2015 PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keadaan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi. perusahaan yang akan membayarkan devidendnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Fungsi ini penting karena dalam kegiatan operasinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dilakukan untuk menentukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen dapat menjadi sinyal

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan membutuhkan banyak investor untuk menanamkan modalnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini tantangan dalam dunia usaha semakin dirasakan oleh para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menentukan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering. dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB II KAJIAN PUSATAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam menjalankan usahanya selain untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan bisnis atau usahanya agar dapat terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. mengenai aliran kas bebas atau free cash flow. free cash flow didistribusikan untuk menjalankan proyek-proyek yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara seksama. Sebagaimana dikemukakan oleh Bishop et al. (2000) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kekayaan melalui penerimaan dividen maupun melalui capital gain

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS PROFITABILIAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masing-masing pemilik. Dividen merupakan sumber yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. laba, mengusahakan pertumbuhan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perekonomian dalam era globalisasi dari berbagai belahan dunia menunjukkan perkembangannya tak terkecuali Indonesia. Sebagai acuan dapat dilihat dari segi banyaknya perusahaan-perusahaan yang didirikan. Tidak hanya orang-orang asli Indonesia tetapi juga investor dari luar negeri pun sudah banyak yang tertarik menginvestasikan dananya di Indonesia. Banyaknya persaingan diantara pelaku usaha tersebut membuat semua berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Banyak hal yang membuat sebuah perusahaan melakukan go public, diantaranya karena perusahaan membutuhkan tambahan modal yang cukup besar dan tambahan modal tersebut akan tercapai dengan menjual saham di pasar modal kepada masyarakat. Tambahan modal ini dapat digunakan untuk pembiayaan ekspansi, pembuatan produk baru, dan lainlain. Bidang perusahaan yang sedang mengalami masa pertumbuhan yang tinggi beberapa tahun belakangan ini salah satunya bidang properti, karena tidak dapat dipungkiri rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia. Bisnis di bidang properti pada saat ini di pandang menjadi bisnis yang cukup menjanjikan terutama dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini populasinya sudah lebih dari 252 juta jiwa. Selama beberapa tahun ke belakang bisnis properti mengalami peningkatan pesat dimana harga dan pasar properti mengalami kenaikan. Bisnis yang dilakukan oleh perusahaan properti tidak hanya berfokus pada pembangunan kompleks perumahan saja tetapi juga mencakup pembangunan gedung serbaguna dan bertingkat, serta pembangunan kompleks pariwisata maupun industri.

2 Setelah beberapa kota besar di pulau Jawa, perkembangan pembangunan properti sudah mulai merambat ke daerah-daerah luar pulau Jawa, bahkan di tepi kota yang kemudian tumbuh menjadi kota mandiri ataupun di daerah-daerah yang memiliki prospek penjualan yang baik karena dukungan daya beli masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang. Dilansir di laman Bisnis UKM perkembangan bisnis properti mulai agresif. Pada tahun 2011-2012 kebutuhan perumahan di Indonesia mengalami peningkatan cukup tajam hingga mencapai angka satu juta unit rumah per tahunnya (Tanpa nama, 2012). Dari segi internal dalam menjalankan sebuah perusahaan terdapat hubungan antara pemilik (prinsipal) dan pihak manajemen sebagai agen. Pemilik yang juga merupakan investor mempekerjakan agen untuk melakukan tugas menjalankan perusahaan atas nama prinsipal serta diberi kewenangan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Manajemen dan prinsipal perusahaan merupakan pihak internal yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan. Bagi manajemen laporan keuangan dibutuhkan untuk mendapatkan informasi keuangan yang bertujuan sebagai pengendalian (controlling), pengoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan. Prinsipal sebagai pemilik perusahaan membutuhkan laporan keuangan untuk dianalisis agar perusahaan dapat dinilai berhasil atau tidaknya manajemen (Sugiono, A. dkk, 2010, hlm. 7). Pihak manajemen sebagai agen mempunyai dua alternatif perlakuan untuk laba bersih yang telah dipotong pajak (earning after tax), pertama untuk dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan yang berupa dividen. Dividen merupakan suatu distribusi laba kepada para pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan lembar saham yang dimiliki. Distribusi ini dapat dilakukan dengan tingkat persentase tertentu yang disesuaikan dengan keberhasilan perusahaan. Indikator yang dapat digunakan untuk menguji dividen adalah dividend payout ratio (rasio pembayaran dividen). Kedua, perusahaan dapat menginvestasikan kembali laba tersebut sebagai laba ditahan (retained earning)

3 untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sudah tentu pihak manajemen menginginkan pertumbuhan pesat pada perusahaan. Sedang dari sisi investor kepemilikan saham dapat membawa keuntungan financial. Pertama pembagian dividen yang akan dibagikan perusahaan tiap periodenya. Kedua investor dapat menjual saham yang dimilikinya dan mendapatkan capital gain. Capital gain merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005, hlm. 253) memaparkan bahwa: Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan saat akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau laba tersebut akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006, hlm. 298) memaparkan bahwa: Tidak benar kalau perusahaan harus membagikan semua laba sebagai dividen, hanya karena perusahaan harus membagikan dividen sebesarbesarnya. Laba dibenarkan untuk ditahan, kalau dana tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan perusahaan terdapat adanya hubungan antara pemilik (prinsipal) dan pihak manajemen sebagai agen. Pemilik yang juga merupakan investor mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk menjalankan perusahaan atas nama prinsipal serta diberikan kewenangan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Menurut Gitman dkk. (2011, hlm. 527) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan yaitu perjanjian hutang (debt covenant), likuiditas, posisi kas, prospek pertumbuhan perusahaan, dan kuasa

