BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PANTAI BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari pulau dengan luasan km 2 yang terletak antara daratan Asia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di danau dan lautan, air sungai yang bermuara di lautan akan mengalami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research yang

3. METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. menyelesaikan skripsi dengan judul Struktur Makrozoobenthos di Pantai

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti suatu objek berdasarkan data yang diperoleh di lapangan secara faktual dengan interpretasi yang tepat. B. Desain Penelitian Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Pantai Karang dan Padang Lamun Pantai Sindangkerta. Desain penelitian menggunakan Belt Transect - Quadrat dan metode pengambilan sampel makrozoobenthos mengunakan metode Hand Sorting. Luas wilayah penelitian adalah 50 x 250 m 2, yang dibagi menjadi enam transect, masing-masing garis transect ditarik tegak lurus terhadap garis zona litoral pantai sepanjang 50 meter. Pada masing-masing transect terdiri dari satu stasiun (St.) yang terbagi ke dalam enam plot kuadrat (K), ukuran luas tiap plot kuadrat (K) 1 x 1 m 2 dengan jarak antar plot kuadrat adalah 10 meter dan jarak antar stasiun 50 meter. 51

52 Berikut gambar rancangan desain penelitian Belt transect St. i St. ii St. iii St. iv St. v St. vi Daratan 250 m K1 K1 K1 K1 K1 K1 10 m K2 K2 K2 K2 K2 K2 50 m K3 K3 K3 K3 K3 K3 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K5 K5 K5 K5 K5 K5 50 m K6 K6 K6 K6 K6 K6 Gambar 3.1 Desain penelitian Keterangan: St. = Stasiun Pencuplikan ; K= Kuadrat tempat pencuplikan; C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian adalah makrozoobenthos di Pantai Karang dan Padang Lamun Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hewan makrozoobenthos yaitu hewan yang termasuk Kelas Polychaeta, Kelas Crustaceae, Filum Mollusca dan Filum Echinodermata yang terdapat di Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.

53 b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh hewan makrozoobenthos (Kelas Polychaeta, Kelas Crustaceae, Filum Mollusca dan Filum Echinodermata) yang tercuplik pada kuadrat berukuran 1 x 1 m 2 pada masing-masing transect dengan metode pengoleksian Hand Sorting. 2. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kelimpahan dan keanekaragaman hewan makrozoobenthos (Kelas Polychaeta, Kelas Crustacea, Filum Mollusca dan Filum Echinodermata) yang tercuplik kuadrat berukuran 1x1m 2 di Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di zona litoral Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, dilaksanakan pada tanggal 16 Mei sampai 19 Mei 2017. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2. Lokasi Penelitian Pantai Karang Lokasi Penelitian Padang Lamun Gambar 3.2 Lokasi Penelitian (Sumber: http://earth.google.com/pantaisindangkerta/)

54 D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Data Utama Pencuplikan sampel dilakukan menggunakan metode Belt Transect Quadrat dan Hand Sorting, metode Belt Transect Quadrat pada penelitian ini digunakan tali 50 meter yang dibentangkan di zona litoral pantai dan setiap 10 meter berfungsi sebagai penanda transek. Penanda transek berupa kuadrat terbuat dari kawat berukuran 1x1 m 2 yang berfungsi untuk mengamati objek dan menentukan sampel yang tercuplik pada transek tersebut. Kemudian mengamati dan menghitung hewan makrozoobenthos yang tercuplik dalam kuadrat serta mengambil beberapa sampel makrozoobenthos dengan menggunakan metode Hand Sorting, metode ini merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan tangan kosong. Sampel diambil dan dimasukan dalam plastik (Zip Pack) yang sudah diberi label stasiun dan kuadratnya untuk di identifikasi dan dimasukkan datanya pada tabel instrumen penelitian. b. Data Penunjang Data penunjang pada penelitian ini merupakan faktor klimatik seperti suhu air, kandungan ion hidrogen (ph), salinitas air dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen). Pengukuran faktor lingkungan tersebut dilakukan di setiap kuadrat, untuk pengukuran suhu air dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) menggunakan DO meter yang sudah otomatis dapat menghitung suhu air dengan cara mencelupkan DO meter ke dalam air yang akan di ukur kandungan oksigen dan suhu airnya kemudian biarkan lima menit, untuk pengukuran kandungan ion hidrogen (ph) menggunakan ph meter dengan cara mencelupkan ph meter pada air yang akan diukur dan biarkan lima menit serta untuk mengukur salinitas menggunakan refraktometer manual. Setelah semua data diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel instrumen penelitian.

