Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Nuraini Wulandari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 ISSN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

YUNICA ANGGRAENI A

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

Kanti Sariati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Ruiyati, Samsurizal M. Suleman, dan Lestari MP Alibasyah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOMULYO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI TANDUR Sudaryo, S.Pd. Guru Matematika SMP Negeri 2 Binangun sudaryosmp2bng@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VII G yang berjumlah 32 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa maka setiap siklus diadakan evaluasi. Data yang diperoleh menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada saat sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil siswa pada tes awal adalah 60,71 dengan ketuntasan belajar 31,25%, sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I adalah 67,58 dengan ketuntasan belajar 56,25%, pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa menjadi 71,52 dengan ketuntasan belajar 78,13%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus III adalah 75,52 dengan ketuntasan belajar 87,50%. Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran utama yang harus diajarkan di sekolah. Hal ini dikarenakan matematika berkenaan dengan konsep konsep abstrak yang diberi simbol-simbol tertentu dan tersusun secara hierakis. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa maka dilakukan tes atau evaluasi. Dengan menganalisis hasil tes tersebut maka akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar siswa. Informasi inilah yang dijadikan guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar matematika di kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun ternyata belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar ketuntasan yang 140

ditetapkan adalah 85% siswa dapat mengerjakan soal dengan nilai 75. Dari data nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester I tahun ajaran 2015/2016 adalah 41,67% dengan ketuntasan kelas 51,56. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikkan pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa dikelas VII G SMP Negeri 2 Binangun menjadi rendah. Faktor-faktor tersebut adalah (1) guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Dengan tidak adanya metode pembelajaran maka siswa tidak akan bergairah dalam mengikuti pelajaran. (2) keaktifan belajar siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sikap siswa yang berisik pada saat guru sedang memberikan pelajaran. Melihat kenyataan diatas maka perlu diteliti metode pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR. Model pembelajaran ini akan menjadikan siswa untuk selalu berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dapat belajar menggunakan seluruh panca indra yang dimiliki, siswa akan diajak untuk mencari pengalaman di dunia nyata sehingga siswa dapat mengalami sendiri pembelajaran secara nyata. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun. Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konteks mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan-antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (Omedi dalam Departemen Pendidikan Nasional:2002). Pengajaran dengan 141

menggunakan pendekatan kontekstual akan lebih memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam sekolah dan luar sekolah dan agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata. Menurut Nurhadi (2002:10), penerapan pendekatan kontekstual dalam proses belajar mengajar melibatkan beberapa komponen utama pembelajaran efektif, yaitu kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menentukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling) dan refleksi (reflection). Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkan dengan dunia nyata. Strategi TANDUR merupakan komponen kerangka rancangan pada Quantum Teaching. Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mempengaruhi bakat dan kemampuan alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (De porter, 200:25). Makna dari TANDUR adalah Tumbuhkan, Alamai, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan. Menurut De Porter (2000:89), kerangka dari perancangan pengajaran Quantum Teaching adalah : 1) Tumbuhkan : sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) 2) Alami : berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. 3) Namai : berikan data tepat saat minat memuncak. 4) Demonstrasikan : berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. 142

5) Ulangi : rekatkan gambar keseluruhnya. 6) Rayakan : ingat, jika layak dipelajari layak pula dirayakan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar. Berdasarkan kajian teori diatas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini, bahwa kondisi awal sebelum penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun masih rendah karena guru belum menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR maka diharapkan keaktifan belajar matematika siswa dapat meningkat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September 2015 sampai dengan bulan Nopember 2015, penelitian ini dilaksanakan di kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 mata pelajaran matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah. Subyek penerlitian ini adalah siswa kelas VII G Negeri 2 Binangun yang berjumlah 32 siswa dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity). Menurut Margono (2000:187), validitas isi (content validity) menunjuk kepada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap/mengukur yang akan diukur. Untuk menjamin validitas lembar observasi aktivitas guru dan siswa, maka dibentuk kisi-kisi lembar observasi. Adapun kisi-kisi lembar observasi dalam penelitian ini adalah: 143

Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi no Konsep Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 1 Tumbuhkan Menumbuhkan AMBAK Menyimak Menyampaikan tujuan Mendengarkan pembelajaran Menumbuhkan sikap optimisme Memperhatikan untuk meraih sukses belajar 2 Alami Memberikan pengalaman umum Mencatat 3 Namai Memberikan pertanyaan tuntunan Merespon pertanyaan guru Mengarahkan siswa mencermati Membaca buku 4 Demonstrasikan Membimbing siswa menyampaikan gagasan Menyampaikan gagasan Membagikan LKS dan lembar Mengerjakan soal petunjuknya Menanggapi gagasan siswa Bertanya 5 Ulangi Mengatur komunikasi antar siswa Komunikasi dengan teman Menegaskan kembali materi Merangkum pelajaran 6 Rayakan Memberikan penguatan merayakan Untuk menentukan rata-rata aspek yang diamati menggunakan rumus : X : rata-rata skor Pengamat 1 dan pengamat 2 N1 : Pengamat 1 N2 : Pengamat 2 Selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh dikonversikan dengan kriteria: 1,00 1,70 kurang, 1,71 2,40 cukup 2,41 3,00 baik (Kusno : 2002:52) Hasil tes dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus: 144

