BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian Strategi Dakwah Kultural Sunan Kalijaga adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

Pendidikan Agama Islam

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

I. PENDAHULUAN. kebudayaan Jawa dengan mengacu pada buku History Of Java dan membandingkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

Mam MAKALAH ISLAM. Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah yang memiliki beraneka ragam budaya, adat istiadat, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PENDEKATAN PENDIDIKAN ATAU DAKWAH PARA WALI DI PULAU JAWA Oleh : Rubini Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing

CYBERMEDIA. Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A. Disusun Oleh : Nurhana Marantika ( )

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PEMIKIRAN SUNAN KALIJAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

BA B I PENDAHULUAN. menjadi panutan dalam masyarakatnya. Pri-kehidupan tokoh ini dapat di telisik. dengan menelaah kehidupannya dalam suatu bagian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN. Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Ragam budaya menjadikan

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Novi Pamelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG. Kabupaten Kudus yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, secara

FENOMENA DANDANGAN DALAM PERSPEKTIF SYIAR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu kejawen yang mengakar dan cukup kokoh. Penyebaran dakwah Islam dipelopori Walisongo sebagai perjuangan cemerlang yang dilaksanakan dengan cara sederhana, yaitu menunjukkan jalan alternatif baru yang tidak mengusik tradisi dan kebiasaan pribumi, serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan para wali yang kongkret dan realistis. 1 Dalam hal ini, Walisongo sebagai pelopor pertama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Dimana dalam berdawah Walisongo tidak menghilangkan tradisi yang ada, tetapi menyisipkan nilai-nilai Islam di dalamnya. Walisongo merupakan Waliyullah penyebar Islam di Pulau Jawa pada awal abad ke-15 dan ke-16. Mereka adalah simbol perintis jalan bagi penyebaran Islam di Nusantara, khususnya Jawa. Para Walisongo sebagai pembaharu masyarakat Jawa pada masanya. Pengaruh mereka terasa dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, 1 Purwadi, Ilmu Makrifat Sunan Bonang: Membongkar Riwayat Guru Sejati Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar, (Yogyakarta: Sadasiva, 2004), hlm.69.

2 mulai dari kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, perkebunan, perdagangan dan lain sebagainya. 2 Sebagai tokoh yang membawakan konsepsi baru mengenai kehidupan dan pola aktivitas berlandaskan norma dan nilai Islam, para Walisongo dapat dikatakan sebagai pemegang peran pengubah dalam masyarakat. Gerakan dalam berdakwah menjadi landasan utama pengubahan dalam masyarakat sebagai sistem. Oleh karena itu, gerakan intelektual dan budayalah yang menjadi penekanan gerakan dakwah Walisongo di Pulau Jawa ini. Salah satu Walisongo yang mensyiarkan agama Islam di Pulau Jawa yaitu Sunan Bonang. Sunan Bonang menyiarkan agama Islam tepatnya di Kota Tuban, Pati, Madura, dan Bawean. Beliau tinggal di kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Desa Bonang disebut demikian karena beliau pencipta alat musik tradisional dari Jawa yang disebut Bonang. Sebagaimana para wali lainnya menggunakan gending-gending Jawa untuk berdakwah. Beliau menciptakan gending berisikan ajaran Islam yang sangat disenangi rakyat. 3 Dalam berdakwah Sunan Bonang kerap menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati masyarakat. Antara lain dengan seperangkat gamelan bonang yang bila dipukul dengan kayu lunak, gamelan bonang itu mengeluarkan bunyi yang merdu. Bila sunan Bonang sendiri yang menabuh gaung bonang itu sangat menyentuh hati para pendengarnya. 2 Rachmad Abdullah, Walisongo Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa (1404-1482), (Solo:Al-Wafi, 2015), hlm.68. 3 Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di Jawa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.74.

3 Sehingga masyarakat yang telah mendengarnya berbondong-bondong ke masjid. Sunan Bonang kemudian menerjemahkan tembangnya. Tembang itu berisi ajaran Islam, sehingga tanpa sengaja mereka telah diberi penghayatan baru. Karena kekuatan suaranya itu pula, Sunan Bonang juga mendapat julukan lain, yaitu Sang Mahamuni. 4 Dalam berdakwah Sunan Bonang kerap menggunakan alat musik tradisional untuk menarik simpatik masyarakat Jawa. Dimana masyarakat Jawa pada watu itu masih kental dengan tradisi dan adat istiadat yang lama, sehingga dengan menciptakan dan memaikan alat musik tersebut Sunan Bonang menarik perhatian masyarakat Jawa pada saat itu. Sunan Kalijaga merupakan salah satu murid dari Sunan Bonang yang terkenal di kalangan orang Jawa. Ketenaran wali ini adalah karena ia seorang ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga seorang politikus yang mengasuh para raja di beberapa kerajaan Islam. Selain itu, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan seniman wayang yang hebat. 5 Sunan Kalijaga menjadi wali yang mempunyai peranan penting. Hal ini terjadi karena Sunan Kalijaga mengajarkan agama yang bersifat kompromistis. Penampilan Sunan Kalijaga yang njawani meski beliau keturunan bangsawan Jawa, dilakukan Sunan Kalijaga untuk berbaur 4 Purwadi, Ilmu Makrifat Sunan Bonang: Membongkar Riwayat Guru Sejati Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar, (Yogyakarta: Sadasiva, 2004), hlm.85. 5 Ibid., hlm.88.