55 2. Instrumen Penelitian a. Data Utama Sampel yang tercuplik kemudian dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Spesies Makrozoobenthos di Pantai Karang No Nama Spesies Stasiun I II III IV V VI Jumlah Jumlah total spesies/ stasiun No Tabel 3.2 Data Spesies Makrozoobenthos di Padang lamun Stasiun Nama Spesies I II III IV V VI Jumlah Jumlah total spesies/ stasiun

56 No. Tabel 3.3 Indeks Keanekaragaman Makrozoobenthos di Pantai Karang Nama Spesies 1 2 3 4 5... H'= - Ʃ pi ln pi Rata-rata keanekaragaman Stasiun I II III IV V VI Jumlah No. Tabel 3.4 Indeks Keanekaragaman Makrozoobenthos di Padang Lamun 1 2 3 4 5... H'= - Ʃ pi ln pi Rata-rata keanekaragaman Nama Spesies Stasiun I II III IV V VI Jumlah No Tabel 3.5 Indeks Kelimpahan Makrozoobenthos Pantai karang Jenis 1 2 3 4 5... Kelimpahan/ stasiun Kelimpahan/ stasiun I II III IV V VI Ratarata ind/m2

57 No Tabel 3.6 Indeks Kelimpahan Makrozoobenthos Padang Lamun Jenis 1 2 3 4 5... Kelimpahan/ stasiun Kelimpahan/ stasiun I II III IV V VI Ratarata ind/m2 b. Data Penunjang No Faktor Lingkungan 1 Suhu ( o C) 2 3 Derajat Keasaman (ph) Oksigen Terlarut mg/l (ppm) 4 Salinitas Air ( ) Tabel 3.7 Faktor Klimatik Pantai karang Stasiun 1 2 3 4 5 6 Rata-rata No Faktor Lingkungan 1 Suhu ( o C) 2 3 Derajat Keasaman (ph) Oksigen Terlarut mg/l (ppm) 4 Salinitas Air ( ) Tabel 3.8 Faktor Klimatik Padang Lamun Stasiun 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

Adapun alat dan bahan yang digunakan peneliti dalam membantu mengumpulkan data telah dirumuskan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.9 Alat Penelitian No. Nama Alat Kegunaan Spesifikasi Jumlah 1. untuk mengukur jarak Meteran antar kuadrat dan 50 meter 1 stasiun 2. Tali Rapia sebagai belt transek 50 meter 6 3. Kuadrat untuk pencuplikan dan Bahan kawat mengamati sampel 1m x1m 12 4. Sarung tangan melindungi tangan Bahan karet Sepasang 5. ph meter untuk mengukur ph air laut di setiap kuadrat Digital 1 6. Refraktrometer untuk mengukur salinitas Digital 1 untuk mengukur 7. DO Meter kandungan oksigen terlarut (DO) dan suhu air Digital 1 8. Lakban hitam untuk menandai Ukuran besar perkuadrat pada tali 2,5 cm 1 9. Zip pack untuk menyimpan sampel 2 kg 1 pak 10. Ember untuk menampung Zip pack yang sudah terisi Ukuran 10 liter 6 sampel 11. Patok kayu untuk menandai batas kuadrat Panjang 1 meter 12 12. Pencapit Kayu untuk mengambil sampel Ukuran 25 cm 6 13. Alat Tulis Pensil, pulpen, untuk mencatat hasil kertas, penggaris penelitian dan gunting 1 untuk 14. Kamera mendokumentasikan Digital 1 15. Mikroskop hasil penelitian untuk mengidentifikasi sampel yang ukurannya kecil seperti kelomang Stereo Nikon SMZ 1500 16. Petridisk sebagai tempat sampel 8 cm 1 sebagai alat bantu 17. Pinset mengambil sampel Besi 1 yang berukuran kecil 1 58

