BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR)

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menemukan inovasi baru yang lebih baik. Fasilitasi yang dilakukan, berupa

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB VI MEMBANGUN KESADARAN MENANAM SAYUR

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pendampingan yang akan dilakukan di Desa Depok, Dusun Banaran ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan para pengusaha. Porsoalan ini terjadi di Desa Sungai Kunyit

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

BAB VII REFLEKSI PROSES PEMBELAJARAN MASYARAKAT SUDIMORO. Problem sosial yang dialami masyarakat Desa Sudimoro merupakan problem

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

MOTTO "BERMARTABAT DAN BERMANFAAT BAGI MAKHLUK" (HR. Ath Thabarani) Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya. (H.R.

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB I PENDAHULUAN. Kedungsoko, Desa Sukobendu, Desa Dumberdadi, dan Desa Mantup. 1

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

RELEVANSI METODE PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI BAWANG MERAH

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

Participatory Rural Appraisal. Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip

BAB I PENDAHULUAN. Desa Pancur merupakan salah satu Desa yang terdapat di kecamatan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

PROSES UMUM PENERAPAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. SP6102 March 2007 itb ac id

BAB VI PERUBAHAN YANG TERJADI PASCA PENDAMPINGAN. A. Kondisi Kemandirian Masyarakat Karang Rejo Gang 6

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN PARTISIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) di sebut dengan berbagai sebutan, di antaranya adalah : Action research,

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BAB III METODE KAJIAN

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB III METODA PENELITIAN. adalah para pengrajin bambu, petani dan konsumen bambu di Kecamatan. Minggir yang masing-masing sebanyak 6 orang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB VII PERUBAHAN POLA PERTANIAN MASYARAKAT DUSUN NUNUK

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

RISET TINDAKAN Bahan fasilitasi lokakarya penelitian tindakan guru-guru SMP Darul Hikam Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB III METODE KAJIAN

Penyusunan Peta Hijau dalam Upaya Pengenalan Lingkungan Terhadap Anak

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) yang berarti memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional atau kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses social dan kolektif dalam mencapai kesimpulan-kesimpulan mengenai apa kasus yang sedang terjadi dan apa implikasi perubahannya yang dipandang berguna oleh orang-orang yang berada pada situasi problematis, dalam mengantarkan untuk melakukan penelitan awal. 1 Sehingga nantinya pada proses penelitian untuk pendampingan ini dapat diketahui masalah yang dihadapi masyarakat Dusun Nunuk. Adapun dalam penggunaan metode ini, peneliti diharuskan untuk ikut bergabung dan merasakan kehidupan sebagaimana masyarakat setempat hidup, sehingga peneliti harus membaur bersama masyarakat baik anak-anak, mudamudi, atau juga orangtua untuk mengetahui kehidupan meraka. Pada dasarnya PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. 2 Sehingga diharapkan nantinya dengan menggunakan metode pendekatan ini 1 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (PAR) Untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing), (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2015), Hal. 90 2 Ibid, Hal.91 26

peneliti mampu mengenal lebih dalam lagi karakteristik baik dari segi ekonomi, budaya, sosial, agama, bahkan sistem pemerintahan masyarakat Dusun Nunuk. Menurut Hawort Hal, PAR merupakan pendekatan dalam penelitian yang mendorong peneliti dan orang-orang yang mengambil manfaat dari penelitian (misalnya, keluarga, professional, dan pemimpin politik) untuk bekerja bersamasama secara penuh dalam semua tahapan penelitian. 3 Dalam berbagai litelatur, PAR bisa disebut dengan berbagai sebutan sehingga tidak memiliki sebutan tunggal, diantaranya adalah: action research, learning by doing, action learning, action science, action inquiry, collaborative research, partisipatory action research, partisipatory research, policy-oriented action research, emancipatory research, conscientizing research, collaborative inquiry, partisipatory action learning, dan dialectical research. 4 Paticipatory Action Research (PAR) memiliki tiga kata yang selalu berhubungan satu sama lain, yaitu partisipasi, riset, dan aksi. Dengan menggunakan metode ini yang memiliki tiga kata yang saling berhubungan sehingga mempermudah dalam melakukan pendampingan, karena dalam pendampingan riset merupakan langkah penting untuk mengetahui seluk-beluk Dusun Nunuk dari segala bidang. Partisipasi harus dilakukan dalam melakukan pendampingan, masyarakat Desa dikenal dengan keramahannya sehingga menjadi sebuah keharusan untuk membaur dengan mereka yang nantinya membantu mempermudah peneliti dalam melakukan pendampingan. Setelah dilakukan riset yang kemudian berpartisipasi dan membaur menjadi bagian dari 3 Ibid, Hal. 93 4 Ibid, Hal. 89-90 27