4 dengan masyarakat Jawa pada masa itu. Hal tersebut menyebabkan tokoh ini menjadi cepat terkenal di masyarakat. 6 Kesuksesan penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga sedikit berbeda secara teknis dalam memandang adat-istiadat setempat dibandingkan dengan para penyebar Islam yang lainnya. Sunan Kalijaga lebih menjaga kebiasaan masyarakat setempat, dan tidak bersikap anti terhadap pola tingkah-laku masyarakat. Bahkan, dalam pengajaran lafal Arab, kesulitan lidah orang Jawa untuk mengucap kosa kata Arab begitu dimaklumi. 7 Dalam berdakwah Sunan Kalijaga karakter Sunan Kalijaga yaitu sosok wali yang dapat berbaur dengan masyarakat, tidak ada pembatas antara mad u dan da i. Dalam penyampaian pesan Islam, beliau menciptakan karya-karya bersifal filosofis yang mengandung nilai-nilai Islam didalamnya. Sunan Bonang adalah guru pertama Sunan Kalijaga terdapat kesamaan dalam mensyiarkan agama Islam, akan tetapi setiap walisongo mempunyai strategi dakwah yang berbeda beda. 8 Peneliti tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul Komparasi Strategi Dakwah Sunan Bonang dengan Sunan Kalijaga. Karena peneliti ingin memaparkan bahwasannya Sunan Bonang merupakan guru dari Sunan Kalijaga, dimana terdapat 6 Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar: Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa (Pustaka Pelajar, 2004), hlm.121. 7 Syfa Aulia Achidsti, Strategi Penyebaran Tradisi Islam Pada Mayarakat Jawa, (Yogyakarta, 2012), hlm.203. diakses http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/58, pada tanggal 13 Mei 2017 pukul 16.32. 8 Ridin Sofwan,dkk. Islamisasi di Jawa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.77.

5 persamaan dalam berdakwah pada kedua sunan tersebut. Tetapi setiap Walisongo mempunyai strategi dakwah yang berbeda-beda untuk menyampaikan dakwah Islam di masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi dakwah Sunan Bonang? 2. Bagaimanakah strategi dakwah Sunan Kalijaga? 3. Apakah persamaan dan perbedaan strategi dakwah yang Sunan Bonang dengan Sunan Kalijaga? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan strategi dakwah Sunan Bonang. 2. Mendeskripsikan strategi dakwah Sunan Kalijaga. 3. Menjelaskan persamaan dan perbedaan strategi dakwah Sunan Bonang dengan Sunan Kalijaga.

6 Adapun manfaat penelitian ini diantaranya 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan studi Ilmu Dakwah, khususnya dalam pengembangan strategi dakwah yang sesuai dengan perubahan kondisi masyarakat. 2. Manfaat secara praktis pada penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumbangsih pemikiran bagi individu, lembaga, dan pemerintah dalam hal kemajuan dakwah. D. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam penyusunan dan pemahaman skripsi, penulis membagi sistematika pembahasan ke dalam beberapa bagian. Hal ini dilakukan agar pembahasan saling terkait dan menghasilkan penelitian penyusunan yang utuh dan sistematis. Maka penelitian tentang komparasi strategi dakwah Sunan Bonang dengan Sunan Kalijaga disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian BAB II adalah tinjauan pustaka. Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka terhadap penelitian yang dilakukan sebelumnya dan kerangka teori BAB III adalah metode penelitian. Bab ini berisi pendekatan, jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

7 BAB IV adalah pembahasan. Bab ini merupakan definisi Walisongo, peta dakwah Walisongo, biografi Sunan Bonang, strategi dakwah Sunan Bonang, biografi Sunan Kalijaga, Strategi dakwah Sunan Kalijaga, mendeskripsikan persamaan dan perbedaan Strategi Dakwah Sunan Bonang dengan Sunan Kalijaga. BAB V merupakan bab penutup. Bab ini berisi simpulan dan saransaran.