DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 9 Tahun 2013

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN TENTANG

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

8. Unit Organisasi Layanan Campuran adalah unit organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan secara internal dan eksternal.

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 43

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG


DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Drs.H.Adang Tadjuddin,M.Si. Drs.H.ADANG TADJUDDIN,M.Si

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL


BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI PINRANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan, Pemantauan, dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkunga

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN SAL;SSA

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 26 TAHUN 2013

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGENDALIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 5 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013

BERITA NEGARA. No.730, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Standar Operasional Prosedur. Pedoman.

MANNA, 04 DESEMBER 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PRINSIP, JENIS SOP AP, FORMAT DOKUMEN, KETENTUAN PENULISAN, DAN PENETAPAN SOP AP

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR 41 TAHUN 2013

Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Koperasi dan Kabupaten Mojokerto. Bab1 Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 121 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013

Memahami Standar Operasional Prosedur. Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAGIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SETDA KABUPATEN LAMONGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 111 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TAHUN 2013

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN PROFIL INVESTASI DAERAH

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 23 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan petunjuk yang jelas tentang langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam menyelesaikan kegiatan dan melaksanakan kebijakan administrasi Pemerintah Kabupaten Sumedang telah ditetapkan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang; b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Stándar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan dan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi, maka Peraturan Bupati Sumedang Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 5038); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang. 3. Bupati adalah Bupati Sumedang. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Kabupaten Sumedang yang bertanggung jawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Satuan Polisi Pamong Praja. 5. Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang. 6. Prosedur adalah langkah-langkah maupun tahapan mekanisme yang harus diikuti oleh seluruh unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. 7. Kegiatan adalah penjabaran dari fungsi dan rincian tugas untuk mencapai hasil kerja tertentu, sesuai dengan langkah-langkah kerja yang telah ditentukan dalam standar operasional prosedur. 8. Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. 9. Administrasi pemerintahan adalah pengelolaan proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang dijalankan oleh organisasi pemerintahan. 10. Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SOP AP adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 11. SOP teknis adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. BAB II TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2 Pedoman ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi SKPD dalam mengidentifikasi, menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan, memonitor serta mengevaluasi SOP AP sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah.

Bagian Kedua Sasaran Pasal 3 Sasaran yang dicapai: a. setiap SKPD memiliki SOP AP masing-masing; b. penyempurnaan proses penyelenggaraan pemerintahan; c. ketertiban dalam penyelenggaraan pemerintahan; dan d. peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Bagian Ketiga Manfaat Pasal 4 Manfaat SOP AP dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan adalah: a. sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; b. mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas; c. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan; d. membantu aparatur menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari; e. meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; f. menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan; g. memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi; h. menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur; i. memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh aparatur dalam melaksanakan tugasnya; j. memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi aparatur; k. memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya; l. sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan; m. menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; n. membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan; o. membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan. Prinsip-prinsip SOP AP terdiri atas: a. prinsip penyusunan SOP AP; dan BAB III PRINSIP Bagian Kesatu Umum Pasal 5

b. prinsip pelaksanaan SOP AP. Bagian Kedua Prinsip Penyusunan SOP AP Pasal 6 Prinsip penyusunan SOP AP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah: a. kemudahan dan kejelasan, yaitu prosedur yang distandarkan harus mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua pegawai; b. efisiensi dan efektivitas, yaitu prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas; c. keselarasan, yaitu prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar lain yang terkait; d. keterukuran, yaitu keluaran prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas/mutu baku tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya; e. dinamis, yaitu prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang; f. berorientasi pada pengguna, yaitu prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna; g. kepatuhan hukum, yaitu prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan h. kepastian hukum, yaitu prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum. Bagian Ketiga Prinsip Pelaksanaan SOP AP Pasal 7 Prinsip pelaksanaan SOP AP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah : a. konsisten, yaitu SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi yang relatif sama, oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan; b. komitmen SOP AP, yaitu harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan yang tertinggi; c. perbaikan berkelanjutan, yaitu pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif; d. mengikat, yaitu SOP AP harus mengikat pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan; e. seluruh unsur memiliki peran penting, yaitu seluruh pegawai mempunyai peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan; dan f. terdokumentasi, yaitu seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik.

BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN SOP AP Bagian Kesatu Jenis Pasal 8 (1) SOP yang disusun adalah SOP AP yang merupakan standar operasional prosedur bersifat umum dan tidak rinci, dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang pelaksana dengan lebih dari satu peran atau jabatan. (2) Format SOP AP merupakan format diagram alir bercabang (branching flawcharts) dengan ketentuan: a. dipisahkannya unsur pelaksanaan dalam kolom yang terpisah dari kolom kegiatan; b. menggambarkan prosedur kegiatan dalam bentuk simbol yang dihubungkan secara bercabang-cabang; c. simbol yang digunakan hanya terdiri dari 5 (lima) simbol, yaitu: 1. simbol kapsul/terminator ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan berakhir; 2. simbol kotak/processs ( ) untuk mendeskri psikan proses atau kegiatan eksekusi; 3. simbol belah ketupat/decision ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan pengambilan keputusan; 4. simbol anak panah/panah/arrow ( ) untuk mendeskripsikan arah kegiatan (arah proses kegiatan); 5. simbol segi lima/off-page conector ( ) untuk mendeskripsikan hubungan antar simbol yang berbeda halaman. (3) Pada setiap SKPD dapat dibentuk tim penyusun SOP AP yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. Bagian Kedua Dokumentasi SOP AP Pasal 9 (1) Dokumen SOP AP memuat: a. halaman judul (cover), yang memuat : 1. lambang Daerah; 2. judul dokumen SOP AP; 3. tahun pembuatan; dan 4. Nama SKPD beserta alamat; b. Keputusan Bupati tentang pengesahan SOP AP SKPD, yang ditandatangani oleh Kepala SKPD atas nama Bupati; c. daftar isi; d. format SOP AP, terdiri dari: 1. format SOP 1, meliputi deskripsi unit organisasi yang memuat: a) visi; b) misi; c) moto/janji layanan. 2. format SOP 2, yang merupakan identitas/informasi mengenai prosedur yang akan distandarkan dan memuat: a) lambang daerah dan nama SKPD; b) nomor SOP; c) tanggal pembuatan;

d) tanggal revisi; e) tanggal efektif; f) pengesahan oleh pejabat yang berkompeten; g) nama/judul standar operasional prosedur; h) dasar hukum; i) keterkaitan; j) peringatan; k) kualifikasi pelaksana; l) peralatan/perlengkapan; dan m) pencatatan dan pendataan. 3. format SOP 3, memaparkan tentang uraian mengenai langkahlangkah kegiatan beserta mutu baku dan keterangan secara sistematis dari prosedur yang distandarkan dan memuat: a) nomor urut kegiatan; b) uraian kegiatan yang berisi langkah/prosedur; c) pelaksana yang merupakan pelaku kegiatan; d) mutu baku (kelengkapan, waktu dan output); dan e) keterangan. (2) Contoh halaman judul (cover), Keputusan Bupati tentang pengesahan SOP AP SKPD, dan format SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PENGAWASAN Pasal 10 Kepala SKPD penyelenggara kegiatan di lingkungan Pemerintah Daerah, wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan internal terhadap pelaksanaan SOP AP. Pasal 11 (1) Dalam rangka efisiensi dan efektivitas atas pelaksanaan SOP AP, dilakukan evaluasi secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh SKPD penyelenggara kegiatan, lembaga yang berwenang melakukan evaluasi di lingkungan Pemerintah Daerah atau lembaga independen yang diminta bantuannya oleh Pemerintah Daerah. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sumedang Nomor 70 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2010 Nomor 70), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 15 Januari 2014 BUPATI SUMEDANG, ttd ADE IRAWAN Diundangkan di Sumedang pada tanggal 15 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, ttd ZAENAL ALIMIN BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 NOMOR 15

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DOKUMENTASI SOP AP A. HALAMAN JUDUL (COVER) Lambang Daerah STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SKPD... Judul Dokumen Standar Operasional Prosedur Tahun Tahun Pembuatan SKPD. Jl... Nomor... Sumedang (kode pos) Telp:..., Faks:... Website... email:... Alamat SKPD

B. Keputusan Bupati Sumedang (ditandatangani Kepala SKPD a.n. Bupati Sumedang) KOP SKPD KEPUTUSAN BUPATI SUMEDANG NOMOR :... TENTANG PENGESAHAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR... SKPD... BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa...; b. bahwa...; c. dan seterusnya; Mengingat : 1. Undang-Undang...; 2. Peraturan Pemerintah...; 3. Peraturan Presiden.; 4. Peraturan Menteri...; 5. Peraturan Daerah ; 6. Peraturan Bupati.; 7. dan seterusnya; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : (memuat tentang pengesahan SOP SKPD...) KEDUA : (memuat tentang maksud dan tujuan disusunnya SOP AP) KETIGA : (memuat tentang evaluasi SOP AP) KEEMPAT : (memuat tentang pemberlakuan Keputusan ini) Ditetapkan di Sumedang pada tanggal... a.n. BUPATI SUMEDANG KEPALA SKPD..., NAMA

