BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada bahasa secara universal. Linguistik memiliki dua cabang pembagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, salah satu aspek bahasa yang harus diperhatikan adalah goi (kosa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana dalam Abdul Chaer, 1994:32). Bahasa tidak hanya digunakan untuk

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga tidak terlepas dari penggunaan kata serapan. Tidak adanya padanan kata

Bab 1. Pendahuluan. Istilah linguistik dalam bahasa Jepang disebut dengan 言語学 gengogaku,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak dikenal adanya kata serapan (gairaigo). Banyaknya pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Jepang. Tiga aksara lainnya adalah huruf romaji, huruf hiragana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB 1 PENDAHULUAN. Chaer (1994) menyebutkan bahwa salah satu sifat bahasa adalah unik. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk mencapai maksud dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti hakikat manusia menurut Aristoteles ( SM), manusia

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa asing bukanlah suatu hal yang mudah. Perbedaan

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, penelitian mengenai proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

MATERI MATAKULIAH NIHONGOGAKU DI PSPBJ FPBS UPI Oleh Ahmad Dahidi & Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago, kango dan gairaigo. Wago ( 和語 ) adalah kosakata bahasa Jepang asli yang biasanya ditulis dengan menggunakan huruf hiragana ( 平仮名 ). Kango ( 漢語 ) adalah kosakata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa Cina yang biasanya ditulis dengan menggunakan huruf kanji ( 漢字 ), sedangkan gairaigo ( 外来語 ) adalah kosakata pinjaman dari bahasa asing namun tidak termasuk kosakata pinjaman dari bahasa Cina, biasanya gairaigo ditulis dengan huruf katakana ( 片仮名 ) (Sakuma, 2008: 87). Sudjianto dan Dahidi (2004: 97) menyimpulkan gairaigo adalah salah satu jenis kosakata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada di dalam bahasa Jepang. Penyesuaian yang dilakukan pada gairaigo umumnya menyebabkan perubahan pada kosakata yang bersangkutan, baik dari segi fonologi, morfologi maupun semantik. Dari segi semantik, beberapa gairaigo akan mengalami perubahan makna. Makna adalah arti atau maksud yang terkandung dalam subuah kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak dapat memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984: 19). Sedangkan perubahan makna adalah makna dari suatu kata mengalami perubahan dikarenakan bahasa bersifat dinamis dan akan terus berkembang dan mengalami perubahan sesuai 1

dengan perkembangan zaman dan kebutuhan para pengguna bahasa, dimana hal tersebut mengakibatkan makna dari suatu kata menjadi berbeda jika dibandingkan dengan makna sebelumnya. Perubahan makna yang terjadi pada gairaigo yaitu, perubahan makna menyempit, perubahan makna meluas, perubahan makna total. Perubahan makna menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor, menjadi memiliki makna-makna lain. Perubahan makna total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna asalnya (Chaer, 2002: 141). Salah satu contoh gairaigo yang mengalami perubahan makna menyempit yaitu kata テイク yang berasal dari kata take. Dalam bahasa Inggris, kata take sebagai nomina memiliki makna gambar yang difoto atau direkam terus menerus, pendekatan khusus untuk sesuatu, jumlah yang didapat atau diperoleh. Sebagai verba, kata take memiliki makna menggapai dan menahan, menempati tempat atau posisi, menggapai kepemilikan secara paksa, membawa sesuatu, memindahkan dari suatu tempat, mengurangi, mengkonsumsi, membuat menjadi keadaan tertentu, mengalami atau dipengaruhi oleh, digunakan sebagai rute untuk sarana transportasi, menerima atau mendapatkan, memerlukan atau menggunakan, bertindak atas suatu kesempatan, melihat atau menangani dengan cara tertentu, mentolerir atau menahan, serta belajar atau duduk untuk pemeriksaan dalam suatu subjek 2

