TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

dokumen-dokumen yang mirip
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

ADAPTASI BERBAGAI VARIETAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP PENGAPURAN DAN PEMBERIAN N, P DAN K DI LAHAN GAMBUT

JURNAL SAINS AGRO

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

Alfandi Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon Jl. Pemuda No 32 Cirebon ABSTRACT

POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Potential Rhizobium and Urea Fertilizer to Soybean Production (Glycine max L.) on The Former Rice Field

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine Max L. (MERILL)) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

Pengaruh Beberapa Sumber Bahan Organik Lokal terhadap Hasil Kedelai Pada Lahan Kering di Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH PEMBERIAN KAPUR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA TIPE KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Pengaruh Waktu Pemupukan dan Macam Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Transkripsi:

ISSN 1410-1939 TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND] Nur Asni dan Yardha 1 Abstract This investigation was aimed at obtaining technological package that was able to support and increase the production of soybean by evaluating genetic characteristics as the results of the application of various levels of fertilizer. The trial was conducted in Kecamatan Jujuhan, Bungo Regency from March through to September 2002. The experiment was arranged in a factorial randomized block design with three replicates. The first factor was soybean varieties, i.e. Wilis, Singgalang, Kipas Putih and Bromo, and the second factor was fertilizer application, i.e. SP-36 50 kg ha -1, urea 50 kg ha -1 + SP-36 125 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1, urea 50 kg ha -1 + SP-36 125 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1 + 1 ton lime + ME-17 kg ha -1 and urea 25 kg ha -1 + SP-36 62.5 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1 + 1 ton lime + ME-17 8 kg ha -1. The results showed that soybean cv. Bromo and Kipas Putih were the most responsive to fertilizer application and well adapted to dryland, with the productivity of 1.35 and 1,26 ton ha -1, respectively. Key words: soybean, Glycine max, fertilization, dryland. Kata kunci: kedelai, Glycine max, pemupukan, lahan kering. PENDAHULUAN Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pokok ke-tiga yang diusahakan di Indonesia setelah padi dan jagung. Sementara itu, sebagai sumber protein nabati, kedelai menduduki tempat pertama. Kebutuhan akan kedelai sebagai bahan makanan dan industri makanan ternak semakin meningkat, sehingga sejak Pelita IV Pembangunan Pertanian diarahkan untuk swasembada jagung dan kedelai. Untuk mencapai hal ini diperlukan usahausaha peningkatan produksi kedelai, di antaranya dengan jalan penyediaan varietas unggul dan teknologi tepat guna pada berbagai agroekosistem. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada beberapa agroekosistem, salah satu di antaranya adalah lahan kering. Provinsi Jambi mempunyai lahan kering yang cukup luas untuk pengembangan kedelai, diperkirakan luas lahan kering di propinsi ini mencapai 39,93% (BAPPEDA Propinsi Jambi, 2000). Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan kedelai di lahan kering adalah rendahnya hasil per satuan luas sehubungan dengan rendahnya tingkat kesuburan tanah dan potensi genetik suatu varietas. Sementara itu varietas tanaman yang diusahakan diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sebaik-baiknya guna mencapai potensi hasilnya. Kabupaten Bungo merupakan daerah lahan kering masam yang menjadi salah satu daerah sentra produksi kedelai di Provinsi Jambi. Namun demikian, dari hasil pengamatan di lapangan dan hasil penelitian sebelumnya, produksi kedelai di daerah ini relatif rendah yaitu 0,7 0,8 ton ha -1. Rendahnya hasil ini terutama disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang rendah, di samping kurang tersedianya varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi untuk lahan kering, serta penggunaan input yang belum optimal. Varietas unggul kedelai yang dihasilkan sudah cukup banyak, tetapi belum semuanya berkembang di tingkat petani. Salah satu penyebabnya adalah adaptasi varietas yang relatif terbatas dan kurang memenuhi keinginan petani, sehingga varietas kedelai untuk lahan kering, khususnya Provinsi Jambi, perlu dikaji. Selain itu, peningkatan kesuburan tanah lahan kering dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi fisik dan kimiawi lahan seperti penga- 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda, Kotabaru, Jambi. 77

