FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA KEMBANG KUNING CEPOGO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Penelitian. Peningkatan populasi lanjut usia yang lebih banyak akan terjadi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh : NURI WIDIYANINGSIH J 210 050 021 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat disediakan pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu, dan terjangkau. Hal ini perlu dukungan dnegan komitmen yang tinggi terhadap kemauan, etika, dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan yang tinggi, dengan prioritas kepada upaya kesehatan dan pengendalian penyakit di samping penyembuhan dan pemulihan (Febri, 2006). Masalah kesehatan jiwa di masyarakat semakin luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan ilmu kedokteran jiwa yang berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi: masalah kualitas hidup, masalah gangguan jiwa, serta masalah psikososial (Kuntjoro, 2002). Propinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi besar dengan jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2000 mencapai 9,6 persen. Angka tersebut jauh di atas jumlah lansia Nasional yang hanya 7,6 persen pada tahun 2000.

2 Usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun, dimana penduduk lansia wanita ratarata 67,2 tahun dan pria 63,8 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter tersebut berdampak pada berbagai persoalan yang akan dihadapi seperti masalah sandang, pangan, papan, kesehatan, ekonomi dan lainnya (Depkes, 2002). Meningkatnya jumlah lanjut usia maka membutuhkan penanganan yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial, dan budaya sehingga perlu adanya peran serta keluarga dan adanya peran sosial dalam penanganannya. Menurunnya fungsi berbagai organ lansia menjadi rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau kronis. Ada kecenderungan terjadi penyakit degeneratif, penyakit metabolik, gangguan psikososial, dan penyakit infeksi meningkat (Nugroho, 2004). Kelompok rentan yang mempunyai kemungkinan terbesar untuk menjadi korban peruabahan sosial adalah kelompok usia lanjut. Mereka yang memiliki konsep hidup tradisional, seperti harapan akan dihormati dan dirawat di masa tua, atau hubungan erat dengan anak yang telah dewasa. Pada kenyataannya harus hidup dalam sistem nilai yang berbeda dengan yang dianut misalnya kurang perasaan dihormati, karena anak tidak lagi tergantung secara ekonomi pada orang tua, serata kurangnya waktu bagi menantu perempuan untuk menjaga orang tua, karena bekerja. Keadaan ini dapat mempengaruhi psikologis dan kesejahteraan lanjut usia (Isfandari, 1999).

3 Pada umumnya masalah kesepian adalah masalah psikologis yang paling banyak dialami lanjut usia. Beberapa penyebab kesepian antara lain (1) Longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak karena anak-anak sudah dewasa dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan penanganan yang terlampau rumit (2) Berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktivitas sehingga waktu yang bertambah banyak (3) Meninggalnya pasangan hidup (4) Anak-anak yang meninggalkan rumah karena menempu pendidikan yang lebih tinggi, anak-anak yang meninggalkan rumah untuk bekerja, (5) Anak-anak telah dewasa dan membentuk rumah tangga sendiri. Beberapa masalah tersebut akan menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi orang lanjut usia. Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis yang banyak mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia kurang mandiri (Suhartini, 2004). Pada orang lanjut usia umur 60-an sering mengalami depresi, mereka mengatakan kekhawatiran tentang rasa takutnya terhadap kematian, kehilangan keluarga atau teman karib, kedudukan sosial, pekerjaan, uang, atau mungkin rumah tinggi, semua ini dapat menimbulkan reaksi yang merugikan. Bagi kebanyakan orang lanjut usia, kehilangan sumber daya ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas. Menjadi hal yang mendapat perhatian ialah kekurangan kemampuan adaptasi berdasarkan hambatan psikologik, yaitu rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari rasa lebih muda dan yang dimodifikasi, diperkuat dan diuraikan sepanjang masa hidup individu (Maramis, 2004).

4 Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satu tempat untuk merawat lansia di Karisidenan Surakarta, dengan jumlah tempat hunian 85 tempat tidur. Rata-rata Panti Wredha Dharma Bhakti merawat dan menampung sekitar 89 lansia. Kegiatan-kegiatan setiap hari untuk lansia diatur sesuai jadual dan dilakukan secara rutin setiap hari. Hasil survey pendahuluan yang peneliti laksanakan di panti Sosial Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta, kepala panti menjelaskan jumlah lansia terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 56 orang yang tinggal di panti tersebut, beberapa disebabkan karena tidak mempunyai keluarga atau sengaja dititipkan oleh anggota keluarganya, namun demikian perhatian keluarga dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat diketahui bahwa minimal setiap minggu sekali keluarganya mengunjungi mereka, namun ada beberapa minggu baru dikunjungi oleh keluarga mereka. Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka sebenarnya lebih senang bersama-sama dengan anggota keluarga, tapi kaerna tidak ingin membebani anggota keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal di panti tersebut. Walaupun setiap harinya mereka berada di panti dan dapat mengikuti setiap kegiatan yang dijadwalkan tapi mereka masih selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Sehingga membuat mereka merasa cemas, kurang tidur, dan kadang bermimpi buruk tentang keadaan keluarga yang dirumah. Hal-hal tersebut merupakan beberapa gejala awal kecemasan lansia.

