BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Daerah No 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2012, hlm M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, PT. Raja Grafindo Persada,

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memang masih merupakan negara berkembang, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ini berisikan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEGIATAN USAHA DAN PERKEMBANGAN MINIMARKET DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah kegiatan menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir perkembangan ekonomi di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini, banyak sekali yang memperdebatkan mengenai pasar tradisional melawan ritel modern. Segalanya bermula ketika banyak pedagang pasar tradisional yang ngandang atau gulung tikar diakibatkan karena adanya ritel modern yang semakin banyak. Peraturan Presiden yang mengatur tentang hal ini pun telah dikeluarkan, yaitu Peraturan Presiden (Perpres) No 112 tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan serta toko modern, yang telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 desember 2007 lalu. Dan dalam Peraturan Daerah No 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta, sudah diatur bahwa jarak antara pasar tradisional dan ritel modern minimal 2,5 kilometer. Sementara itu pada kenyataannya setiap 500 meter diwilayah pinggiran kota, kita sangat mudah menemukan pasar-ritel modern dan minimarket. 1 Seiring berjalannya waktu, gaya hidup masyarakat di desa gebog kudus sudah menyamai gaya hidup kota modern. Hidup dengan gaya konsumtif dengan berbelanja diritel modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang semakin berkembang di masyarakat kudus. Mudahnya menjumpai ritel modern disekitar tempat tinggal kita yang menjanjikan kemudahandan kenyamanan dalam berbelanja. Adanya pasar tradisional yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat yang merakyat dan sudah turun temurun sebagai satu indikator bagaimana kemajun ekonomi masyarakat di suatu wilayah. karena banyak gempuran persingan ritel modern maka para pelaku pasar tradisional berharap 1 Peraturan Daerah No 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta. 1

2 agar pemerintah sebagai regulator harus mampu mewadahi semua aspirasi yang berkembang tanpa ada yang dirugikan. 2 Menurut survey yang dilakukan AC. Nielses jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 1,7 juta atau sekitr 73 persen dari keseluruhan pasar yang ada. Namun laju dari pertumbuhan ritel modern rata-rata,mempunyai spesifikasi barang dagangan yang hampir sama sehingga berpeluang mengakibatkan terjadi persaingan diantara dua pasar tersebut, jika dibiarkan antara kedua pasar tersebut dapat menggeser keberadaan pasar tradisional. 3 Di kabupaten kudus terdapat beberapa supermarket dan banyak mini market lainnya di pinggiran kota. Tidak hanya di kota-kota tetapi di tiap kecamatan terdapat mini market lebih dari dua unit. Dengan keberadaan yang seperti itu maka menjadikan sifat konsumtif pada masyarakat, sifat konsumtif menjadikan pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang di inginkan tanpa memikirkan barang tersebut harganya murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, bahkan hanya untuk pamer-pameran saja, sehingga bagi mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu. Dan sifat konsumtif pula menjadikan kesempatan untuk menabung menjadi berkurang dan cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang. 4 Penelitian AC Nielsen tahun 2007 menyatakan bahwa 93% konsumen mengatakan kegiatan berbelanja adalah hiburan dan rekreasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat melakukan pembelian aktual, konsumen tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga kebutuhan emosionalnya, seperti ingin berkreasi, kebutuhan akan rasa gengsi pada saat berbelanja, sehingga cenderung konsumen mencari tempat perbelanjaan yang memuaskan harapannya. 2 W. Purwanto, Analisa Persaingan Pasar Tradisional dan Ritel modern di Kawasan Ciledug Tangerang, Jurnal MIX, Vol 5 No. 3, Oktober 2012, hlm. 113-124. 3 Sumintarsih, dkk. Eksistensi Pasar Tradisional Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, 2011, hlm. 2-3. 4 http://sweetcandy-just4me.blogspot.com/2010/11.

3 Pada dasarnya gaya hidup masyarakat Kudus kalangan menengah keatas cenderung berbelanja ke ritel modern dikarenakan kenyamanan dalam berbelanja, lebih higienis dan bebas memilih sesuai dengan selera. Masyarakat kelas menengah keatas cenderung memutuskan pembelian tergantung pada situasi dimana persediaan barang kebutuhan dirumah sudah habis. Sedangkan gaya hidup kelas menengah kebawah, mereka banyak yang menggantungkan hidupnya terhadap pasar tradisional, dikarenakan pasar tradisional dilihat dari segi harga lebih terjangkau dari pada di ritel modern dan sesuai dengan pendapatan masyarakat kelas menengah kebawah. Seiring dengan perkembangan waktu adanya modernisasi dan meningkatnya kesejahteraan masyarkat, banyak masyarakat di desa gebog kudus yang berbelanja di ritel modern (hypermarket) dan mulai enggan berbelanja ke pasar tradisional. Menurut Limanjaya Wijaya tidak sedikit konsumen yang merubah perilaku belanjanya dari pasar tradisional pindah, coba-coba (trial),dan cari alternatif (switching) ke ritel modern. Hal ini wajar karena kondisi pasar tradisional identik dengan becek, kotor dan kurang nyaman. Kelemahan pasar tradisional inilah yang menjadi daya jual bagi ritel modern. 5 Dalam hal ini pelanggan sangat memperhatikan hal-hal terkait dengan nilai tambah terhadap kenyamanan mereka dalan melakukan aktivitas belanja, mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja merupakan aktivitas rekreasi, maupun keanekaragaman pemenuhan kebutuhan mereka dalam satu lokasi (one stop shoping). Akan tetapi merosotnya eksistensi pasar tradisonal bukan sepenuhnya akibat adanya ritel modern, karena pada kenyataannya menurunnya omset pasar tradisional juga dipengaruhi oleh perubahan selera konsumen. Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada pasar tradisional dan ritel modern misalnya Indomaret menyatakan bahwa konsumen lebih memilih membeli di ritel modern dikarenakan prosesnya yang mudah, bisa memilih 5 Limanjaya dan Wijaya Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 2, Oktober 2009, hlm. 53-64.