Jurnal Agronomi 9(2): 77-82 puran, pemberian bahan organik dan anorganik terutama yang mengandung N, P dan K serta unsur mikro. Berdasarkan hal tersebut usaha peningkatan hasil kedelai di tingkat petani dapat dilakukan dengan evaluasi genetik serta paket pemupukan sesuai dengan agroekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi yang dapat menunjang dan meningkatkan produksi kedelai di tingkat petani, dengan evaluasi genetik pada beberapa tingkat pemupukan sesuai dengan agroekosistemnya. BAHAN DAN METODA Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani di Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi dari bulan Maret sampai dengan September 2002. Bahan dan alat yang digunakan adalah: 1) benih kedelai varietas Wilis, Singgalang, Kipas Putih dan Bromo, 2) pupuk urea, SP-36, KCl, pupuk kandang, kapur pertanian, dan ME-17, 3) insektisida, 4) herbisida, 5) fungisida 6) alat bantu yang terdiri dari karung plastik, hand sprayer, meteran dan ajir. Penelitian disusun secara faktorial dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor, di mana faktor pertama adalah empat varietas kedelai yaitu: Wilis, Singgalang, Kipas Putih dan Bromo, dan faktor kedua adalah empat dosis pemupukan yaitu: P1 = SP-36 50 kg ha -1, P2 = urea 50 kg ha -1 + SP-36 125 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1, P3 = ure 50 kg ha -1 + SP-36 125 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1 + 1 ton ha -1 kapur + ME-17 8 kg ha -1, P4 = urea 25 kg ha -1 + SP-36 62,5 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1 + 1 ton ha -1 kapur + ME-17 8 kh ha -1. Penempatan perlakuan di lapangan dilakukan dengan pola acak lengkap. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, jumlah buku subur, jumlah polong per rumpun, persentase polong bernas, berat 100 biji, dan berat biji kering. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri kimia tanah lokasi penelitian Hasil analisis tanah lapisan olah (0-20 cm) sebelum percobaan menunjukan bahwa tanah memiliki reaksi masam dengan N total rendah, ketersediaan P yang sangat rendah, Ca-dd, Mg-dd dan C organik rendah (Tabel 1). Tanah masam dengan ketersediaan hara yang rendah merupakan ciri tanah podzolik yang berproduktivitas rendah, sehingga lahan ini tergolong lahan marjinal. Dari hasil analisis tanah dapat diketahui bahwa tanaman kedelai yang ditanam pada lokasi ini perlu disuplai dengan unsur hara N, P, K, Ca dan bahan organik. Dengan demikian perlakuan pemupukan pada percobaan ini dirancang sesuai dengan kebutuhan tanaman kedelai pada lahan tersebut. Tabel 1. Hasil analisis tanah sebelum percobaan. Ciri kimia Nilai Kriteria ph H 2 O 4,87-5,00 Masam N total (%) 0,13-0,20 Rendah P tersedia (ppm) 2,86-3,50 Sangat rendah K total (me 100 g -1 ) 0,76-0,84 Sedang C organik (%) 1,80-1,90 Rendah Ca-dd (me 100 g -1 tanah) 1,00-1,18 Rendah Mg-dd (me 100 g -1 tanah) 0,20-0,30 Rendah Sumber: Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi Sidik ragam pengaruh pupuk dan varietas Sidik ragam pengaruh pupuk dan varietas terhadap karakter agronomis, komponen hasil dan hasil kedelai disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sidik ragam pengaruh varietas kedelai dan pemupukan terhadap karakter agronomis, komponen hasil dan hasil kedelai. Parameter yang diamati Pupuk Varietas Interaksi Tinggi tanaman tn ** tn Umur berbunga tn ** tn Umur panen tn ** tn Jml buku subur * ** * Jml polong per rumpun * ** * Persen polong bernas tn * tn Berat 100 biji tn ** tn Hasil per ha ** ** ** tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata Perbedaan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter yang diamati kecuali persentase polong bernas yang mempunyai nilai pengaruh nyata. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan genotipe dari varietas yang digunakan, karena varietas yang diuji berasal dari sumber genetik yang berbeda. Sesuai dengan pendapat Shorter dan Norman (1982) yang menyatakan bahwa genotipe kedelai yang berbeda latar belakang genetiknya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini terlihat dari semua parameter yang diamati yang berbeda sangat nyata sebagai akibat pengaruh perbedaan varietas. 78

