IMPROVEMENT OF STUDENT LEARNING THROUGH ON LEARNING METHOD IPA DEMONSTRATION IN CLASS VIa SD STATE 01 KOTO BALINGKA Isnaini 1, Gusmaweti 1, Muhammad Sahnan 1 1) Teacher Education Program Elementary School 2) Faculty of Teacher Training and Education ung Hatta University E-mail: isnaini-juo @ yahoo.com Abstract This research is background by low cognitive aspects of student learning outcomes in science subjects in class 01 SD Negeri VIa Koto Balingka. This is because students feel that teaching science is a subject that is considered difficult so that they are not interested to learn. This study aims to improve student learning outcomes are seen from the cognitive aspects of student understanding of the learning material provided by the teacher through demonstration method in class VIa SDN 01 Koto Balingka. This research is a classroom action research, this study was conducted in two cycles of the first cycle was conducted on Monday 6th and Wednesday the 8th of January 2014, while the second cycle executed Wednesday 15th and Monday January 20, 2014 Based on the research that has been conducted can note that the average value of cognitive tests of student learning in the first cycle of 68.91%, and 80.09% for the second cycle. While the views of aspects of the student in the learning process in the first cycle with a percentage of 57.5% and 77.5% for the second cycle. So in this case it can be concluded that in learning science by using the method of demonstration can improve student learning outcomes VIa class of SD Negeri 01 Koto Balingka. Based on these results, the researchers suggested that teachers can implement demonstration method correctly in accordance with the material being taught. Keywords: Learning Outcomes, Demonstration, Science PENDAHULUAN Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa dalam belajar. Melalui keterampilan, sikap, ide, dan aspirasiyang menjurus pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Sehingga cara mengajar guru yang baik
merupakan kunci dan pra syarat bagi siswa untuk belajar dengan baik. Salah satu tolak ukur bahwa siswa belajar dengan baik terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut.dalam pengertian di atas yang aktif adalah siswa, sedangkan guru hanya berperan mendampingi siswa dalam belajar. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di kelas VIa SD Negeri 01 Koto Balingka nilai dari Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam melaksanakan pembelajaran IPA lebih banyak menggunakan metode yang konvensional, seperti metode ceramah, mengerjakan latihan pada LKS. Sehingga siswa kurang semangat dalam belajar karena lebih banyak belajar secara teori dibandingkan dengan praktik. Dampak yang timbul dari penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran IPA mengakibatkan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ini terlihat dari nilai Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014, sebanyak 14 orang dari 23 siswa yang tidak tuntas yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan, dengan nilai rata-rata 61,30% sementara KKM pada mata pelajaran IPA kelas Via SDN 01 Koto Balingka adalah 75%. Salah stu metode yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Dimana metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan berkesan karena siswa dapat melihat sekaligus mempraktikkanya secara langsung. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik. Adapun tujuan dari penelian ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VIa pada aspek kognitif dilihat dari pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui metode demonstrasi di SDN 01 Koto Balingka. 2. Peningkatan hasil belajar pada aspek siswa dalam proses pembelajaraan melalui metode demonstrasi di SDN 01 Koto Balingka.
