BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia pada era global dan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dari ketidaktahuan menjadi tahu yang berlangsung secara terus-menerus dalam kehidupan manusia. Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu agar mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini pendidikan dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu formal dan non formal. Pendidikan formal diperoleh melalui pembelajaran di sekolah dengan menjalankan sistem pembelajaran. Pembelajaran formal memerlukan inovasi-inovasi baru untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Pembelajaran sangat beragam salah satunya pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi sesama peserta didik dengan pendidik pada proses pembelajaran tersebut. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun

kerja kelompok, dan dalam waktu yang singkat, membuat mereka berpikir analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang di bahas pada materi pelajaran dengan pendidik sebagai pembimbing atau fasilitator. Hal ini yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yakni kurikulum 2013. Kurikulum 2013 (K-13) merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. K-13 lebih menekankan pada penerapan pendekatan scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan. K-13 bertujuan untuk menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidik harus memiliki kemampuan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang membuat peserta didik berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku saat ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan mengambil bagian selama kegiatan pembelajaran. Namun, hal ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini terjadi pula di salah satu sekolah swasta di kota kupang, yakni SMA Katolik Giovanni. Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran fisika di SMAK Giovanni para peserta didik cenderung pasif dan ada peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pelajaran fisika yakni 75, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yakni; gaya mengajar pendidik yang monoton oleh pendidik (pendidik tidak melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik hanya sebagai penerima materi), hanya sebagian peserta didik yang memiliki respon baik, peserta didik kurang dilibatkan dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi (melakukan eksperimen ataupun mengerjakan soal), evaluasi pembelajaran di sekolah ini belum optimal, karena

pendidik hanya menilai dari aspek kognitif saja. Sedangkan K13 menuntut evaluasi pembejaran meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, pendidik kurang melaksanakan program pembelajaran yang telah dibuat meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan), dan kegiatan penutup. Menurut (Yanustiana Pratomo) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Penekatan Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan kaktifan dan hasil belajar ipa siswa kelas x SMAN 2 Kalasan diperoleh penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siwa kela XI SMAN 2 Kalasan. Peningkatan tersebut ditunjuk dengan perolehan persentase aktifitas belajar dari 60,9% menjadi 90,5% dengan kategori sangat aktif dan hasil belajar dari 65,0% menjadi 89,0% dengan kategori baik. Artinya pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing lebih efektiv dari pada pebelajaran dengan mengunakan metode/model pembelajaran konvensional lainnya. Pendekatan inkuiri merupakan suatu teknik dalam proses pembelajaran peserta didik yang melibatkan peserta didik sebagai objek dalam menghadapi suatu masalah secara langsung. Maksud utama pendekatan inkuiri adalah mendorong peserta didik mengembangkan ketrampilan-ketrampilan untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari pemecahan masalahnya. Salah satu pendekatan inkuiri adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry) dimana peran pendidik cukup dominan, pendidik membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan inkuiri dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal dan mengarahkan peserta didik pada suatu diskusi. Upaya yang dilakukan pendidik tersebut untuk dapat meningkatkan hasil belajar yakni dilihat melalui hasil pembelajaran yang ditempuh peserta

didik selama proses pembelajaran. Dengan demikian prestasi peserta didik diharapkan akan meningkat. Pada Sekolah Menengah Atas (SMA), salah satu materi yang diajarkan yakni Gerak Lurus. Materi ini diajarkan di kelas X SMA pada semester ganjil. Materi tentang gerak lurus ini banyak membutuhkan keaktifan peserta didik dalam belajar karena dilengkapi dengan eksperimen yang mendorong peserta didik akan menemukan sendiri inti permasalahannya baik secara individu maupun secara kelompok. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MATERI POKOK GERAK LURUS PADA PESERTA DIDIK KELAS X MIPA 2 SEMESTER GANJIL SMAK GIOVANNI KUPANG TAHUN AJARAN 2016/2017. B. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil penerapan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? Dari rumusan masalah di atas dirincikan masalah-masalah dalam penelitian yakni: 1. Bagaimana kemampuan pendidik dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil penerapan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. Dari tujuan di atas dirincikan tujuan-tujuan penelitian yakni: 1. Mendeskripsikan kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar dengan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017.

4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing materi pokok Gerak Lurus pada kelas X MIPA 2 semester ganjil SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik 2. Bagi Pendidik a. Sebagai bahan informasi dalam memilih model atau pendekatan pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika. 3. Bagi Peneliti Agar memiliki pengetahuan yang lebih baik dan luas tentang pendekatan inkuiri terbimbing dan memiliki ketrampilan untuk menerapkannya. 4. Bagi Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. 5. Bagi LPTK UNWIRA

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk mempersiapkan calon pendidik yang inovatif, kreatif, dan interaktif di masa yang akan datang dan juga sebagai pengembangan keilmuwan khususnya masalah pembelajaran. E. Asumsi Penelitian Peneliti memiliki beberapa asumsi dalam penelitian ini antara lain: a. Peserta didik mengerjakan tes awal dan tes akhir yang diberikan secara perorangan tanpa dibantu oleh pihak manapun, sehingga hasil yang diperoleh peserta didik benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik. b. Dalam pembelajaran peserta didik benar-benar mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Pengamat berlaku obyektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti. d. Peserta didik memberikan informasi secara jujur dan benar tentang proses pembelajaran dengan menjawab pertanyaan pada lembar isian respon peserta didik. F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi pokok Gerak Lurus 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik kelas X MIPA 2 Semester Ganjil SMA Katolik Giovanni Kupang tahun ajaran 2016/2017. 3. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing. G. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Penerapan artinya penggunaan suatu metode atau model tertentu menurut aturan atau kaidah tertentu. 2. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode atau model pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. 3. Inkuiri berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. 4. Terbimbing adalah diawasi atau dibimbing. Misalnya diawasi atau dibimbing oleh pendidik dalam proses pembelajaran. 5. Pendekatan inkuiri merupakan proses pembelajaran yang dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar atau percobaan. Pendekatan inkuiri juga merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. 6. Pendekatan inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis inkuiri di dalam proses pembelajaran yang banyak dicampuri oleh pendidik. Pendidik banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk.