-faktor sebagai berikut: (1) potensi

11 dan kendala tapak, (2) jenis pertanian terpadu yang diterapkan, (3) produksi pertanian, (4) fasilitas pendidikan, (5) fasilitas pertanian, dan (6) fasilitas wisata. 3.3 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan kepada masyarakat sekitar tapak dan instansi yang terkait serta para petani yang menggarap lahan pertanian pada tapak. Wawancara ini bertujuan mendapatkan data dan informasi yang berguna dalam mendesain tapak. Data yang didapat dari hasil wawancara ini juga berguna untuk melengkapi data yang tidak terdapat pada tapak. Data primer lainnya didapat melalui survei langsung ke lokasi tapak. Survei langsung ke lokasi tapak ini bertujuan melihat kondisi tapak beserta potensi dan kendalanya. Data sekunder didapatkan dari telaah pustaka dan pengumpulan data dari instansi terkait seperti kantor kepala desa. Data yang dikumpulkan dari kantor kepala desa ini meliputi arsip wilayah dan riwayat produksi lahan pertanian. Data sekunder lainnya didapatkan dari instansi di luar desa, yaitu mengenai data iklim, tanah, dan jenis komoditi pertanian. Selain itu, juga diperlukan data sekunder yang berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat dan daerah di sekitar tapak. Alat yang digunakan dalam proses penelitian ini berupa GPS, meteran gulung, kamera, dan laptop dengan program aplikasi GPS dan CAD. Global Positioning System (GPS) dalam penelitian ini digunakan untuk memetakan posisi/lokasi dari suatu titik, area, atau wilayah yang akan dipetakan. Meteran gulung digunakan untuk mengukur panjang atau lebar dari suatu obyek. Kamera digunakan untuk men-dokumentasikan obyek gambar yang ada pada tapak. Program aplikasi GPS dan CAD digunakan untuk mengolah data yang beragam dari tapak menjadi data yang dapat digunakan oleh desainer untuk melakukan pengembangan tapak.

12 3.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di tapak dan di sekeliling tapak. Bagan tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. Observasi awal (mengidentifikasi dan merumuskan masalah) Menyusun kerangka teoritis dari literatur Mengumpulkan data (inventarisasi) Menganalisis dan mensintesis data Konsep Perencanaan Desain Gambar 2 Tahapan penelitian 3.4.1 Observasi Awal (Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah) Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Tahap ini dimaksudkan untuk melihat atau mencari metode yang tepat pada penelitian lanjutan atau penelitian utama, yaitu (1) mengetahui ukuran dan bentuk tapak, (2) melihat karakter tapak termasuk potensi dan permasalahan tapak, (3) melihat kondisi tapak secara umum, dan (4) melihat aktivitas tapak. Merumuskan masalah merupakan tahap akhir dalam mengidentifikasi tapak atau dalam observasi awal ini. Rumusan masalah yang diambil dan dibuat merupakan rumusan masalah secara umum. Rumusan masalah ini

13 menggambarkan permasalahan pada tapak. Pada akhirnya diharapkan rumusan masalah ini dapat menjadi acuan dalam mencari dan menyusun kerangka teoritis dari literatur. 3.4.2 Menyusun Kerangka Teoritis dari Literatur Pada pelaksanaan tahap ini, hasil observasi awal menjadi acuan dalam menyusun kerangka teoritis. Kerangka teoritis yang dibuat diambil dari literatur berupa buku, artikel, jurnal, dan lain-lain yang terdapat pada perpustakaan dan internet. Kerangka teoritis ini meliputi penjabaranpenjabaran mengenai hal atau permasalahan yang dirumuskan pada observasi awal. Hasil dari kerangka teoritis ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan pengumpulan data secara keseluruhan. 3.4 3 Mengumpulkan Data (Inventarisasi) Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sosial dan budaya, peraturan perundangan, fisik alami, dan data fisik nonalami. Data yang diperlukan ini ditampilkan pada Tabel 1. 3.4.4 Menganalisis dan Mensintesis Data Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, langkah atau tahapan selanjutnya adalah menganalisis data. Tahapan ini bertujuan mendapatkan informasi secara keseluruhan dari data yang ada. Analisis data ini dapat dilakukan secara langsung dengan membuat gambar analisis spasial ataupun melalui program aplikasi, seperti program aplikasi Excel. Komponen yang dianalisis adalah data sosial, data fisik, dan fisik alami. Hasil analisis data dapat berupa gambar spasial dan tabel. Hasil analisis ini menjadi acuan dalam mensintesis data. Sintesis merupakan hasil pemikiran terhadap analisis potensi dan kendala tapak. Pada tahap ini, data hasil analisis diproses untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang ada. Sintesis ini dilakukan dengan membuat solusi berupa gambar spasial atau buble diagram. Gambar spasial yang dibuat merupakan interpretasi dari fungsi yang ada pada tapak dan memiliki hubungan

Tabel 1 14

15 antara satu fungsi dengan fungsi yang lain. Hasil sintesis yang dibuat merupakan gambaran secara keseluruhan mengenai bentuk atau arah desain yang akan dibuat. Hasil sintesis dapat berupa gambar spasial atau buble diagram yang dibuat melalui program aplikasi Autocad dan Photoshop. 3.4.5 Konsep Setelah data hasil sintesis dibuat, langkah selanjutnya adalah penentuan konsep pengembangan tapak yang ditetapkan. Konsep terbagi atas konsep dasar, konsep desain, dan pengembangan konsep. Konsep dasar adalah pertanian terpadu sebagai wahana pendidikan dan wisata pertanian. Konsep desain merupakan bentukan terkait pertanian terpadu yang akan diterapkan pada desain. Pengembangan konsep terbagi ke dalam tujuh subkonsep, yaitu konsep ruang, konsep fasilitas, konsep sirkulasi, konsep vegetasi dan komoditas, konsep sistem produksi, konsep pengguna, dan konsep wisata. 3.4.6 Desain Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan desain lanskap pertanian terpadu sebagai wahana pendidikan dan wisata pertanian. Desain lanskap ini mengacu pada konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Tapak yang akan didesain adalah lahan persawahan, kebun, dan kolam ikan. Pendekatan desain yang dilakukan adalah gabungan antara permintaan pemilik lahan dan usulan dari desainer. Output dari studi ini berupa desain grafis lanskap pertanian terpadu.