3. Peningkatan hasil belajar pada aspek guru dalam mengelola pembelajaran melalui metode demonstrasi di SDN 01 Koto Balingka. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Menurut Kurt Lewin. (dalam Kunandar. 2008: 42), Penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Selain itu menurut Wardani, dkk.(2003) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Koto Balingka. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIa SDN 01 Koto Balingka, yang berjumlah 23 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013-2014 yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 januari sampai 13 januari 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 januari sampai 22 januari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2006: 16), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.setiap siklus meliputi Planning (rencana), action (tindakan), observation (observasi), dan reflection (refleksi). Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan persentase hasil belajar siswa dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang mana KKM pada mata pelajaran IPA telah ditetapkan 75% dan persentase hasil belajar diperoleh melalui tes akhir siklus, yaitu siklus I adalah 68,91% dan siklus II adalah 80,09%. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder.data primer diperoleh dari hasil observasi, tes hasil belajar, dan nilai ulangan harian dari setiap siklus pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip nilai siswa kelas VIa SDN 01 Koto Balingka pada Ulangan Harian (UH) I Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan tes. Untuk masing-masing diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Pengumpulan data melalui observasi merupakan kegiatan peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengkaji dan menganalisis data di lapangan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian ini. maka peneliti membuat dan menetapkan lembaran observasi yang berguna untuk mengarahkan peneliti untuk melakukan penelitian. 2. Tes Tes dilakukan untuk memperoleh data yang valid dan akurat atas kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA di kelas VIa Sekolah Dasar. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi penilaian aspek guru dalam mengelola pembelajaran Observasi ini dilakukan terhadap guru secara langsung ketika melakukan proses pembelajaran IPA. Dan ini dapat memberikan data tentang aspek guru dalam mengelola pembelajaran. 2. Lembar observasi aspek siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan terhadap siswa secara langsung ketika proses pembelajaran IPA berlangsung. Dan ini dapat memberikan data tentang aspek siswa dalam proses pembelajaran. 3. Lembar tes hasil belajar Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk tes objektif dan isian.materi tes berhubungan dengan kompetensi dasar yang dituntut dalam materi tersebut. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif yang di tawarkan oleh Wardhani. Hasil analisis dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi dapat dikatakan berhasil.hal ini dilihat dari hasil ulangan pada setiap siklusnya.
Sedangkan aspek guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik jika guru melakukan aspek yang diamati pada proses pembelajaran memperoleh persentase > 70%. Setelah didapat persentase aspek guru dalam mengelola pembelajaran pada setiap pertemuan, persentase tersebut dihitung rata-rata persiklus sehingga penilaian aspek guru dalam mengelola pembelajaran dianggap baik. Nilai hasil belajar yang dimaksud dari pendapat ahli di atas adalah nilai hasil belajar yang mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.hasil belajar ranah kognitif diukur dengan penilaian tes. Hasil analisis dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila setelah diadakan tes pada akhir siklus pembelajaran, siswa mendapat nilai rata-rata melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.Hal ini berarti metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajarn IPA di kelas VIa SD Negeri 01 Koto Balingka. HASIL DAN BEMBAHASAN 1. Deskripsi Siklus I Dalam kegiatan ini, peneliti berusaha mengenal dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi. a. Hasil Observasi Penilaian Aspek Guru dalam Mengelola Pembelajaran Tabel 04: Hasil Observasi Penilaian Aspek Guru dalam Mengelola Pembelajaran pada Siklus I Pertemuan Jlh skor Persena se Ketera- Ngan I 11 55% Kurang II 13 65% Kurang Rata-rata 24 60% Kurang Sumber: data primer Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat persentase penilaian aspek guru dalam mengelola pembelajaran siklus I memiliki rata-rata persentasenya 60%.Hal ini dimaksudkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum dikatakan baik. Karena belum mencapai target dalam indikator keberhasilan yaitu 75%.
b. Hasil Observasi Penialaian Aspek Siswa dalam Proses Pembelajaran Tabel 05: Hasil Penilaian Aspek Siswa Pertemu an pada Siklus I Juml ah skor Persenta se Ketera ngan I 10 50% Kurang II 13 65% Kurang Ratarata 23 57,5% Kurang Sumber: data primer Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat persentase penilaian aspek siswa dalam proses pembelajaran siklus I memiliki rata-rata persentasenya 57,5%. Hal ini dimaksudkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa belum dikatakan baik. Karena belum mencapai target dalam indikator keberhasilan yaitu 75%. c. Hasil Belajar IPA Siswa Hasil belajar IPA siswa diperoleh melalui tes akhir siklus I guna untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar IPA siswa melalui tes akhir sikus I pada hari Senin tanggal 13 Januari 2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 06: Hasil Tes IPA Siswa Siklus I Jlh Sis wa Nilai Ratarata KKM 23 68,91 75 Sumber: data primer Jumlah Ketuntasan Tdk Tuntas Tunt as 11 12 47,83 52,1 % % Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil tes IPA siswa pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Dari 23 siswa yang mengikuti tes, hanya 13 orang yang mendapat nilai di atas KKM 75, atau jika dipersentasekan hanya 56,52% dengan rata-rata 68,91. Sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 75%. 2. Deskripsi Siklus II Dalam kegiatan ini, peneliti berusaha mengenal dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.