4 sendiri barang yang akan dibeli, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa harga yang ditetapkan di ritel modern tidak bisa di tawar berbeda halnya jika membeli di pasar tradisional, demikian halnya pada segmen pembeli yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen ritel modern adalah anak muda berbeda dengan konsumen pasar tradisional yang sebagian besar adalah usia dewasa, perbedaan inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan mengenai factor psikografis yang melatar belakangi keputusan pembelian konsumen untuk membeli di ritel modern maupun pasar tradisional. 6 Peneliti memilih lokasi di desa gebog kudus karena pertimbangan latar belakang dan pendapatan masyarakat yang beragam dari masyarakat yang notabane perekonomiannya kelas bawah, menengah dan atas. Sehingga memicu beragam tingkat konsumsi, kebiasaan atau perilaku belanja, dan beragamnya keputusan mereka dalam memilih atau menentukan jasa pasar yang akan mereka pilih, dari sana pula akan tergambar jelas psikografis konsumen yang sangat berbeda antara konsumen pasar tradisional dan konsumen ritel modern. Dengan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Peran Faktor Psikografis Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk (Studi Komparasi Ritel modern dan Pasar Tradisional di desa Gondosari Gebog Kudus). B. Fokus Masalah Untuk hasil yang lebih baik dari sebuah penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah. Supaya arah pembahasan sesuai dengan permasalahan yang akan diuraikan, maka memfokuskan pada permasalahan yang sebenarnya. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Penelitian ini mengambil objek pada psikografis konsumen terhadap keputusan pembelian pada masyarakat desa gebog Kudus 6 Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada pasar tradisional dan ritel modern di Gebog Kudus, 10 Desember 2015.

5 2. Analisis mengenai minat dan opini konsumen terhadap keputusan pembelian produk pada pasar tradisional dan ritel modern. C. Rumusan Masalah Dikarenakan antara pasar tradisional dan ritel modern pada saat ini bersaing, dari segi produk, kualitas, kenyamanan dan kebersihannya. Hal ini sangat mempengaruhi minat dan opini masyarakat mengenai hal tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada pasar tradisional di desa Gebog Kudus? 2. Bagaimana peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada ritel modern di desa Gebog Kudus? 3. Bagaimana perbandingan antara peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pemebelian pada pasar tradisional dan ritel modern di Desa Gebog Kudus? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada pasar tradisional di desa Gebog Kudus. 2. Untuk mengetahui peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada ritel modern di desa Gebog Kudus. 3. Untuk mengetahui perbandingan antara peran faktor psikografis konsumen dalam melakukan keputusan pemebelian pada pasar tradisional dan ritel modern di Desa Gebog Kudus. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dirumuskan dari pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua kegunaan yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

6 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Pihak Akademik Sebagai sumbangan pemikiran yang membantu dalam mempelajari praktek-praktek dalam bidang pemasaran lebuh jauh, khususnya berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi peneliti selanjutnya mengenai perkembangan ilmu Ekonomi Islam pada umumnya dan bidang manajemen pemasaran khususnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pengusaha dan pedagang Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengusaha terutama dalam bidang pemasaran berkaitan dengan peran aspek prsikografis seorang konsumen dalam membeli sebuah produk. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh konsumen tentang memilih pasar tradisional dan ritel modern di desa Gebog Kudus. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan ini akan menjelaskan kerangka penulisan yang merupakan konsep dasar dalam pembahasan selanjutnya. Adapun sistematika penulisanya sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian yang berada sebelum tubuh karangan yang meliputi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar. 2. Bagian Isi Pada skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu :

7 Bab pertama berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua kajian pustaka, meliputi: psikografis, konsumen, keputusan pembelian, produk, pasar, ritel modern, pasar tradisional, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Bab ketiga metode penelitian, dalam bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, subjek penelitian, sumber data, lokasi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, teknik analisis data. Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini akan menguraikan analisa data yang berisi tentang gambaran umum obyek penelitian data deskripsi, proses dan analisa data. Bab kelima penutup, berisikan mengenai kesimpulan dari analisis data serta mengajukan beberapa saran-saran berkaitan dengan kesimpulan tersebut. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yakni buku-buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penulisan skripsi dan lampiran-lampiran yang mendukung isi skripsi.