Nur Asni dan Yardha: Tanggap Beberapa Varietas Kedelai terhadap Pemupukan di Lahan Kering. Perbedaan dosis pupuk menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah buku subur, jumlah polong per rumpun dan sangat nyata terhadap hasil biji kering per hektar. Dengan kata lain, perbedaan dosis pupuk menyebabkan adanya perbedaan dalam penampilan jumlah buku subur, jumlah polong per rumpun dan hasil biji kering per hektar dari masing-masing varietas yang diuji. Hal ini disebabkan oleh tanggap masing-masing varietas terhadap pemupukan sangat berbeda. Sementara itu parameter yang lain lebih dipengaruhi oleh perbedaan varietas. Pengaruh interaksi antara pupuk dengan varietas yang diuji terlihat pada jumlah polong per rumpun, jumlah buku subur dan hasil biji kering per hektar. Hal ini berarti terdapat perbedaan tanggap varietas kedelai yang diuji terhadap pemupukan pada parameter tersebut. Penampilan karakter agronomi Penampilan karakter agronomi (tinggi tanaman, umur berbunga dan umur panen) sangat dipengaruhi oleh perbedaan varietas, tetapi tidak dipengaruhi oleh pemupukan maupun interaksi antara varietas dengan pupuk. Penampilan karakter agronomi terlihat sesuai dengan sifat-sifat masing-masing genotipe. Tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genotipe dan fenotipenya. Ini terlihat pada perlakuan perbedaan varietas, di mana tinggi tanaman berbeda sangat nyata antar masing-masing varietas. Varietas Bromo dan Kipas Putih lebih tinggi dibandingkan Singgalang dan Wilis. Hal ini sesuai dengan sifat varietas tersebut di mana varietas Bromo dan Kipas Putih tergolong sebagai kedelai semi determinate, sedangkan Singgalang dan Wilis tergolong sebagai kedelai determinate (Kasim dan Djunainah, 1993). Perlakuan pemupukan tidak mempengaruhi tinggi tanaman, yang berarti bahwa peningkatan pemakaian pupuk tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai juga sangat dipengaruhi oleh perbedaan varietas tetapi tidak dipengaruhi oleh pemupukan maupun interaksi antara varietas dan pupuk. Ratarata umur berbunga dan umur panen sangat tergantung pada faktor genetik atau pada varietas yang ditanam, sesuai dengan diskripsi masing-masing varietas, di mana umur berbunga berkisar antara 36,75 hingga 40 hari dan umur panen berkisar antara 78,83 hingga 83,33 hari, sehingga semua varietas tergolong berumur pendek (Sumarno dan Harnoto, 1983). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penampilan karakter agronomi empat varietas kedelai akibat pengaruh pemupukan di lahan kering. Dosis pupuk Varietas P1 P2 P3 P4 Rataan (V) Tinggi tanaman (cm) Wilis 41,24 a 46,29 a 46,60 a 43,47 a 44,40 C Singgalang 51,43 a 48,60 a 54,13 a 53,28 a 51,86 B Kipas Putih 50,60 a 55,17 a 59,85 a 58,96 a 56,15 AB Bromo 53,06 a 66,35 a 58,62 a 63,64 a 60,41 A Rataan (P) 49,08 a 54,10 a 54,80 a 54,84 a Umur berbunga (hari) Wilis 40,00 a 40,00 a 40,00 a 40,00 a 40,00 A Singgalang 38,00 b 40,00 a 38,67 ab 38,67 ab 38,83 B Kipas Putih 36,67 a 37,67 a 36,00 a 36,67 a 36,75 C Bromo 38,00 b 39,33 ab 38,67 ab 40,00 a 39,00 B Rataan (P) 38,17 a 39,25 a 38,33 a 38,83 a Umur panen (hari) Wilis 82,00 a 80,67 a 79,33 a 81,33 a 80,33 B Singgalang 79,00 b 84,67 a 84,33 a 85,33 a 83,33 A Kipas Putih 79,67 a 78,67 a 79,00 a 78,00 a 78,83 C Bromo 82,00 a 81,67 a 82,67 a 82,00 a 82,08 AB Rataan (P) 80,67 a 81,42 a 81,33 a 81,67 a Angka-angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada setiap baris dan kolom pada parameter yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 5%. 79

