BAB I PENDAHULUAN. baik ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan. Proses pemulihan perekonomian dunia pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dalam sebuah negara akan memberikan dukungan. ekonomi dan hingga kondisi perbankan pada saat sekarang ini..

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan Global Financial

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini yang penuh persaingan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara dan bank sangat berpengaruh terhadap perekonomian seluruh negara dimana

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam operasionalnya (Osiani dkk, 2016). menyalurkannya kepada masyarakat (Kasmir, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Berdasarkan Undang undang RI Nomor 10. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal yang berimbas kepada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN. dan giro yang merupakan kewajiban bank sebab harus dikembalikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Cecep Misbahudin Azmi, Pengaruh Kredit Bermsalah dan Likuditas terhadap Profotabilitas pada PT.

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL)

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).


BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara mempengaruhi tingkat kemakmuran penduduknya. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih baik ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Apabila pendapatan tersebut meningkat, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana. Kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk. Salah satunya disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal. Merujuk kembali pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia, kondisi yang terjadi selama Orde Baru telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Ketika itu semua orang tahu bahwa pada puncaknya di tahun 1995-1996 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen per tahun. Kondisi tersebut jelas jauh lebih baik dari pada 1976 (Anwar,2009). Bagi masyarakat di negara-negara maju, seperti negara-negara di Eropa, Amerika dan Jepang, mendengar kata bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Begitu pula bagi Indonesia, sebagai lembaga keuangan penghimpunan, penyaluran dana ke mayarakat dan memberikan jasa-jasa bank lainnya, dalam upaya mesejahterakan masyarakat serta 1

meningkatkan perekonomian di Indonesia. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyakatnya. Sebagai salah satu penyedia dana bagi masyarakat bank mendapat berbagai risiko yang diukur dari salah satu unsur yaitu Non Performing Loan. Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang merupakan unsur indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai interdiary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana., (http: //www.vierye.blogspot.com, diunduh pada tanggal 13 Maret 2014). Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. fungsi intermediasi perbankan mengalami penurunan. Indikator penurunan fungsi intermediasi perbankan ini dapat dilihat dari indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap jumlah dana yang dihimpun dari pihak ketiga. Sejak krisis tersebut melanda, indikator LDR ini semakin menurun. Alasan pertama yang membuat LDR menurun adalah karena banyaknya kredit-kredit yang bermasalah di neraca perbankan sehingga meningkatkan Non Performing Loan (NPL). 2

NPL merupakan masalah berbahaya bagi perbankan nasional. Salah satu faktor yang lebih berperan dalam masalah NPL adalah dampak krisis multidimensional yang dimulai pada tahun 1997-1998 hingga sekarang masih menyebabkan banyak debitur bank, baik di segmen corporate, commercial, maupun consumer belum mampu menyelesaikan kredit macetnya. Selain itu, faktor lain yang jauh lebih penting adalah kurangnya kemauan dan itikad baik dari debitur. Kenaikan suku bunga merupakan beban tambahan yang akan memperburuk posisi NPL akibat penyesuaian aturan kolektibilitas PBI 7/2/2005 yang diterapkan BI mulai tahun 2005. Meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit pada periode berikutnya. Kondisi seperti ini akan mengurangi perkembangan dividen dan laba ditahan atau modal. Untuk mengukur risiko kredit terhadap kinerja keuangan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) yang mengukur kemampuan bank dalam mengatasi risiko gagalnya pengembalian kredit. Kredit bermasalah mengambarkan risiko yang harus di tanggung oleh oleh setiap perbankan. Semakin tinggi NPL yang dimiliki bank semakin banyak uang yang tidak beroperasi yang mengakibatkan berkurangnya laba yang di dapat oleh suatu bank. Penggunaan variabel NPL mencerminkan risiko kredit. Semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Dengan tingginya NPL maka akan berkurang premi resiko yang berdampak pada tingginya suku bunga kredit. Setiap bank berusaha untuk meminimalkan besarnya NPL untuk menjamin kelancaran kegiatan bank sebagai 3