mereka sehingga mengetahui problem-problem kehidupan masyarakat Dusun Nunuk yakni pemenuhan kebetuhan sayur, maka bersama masyarakat dengan membentuk kelompok untuk bersama mengatasi masalah yang sedang dihadapi. B. Prosedur Penelitian untuk Pendampingan Sehubungan dengan digunakannya metode Participatory Action Research (PAR) dalam penelitian ini, maka prosedur yang digunakan dalam penelitian ini pun mengacu pada prosedur PAR sebagaimana berikut ini: 1. Pemetaan Awal (Preleminary Mapping) Pemetaan awal digunakan bertujuan untuk memahami komunitas, sehingga peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi sosial yang terjadi. Sehingga memudahkan peneliti untuk masuk ke dalam komunitas baik melalui key people (Kunci Masyarakat) maupun komunitas akar rumput yang sudah terbangun, seperti kelompok keagamaan (yasinan, tahlilan, masjid, musholla, dll), kelompok kebudayaan (kelompok seniman dan komunitas kebudayaan local), serta kelompok ekonomi (kelompok pedagang, kelompok tani, maupun kelompok pengraajin). Adapun langkah yang peneliti ambil dalam langkah ini adalah dengan masuk melalui key people yang disini merupakan ketua Rukun Tetangga (RT) yaitu Sutopo (55). Selain ketua RT beliau juga merupakan orangtua dari teman peneliti sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melakukan inkulturasi dan mapping. Dengan masuk melalui key people tersebut, peneliti dapat masuk di dua elemen masyarakat sekaligus yaitu remaja dan juga orangtua. 5 5 Ibid, Hal. 105 28

2. Membangun Hubungan Kemanusiaan Adapun prosedur ke dua dalam penelitian ini adalah membangun hubungan kemanusian. Sehingga tahap awal yaitu pemetaan awal sangatlah penting untuk dapat membangun hubungan kemanusiaan. Dari tim lokal yang dimiliki peneliti, proses hubungan kemanusiaan ini pun dengan mudah terjalin, disisi lain juga karena karakteristik masyarakat desa yang begitu ramah sehingga juga membantu dalam proses membanggun hubungan ini. 6 Tujuan dari langkah ini adalah menjalin keakraban antara peneliti dan masyarakat sehingga dapat diketahui secara menyeluruh dan mendasar permasalahan-permasalahan yang masyarakat alami dari keluhan-keluhan bahkan obrolan-obrolan biasa, yang mana dalam kata lain adalah bertemunya pemikiran antara masyarakat dan peneliti (meeting of mind). Ketika suatu proses pemberdayaan sudah dimulai dari keinginan masyarakat sendiri maka proses pemberdayaan tersebut akan terus berjalan secara berkesinambungan. 3. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial Setelah inkulturasi dan terbangunnya hubungan dengan masyarakat Dusun Nunuk, langkah selanjutnya yang diambil peneliti bersama masyarakat adalah menentukan perubahan dengan membuat sebuah agenda riset untuk perubahan. Adapun teknik yang digunakan peneliti untuk membuat agenda perubahan adalah mengacu pada teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu Mapping, Transect, Pemetaan Kampung dan Survei Belanja Rumah Tangga, Timeline, Tren and Change, Kalender Musim, Kalender Harian, Diagram Ven, 6 Ibid, Hal. 106 29

