PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV C SD NEGERI I67 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE RESULTS IPA LEARNING CLASS V SD STATE 033 SINTONG KECAMATAN TANAH PUTIH

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 85 PEKANBARU

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

Yatik, Mahmud Alpusari, Hendri Marhadi Cp

Hengky Saputra, Gustimal Witri, Otang Kurniaman Otang. Cp.

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN 045 Muara Jalai

Rosa Yulia, Mahmud Alpusari, Lazim. N No. HP

THE APPLICATION LEARNING CYCLE MODEL TO INCREASE STUDENTS RESULT ON NATURAL SUBJECT AT FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASVB SD NEGERI 56 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 036 SINTONG KECAMATAN TANAH PUTIH

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 009 TANJUNG PENYEMBAL KOTA DUMAI

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Mulim, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

Dasrul, Mahmud Alpusari, Drs. Lazim. N

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE RESULTS IPA LEARNING CLASS VB SD STATE 023 SEDINGINAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Resti Hayati, Mahmud Alpusari, Lazim N ( )

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN 014 PEMATANG SIKAT KECAMATAN RIMBA MELINTANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII 2 SMP NEGERI 4 TANAH PUTIH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V A SDN 54 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Keywords: problem-based learning Model, the learning process IPS, IPS Study Results.

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

Dewi Santi Marlina, Zariul Antosa, Mahmud Alpusari HP:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWAKELAS IVSDN 014 PEMATANG SIKAT KECAMATAN RIMBA MELINTANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL FOR SOCIAL IN FIVE GRADERS AT SDN 4 PEKANBARU

IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL INQUIRI TO IMPROVEMENT SOCIAL STUDIES (IPS) STUDENT ACHIEVEMENT OF FOURTH GRADES IV SDN 125 PEKANBARU

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Rahman, Otang Kurniaman, Gustimal Witri

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS Va SDN 163 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV.B SD NEGERI 62 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SDN 111 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 029 TELUK ERONG KECAMATAN RENGAT

Sarmudiah Rahmadeni, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD NEGERI 164 PEKANBARU

Oleh Asmayeti 1, Damanhuri Daud 2, Otang Kurniaman 3

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV.A SD NEGERI 79 PEKANBARU

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

IMPLEMENTATION STRATEGY FOR THE MAP CONCEPT IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES IPS SD STATE CLASS IV C 163 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 023 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS I SDN 22 KAMPUNG LUAR SALIDO KAB.

Riza Elyana, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra ,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV C SD NEGERI I67 PEKANBARU Santi Sarli, Otang Kurniaman, Gustimal Witri santisarli167@gmail.com, otang.kurniaman@gmail.com, gustimalwitri@gmail.com 085356875616 Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau Abstract: The problem this research is the students achievement of social fourth graderes studies still low with an average value of 75,60 and minimum completeness criteria (KKM) social studies is 81. Between students, amounting to 40 people only 12 students who achieve classical KKM with 30%. This research is Classroom Action Research (CAR), which aims to improve the student achievement of science studies class IVc at SDN 167 Pekanbaru with implementation model problem instruction. Formulation of the problem : Is the implementation of problem instruction can improve students achievement of social studies at class IVc SDN 167 Pekanbaru. The research was conducted month April. Subjects were students of SDN 167 Pekanbaru, totaling 40 people who use the data source. The data collection instruments in this thesis is a teacher and students activities sheets and students achievement. This thesis presents the results obtained each day before the action an improve in base score cycle with the average being 75,60. In the first cycle improve an average of 77,50 with increase big as 84,12. Activities of the teacher in the learning process in cycle of 1with increase big as and the second meeting improve to 71,44% and the second meeting improve 82,14%. Cycle II first meeting and the second meeting improve 85,71% to 92,85%. In the third cycle of the first meeting and the second meeting improve 73,07% to 76,92%. Results of data analysis of students activities in the first cycle with the first meeting of an average of 85,76% and a second meeting improve to 90,38% in the class IVc at SDN 167 Pekanbaru that the implementation of problem inkuiri can improve the student achievement of science studiesat fourth graderes SDN 167 Pekanbaru. Key Words: Model Problem instruction, learning outcames IPA

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV C SD NEGERI I67 PEKANBARU Santi Sarli, Otang Kurniaman, Gustimal Witri santisarli167@gmail.com, otang.kurniaman@gmail.com, gustimalwitri@gmail.com 085356875616 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA siswa, dengan rata-rata kelas 75,60. Sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA adalah 81. Diantara siswa yang berjumlah 40 orang hanya 12 orang siswa yang mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal 30%. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVc SDN 167 Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Rumusan masalah: Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVc SD Negeri 167 Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVc SDN 167 Pekanbaru yang berjumlah 40 orang yang dijadikan sumber data. Instrumen pengumpulan data pada skripsi ini adalah lembar aktifitas guru dan siswa serta hasil belajar. Skripsi ini menyajikan hasil belajar yang diperoleh dari nilai ulangan harian sebelum tindakan dengan rata- rata 75,60. Meningkat pada siklus I dengan rata-rata menjadi 77,50. Pada siklus II meningkat dengan rata-rata 84,12. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan pertama 71,44% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 82,14%. Siklus II pertemuan pertama 85,71% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 92,85%. Hasil analisis data aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama 73,07% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 76,92%. Siklus II pertemuan pertama 85,76% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 90,38%. Hasil penelitian di kelas IVb SDN 168 Pekanbaru membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVc SDN 167 Pekanbaru. Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar IPA.

3 PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain pengamatan, indentifikasi, penyusunan dan pengujian gagasan serta penyelidikan. Pendidikan IPA seharusnya mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan bereksperimen agar siswa mendapatkan pengalaman langsung dan siswa dapat memahami konsep secara baik tentang alam sekitar (Damanhuri Daud dan Mahmud Alpusari, 2011:5). Agar proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan kondusif maka tenaga pendidik hendaknya memiliki strategi belajar yang baik sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Model pembelajaran berbasis masalah memiliki fase-fase yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan wali kelas IVC yaitu Rica Alexandria, S.Pd di SD Negeri 167 Pekanbaru, diketahui dari rata-rata nilai ulangan tengah semester kelas mata pelajaran IPA belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 81. Tabel 1. Ketuntasan Siswa Sebelum Tindakan Jumlah siswa Jumlah siswa KKM Jumlah siswa Rata-rata Nilai Tidak tuntas tuntas 81 40 28 (70%) 12 (30%) 75,60 Dari data di atas dapat diketahui hasil belajar IPA, hal ini disebabkan oleh: 1. Guru tidak mengunakan model pembelajaran yang bervariasi yang membuat siswa bersemangat dalam belajar. 2. Guru sering mengunakan metode ceramah tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat. 3. Tidak memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa dalam menjawab soal agar anak lebih bersemangat dalam belajar. 4. Guru tidak memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak. 5. Guru hanya berpatokan dengan buku paket saja. 6. Siswa tidak mau bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. 7. Siswa merasa tidak terlibat dalam proses pembelajaran 8. Masih banyaknya siswa yang tidak mau mengerjakan soal-soal latihan. 9. Siswa kurang memperhatikan guru dalam belajar karena tidak ada proses interaksi antara siswa sesama siswa, dan siswa dengan guru. 10. Kurangnya kerja sama antar siswa pada saat kerja kelompok. 11. Banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru. Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 167 Pekanbaru

4 sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Terlihat dari masalah yang ada di atas, bahwa hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tergolong rendah. Peneliti ingin memperbaiki kondisi siswa agar keaktifan siswa dalam belajar bisa lebih baik, sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan nilai yang telah ditetapkan. Selama ini dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah. Untuk itu perlu adanya perbaikan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Peneliti beralasan memilih model pembelajaran ini karena model pembelajran berbasis masalah memiliki beberapa kelebihan dari pada model pembelajaran yang lain, diantaranya: pembelajaran berbasiss masalah berpusat pada siswa (student-centered). Proses pembelajaran berbasis masalah lebih mengutamakan pengalaman nyata sehinga pembelajaran yang lebih bermakna. Kegiatan belajar dan mengajar dalam pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk memahami bukan menghafal konsep-konsep saja. Model pembelajaran berbasis masalah dapat membuat siswa aktif, kritis dan kreatif disetiap fase pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IVc SD Negeri 167 Pekanbaru. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan tidak diperoleh secara spontan melainkan bertahap. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar IPA siswa pada ranah kognitif, sedangkan aspek kognitif dan psikomotor diabaikan. Masalah yang akan dibahas adalah : Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IVc SD Negeri 167 Pekanbaru. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 167 Pekanbaru? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 167 Pekanbaru. Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPA serta dapat melatih siswa dalam tanggung jawab / disiplin. 2. Bagi Guru. Diharapkan mencari suatu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Sekolah. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran IPA. 4. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk penelitian lanjutan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Sesuai judul penelitian, maka defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