4 kendali para pemegang saham yang memiliki mayoritas saham perusahaan. Posisi pemegang saham dapat diartikan sebagai struktur kepemilikan pada perusahaan. Penelitian ini akan menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh pada kebijakan perusahaan dalam pembagian dividen, yaitu pertumbuhan perusahaan dan struktur kepemilikan. Pertumbuhan perusahaan diyakini sebagai salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang diberlakukan perusahaan. Menurut Mardiyanto (2008:277) pembagian dividen sebesar-besarnya dapat mengurangi dana investasi pada tahun mendatang yang justru akan mengurangi tingkat pertumbuhan laba dan juga menurunkan kekayaan pemegang saham di tahun depan. Struktur kepemilikan merupakan faktor lain yang diyakini dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham yang terdapat pada suatu perusahaan. Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil perusahaan dan juga akan ikut mempengaruhi kinerja perusahaan kedepannya. Jensen dan Meckling dalam Sugiarto (2009, hlm. 53) menyatakan bahwa terdapat adanya pengaruh struktur kepemilikan pada perilaku individu-individu dalam perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan dan struktur kepemilikan. Sedangkan variabel dependennya yaitu dividend payout ratio. Berikut data rata-rata dividend payout ratio, pertumbuhan perusahaan, dan struktur kepemilikan pada perusahaanperusahaan yang mendapat penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia periode 2012-2014. Tabel 1.1 Rata-rata Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Kepemilikan dan Dividend Payout Ratio

5 Variabel 2011 2012 2013 Pertumbuhan Perusahaan 19,51 kali 20,64 kali 9,49 kali Struktur Kepemilikan 49,20% 48,13% 37,92% Dividend Payout Ratio 22,59% 25,64% 28,82% Sumber: Laporan tahunan 2012-2014 yang diolah Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat persentase dari variabel pertumbuhan perusahaan, struktur kepemilikan, dan dividend payout ratio. Pada tahun 2012 sampai 2013 variabel pertumbuhan perusahaan mengalami penurunan yang pada tahun sebelumnya sebesar 20,64 kali menjadi 9,49 kali. Berbeda dengan dividend payout ratio pada tahun 2013 justru mengalami peningkatan sebesar 3,05% menjadi 28,82%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Fillya Afriani dkk. (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen yang diindikasikan dengan dividend payout ratio. Pada tahun 2011-2012 terlihat variabel struktur kepemilikan mengalami penurunan sebesar 1,07% menjadi 48,13% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 49,20%. Hal tersebut tidak diikuti dengan dividend payout ratio yang justru meningkat sebesar 3,05% menjadi 25,64% pada tahun 2012. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian I Made Agus S. Dinata, I Putu Yadnya (2014) bahwa struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penjabaran diatas terkait data rata-rata variabel penelitian pada perusahaan yang mengeluarkan dividen selama tiga tahun berturut-turut pada periode 2011-2013 dan uraian yang telah dipaparkan maka dapat diketahui telah terjadi fenomena gap yaitu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia yang menjadi juara bertahan pada penghargaan BCI Asia dalam kategori pengembang terbaik selama periode 2011-2014 sebagai populasi yang akan diteliti. Pemilihan tersebut dikarenakan pesatnya

6 pertumbuhan bisnis properti di Indonesia pada tahun-tahun tersebut. Perusahaan properti merupakan perusahaan yang berkecimpung di bidang properti seperti developer (pengembang yang membangun suatu kawasan pemukiman) maupun kontraktor (suatu badan usaha yang dikontrak untuk membangun suatu proyek). Perusahaan properti membutuhkan sumber dana yang besar untuk membiayai operasional perusahaan, salah satu sumber dananya dapat diperoleh dari saham. Penghargaan ini diselenggarakan oleh BCI Media Group yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa penjualan untuk proyek dalam industri bangunan dan konstruksi. Perusahaan ini senantiasa melakukan riset mengenai proyek-proyek konstruksi terbaru di Australia, New Zealand, dan Asia, dari awal konsep, tahap-tahap desain sampai tahap akhir konstruksi. BCI mengadakan penghargaan yang bertajuk penghargaan Pengembang Terbaik yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan arsitektur dan pengembangan dengan nilai proyek terbesar pada tahun tersebut dengan pertimbangan tingkat keberlanjutan perusahaan dan pemakaian konsep green building yaitu konsep bangunan yang dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan-Perusahaan yang Mendapat Penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia Periode 2011-2014. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya diketahui terdapat perbedaan pada hasil penelitian mengenai fakta-fakta yang mempengaruhi antara variabel bebas yaitu pertumbuhan perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap kebijakan dividen sebagai variabel terikat. Maka dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut:

7 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia periode 2011-2014? 2. Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia periode 2011-2014? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mempelajari pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia periode 2011-2014. 2. Mempelajari pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan sebagai Pengembang Terbaik versi Building and Construction Interchange (BCI) Asia periode 2011-2014. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Segi Akademik a. Sebagai sumbangan keilmuan bagi kajian ilmu Manajemen Keuangan. b. Sebagai perluasan wawasan dalam bidang ilmu Manajemen Keuangan. c. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong munculnya penelitian yang lebih mendalam dan menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya. 2. Segi Empirik

8 a. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi maupun acuan dalam menentukan pengambilan keputusan pembayaran dividen. b. Bagi para investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan acuan dalam memilih maupun pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa dividen perusahaan.