Diagram Alur, Matrix Rangking, Wawancara Semi Terstruktur, serta Analisis Pohon Masalah dan Harapan. Adapun untuk penjelasan dari masing-masing teknik PRA tersebut dapat dilihat dalam pembahasan selanjutnya. 7 4. Pemetaan Partisipatif Dalam tahap ini adalah bertujuan untuk mengetahui gambaran umum Dusun Nunuk, baik berupa wilayah maupun persoalan-persoalan yang ada. Adapun dalam tahap ini peneliti mengajak remaja untuk melakukan mapping, antara lain Sulistiono, Hidayat, Edi, Cak Man, Bahrowi, Imam, dll. Alasan peneliti mengajak para remaja untuk mapping adalah sebagai upaya lebih mengakrabkan peneliti dengan pemuda setempat dan juga karena pemuda lebih berpotensi mengetahui gambaran umum secara detail dari pada orangtua karena pemuda lebih aktif dan sering berkeliling di Dusun Nunuk ini dari pada para orangtua. 8 5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan Setelah melakukan langkah-langkah di atas peneliti menyadari adanya sebuah masalah yang belum banyak masyarakat Dusun Nunuk sadari yaitu ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur. Dari sini peneliti dan masyarakat Dusun Nunuk melakukan diskusi untuk merumuskan dan mencari penyebab akar dari masalah yang belum banyak disadari masyarakat. Dengan adanya diskusi tersebut memberikan edukasi serta pemikiran kritis terhadap masyarakat dengan merumuskan masalah yang sedang mereka hadapi. 9 7 Ibid, Hal. 106 8 Ibid, Hal 106 9 Ibid, Hal 107 30

6. Merumuskan Strategi Gerakan Dari langkah sebelumnya yaitu perumusan masalah, masyarakat Dusun Nunuk bersama peneliti membuat dan mencari cara untuk mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi. Adapun masalah yang terjadi disini adalah ketergantungan masyarakat Dusun Nunuk terhadap pasar dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Peneliti mencoba menggiring masyarakat untuk kembali berpikir kritis dengan cara memancing pemikiran mereka bahwasannya mereka memiliki lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara maksimal yang berarti itu merupakan potensi yang dimiliki untuk bisa mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi. Setelah berhasil, masyarakat menyusun strategi gerakan perubahan untuk mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi dengan cara memanfaatkan lahan kosong mereka baik lahan pekarangan atau pun juga lahan sawah mereka untuk bercocok tanam. Karena dengan begitu banyak nilai positif yang didapatkan dari gerakan ini, mulai dari sudah tidak bergantung kepada pasar dalam pemenuhan kebutuhan sayur, menambah pendapatan dari hasil penjualan panennya baik dari lahan pekarangan maupun lahan sawah, dan tentunya membantu negara dalam mengurangi impor pangan ataupun sayuran. 10 7. Pengorganisasian Masyarakat Setelah melakukan beberapa tahapan di atas, masyarakat dan peneliti melakukan pengorganisasian masyarakat. Seiring dengan program yang dilakukan yaitu pemanfaatan lahan kosong, maka disini masyarakat dan peneliti 10 Ibid, Hal 107 31

membagi 3 komponen untuk mempermudah berjalannya program yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Kelompok pertama adalah kelompok bapakbapak, yang bertujuan untuk bagian pekerjaan berat seperti mempersiapkan lahan untuk bercocok tanam baik itu lahan pekarangan maupun lahan sawah. Kedua yaitu kelompok ibu-ibu yang bertugas pada bagian kerjaan ringan, seperti merawat dan mengurus tanaman hasil bercocok tanam. Dan yang ketiga adalah kelompok pemuda yang dengan kata lain adalah mereka yang orangtuanya mau melakukan program pemanfaatan lahan kosong ini, adapun tugas dari kelompok pemuda atau sang anak ini adalah memasarkan dan menjualkan ke orang lain atau pun pasar. 11 8. Melancarkan Aksi Perubahan Aksi pemecahan masalah ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari pasar yang terjadi pada masyarakat Dusun Nunuk adalah dengan pemanfaatan lahan kosong yang mereka miliki baik dari pekarangan maupun sawah mereka. Pada awal proses penyusunan aksi ini, peneliti memberikan edukasi berupa materi-materi tentang prosedur penanaman sayur yang peneliti dapat dari internet dan beberapa survei dari orang yang lebih berpengalaman. Adapun pembagian atau pemberian materi tersebut dilakukan di rumah Sutopo (55) dengan tujuan mempermudah dalam pemberian materi pemanfaatan lahan kosong kepada masyarakat Dusun Nunuk khususnya warga RT satu sehingga 11 Ibid, Hal 107 32