5 2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 167 Pekanbaru kelas IVc semester genap tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVc SD Negeri 168 Pekanbaru yang berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 22 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, yakni satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan untuk pembelajaran serta di akhir pertemuan siklus di lakukan ulangan harian. Pengumpulan data dalam penelitian ini yang pertama observasi, ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, instrument yang digunakan berupa lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Teknik yang kedua adalah teknk tes, tes yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 20 butir soal pada setiap UH, ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan hasil belajar siswa. Teknik yang ketiga adalah dokumentasi digunakan sebagai bukti pendukung dalam penelitian berupa foto-foto kegiatan selama pembelajaran. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM), peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu Aktifitas Guru dan Siswa Aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar diperoleh dengan menggunakan rumus :, (dalam Syahrilfuddin dkk, 2011 : 114). Keterangan : NR = Persentase rata-rata aktifitas (guru/siswa) JS = Jumlah skor aktifitas yang dilakukan SM = Skor Maksimal yang didapat dari aktifitas guru/siswa. Untuk mengetahui aktifitas guru/siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria seperti tabel berikut ini :

6 Tabel 1. Interval dan Kategori Aktifitas Guru dan Siswa % Interval Kategori 91 100 Amat Baik 71 80 Baik 61 70 Cukup < 60 Kurang Sumber: Syahrilfuddin, (2011 : 115) Hasil Belajar Siswa Analisis keberhasilan tindakan siswa ditinjau dari ketuntasan individual maupun klasikal. Untuk menghitung hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus : Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus, (Syahrilpuddin, 2011): Keterangan : PK : Ketuntasan Klasikal ST : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah siswa seluruhnya Dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai nilai 70 ke atas maka kelas itu dinyatakan tuntas. Peningkatan Hasil Belajar Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar adalah sebagai berikut (Aqib, 2011:53): Keterangan : P : Persentase peningkatan

7 Postrate Baserate : Nilai sesudah diberikan tindakan : Nilai sebelum tindakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Observasi aktivitas guru dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pelaksanaan observasi dilakukan oleh seorang observer dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan pembelajaran berbasis masalah. Data hasil observasi tentang aktivitas guru selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas guru dibawah ini. Tabel 2. Persentase Aktivitas Guru Siklus Pertemuan Skor Maksimal Jumlah Skor Nilai Kriteria I 1 28 20 71,44% Baik 2 28 23 82,14% Amat Baik II 3 28 24 85,71% Amat Baik 4 28 26 92,85% Amat Baik Berdasarkan tabel di atas tersebut dapat dilihat adanya perbandingan aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siklus I, siklus II. Pada siklus I pertemuan pertama persentase aktivitas guru adalah 71,44% dengan kategori baik. Pertemuan kedua siklus I persentase aktivitas guru adalah 82,14% dengan kategori amat baik. Persentase aktivitas guru pada siklus II sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan sebelumnya pada siklus I. Persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus II adalah 85,71% dengan kategori amat baik, pada pertemuan kedua persentase aktivitas guru adalah 92,85% dengan kategori amat baik. Pada siklus II ini guru masih mengalami kesulitan dalam mengelolah kelas, dimana siswa masih ada yang mengobrol saat guru menjelaskan materi,kurang memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam melakukan percobaan, dimana masing-masing anggota kelompok harus terlibat aktif dalam melakukan percobaan. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran diamati oleh seorang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas siswa di bawah ini:

8 Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa Siklus Pertemuan Skor Maksimal Jumlah Skor Nilai Kriteria I 1 52 38 73,07% Baik 2 52 40 76,92% Baik II 3 52 44 85,76% Amat Baik 4 52 47 90,38% Amat Baik Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat adanya perbandingan aktivitas siswa selama proses pembelajaran mulai dari siklus I sampaai II. Pertemuan pertama siklus I persentase aktivitas siswa adalah 73,07% dengan kategori baik. Rendahnya keaktifan siswa ini ditandai dengan kurangnya pemahaman siswa atas permasalahan yang dimunculkan sehingga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan hipotesis. Saat bekerja siswa dalam kelompok masih banyak siswa yang terlihat tidak ikut berpartisipasi. Siswa masih banyak yang berbicara dengan temannya. Begitu juga pada saat mempersentasikan hasil laporannya secara keseluruhan siswa merasa takut dan malu untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dalam melakukan percobaan dan diskusi kelas. Pertemuan kedua siklus I persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 76,92% dengan kategori baik. Siswa lebih memahami atas permasalahan yang dimunculkan sehingga siswa dapat mengemukakan hipotesis dengan baik. Hanya saja pada saat mempresentasikan hasil laporannya siswa masih merasa takut dan malu untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Dalam bekerja dengan temannya dalam kelompok masih kurang baik, karena ada sebagian siswa yang diberikan tugas dengan temannya, tidak dikerjakan. Pada pertemuan pertama siklus II persentase aktivitas siswa meningkat dari pertemuan sebelumnya menjadi 85,76% dengan kategori amat baik, pertemuan kedua persentase aktivitas siswa adalah 90,38% dengan kategori amat baik. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data yang diperoleh setelah melaksanakan UH I, UH II, didapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dari skor dasar ke UH I, UH I ke UH II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai-nilai kelas siswa. Data peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas IVC SD Negeri 167 Pekanbaru dapat dlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. Peningkatan Hasil Belajar IPA No Data Jumlah Siswa Rata-rata 1 SD 40 75,60 2 UH I 40 77,50 3 UH II 40 84,12 Peningkatan Skor Dasar-Siklus I Peningkatan Skor Dasar-Siklus II 2,51% 11,26% Berdasarkan tabel 3 hasil belajar siswa di atas dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa dari skor dasar, UH I, UH II. Skor dasar yang diambil dari nilai

9 rata-rata ulangan harian IPA siswa sebelum diterapkan model pembelajaran berbasis masalah adalah 75,60. Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 77,50, terjadi peningkatan dari nilai belajar IPA siswa pada sebelumnya yaitu 2,51%. Pada siklus II rata-rata hasil belajar IPA siswa pada hasil ulangan harian II adalah 84,12, terjadinya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,26%. Dari peningkatan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasan hasil belajar siswa dikatakan tuntas hasil belajarnya apabila nilai hasil belajar siswa >81. Ketuntasan hasil belajar siswa dari ulangan harian siklus I, siklus II. Untuk melihat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan skor dasar, ulangan harian siklus I, ulangan harian siklus II, dan sumber daya alam setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah baik secara individu maupun klasikal di kelas IVC SD Negeri 167 Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus Ketuntasan Individual Ketuntasan Klasikal Jumlah Jumlah siswa Jumlah siswa Siswa Persentase Kategori yang tuntas yang tidak tuntas SD 40 12 28 30% TT Siklus I 40 25 15 62,50% TT Siklus II 40 35 5 87,50% T Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa antara ulangan sebelum tindakan, ulangan harian siklus I, ulangan harian siklus II. Jumlah siswa yang mencapai KKM lebih banyak pada ulangan harian siklus I, ulangan harian siklus II dibandingkan dengan ulangan sebelum diadakannya tindakan. Pada ulangan sebelum tindakan, 40 orang siswa hanya 12 orang yang tuntas dan 28 orang siswa yang tidak tuntas. Setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yakni 25 orang siswa yang tuntas dan 15 orang siswa yang tidak tuntas. Tidak tuntasnya orang siswa ini disebabkan siswa belum terbiasa dan belum mengerti tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah siswa belum terbiasa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya untuk melakukan suatu percobaan dan siswa juga belum terbiasa untuk melakukan diskusi kelas. Secara klasikal hasil belajar dinyatakan tidak tuntas. Kelas yang dikatakan tuntas apabila suatu kelas telah mencapai > 80% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 81. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yakni 35 orang siswa yang tuntas dan 5 orang siswa yang tidak tuntas. Dari orang yang tidak tuntas adalah beberapa orang siswa pada siklus I hasil belajarnya sudah tuntas, tetapi pada siklus II hasil belajarnya berubah menjadi tidak tuntas. Pada siklus II ini tingkat kesadaran dari orang siswa tersebut tidak terlihat, terbukti pada saat bekerja dalam kelompok mereka terlihat sibuk

