Journal of Creativity Students

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

BAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

Jurnal Einstein 4 (2) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Bab III Metodologi Penelitian

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PENERAPAN SINTESA KERAMIK OKSIDA (SiO 2 -MgO) DAN KARAKTERISTIK KONSTANTA DIELEKTRIKNYA UNTUK APLIKASI KAPASITOR

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PENGARUH LAMA MILLING TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN MORFOLOGI TONER BERBAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH ), KARBON DAN POLIMER

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Lama Penggerusan terhadap Konstanta Dielektrik, Kekerasan, dan Mikrostruktur Keramik Oksida SiO 2 -MgO

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB I PENDAHULUAN. Keramik umumnya dikenal sebagai bahan isolator tetapi sebenarnya keramik

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Lama Penggerusan terhadap Konstanta Dielektrik, Kekerasan, dan Mikrostruktur Keramik Oksida SiO 2 -MgO

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

Bab 3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

APLIKASI PROSES OKSIDASI UNTUK MENENTUKAN POTENSI DAUR ULANG LIMBAH KACA (CULT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB III METODE PENELITIAN

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PENENTUAN RESISTIVITAS LISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA ELEKTRODA

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN

Karakterisasi Suseptibilitas Magnet Barium Ferit yang Disintesis dari Pasir Besi dan Barium Karbonat Menggunakan Metode Metalurgi Serbuk

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK MATERIAL CALCIUM COPPER TITANAT ( CaCu 3 Ti 4 O 12 ) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI TERKOMPUTERISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 7 KERAMIK Part 2

3 Metodologi Penelitian

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Dermawan, Herwan. Uji Kompaksi ASTM D698 dan ASTM D1557. Universitas Pendidikan Indonesia : Laboratorium Mekanika Tanah, 2009.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

Callister, D W Materials Science and Enginering. Eighth Edition. New York : John Willy & Soon.inc

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA.

Transkripsi:

Journal of Creativity Students 1 (1) (2016) Journal of Creativity Students http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs Sintesis Nanokomposit Stronsium Ferit-keramik Porselin Alumina sebagai Peningkat Struktur Dielektrik Kapasitor Berbahan Dasar Pasir Besi Mohamad Sobirin, Nita Rosita, Margi Fitriawan, Farida Usriyah, Reza Faizal, Agus Yulianto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Agustus 2016 Disetujui September 2016 Dipublikasikan Oktober 2016 Keywords: Dielektrik, komposit, stronsium, ferit, alumina, kapasitansi. Abstrak Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya mineral melimpah diantaranya adalah pasir besi, stronsium, dan keramik porselin. Bahanbahan tersebut sering digunakan sebagai bahan baku dalam komponen elektronik. Material keramik dari lempung dimanfaatkan sebagai dielektrik sedangkan stronsium dan pasir besi sebagai bahan ferit. Stronsium memiliki sifat yang ringan, tahan terhadap suhu tinggi, serta tidak mudah rapuh. Selain itu stronsium memiliki permitivitas listrik yang tinggi yang cocok digunakan sebagai bahan dielektrik pengisi kapasitor. Bahan dielektrik yang dapat menyimpan energi tinggi adalah bahan dielektrik berbentuk keramik. Keramik porselin alumina memiliki rumus kimia(al2o3). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan struktur dielektrik pada kapasitor dengan komposit stronsium feritkeramik porselin alumina. Untuk meningkatkan kualitas dari dielektrik maka dibuat komposit dari Sr ferit dan keramik alumina. Sehingga bahan dielektrik lebih ringan, tahan terhadap korosi, dapat menyimpan energi lebih banyak. Dielektrik dibuat dengan komposit stronsium ferit dan keramik porselin alumina dan perekat menggunakan PVA. Stronsium ferit disintesis dengan bahan baku utama stronsium oksida dan pasir besi. Bahan keramik diambil dari bahan-bahan alam lempung. Pembuatan komposit dengan variasi stronsium ferit dan keramik 0:20 gram, 5:15 gram, 10:10 gram, dan 15 : 5 gram. Pencetakan dilakukan menggunakan pompa hidraulik bertekanan 4 ton diameter cetakan 4 cm. Sintering dilakukan dengan menggunakan furnace pada temperatur 250oC. Karakterisai yang dilakukan adalah uji kuat tekan, uji kapasitansi, dan uji Microscopy dengan menggunakan SEM. Hasil uji kuat tekan menunjukkan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya stronsium ferit dan tertinggi dengan variasi stronsium ferit massa 15 gram adalah 34,7 x 102 kg. Uji kapasitansi menggunakan plat aluminium diperoleh nilai kapasitansi tertinggi pada variasi massa stronsium ferit 5 gram yaitu 11.5 nf yang dialiri arus AC 7 V. Struktur permukaan menunjukkan penambahan stronsium ferit pada komposit dielektrik adalah heterogen. 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Geduang D7 Lantai 2, Sekaran, Semarang, 50229, Indonesia E-mail: sobsob12@yahoo.co.id p-issn 2502-1958 1