penghimpun dana dan pemberian pinjaman. Tujuan perusahaan salah satunya yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal, begitu pula pada perbankan yang ada di Indonesia yaitu diantaranya untuk mendapatkan pendapatan/laba maksimal. Keuntungan yang diperoleh perbankan merupakan profit atau nilai lebih yang diperoleh oleh perbankan. ROA merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (sesudah pajak) berdasarkan tingkat asset tertentu. (M. Hanafi,2008:42). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk menilai efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Semakin tinggi nilai NPL maka semakin kecil nilai ROA karena semakin tinggi pendapatan/laba perusahaan maka semakin kecil tingkat risiko kerugian. Dalam buku (Kasmir,2012:29) jenis bank menurut kepemilikannya dibagi menjadi 5 kelompok diantaranya Bank milik pemerintah, Bank milik swasta nasional, Bank milik koperasi, Bank milik campuran, dan Bank milik asing Tabel 1.1 Rata-rata ROA dan NPL pada Bank BUMN Periode tahun 2006-2013 Variabel (%) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ROA 2,27 2,41 2,40 2,48 3,15 3,32 2,87 3,47 NPL 8,87 5,71 3,90 3,59 3,18 2,71 2,64 2,35 Sumber : Annual Report Bank BUMN yang sudah diolah 4

Tabel 1.2 Rata-rata ROA dan NPL pada Bank Swasta periode tahun 2006-2013 Variabel (%) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ROA 1,86 2,06 1,81 1,76 2,04 2,18 2,32 2,22 NPL 3,41 2,18 2,14 2,24 2,05 1,81 1,47 1,40 Sumber : Annual Report Bank BUMN yang sudah diolah Berdasarkan data diatas, terdapat lima Bank yang menjadi sebuah fenomena antara lain adalah PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Mayapada Internasional Tbk, dan PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Lima Bank yang memiliki kasus kenaikan/penurunan NPL yang sangat ekstrim. Tabel 1.3 Research Problem : Fenomena yang terjadi berdasarkan data penelitian Nama bank varibel Tahun 2006 2007 2007 2008 2008 2009 2009 2010 2010 2011 2011 S/d 2012 2012 2013 PT Bank NPL Bukopin, Tbk 0,14% 1,30% 2,06% 0,41% 0,34% 0,22% 0,40% 5

ROA 0,25% 0,03% 0,20% 0,09% 0,22% 0,04% 0,08% PT Bank NPL Internasional 2,11% 0,28% 0,81% 0,70% 0,95% 0,44% 0,41% Indonesia, Tbk ROA 0,52% 0,19% 0,91% 1,21% 0,01% 0,49% 0,09% PT Bank NPL Mayapada 0,17% 2,35% 1,87% 2,31% 0,76% 0,61% 1,98% Internasional, Tbk ROA 0,09% 0,81% 0,37% 0,32% 0,85% 0,34% 0,12% PT bank Pundi NPL Indonesia, Tbk 7,28% 0,32% 12,42 23,05 41,84 0,83% 3,20% % % % ROA 1,09% 2,13% 5,89% 20,79 8,15% 3,77% 0,25% % Sumber : annual repot Bank Swasta yang sudah diolah 6

Berdasarkan tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan, bahwa NPL pada bank BUMN pada tahun 2006-2013 mengalami penurunan dan ROA berfluktuatif dan mengalami peningkatan, berbeda dengan data pada lima bank Swasta pada tahun 2009-2012 NPL fluktuatif dan mengalami penurunan dan ROA mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa hubungan NPL antara bank BUM dan bank Swasta berbeda sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang ada pada bank BUMN dan bank Swasta. Dalam penelitian Heriyanto dan Bayu Edhi (2009) yang menunjukan adanya pengaruh yang negatif signifikan antara NPL terhadap ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Heriyanto dan Bayu Edhi (2009), maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NPL terhadap ROA.Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh NPL terhadap ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI periode tahun 2006-2013 7

1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perkembangan NPL dan ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2013. 2. Apakah ada perbedaan antara NPL dan ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI. 3. Apakah NPL berpengaruh terhadap ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2013. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian untuk mengetahui apakah adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI, sedangkan berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana perkembangan NPL dam ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2013 2. Mengetahui perbedaan NPL dan ROA antara Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI. 3. Mengetahui NPL berpengaruh terhadap ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2013. 8

1.4 Kegunaan Penelitian diperoleh : Adapun kegunaan penelitian ini dari segi teoritis dan pratis yang dapat 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu perbankan, khususnya mengenai perbedaan kinerja NPL dan ROA pada Bank BUMN dan Bank Swasta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi penulis, untuk menerapkan dan membandingkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan di dunia praktek. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan/referensi penelitian penelitian. 3. Bagi perusahaan maupun masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai perbankan, khususnya mengenai mengenai pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BUMN dan Bank Swasta. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan lokasi adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan merupakan laporan keuangan perusahaan pada Bank BUMN dan Bank Swasta tahun 2006-2013 yang diperoleh dari situs http://annualreport 9