(Oxford Advanced Learner s Dictionary, 2005) yang akan disingkat dengan (OALD, 2005). Setelah diserap ke dalam bahasa Jepang, kata テイクhanya dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina saja yaitu satu bagian dari pengambilan gambar atau perekaman suara untuk film atau lagu (Konsaizu Katakana Go Jiten, 1999: 619) yang akan disingkat dengan (KKGJ, 1999: 619). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa, kata テイク telah mengalami penyempitan makna jika dibandingkan dengan makna asal katanya. Hal ini juga merupakan salah satu hal yang membingungkan bagi pembelajar bahasa Jepang, kapan kosakata gairaigo dapat digunakan sebagai substitusi untuk padanan katanya dalam bahasa Jepang, dan kapan kosakata gairaigo tersebut dianggap tidak tepat digunakan sebagai subsitusi diakibatkan perbedaan makna yang terimplikasi meskipun sekilas gairaigo yang bersangkutan memiliki makna yang sama dengan padanan katanya dalam wago dan kango. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai perubahan atau pergeseran makna yang terjadi pada gairaigo, namun hanya terfokus pada perubahan makna menyempit. Hal ini dikarenakan perubahan makna terbanyak yang terjadi pada gairaigo saat ini adalah perubahan makna menyempit. Hartley (1982: 106) menyimpulkan bahwa, kosakata yang dipinjam biasanya digunakan sesuai dengan kebutuhan bahasa peminjam. Bahasa Jepang hanya akan menggunakan gairaigo untuk menyebutkan kosakata baru yang tidak ada dalam bahasa Jepang. Sehingga hal ini akan mengakibatkan banyaknya penyempitan makna yang terjadi pada gairaigo. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan surat kabat online Asahi Shinbun sebagai sumber data. Peneliti menggunakan surat kabar online Asahi 3

Shinbun dikarenakan sebagian besar gairaigo diperkenalkan kepada masyarakat melalui media massa, termasuk koran dan majalah. Asahi Shinbun adalah salah satu surat kabar online nasional Jepang yang diterbitkan oleh The Asahi Shinbun. Surat kabar ini pertama kali terbit di Osaka pada tahun 1874. Selain berbahasa Jepang, surat kabar ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Surat kabar ini terbit dua kali dalam sehari, dan berita yang ditulis terdiri atas berbagai macam rubrik (tema) seperti man, woman, supootsu ( スポーツ ) olah raga, opinion ( オピニオン ) opini, raifu ( ライフ ) kehidupan, kurucyaa ( クルチャー ) kebudayaan, saiensu to tekku ( サイエンス テック ) sains dan teknologi, dan lain-lain. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 18 buah artikel yang terdapat dalam rubrik woman surat kabar online Asahi Shinbun edisi 8-25 Mei 2017. Rubrik woman ini berisi tentang informasi seputar perempuan, baik itu berupa pakaian, kosmetik, hobi, dan lain-lain, sehingga akan terdapat gairaigo yang bervariasi dan jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Penyempitan Makna pada Gairaigo yang terdapat dalam Surat Kabar Online Asahi Shinbun yang ditinjau dari ilmu semantik. 1.2 Rumusan Masalah 4

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penyempitan makna pada gairaigo yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun? 1.3 Batasan Penelitian Penelitian ini membahas tentang gairaigo yang mengalami penyempitan makna dengan menggunakan tinjauan semantik. Kosakata di dalam gairaigo telah diserap dari berbagai bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Portugis, Prancis, Jerman, Inggris dan bahasa asing lainnya termasuk bahasa Indonesia. Pada penelitian ini peneliti tidak membahas semua perubahan makna kata serapan gairaigo yang berasal dari berbagai bahasa yang telah disebut di atas, tetapi yang berasal dari bahasa Inggris saja karena, gairaigo paling banyak diserap dari bahasa Inggris. Suzuki dalam Gotlieb (11-12) menyatakan bahwa bahasa Jepang sekarang ini dibanjiri dengan banyak sekali kata-kata pinjaman dalam segala bentuk yang umumnya berasal dari bahasa Inggris. Selain itu, pelajaran bahasa resmi bahasa Inggris di sekolah-sekolah di Jepang juga merupakan salah satu kontributor dari munculnya kata-kata pinjaman baru. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah gairaigo yang berasal dari bahasa Inggris, sedangkan untuk pengambilan data peneliti menggunakan rubrik woman edisi 8-25 Mei 2017 sebanyak 18 artikel, yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun, yang akan disingkat menjadi AS,W. Pembatasan pengambilan data tersebut dikarenakan ketersediaan data sesuai objek penelitian yang dibutuhkan banyak ditemukan dalam rubrik ini. 5

Kamus yang digunakan untuk mencari makna asal kata gairaigo dalam penelitian ini adalah Oxford Advanced Learner s Dictionary, 2005 yang akan disingkat dengan (OALD, 2005). Penulis menggunakan kamus ini karena pada kamus ini lengkap, serta terdapat penjelasan pemakaian setiap kata dalam kalimat, sedangkan untuk mencari makna gairaigo itu sendiri peneliti menggunakan kamus Konsaizu Katakana Go Jiten. Peneliti menggunakan kamus Konsaizu Katakana Go Jiten tahun 1999 karena kamus ini lengkap, baik dari segi makna gairaigo maupun dari segi perubahan makna gairaigo dari waktu ke waktu. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penyempitan makna pada gairaigo yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun. 1.5 Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan dan pembinaan bahasa Jepang, dan memberikan sumbangan ilmu pada bidang linguistik, khususnya dalam tataran goi tentang gairaigo serta dalam tataran semantik yaitu penyempitan makna yang terjadi pada gairaigo. Secara khusus manfaat yang peneliti harapkan dapat tercapai dari penelitian ini adalah, peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan lebih jauh tentang gairaigo dan pergeseran makna kata-kata serapan gairaigo bahasa Jepang, sehingga dapat diaplikasikan dengan benar dalam praktik bahasa Jepang sehari-hari. 1.6 Tinjauan Pustaka 6

Berdasarkan penelusuran dan pencarian yang telah peneliti lakukan melalui studi kepustakaan, ada beberapa penelitian yang menjadi referensi bagi peneliti. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Putri (2013) dengan judul skripsi Pembentukan Kata Serapan Gairaigo dalam Bahasa Jepang pada Majalah Fashion Nikopuchi dan Popteen. Putri menyimpulkan bahwa ada 3 tipe pembentukan kata yang terjadi pada gairaigo yang berhubungan dengan fashion dalam majalah Popteen dan Nikopuchi, yaitu afiksasi, pemajemukan dan penyingkatan/akronim. Proses pembentukan kata pada gairaigo melalui afiksasi dapat membentuk kata-kata sifat, kata benda, dan kata kerja. Proses pembentukan kata pada gairaigo melalui pemajemukan menghasilkan kata majemuk berupa nomina majemuk endosentris dan nomina majemuk aposisional. Proses pembentukan kata pada gairaigo melalui penyingkatan/akronim terjadi dengan menyingkat satu, dua, hingga enam suku kata. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri yaitu, penelitian ini meneliti tentang penyempitan makna pada gairaigo yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun tinjauan semantik, sedangkan Putri meneliti tentang pembentukan kata serapan gairaigo dalam Bahasa Jepang tinjauan morfolgi. Hatiah (2015) dengan judul skripsi Perubahan Bunyi Gairaigo berdasarkan Teori Muchlis dalam Website Berita NHK Edisi 10 Maret 2015. Hatiah menyimpulkan bahwa, bentuk-bentuk peristiwa dan proses perubahan 7

bunyi yang teridentifikasi dalam data penelitian tersebut, antara lain asimilasi nasal, netralisasi, zeroisasi, monoftongisasi dan anaptikis. Bentuk peristiwa perubahan bunyi yang teridentifikasi pada data penelitian tersebut yaitu, asimilasi fonem /n/ menjadi /m/, netralisasi bunyi [v] menjadi [b], zeroisasi atau pemendekan bunyi, serta anaptikis dengan penambahan bunyi vokal [u]. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Hatiah yaitu, penelitian ini meneliti tentang penyempitan makna pada gairaigo yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun tinjauan semantik, sedangkan Hatiah meneliti tentang perubahan bunyi gairaigo berdasarkan teori Muchlis tinjauan fonologi. Orlanda (2016) dengan judul skripsi Perubahan Bunyi Kata Serapan (Gairaigo) dalam Penamaan Negara di Benua Eropa dalam Kokumei ni Himerareta Omoshiro Sekaishi menggunakan tinjauan fonologi. Orlanda menyimpulkan bahwa, berdasarkan dari data yang telah dianalisis, perubahan nama negara yang telah diserap ke dalam bahasa Jepang seperti lenisi, penambahan bunyi, fusi, pemecahan vokal, asimilasi, disimilasi, pelesapan bunyi, perubahan artikulatoris, pergantian bunyi alveolar, dan penyimpangan pada status fonem. Perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan struktur silabel dan sistem bunyi bahasa antara bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Orlanda yaitu, penelitian ini meneliti tentang penyempitan makna pada gairaigo yang terdapat dalam surat kabar online Asahi Shinbun tinjauan semantik, sedangkan Orlanda meneliti tentang perubahan bunyi kata serapan gairaigo dalam penamaan negara di benua Eropa tinjauan fonologi. 8

Dari ketiga tinjauan pustaka tersebut, semuanya sangat bermanfaat bagi peneliti untuk memberikan informasi tentang gairaigo, serta mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini. 1.7 Metode Penelitian Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode (Sudaryanto, 2015: 9). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh dan menyeluruh. Penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. 1.7.1 Tahap Penyediaan Data Metode pemerolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Dinamakan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2007: 29). Sedangkan teknik pemerolehan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teknik Sadap. Teknik Sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. 9

Teknik Simak Bebas Libat Cakap (TBLC), dan Teknik Catat digunakan sebagai teknik lanjutan dari teknik sadap. Maksud dari TBLC adalah, peneliti tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan atau percakapan dan hanya bertugas mengamati penggunaan gairaigo dari sumber data dan melakukan pencatatan terhadap data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini pada tahap penyediaan data, peneliti akan mengumpulkan semua gairaigo yang diserap dari bahasa Inggris yang terdapat dalam rubrik woman surat kabar online Asahi Shinbun edisi 8 Mei sampai 25 Mei 2017. 1.7.2 Tahap Analisis Data Menurut Sudaryanto (1993: 8) analisis data merupakan upaya peneliti untuk menangani langsung masalah yang terkandung dalam data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Menurut Sudaryanto (1993: 15), metode padan adalah metode/cara yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Teknik Pilah Unsur Penentu. Teknik Pilah Unsur Penentu adalah, teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu berupa daya pilah bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 21). Pada tahap analisis data, penulis akan mencari makna asal kata gairaigo yang telah dikumpulkan pada tahap penyediaan data. Pada penelitian ini penulis menggunakan Oxford Advanced Learner s Dictionary, 2005. Setelah itu penulis juga akan mencari makna kata gairaigo berdasarkan kamus. Pada penelitian ini 10

penulis menggunakan kamus Konsaizu Katakana Go Jiten ( コンサイズカタカナ語辞典 ) tahun 1999. Setelah semua makna gairaigo ditemukan, penulis akan membandingkan makna kata gairaigo dengan makna kata asal gairaigo (yang berasal dari bahasa Inggris), sehingga akan terlihat gairaigo yang mengalami perubahan makna maupun yang tidak mengalami perubahan makna. Setelah terkumpulnya data gairaigo yang mengalami penyempitan makna, data tersebut akan dikelompokkan berdasarkan jenis kelas katanya. 1.7.3 Tahap Penyajian Data Menurut Sudaryanto (1993: 145), penyajian hasil penelitian data dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode formal dan informal. Metode formal merupakan perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi teknis sifatnya, artinya penyajian hasil analisis data dilakukan dengan deskripsi khas verbal dengan kata-kata biasa tanpa lambang-lambang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode informal. Hasil dari pengumpulan data dan analisis data akan dijelaskan secara rinci dengan kata-kata. 1. 8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan berisi urutan tata cara penulisan yang akan dilakukan dalam penelitian. Penulisan terdiri dari empat bab yaitu, bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi uraian lebih rinci mengenai teori-teori yang akan peneliti gunakan untuk menganalisa penyempitan makna 11

pada gairaigo. Bab III berisi uraian dari penganalisisan penyempitan makna pada gairaigo. Bab IV yaitu penutup yang berisi penarikan kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini. 12