C. FORMAT SOP 1) Format SOP 1, deskripsi unit organisasi LAMBANG DAERAH (Nama SKPD) PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG VISI MISI MOTO/JANJI LAYANAN 1 2 3 Cara Pengisian : Penyusunan Standar Operasional Prosedur 1 diisi dengan mendeskripsikan SKPD. Nama SKPD Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Diisi dengan nama SKPD Diisi dengan visi yang ada dalam Rencana Strategis SKPD Diisi dengan misi yang ada dalam Rencana Strategis SKPD Diisi dengan moto/janji layanan yang ada kaitannya dengan pelayanan umum/publik.

2) Format SOP 2, identitas mengenai prosedur yang akan distandarkan Lambang Daerah NAMA SKPD Nomor Standar Operasional Prosedur Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Nama Standar Operasional Prosedur: Dasar Hukum: 1. 2... Keterkaitan: 1. 2... Peringatan: 1. 2. Kualifikasi Pelaksana: Peralatan/Perlengkapan: 1. 2.... Pencatatan dan Pendataan: Cara Pengisian: Nama SKPD Nomor Standar Operasional Prosedur Diisi dengan Nama SKPD atau UPTD / UPTB Diisi dengan nomor yang di SOP-kan. Penomoran sesuai tata naskah dinas Tanggal Pembuatan Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun pengesahan Standar Operasional Prosedur Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Nama Standar Operasional Prosedur Dasar Hukum Keterkaitan Peringatan Diisi dengan : Kualifikasi Pelaksana Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun Standar Operasional Prosedur direvisi Diisi dengan tanggal mulai berlaku Standar Operasional Prosedur Diisi dengan Nama Jabatan yang berkompeten mengesahkan (Kepala SKPD) Diisi dengan nama prosedur yang akan distandarkan berdasarkan kegiatan unit kerja terkecil sesuai tupoksi Diisi dengan peraturan perundang-undangan yang mendasari prosedur yang distandarkan beserta aturan pelaksanaannya Diisi dengan penjelasan mengenai keterkaitan prosedur yang distandarkan dengan prosedur lain yang distandarkan - penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. - peringatan memberikan indikasi berbagai permasalahan yang mungkin muncul dan berada di luar kendali pelaksana ketika prosedur dilaksanakan dan berbagai dampak yang ditimbulkan. - Dalam hal ini dijelaskan pula bagaimana cara mengatasinya. Diisi dengan penjelasan mengenai kompetensi (keahlian dan keterampilan) pegawai yang dibutuhkan dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang distandarkan. Peralatan/Perlengkapan Diisi dengan penjelasan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur yang distandarkan. Pencatatan/Pendataan Diisi dengan penjelasan mengenai berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang telah distandarkan.

3) Format SOP 3, yang merupakan uraian mengenai langkah-langkah kegiatan, pelaksanaan kegiatan, mutu baku dan keterangan No Uraian Kegiatan Pelaksana 1 Pelaksana Kegiatan Pelaksana 2 Pelaksana 3 Persyaratan/ Kelengkapan Mutu Baku Waktu Output Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 dst Cara Pengisian: No Uraian kegiatan Pelaksana Mutu Baku Persyaratan Waktu Output Keterangan Diisi dengan nomor urut dari uraian kegiatan Diisi dengan proses sejak dari mulai sampai dihasilkannya sebuah output untuk setiap prosedur sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kegiatan masing-masing unit organisasi yang bersangkutan Diisi dengan pelaksana kegiatan yang bersangkutan, mulai dari pejabat yang pertama kali melaksanakan kegiatan sampai pejabat yang terakhir melaksanakan kegiatan ( pejabat struktural/pejabat fungsional tertentu/pejabat fungsional umum) Diisi dengan persyaratan dan kelengkapan yang diperlukan, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan output pada setiap aktivitas yang dilakukan Diisi dengan persyaratan yang harus dilakukan/ yang tersedia untuk melakukan setiap uraian kegiatan Diisi dengan lamanya waktu yang paling maksimal dalam melaksanakan setiap tahapan uraian kegiatan Diisi dengan hasil yang dicapai dalam setiap tahapan uraian kegiatan Hal-hal yang perlu diinformasikan atau dapat diisi apabila ada keterkaitan dengan SOP lain baik internal maupun eksternal SKPD BUPATI SUMEDANG, ttd ADE IRAWAN