10 sendiri dengan urusan masing-masing, ada yang sibuk bercerita dan ada juga yang sibuk bermain dengan bahan dan alat yang digunakan untuk percobaan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas guru dalam proses tindakan berlangsung. Dalam proses pembelajaran, guru telah mampu menerapkan model pembelajaran kepada siswa dengan baik, guru telah mampu menciptakan suasana kelas yang efektif dan kondusif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dari nilai yang diperoleh oleh siswa, nilai siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, sebelum diberi tindakan rata-rata nilai siswa adalah 75,60 meningkat pada siklus I menjadi 77,50 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 84,12. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat dari persentase yang diperoleh guru pada setiap pertemuannya, pada pertemuan pertama dan kedua aktivitas guru adalah 71,44% terjadi peningkatan menjadi 82,14% pada pertemuan ketiga dan keempat adalah 85,71% terjadi peningkatan menjadi 92,85%. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari persentase yang diperoleh siswa pada setiap pertemuannya, pada pertemuan pertama dan kedua aktivitas siswa adalah 73.07% terjadi peningkatan menjadi 76,92% pada pertemuan ketiga dan keempat adalah 85,76% terjadi peningkatan menjadi 90,38%. Dari analisis hasil belajar yang diperoleh siswa juga diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar IPA siswa pada siklus I, siklus II diperoleh peningkatan hasil belajar yang signifikan. Pada skor dasar nilai ratarata siswa adalah 75,60 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 28 orang siswa dengan persentase ketuntasan yang diperoleh siswa 30% dan kategori ketuntasannya adalah tidak tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu rata-rata yang diperoleh siswa adalah 77,50 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 orang siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 orang siswa dan persentase ketuntasan yang diperoleh siswa adalah 62,50% dengan kategori ketuntasan yaitu tidak tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa, yaitu rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 84,12 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa, persentase ketuntasan hasil belajar siswa adalah 87,50% dengan kategori ketuntasan yaitu tuntas. Dengan kata lain siswa telah mencapai nilai KKM pada siklus dua. Ketuntasan klasikal dan individu siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini berdasarkan hasil nilai rata-rata ulangan harian siswa yang mengalami selisih peningkatan dari skor dasar ke siklus I sebesar 2,51%. Dengan demikian terjadi peningkatan secara keseluruhan sebesar 11,26%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan sesuai dengan hasil penelitian. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVC SD Negeri 167 Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016.

11 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilaksanakan dapat di simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas IV C SD Negreri 167 Pekanbaru, peningkatan hasil belajar ini di dukung oleh : 1. Aktivitas guru mengalami peningkatan, pada siklus I pertemuan pertama dan kedua adalah 71,44 terjadi peningkatan menjadi 82,14 pada pertemuan kedua. Pada siklus II petemuan pertama dan kedua adalah 85,71% terjadi peningkatan menjadi 92,85%. 2. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I pertemuan pertama dan kedua adalah 73,07% terjadi peningkatan menjadi 76,92%. Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua adalah 85,76% terjadi peningkatan menjadi 90,38%. 3. Peningkatan hasil belajar siswa, pada skor dasar nilai rata-rata siswa adalah 75,60 meningkat menjadi 77,50 dengan peningkatan 2,51% pada siklus I, meningkat lagi menjadi 84,12 pada siklus II dengan peningkatan 11,26%. 4. Persentase ketuntasan klasikal belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada skor dasar 30% meningkat menjadi 62,50% pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 87,50%. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru diharapkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA Sekolah Dasar. 2. Bagi sekolah, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran agar dapat meninngkatkan mutu pendidikan, terutama pada pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Daud dan Mahmud Alpusari. 2011. Pendidikan IPA sekolah Dasar. Cendikia Insani. Pekanbaru Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada. Medan Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Ringkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta Musfiqon. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Depok

12 Syarifuddin, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Cendikia Insani. Pekanbaru Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta Tim Bina IPA. 2013. Buku Paket IPA Kelas IV. Yudhistira. Jakarta Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yuama Widya. Bandung