bisa terpusat pada satu tempat dalam pembagian atau pemberian materi tersebut. 12 9. Membangun Pusat-pusat Belajar Masyarakat Dalam proses pemberdayaan ini tentu tidak semua masyarakat akan mengikuti, sehingga perlu lah dibangun atau dibentuk suatu pusat pembelajaran bagi warga lain yang ingin memanfaatkan lahan kosong mereka. Adapun pusat pembelajaran yang disepakati adalah berpusat pada Sutopo (55), namun dengan tujuan untuk tidak memberatkan warga yang ingin belajar maka warga tersebut bisa langsung belajar ke warga yang sudah memahami cara bercocok tanamnya atau bisa dibilang dengan istilah face to face. 13 C. Subjek Dampingan Adapun subjek dampingan dari penelitian ini adalah masyarakat Dusun Nunuk Desa Pomahan Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Dusun Nunuk adalah salah satu dusun yang ada di Desa Pomahan. Prihal diambil nya Dusun Nunuk sebagai subjek dampingan adalah karena salah satunya sudah memilikinya peneliti tim lokal yaitu temannya sendiri yang merupakan anak ketua Rukun Tetangga (RT). Dusun Nunuk terdapat 93 KK di dalam nya, yang terbagi menjadi tiga RT dan satu RW. Adapun untuk ketua RT satu adalah Sutopo dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 29 KK, ketua RT dua adalah Jastam dengan jumlah KK sebanyak 33 KK, dan untuk ketua RT tiga adalah Kasdun dengan jumlah 31 KK. Adapun fokus pada subjek dampingan yang dilakukan peneliti di Dusun 12 Ibid, Hal 108 13 Ibid, Hal 108 33

Nunuk adalah di RT satu karena beberapa faktor, salah satunya adalah peneliti memiliki tim lokal yaitu teman dan orangtuanya yang berstatus sebagai ketua rukun tetangga. Dalam setiap proses pemberdayaan tentu tidak semua elemen masyarakat bisa diajak dan turut aktif dalam setiap kegiatan untuk perubahan sosial bagi dirinya. Sama hal nya dengan proses pemberdayaan yang dilakukan di Dusun Nunuk, dengan luas wilayah Dusun Nunuk yang begitu luas serta begitu banyaknya kepala keluarga yang ada di Dusun Nunuk membuat peneliti memfokuskan proses pemberdayaannya di RT satu. Adapun alasan dari pemilihan RT tersebut adalah karena peneliti mempunyai tim lokal yang mampu mempermudah proses pemberdayaan yang dilakukan secara partisipatif ini yaitu ketua RT yaitu Sutopo (55). Jumlah kepala keluarga di RT satu adalah 29 KK dan dari 29 kepala keluarga tersebut, partisipan dalam proses pemberdayaan ini pun hampir lima puluh persen, disamping tidak semua rumah memiliki lahan kosong disekitar rumahnya juga dikarenakan faktor kesadaran individu itu sendiri yang malas dan enggan untuk ikut berpartisipasi pada program ini. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan peneliti adalah menggunakan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA). Adapun teknik dari PRA adalah sebagai berikut; 1. Pemetaan (Mapping) Pemetaan merupakan salah satu teknik yang terdapat di teknik PRA yang mempunyai fungsi sebagai penggalian informasi dari segi sarana fisik dan 34

kondisi sosial yang menggambarkan suatu wilayah secara umum dan menyeluruh. Penulis bersama pemuda setempat pun melakukan pemetaan untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui luas wilayah Dusun Nunuk, teknik pemetaan sangatlah dibutuhkan untuk mempermudah dalam proses mengenal wilayah Dusun Nunuk dalam waktu singkat. 14 2. Transect Transek secara terminologi adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim Participatory Rural Appraisal (PRA) dan narasumber langsung untuk berjalan menelusuri wilayah untuk mengetahui kondisi fisik seperti tanah, tumbuhan, dll. Dengan adanya proses transect dapat dengan mudah mengetahui secara terperinci apa yang ada di Dusun Nunuk. keakuratan data dalam transect sangatlah penting untuk proses perubahan sosial, oleh karena itu dalam melakukan teknik transect ini peneliti mengajak pemuda setempat untuk menjadi informan dengan alasan mereka lebih sering bermain dan berkeliaran di Dusun mereka karena jiwa muda yang dimilikinya. 15 3. Fokus Grup Diskusi Sebuah forum diskusi kelompok yang peserta diskusinya minimal berjumlah 6 orang dan maksimal 12 orang yang dipandu oleh moderator untuk persamaan persepsi, baik itu konsep, pandangan, penggalian dan pemastian data, serta kepercayaan dan keyakinan bersama yang nantinya diharapkan terdapat kesepakatan bersama antara peserta diskusi. Adapun tujuan dari dilakukannya teknik adalah untuk mengetahui masalah dan solusi dalam mengatasi masalah 14 Ibid, Hal. 145 15 Ibid, Hal. 147 35