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi berbasis bahan keramik semakin maju, hal ini terlihat dari banyaknya penelitian tentang bahan tersebut. Bahan keramik merupakan material dengan stuktural yang menarik dilihat dari karakteristiknya, misalnya kapasitas panas yang baik, konduktivitas panas rendah, ketahanan korosi yang baik, sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor, sifat magnetiknya dapat magnetik dan non-magnetik, sifat mekaniknya dapat keras dan kuat, namun rapuh yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi (Ismunandar, 2009). Salah satu jenis bahan yang terus dikembangkan adalah bahan keramik dielektrik. Dalam perkembangannya bahan keramik dielektrik diarahkan kepada diversifikasi, yaitu langkah pencarian bahan baru sebagai alternatif bahan yang telah ada. Berbagai bahan digunakan sebagai bahan dielektrik komponen listrik atau elektronik seperti keramik steatite (Kingery, 1976), CaTiO3(Deng, 2010) dan keramik MgTiO3 (Ptaff, 1994). Parameter-parameter proses pembuatan keramik sangat tergantung pada jenis keramik yang akan dibuat, bidang aplikasinya dan sifatsifat fisis yang diinginkan[4]. Berdasarkan komposisi campuran bahan baku, keramik porselin diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : Feldspatik Porselin, alumina Porselin dan Kristobalit Porselin[7]. Keramik porselin alumina mempunyai kontribusi yang signifikan antara sifat mekanik dan bisa digunakan sebagai bahan isolator listrik. Menurut Buchanan RC 1986 bahwa keramik dengan kuat tembus listrik / kuat dielektrik sekitar 9 11 kv/mm tergolong untuk pemakaian isolator listrik tegangan rendah/menengah). Sedangkan kuat dielektrik 9,9 15,8 kv/mm tergolong untuk porselin tegangan tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan isolator listrik tegangan listrik. [3] Dengan perkembangan teknologi elektronik dan keunggulan karakteristik frekuensi elektronik yang tinggi pada piranti elektronik memerlukan perkembangan pembuatan keramik dengan suhu yang rendah. Dan sintering dengan electrode Ag harus memiliki titik leleh yang lebih rendah(961 o C) [5]. Adapun proses dari pembuatan dengan metode ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.[2] Magnet keramik yang merupakan magnet permanen mempunyai struktur Hexagonal close-pakced. Dalam hal ini bahan yang sering digunakan adalah Barrium Ferrite (BaO.6Fe 2O3) Dapat juga barium digantikan bahan yang menyerupai (segolongan) dengannya, yaitu seperti Strontium (Thompson, 1968). Serbuk ferit jenis ini dapat disintesis dengan cara mencampurkan hematit (Fe2O3) dengan Barium Karbonat (BaCO3)Stronsium Karbonat (Sr6CO3), selanjutnya dipanaskan pada temperatur di atas 1000 o C. Proses pemanasan tersebut lazim dinamakan proses kalsinasi.[1] METODE PELAKSANAAN Pembuatan komposit dilakukan dengan cara mencampurkan bahan stronsium ferit dari sintesis pasir besi dan stronsium oksida dengan keramik porselin alumina dari tanah liat. Tanah liat yang digunakan mengandung feldspar, olivin, silika, dan alumina. Mencampurkan stronsium ferit dan tanah liat kedalam cawan dengan perbandingan 0 : 20 g, 5: 15 g, 10:10 g, 15:5 g. Menambahkan perekat PVAC 3 gram kedalam bahan campuran. Mengaduk bahan campuran sampai merata sehingga semua bahan tercampur. Menambahkan sedikit air sampai komposit basah. Selanjutnya mencetak dengan bentuk silinder diameter 4 cm, dan tinggi 1 cm dan tekanan hidrolik 4 ton. Terakhir 2