Jurnal Agronomi 9(2): 77-82 Penampilan komponen hasil Penampilan komponen hasil (jumlah buku subur, jumlah polong per rumpun, persentase polong bernas dan berat 100 biji) sangat dipengaruhi oleh perbedaan varietas, tetapi perbedaan dosis pupuk dan interaksi antara varietas dan pupuk hanya mempengaruhi jumlah buku subur dan jumlah polong perumpun (Tabel 4). Jumlah buku subur dan jumlah polong per rumpun sangat dipengaruhi oleh perbedaan varietas dan pemupukan serta interaksi kedua faktor tersebut. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan di mana rata-rata jumlah buku subur dan jumlah polong per rumpun berbeda sangat nyata antar varietas yang diuji, karena varietas yang diuji berasal dari sumber genetik yang berbeda. Demikian juga perbedaan dosis pupuk menyebabkan perbedaan yang sangat nyata pada parameter tersebut, di mana penambahan kapur dan bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah (Soegiman, 1982), sehingga jumlah buku subur dan jumlah polong per rumpun meningkat. Di samping itu terlihat adanya interaksi antara pupuk dengan varietas yang diuji, yang berarti terdapat perbedaan tanggap varietas kedelai yang diuji terhadap pemupukan pada parameter tersebut. Perbedaan varietas menunjukan perbedaan dalam hal persentase polong bernas dan berat 100 biji, sedangkan perbedaan dosis pupuk dan interaksi antara varietas dan pupuk tidak menunjukan perbedaan pada kedua parameter tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Kasno et al. (1987) bahwa komponen hasil, seperti persentase polong bernas dan berat 100 biji lebih dominan ditentukan oleh sifat genetik tanaman, karena berkaitan dengan kemampuan tanaman beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian ini, di mana pemberian hara pada tanaman kedelai tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap bobot 100 biji. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan respon terhadap dosis pupuk di antara varietas yang diuji pada parameter tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4. Hasil biji kering Hasil biji kering kedelai per hektar sangat dipengaruhi oleh perbedaan varietas dan dosis pupuk maupun interaksi antara keduanya (Tabel 5). Tabel 4. Penampilan komponen hasil empat varietas kedelai akibat pengaruh pemupukan di lahan kering. Dosis pupuk Varietas P1 P2 P3 P4 Rataan (V) Jumlah buku subur Wilis 5,70 b 6,43 ab 6,23 ab 7,29 a 6,42 C Singgalang 5,77 b 6,30 b 7,13 ab 8,03 a 6,81 BC Kipas Putih 5,77 c 6,90 bc 7,67 ab 8,63 a 7,24 B Bromo 6,97 c 7,60 bc 8,43 ab 9,73 a 8,18 A Rataan (P) 6,05 c 6,81 b 7,37 b 8,42 a Jumlah polong per rumpun Wilis 29,63 a 34,10 a 31,63 a 37,20 a 33,14 C Singgalang 39,83 b 74,33 a 50,47 b 33,30 b 49,48 B Kipas Putih 61,50 a 53,87 a 61,10 a 57,13 a 58,40 A Bromo 32,47 b 48,03 b 72,33 a 52,07 b 51,23 B Rataan (P) 40,86 b 52,58 a 53,58 a 44,92 ab Persentase polong bernas (%) Wilis 89,52 a 80,03 a 85,04 a 84,32 a 84,73 B Singgalang 82,54 a 85,70 a 87,85 a 92,70 a 87,20 AB Kipas Putih 94,17 a 87,96 a 92,84 a 92,98 a 91,99 A Bromo 80,72 a 83,66 a 88,93 a 78,63 a 82,99 B Rataan (P) 86,74 a 84,33 a 88,67 a 87,16 a Berat 100 biji (g) Wilis 12,933 a 13,467 a 13,133 a 13,533 a 13,267 A Singgalang 10,500 a 10,167 a 9,767 a 10,667 a 10,275 B Kipas Putih 10,967 a 10,000 a 10,600 a 11,033 a 10,650 B Bromo 12,600 a 12,533 a 13,733 a 13,900 a 13,192 A Rataan (P) 11,750 a 11,542 a 11,808 a 12,283 a Angka-angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada setiap baris dan kolom pada parameter yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 5%. 80