59 Tabel 3.10 Bahan Penelitian No. Nama Bahan Kegunaan Spesifikasi Jumlah 1. Alkohol Untuk mengawetkan sampel yang akan di 70% 1 liter identifikasi 2. Aquadest Untuk menetralkan Refraktrometer Cair 500 ml E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini parameter yang diukur meliputi data utama dan data penunjang, diantaranya: 1. Data Utama a. Identifikasi Spesies Untuk mengetahui data klasifikasi makrozoobenthos yang terdapat pada Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya organisme yang diperoleh dari proses pencuplikan selanjutnya di identifikasi melalui kajian literatur diantaranya untuk kelas Crustacea dilakukan dengan menggunakan A Catalog of the Hermit Crabs (Paguroidea) of Taiwan by McLaughlin (2007) dan http://www.crabdatabase.info/ (Radosta, 2016). Filum Mollusca di identifikasi dengan buku Moluska Padang Lamun Kepulauan Kei Kecil serta menggunakan situs http://www.speciesidentification.org, www.marinespesies.org dan http://www.gastropods.com sedangkan untuk filum Echinodermata dengan ebook A Guide to Common Echinoderms of Andaman and Nicobar Islands by C. Raghunathan et, al. (2013). b. Keanekaragaman Untuk mengetahui data keanekaragaman makrozoobenthos di zona litoral Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dihitung dengan menggunakan rumus menurut Michael (1984) dalam Wibowo (2016, h. 59) sebagai berikut : Keanekaragaman = Σ pi ln pi

60 Dimana : Pi = S=jumlah individu dari satu species N=jumlah total semua individu ln = logaritma semua total individu Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shanon Wiener didefinisikan sebagai berikut: a) Nilai H > 3 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi. b) Nilai H 1 3 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedang. c) Nilai H < 1 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah. c. Kelimpahan Untuk mengetahui data kelimpahan makrozoobenthos di zona litoral Pantai Karang dan Padang Lamun Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dihitung dengan menggunakan rumus Kelimpahan = Total jumlah dari individu individu dari satu spesies jumlah dari kuadrat yang tercuplik (Michael, 1984 dalam Wibowo, 2016, h. 58). d. Indeks Similaritas Sorensen Indeks Similaritas jenis menunjukan perbandingan nilai suatu jenis Makrozoobenthos di habitat yang berbeda. Rumus Indeks Similaritas Jenis yang digunakan menurut Sorensen (Odum, 1971 dalam Oktaviani, 2012, h. 28). IS = 2C A+B Keterangan : IS = Indeks Sorensen A = Jumlah Spesies di zona daerah A B = Jumlah Spesies di zona daerah B C = Jumlah Spesies yang ada di kedua zona A dan B

61 Kriteria : IS < 50% Indeks Similaritas Rendah IS > 50% Indeks Similaritas Tinggi 2. Data Penunjang Data penunjang pada penelitian ini adalah hasil pengukuran faktor klimatik seperti suhu air, kandungan ion hidrogen (ph), salinitas air dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen). Faktor klimatik tersebut kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi menggunakan program IBM SPSS Statistics v.23 (statistical product and service solution version 23) yaitu sebagai berikut: a. Masukkan dan atur variabel yang akan dihitung pada sheet variable view, yaitu: suhu, ph, salinitas dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen); b. Masukkan data variabel suhu air, ph air, salinitas dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) pada sheet data view; c. Klik analize pada menu toolbar > regression > linear; d. Muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, masukan variabel Suhu, ph, DO dan Salinitas ke kotak Independent (s), masukan variabel Kelimpahan pada kotak Dependent, pada Method pilih Enter, selanjutnya klik Statistics. e. Pada bagian Linear Regression Statistics, berikan tanda ceklis pada Estimates, Confidence interval level 95%, Model fit serta Descriptives kemudian klik Continue, lalu klik OK. f. Tunggu proses, kemudian akan muncul output data hasil analisis regresi linear. F. Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian dan tahap analisis data. Berikut beberapa langkah kerja penelitian:

62 1. Tahap Persiapan Tahapan ini meliputi menyiapkan surat izin penelitian, penentuan waktu dan tempat penelitian, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian diantaranya: a. Menyiapkan garis transek dengan tali rapia untuk enam stasiun dengan panjang masing masing 50 m 2 dan ditandai setiap 10 m 2 dengan lakban hitam untuk menentukan posisi kuadrat atau titik pencuplikan. b. Membuat kuadrat dengan ukuran luas 1 x 1 m 2. c. Menyiapkan alat pengukur faktor klimatik serta menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja lapangan. 2. Tahap Penelitian Pada tahap ini dilakukannya pengukuran terhadap faktor klimatik lingkungan kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan metode belt transect dan Hand Sorting. Berikut langkah-langkah nya: a. Menentukan lokasi dan jarak transek yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu sebagai berikut : Luas wilayah yang akan di dicuplik adalah 50 x 250 m yang dibagi menjadi enam stasiun dengan panjang setiap stasiun 50 m yang terbagi menjadi enam kuadrat dan masing-masing kuadrat berjarak 10 m dengan luas kuadrat 1x1 m 2 dan jarak antara stasiun adalah 50 m. b. Memasangkan kuadrat pada titik pencuplikan. Kemudian untuk mengambil sampel spesies anggota Kelas Polychaeta, Kelas Crustaceae, Filum Mollusca dan Filum Echinodermata yang tercuplik dalam kuadrat dengan cara Hand Sorting, sampel yang diambil dimasukan ke dalam kantong plastik bening (Zip pack) yang telah diberi label untuk menandai sampel tersebut berasal dari kuadrat dan stasiun berapa. c. Melakukan pengukuran faktor klimatik yang meliputi suhu, ph, salinitas dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) pada setiap kuadrat dengan langkah sebagai berikut: 1) Pengukuran Suhu Air dan Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

63 Pengukuran suhu air dan oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan cara mencelupkan DO meter ke dalam air yang akan di ukur suhu air dan oksigen terlarutnya. Biarkan selama lima menit, kemudian dilihat dan dicatat hasil yang terdapat pada DO meter. 2) Pengukuran ph Air Pengukuran kadar asam dan basa dengan menggunakan ph meter. Cara pengukuran ph meter dengan cara mencelupkan ph meter pada air yang akan diukur. Biarkan selama lima menit, kemudian dilihat dan dicatat hasilnya. 3) Pengukuran Salinitas Air Pengukuran salinitas dengan menggunakan refraktometer. Cara pengukurannya sebagai berikut: a) Sebelum alat dipakai, lakukan kalibrasi dengan menggunakan akuades 20 o C. b) Meletakkan 1-2 tetes akuades 20 o C diatas prisma. Dengan hati-hati tutup plat. Akuades harus tersebar merata pada permukaan prisma. Arahkan refraktometer kearah cahaya dengan posisi lurus. c) Melihat dan membaca skala. Jika garis batas tidak tepat pada 0%, putar sekrup dengan menggunakan obeng sampai garis batas tepat pada angka 0%. d) Setelah dilakukan kalibrasi, bersihkan akuades dengan menggunakan tissue, selanjutnya lakukan pengukuran terhadap sampel. e) Meletakkan 1-2 tetes, tutup plat dengan hati-hati. f) Mengarahkan refraktometer kearah cahaya, dilihat dan dibaca skalanya. g) Karena skala pada refraktoemeter digunakan untuk mengukur sampel pada 20 o C, perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pengukuran berdasarkan temperatur pada waktu pengukuran dengan melihat tabel koreksi temperatur. d. Setelah proses pencuplikan selesai, organisme yang tercuplik dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi melalui kajian literatur.

64 3. Tahap Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Pertama data yang di peroleh akan diolah dengan menggunakan rumus kelimpahan, keanekaragaman serta perbandingan yang dihitung dengan Indeks Sorensen sehingga akan menghasilkan data berupa nilai kelimpahan, indeks keanekaragaman dan kriteria similaritas jenis dari Indeks Sorensen yang merupakan data secara kuantitatif. Berdasarkan data kuantitatif tersebut data kemudian diolah secara kualitatif yang akan menghasilkan data penjelasan mengenai keadaan kelimpahan, keanekaragaman dan perbandingan makrozoobenthos di pantai karang dan padang lamun Pantai Sindangkerta kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.