kalsinasi pada suhu 250 o C agar kandungan air dapat menguap. Pengujian dan karakterisasi yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan uji kapasitansi dielektrik. Kuat tekan merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN parameter penting dalam pengujian karena menentukan kekuatan struktur komposit dielektrik dengan penambahan stronsium ferit. Gambar 1. Grafik uji kuat tekan komposit dielektrik Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh nilai kuat tekan yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan stronsium ferit. Nilai tertinggi terdapat pada stronsium ferit dengan massa 15 gram dan paling rendah terdapat pada tanpa stronsium ferit. Stronsium ferit sebagai matriks pada komposit dielektrik. Matrik stronsium ferit dalam komposit berfungsi sebagai bahan mengikat keramik porselin menjadi sebuah unit struktur, melindungi dari perusakan eksternal, meneruskan atau memindahkan beban eksternal pada bidang geser antara keramik porselin dan matrik stronsium ferit, sehingga matrik stronsium ferit dan keramik porselin saling berhubungan maka struktur komposit dielektrik semakin kuat. Selain itu, uji kapasitansi dilakukan dengan cara meletakkan dielektrik komposit pada plat aluminium sejajar dan dihubungkan dengan AFG dan multimeter. Setelah itu tegangan AC diatur 7 Volt agar memperoleh nilai kapasitansinya. Maka nilai permitivitas dielektrik dapat diketahui dengan cara membagi nilai kapasitansi dengan dielektrik dan tanpa dielektrik. 3

Gambar 2. Hasil pengujian kapasitansi dengan variasi massa stronsium ferit 0 gram, 5 gram, 10 gram, dan 15 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada variasi stronsium ferit 5 gram dan terendah pada variasi stronsium ferit 15 gram. Menurunnya nilai kapasitansi disebabkan dielektrik komposit mengalami fasa jenuh pada variasi massa stronsium ferit lebih dari 5 gram. Matriks stronsium ferit mencapai maksimal dengan SEM dengan perbesaran 2000 kali. a. Variasi 0 gram stronsium ferit massa 5 gram. Karena terjadi peristiwa transfer muatan elektron dari pelat 1 ke pelat 2. Maka lebih dari 5 gram bahan komposit menjadi sebuah induktor. Jadi, dielektrik adalah suatu bahan isolator yang menyekat elektron, dan dari hasil penelitian variasi sampel komposit dielektrik dengan struktur kapasitansi tertinggi terdapat pada variasi massa stronsium 5 gram dengan keramik porselin 15 gram sebagai seratnya. b. Variasi 5 gram stronsium ferit 4

c. Variasi 10 gram stronsium ferit d. Variasi 15 gram stronsium ferit SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan penambahan stronsium ferit yang semakin banyak, maka akan meningkatkan kuat tekan dari komposit dielektrik. Nilai kapasitansi mencapai maksimum ketika perbandingan komposit dengan penambahan stronsium ferit 5 gram. Berdasarkan uji SEM maka struktur komposit dielektrik tersebar secara homogen. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak Laboratorium Kemagnetan Bahan D9 Unnes yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan memberi izin untuk menggunakan alat-alat yang mendukung penelitian kami. DAFTAR PUSTAKA Billah, Arif. 2006. Pembuatan Dan Karakterisasi Magnet Stronsium Ferit dengan Bahan Dasar Pasir Besi. Skripsi. Semarang : Jurusan Fisika FMIPA Unnes. Clareyna, Eqitha Dea, Lizda Johar Mawarani. 2013. Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 2, No. 2. Surabaya : Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Gade. 2011. Keramik Porselin Alumina Sebagai Bahan Isolator Listrik. Medan:FKIP UMN Al-Washliyah Medan. James Reed, 1994, Principle of Ceramics Processing, Jhon Wiley and Son, Inc Ling, Wei Wei, Ying He, etc. 2011. Magnetic and dielectric properties of low temperature fired ferrite/ceramic composite materials. Progress in natural science: Materials International. China: University of Electronic Science and Technology of China 5

Lutfi Ahmad A I.2008. Sintesis Mn Ferit Nanopartikel dengan Metode Sol Gel Berbahan Dasar Pasir Besi. Semarang : Jurusan Fisika FMIPA Unnes. Muljadi et all, 2002, Journal Fisika LIPI Utomo, Hadi Priyo. 2013. Pengaruh Lama Penggerusan terhadap Konstanta Dielektrik, kekerasan, dan Mikrostruktur Keramik Oksida SiO2- MgO. Skripsi Jurusan Fisika-Fakultas MIPA UM Wibowo, Wahyu Kunto, Yuningtyastuti, Abdul Syakur. 2014. Analisis Karakteristik Breakdown Voltage pada Dielektrik Minyak Shell Dialab pada Suhu 30 o -130 o. Semarang : Fakultas Teknik Undip. 6