1. Hasil Observasi Penilaian Aspek Guru dalam Mengelola Pembelajaran Tabel 09: Hasil Observasi penilaian aspek Guru dalam Mengelola Pembelajaran pada Siklus II Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran IPA memiliki rata-rata 77,5%. Dengan melihat persentase hasil observasi aspek guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75% termasuk dalam kategori baik. Perteman Jlh Persenta- Ketera- Skor Se Ngan I 14 70% Baik II 17 85% Baik Rata-rata 15,5 77,5% Baik 2. Hasil Observasi Penialaian Aspek Siswa dalam Proses Pembelajaran Tabel 10: Hasil Penilaian Aspek Siswa pada Siklus II Dalam Pembelajaran IPA melalui Metode Demonstrasi Di Kelas VIa SD Negeri 01 Koto Balingka Juml Pertemu Persenta Ketera ah an se ngan Skor I 14 70% Baik II 18 90% Baik Ratarata 16 80% Baik Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa dalam proses pembelajaran IPA memiliki rata-rata 80%. Dengan melihat persentase hasil observasi aspek siswa dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75% termasuk dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah menguasai tentang metode demonstrasi, ditambah lagi dengan adanya pelaksanaan percobaan dalam pembelajaran IPA, karena setiap pembelajaran IPA dengan melakukan tindakan percobaan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
hal ini membuat pengelolaan pembelajaran berjalan secara maksimal. c. Hasil Tes Belajar IPA Siswa Hasil tes belajar siswa diperoleh melalui tes objektif dengan jumlah soal 10 buah dan isian 4 buah yang diberikan pada siswa di akhir pertemuan pada siklus II. Tabel 11: Hasil Tes IPA Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Ratarata Ketunasa n Ratarata Ketunta san 68,91 41, 83% 80,09 82,61% Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali tes hasil belajar pada akhir siklus.pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi.peneliti menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi siswa aspek afektif, lembar observasi aspek guru dalam mengelola pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa berupa Ulangan Harian (UH). Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi merupakan hal yang jarang ditemui siswa, karena pada umumnya guru lebih banyak belajar secara teori dibandingkan secara praktik. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi di SD Negeri 01 Koto Balingka, meningkat dari siklus I dengan persentase sebesar 68,91% dan pada siklus II menjadi 80,09%, berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dan hal ini telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Peningkatan hasil belajar pada aspek siswa dalam proses pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi di SD Negeri 01 Koto Balingka, yaitu meningkat dari siklus I persentasenya adalah sebesar 57,5% dan pada siklus II menjadi 80%, berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II
dan hal ini telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Peningkatan aspek guru pada pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi di SD Negeri 01 koto Balingka yaitu meningkat dari siklus I persentasenya 60,00% dan pada siklus II menjadi 77,5%, berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dan hal tersebut telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. B. Saran 1. Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang ingin diuraikan sebagai berikut: 2. Guru diharapkan dapat merancang pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi yang merupakan alternatif untuk meningkatkan pembelajaran IPA, sehingga pembelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan dan lebih bermakna. 3. Agar hasil belajar yang diharapkan dapat meningkat, sebaiknya guru tidak hanya melakukan penilaian hasil saja, tetapi juga melakukan penilaian proses untuk melihat keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA. 4. Untuk kepala sekolah, dapat berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama sekali pada mata pelajaran IPA dengan penyediaan alat-alat percobaan. 5. Untuk peneliti selaku seorang guru, agar dapat menambah pengetahuan yang nantinya bermanfaat setelah penelitian selesai. 6. Untuk pembaca, agar bagi siapapun yang membaca tulisan ini dapat menambah wawasan kepada pembaca. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 1996. Teknik Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: BNSP. Drajat, Zakiyyah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Wardani, I,G,A,K., dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamdani. 2011. Strategi belajar menagajar. Bandung: Pustaka Setia. Haryanto, 2004.Sains Untuk SD Kelas VI. Jakarta: Erlangga. Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Muslichah, Asyari. 2006. Penerapan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sainis di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Purwanto.M.Ngalim. 1984. Psikolaogi pendidikan. Bandung: remaja Karya. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Proses Pendidikan. 2006. Jakarta: Kecana Prenada Media Group. Sudjana, Nana. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suhartanti, Dwi. Dkk. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidian Nasional.