yang ada di Dusun Nunuk yaitu ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari pasar. 16 4. Kalender Musim Kalender Musim merupakan salah satu teknik PRA yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah para petani karena lebih mengetahui tentang data ini dari pada pemuda. 17 5. Wawancara Semi Terstruktur Teknik ini merupakan alat penggali informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Wawancara semi terstruktur bersifat semi terbuka, artinya jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu, pembicaraan lebih santai, namun dibatasi oleh topik yang telah dipersiapkan. Dalam teknik ini yang menjadi informan adalah seluruh lapisan elemen masyarakat Dusun Nunuk, karena dengan begitu peneliti bisa mengetahui data apapun dari berbagai sudut melalui obrolan-obrolan yang dilakukan peneliti dengan masyarakat setempat tetapi tidak menghilangkan proses penghilangan data yang dilakukan peneliti. 18 6. Survei Rumah Tangga Teknik ini digunakan untuk memperoleh gambaran kehidupan masyarakat secara utuh, sehingga diketahui tingkat kehidupan masyarakat dari aspek kelayakan hidup, yakni kelayakan nutrisi dan gizi, kelayakan kesehatan rumah, pendidikan, dan tingkat konsumsi. Dengan menggunakan teknik ini dapat 16 Ibid, Hal. 149 17 Ibid, Hal. 151 18 Ibid, Hal. 152 36

mengetahui atau menghasilkan gambaran umum setiap rumah/kk, mulai data pengeluaran dari aspek kebutuhan belanja pangan, belanja kesehatan, belanja pendidikan, belanja sosial, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. 19 E. Teknik Validasi Data Dalam prinsip metodologi PRA, untuk meng crosh check data yang diperoleh dapat melalu triangulasi. Triangulasi adalah suatu system crosh check dalam melaksanakan teknik PRA agar memperoleh informasi yang akurat. Teknik triangulasi memiliki beberapa komponen, sebagaiamana berikut ini: 1. Triangulasi Komposisi Tim Teknik triangulasi komposisi tim ini memiliki tujuan untuk memperoleh data yang valid dan tidak sepihak, karena teknik ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke lokasi, sehingga informasi yang didapat merupakan informasi yang valid dan tidak sepihak karena semua pihak akan dilibatkan untuk mendapatkan kesimpulan dan kesepakatan bersama. 2. Triangulasi Alat dan Teknik Sementara untuk teknik triangulasi alat dan teknik yang memiliki tujuan bahwa peneliti perlu juga melakukan wawancara atau diskusi dalam penggalian data yang diterima seperti melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama masyarakat Dusun Nunuk, sehingga informasi yang didapat merupakan informasi yang valid. 20 19 Ibid, Hal. 153 20 Ibid, Hal. 128 37

F. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik analisis data PRA. Adapun teknik-teknik tersebut antara lain: 1. Kalender Musim Analisis ini digunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram. Analisis ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui pola kehidupan masyarakat pada siklus musim tertentu. 2. Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan luang masyarakat. 3. Mengetahui siklus masalah masyarakat dalam musim-musim tertentu. 4. Mengetahui siklus peluang dan potensi yang ada pada musim-musim tertentu. Bersama Sutopo (55), peneliti melakukan proses penganalisisan data dengan tujuan data yang didapatkan peneliti dari para petani memang benarbenar data yang valid. 21 2. Timeline Teknik Timeline merupakan teknik penulusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu. 22 3. Diagram Alur Diagram Alur merupakan teknik untuk menggambarkan arus dan hubungan diantara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem. Karena 21 Ibid, Hal.165 22 Ibid, Hal.-166 38

diagram ini mampu digunakan untuk menganalisis alur penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masyarakat. 23 4. Analisis Pohon Masalah dan Harapan Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis permasalahan yang menjadi masalah yang telah diidentifikasi dengan teknikteknik PRA sebelumnya, mulai dari mapping, transect, dan teknik-teknik PRA lainnya. Teknik ini digunakan untuk menganalisis bersama-sama masyarakat tentang akar masalah dari berbagai masalah-masalah yang ada. Dengan teknik ini juga dapat digunakan untuk menelusuri penyebab terjadinya masalahmasalah tersebut yang selanjutnya disusun pula pohon harapan yang bertujuan sebagai solusi dari masalah-masalah yang telah dirumuskan pada pohon masalah. 24 23 Ibid, Hal. 167 24 Ibid, Hal.168 39