Nur Asni dan Yardha: Tanggap Beberapa Varietas Kedelai terhadap Pemupukan di Lahan Kering. Tabel 5. Hasil biji kering empat varietas kedelai sebagai akibat pengaruh pemupukan di lahan kering. Varietas Dosis pupuk P1 P2 P3 P4 Rataan (V) Wilis 0,60 a 0,56 a 0,56 a 0,63 a 0,59 C Singgalang 0,65 a 0,64 a 0,66 a 0,67 a 0,65 B Kipas Putih 0,73 b 0,74 b 1,32 a 1,26 a 1,01 A Bromo 0,62 c 0,90 b 1,20 a 1,35 a 1,02 A Rataan (P) 0,65 b 0,71 b 0,94 a 0,97 a Angka-angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada setiap baris dan kolom pada parameter yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 5%. Dua dari empat varietas yang digunakan, yaitu Kipas Putih dan Bromo memberikan hasil tertinggi, melebihi 1 ton ha -1 pada perlakuan pemupukan P3 dan P4. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan tanggap varietas kedelai yang diuji terhadap pemupukan dalam hal hasil biji kering per hektar. Di sini terlihat peran varietas dalam memanfaatkan lingkungan sehingga mencapai potensi hasilnya. Hal ini erat kaitanya dengan ketersediaan hara di dalam tanah, di mana pada perlakuan P3 dan P4 ditambahkan kapur dan bahan organik ME- 17. Pemberian kapur pada lahan masam di samping meningkatkan ph tanah, juga berperan dalam penyediaan Ca dan Mg dan meningkatkan ketersediaan N dan P di dalam tanah. Soegiman (1982) menyatakan bahwa pemberian Ca pada tanah yang phnya rendah mempergiat aktifitas bakteri pengikat N, mempermudah tersedianya unsur hara terutama P dan Mg. Di sisi lain, kapur dapat mengikat Al sehingga keracunan tanaman akibat Al pada lahan masam dapat diatasi. Jadi, pemberian kapur lebih efektif dari pada tanpa pengapuran (perlakuan P1 dan P2), walaupun dosis pupuk yang diberikan lebih rendah (P4). Selanjutnya Ismail dan Efendi (1993) menjelaskan bahwa untuk memperbaiki kondisi fisik dan kimiawi pada lahan kering masam perlu dilakukan pengapuran untuk mengatasi keracunan Al, pemberian bahan organik dan anorganik terutama yang mengandung unsur-unsur mikro, sehingga dapat meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Beberapa hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil kedelai sebagai akibat pemberian pupuk P. Di samping itu, pemberian kapur meningkatkan kebutuhan tanaman akan unsur makro maupun mikro. Oleh sebab itu pemupukan N, P dan K sangat diperlukan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). Penampilan karakter agronomi (tinggi tanaman, umur berbunga dan umur panen) dan komponen hasil (persentase polong bernas dan berat 100 biji) sangat ditentukan oleh perbedaan varietas, dan bukan oleh pemupukan. 2). Penampilan jumlah buku subur dan jumlah polong per rumpun ditentukan oleh perbedaan varietas, dosis pupuk, dan interaksi antara keduanya. 3). Ditinjau dari hasil, varietas yang mampu beradaptasi baik pada lahan kering masam adalah Bromo dan Kipas Putih, yang masing-masing memberikan hasil tertinggi sebesar 1,35 dan 1,26 ton ha -1. 4). Dari empat perlakuan pemupukan yang diuji, paket pemupukan urea 25 kg ha -1 + SP-36 62,5 kg ha -1 + KCl 50 kg ha -1 + kapur 1 ton ha -1 + ME-17 8 kg ha -1 adalah efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dilahan kering masam. DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA Propinsi Jambi. 2000. Rencana Induk/Master Plan Pengembagan Kawasan Sentra Produksi Propinsi Jambi Bagian Tengah 2000-2010. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tk I Jambi, Jambi. Ismail, I. G. dan S. Efendi. 1993. Pertanaman Kedelai pada Lahan Kering. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Kasim, H. dan Djunainah. 1993. Deskripsi Varietas Unggul Palawija (Jagung, Sorgum, Kacangkacangan, dan Ubi-ubian) 1918-1992. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Kasno, A. Bahri, A. A. Mattjik, S. Solahudin, S. Somaatmadja dan Subandi. 1987. Telaah interaksi genotipe dan lingkungan pada kacang tanah. Penelitian Palawija 2: 81-88. Shorter, R. dan R. J. Norman. 1982. Cultivar x environmental interaction for kernel yield in 81

Jurnal Agronomi 9(2): 77-82 Virginia type plant in Queensland. Australian Journal of Agricultural Research 34: 415-426. Soegiman. 1982. Ilmu Tanah (terjemahan dari Nature and Properties of Soils). Bhrata Karya Aksara, Jakarta. Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai dan Cara Bercocok Tanamnya. Buletin Teknik No. 6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman, Bogor. 82