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah (1) Rata-rata kelas mencapai lebih dari atau sama dengan 75, (2) ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama dengan 85% dari seluruh peserta didik di kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes awal yag diberikan oleh peneliti, diperoleh data nilai rata-rata siswa adalah 60,71 dengan ketuntasan belajar 31,25%. Hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM ini ternyata disebabkan karena keaktifan belajar siswa masih rendah. Dari hasil pengamatan, ternyata permasalahan tersebut muncul karena guru belum menggunakan model pembelajaran menarik saat mengajar. A. Deskripsi Siklus I Pada kegiatan ini, peneliti bersama dengan guru menyusun rencana kegiatan siklus yaitu: menyiapkan RPP, menyiapkan instrumen lembar observasi aktivitas guru, menyiapkan instrumen lembar observasi aktivitas siswa dan menyiapkan alat evaluasi. Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas mengacu pada langkah-langkah menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I adalah 2,38 dan aktivitas siswa adalah 2,27, menunjukan bahwa guru dan siswa sudah cukup aktif dalam mengikuti pelajaran kontekstual melalu Strategi TANDUR. Data hasil evaluasi siswa pada siklus 1 menunjukan bahwa prestasi siswa mengalami peningkatan dari keadaan awal. Data prestasi belajar siklus 1 adalah 67,58 dengan ketuntasan belajar 56,25%. Walaupun prestasi belajar meningkat, tetapi masih perlu lebih mengoptimalkan pembelajaran kontekstual melalui Strategi TANDUR tdalam proses pembelajaran agar prestasi belajar lebih meningkat lagi. 145

B. Deskripsi Siklus II Pada kegiatan siklus II guru menyusun dan menerapkan rencana pembelajaran didasarkan pada hasil refleksi siklus I sebagai upaya perbaikkan pembelajaran. Data kemampuan guru pada siklus II adalah 2,67 dan aktivitas siswa 2,58, hal ini menunjukkan guru dan siswa sudah baik dalam melakukan aktivitas masing-masing dalam pembelajaran dan terjadi peningkatan dari siklus I. Sedangkan prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu sebesar 71,52 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,13%. Dengan adanya peningkatan tersebur maka hasil belajar siswa sudah memenuhi standar nilai KKM tetapi untuk ketuntasan belajar masih kurang. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan lagi agar hasil evaluasi siswa dan ketuntasan belajar dapat memenuhi standar KKM. C. Deskripsi Siklus III Pada siklus III, guru menerapkan pembelajaran Kontekstual dengan strategi TANDUR sesuai dengan hasil refleksi pada siklus II. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus III menunjukan bahwa guru sudah dapat menerapkan pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 2,83. Sedangkan data keaktifan siswa adalah 2,88, ini menunjukan bahwa siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR dengan baik dan aktif. Dari data yang diperoleh dari hasil evaluasi pada siklus III menunjukan bahwa prestasi siswa mengalami peningkatan dari siklus II. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata evaluasi siswa. Pada siklus II nilai rata-rata evaluasi siswa sebesar 71,52 dengan ketuntasan belajar 78,13 %. Sedangkan pada siklus III rata-rata nilai evaluasi siswa sebesar 75,52 dengan ketuntasan belajar sebesar 87,50%. 146

Dengan melihat hasil pada tindakan pada setiap siklus pada penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa selalu ada peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini terjadi karena dilakukan refleksi agar guru semakin terampil dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan strategi TANDUR dan siswa semakin aktif dalam mengikuti KBM. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Penerapan model pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun tahun pelajaran 2015/2016. 2. Penerapan model pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun tahun pelajaran 2015/2016. 3. Penggunaan model pembelajaran kontekstual melalui strategi TANDUR dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika materi perbandingan untuk pemecahan masalah pada siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Binangun tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yaitu siklus I adalah 2,27, siklus II adalah 2,58 dan siklus III adalah 2,88. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil belajar tes awal adalah 60,71 dengan ketuntasan belajar 31,25%, sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I adalah 67,58 dengan ketuntasan belajar 56,25%, pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa menjadi 71,52 dengan ketuntasan belajar 78,13%. Rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus III adalah 75,52 dengan ketuntasan belajar 87,50%. 147

B. Saran Untuk menerapkan Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi TANDUR dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru menyiapkan Rencana Pembelajaran, menguasai materi, menguasai model pembelajaran yang digunakan dan mengetahui tingkat kemampuan siswanya. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Dharma Bhakti De Porter. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa Margono. S.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta Nurhadi, dkk.2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdikbud 148