5 Menurut Stuart and Sundeen (1998) kecemasan adalah suatu keadaan perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal. Faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain frustasi, konflik, ancaman, harga diri, lingkungan yang berupa dukungan sosial, lingkungan, pendidikan, usia dan jenis kelamin. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiatmoko (2001), tentang dukungan sosial dengan derajat depresi pada lansia di poliklinik Geriatri RSUD Dr. Sarjito Yogyakarta, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan kesehatan termasuk cukup baik (51,5%), dukungan sosial berupa dukungan emosional (64,10%) dan dukungan keluarga sangat baik (68,50%), dan ternyata dengan dukungan sosial merupakan derajat depresi pada pasien lansia. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan suatu masalah sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lanjut usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada usia lanjut (lansia) di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan usia dengan terjadinya kecemasan pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. b. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan terjadinya kecemasan pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. c. Mengetahui hubungan kondisi psikis dengan terjadinya kecemasan pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. d. Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan terjadinya kecemasan pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktik dan teoritis sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Data dari penelitian ini dapat dijadikan data pendukung dalam memberikan pelayanan kepada lanjut usia. 2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Untuk penyediaan data dasar yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam penatalaksanaan lanjut usia.

7 Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lansia, sehingga membantu dalam pembelajaran terhadap kecemasan lansia. 3. Manfaat Bagi Peneliti Untuk menambah pemahaman dan pendalaman peneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lanjut usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. E. Keaslian Penelitian 1. Hidayat (2008) dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada pasien lansia di RSUD Garut. Metode penelitian menggunakan deskripstif dengan teknik wawancara. Alat analisis adalah menggambarkan suatu keadaan pasien. Metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 50 responden. Hasil penelitian yaitu bahwa umur responden tidak berhubungan dengan terjadinya kecemasan, jenis kelamin perempuan lebih berpengaruh terhadap kecemasan dibandingkan laki-laki, dukungan sosial berhubungan dengan terjadinya kecemasan lansia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah alat analisa. Penelitian di atas menggunakan gambaran sementara penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Teknik pengambilan sampel mengunakan purposive sampling sementara penelitian ini menggunakan total populasi. Lokasi penelitian di RSUD Garut sementara penelitian ini di Panti Lansia Wredha Dharma Bakthi Surakarta.

8 Persamaan penelitian terletak pada jumlah sampel yaitu berjumlah 50 responden. Variabel yang digunakan yaitu umur, jenis kelamin, dukungan sosial. 2. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cahyoputro (2008) tentang Hubungan antara Faktor Jenis Kelamin dan Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia di Desa Luwang Gatak Sukoharjo. Pengujian menggunakan Chi Square. Jumlah sampel sebanyak 142 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil uji menunjukkan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada lansia di Desa Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dengan p-value =0,001. sedangkan pada variabel dukungan sosial dengan tingkat kecemasan diperoleh nilai (p-value) sebesar 0,008. Perbedaan peneltiaan di atas adalah alat analisis, yaitu menggunakan Chi Square, responden 142 orang. Sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda dan responden berjumlah 50 orang. Persamaan penelitian adalah variabel penelitian, yaitu jenis kelamin dan dukungan sosial 3. Penelitian lain oleh Komari, M.N (2008) tentang Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stres pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif analitik dengan rancanga cross sectional, teknik pengambilan sampelnya dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 90 responden, pengujian menggunakan chi square.

9 Perbedaan penelitian di atas terletak pada alat analisis yaitu menggunakan Chi Square, sementara penelitian ini menggunakan regresi berganda. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 90 responden, sementara penelitian ini menggunakan total populasi dan sampel dengan 50 responden. 4. Penelitian oleh Sudibyo (2004) tentang Tingkat Kecemasan dan Faktor Sosial serta Motivasi Lansia Untuk Mandiri di panti Wedha Welas Asih, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada pokok permasalahannya, dalam hal ini peneliti meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan kecemasan. Perbedaan lain adalah tempat penelitian yaitu penulis melakukan penelitian di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. 5. Mulyani (2004) melaukan penelitian dengan judul Perbedaan Tingkat Kecemasan Lansia Yang Mempunyai dan tidak Mempunyai Keluarga di Panti Sosial Tresna Wreda Unit Budhi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji t Mann-Whitney, dimana hasil penelitian ada perbedaan tingkat kecemasan lansia yang mempunyai dan tidak mempunyai keluarga dengan p-value = 0,024. Perbedaan penelitian di atas menggunakan uji t Mann-Whitney,sedangkan penelitian ini menggunakan regresi berganda. Jumlah responden adalah 35 responden, sedangkan penelitian ini menggunakan 50 responden. Persamaan dengan penelitian di atas adalah mengenai masalah kecemasan para lansia.