BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab kedua kematian pada anak dibawah lima tahun. Didapatkan data dari World Gastroenterology Organisation Global Guideline (2012), terdapat sekitar dua miliar kasus penyakit diare dan 1,9 juta anak dibawah lima tahun meninggal diseluruh dunia setiap tahun. Jumlah ini adalah 18% dari semua kematian anak dibawah lima tahun dan lebih dari 5000 anak-anak meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Dari semua kematian anak akibat diare, 78% terjadi dinegara Afrika dan Asia Tenggara. Diare adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang terutama Indonesia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada Balita, terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia terdapat 6 juta kematian Balita tiap tahun diakibatkan diare dan sebagian besar terjadi di negara berkembang. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2013 menyatakan periode prevalensi nasional diare adalah 3,5 % rentang 4,2%-18,9%. Data nasional menyebutkan setiap tahun di Indonesia didapatkan 100.000 Balita meninggal akibat diare, artinya setiap hari ada 273 Balita meninggal dan sama 11 jiwa meninggal setiap jam atau 1 jiwa meninggal setiap 5,5 menit akibat diare (Riskesdas, 2013). Di kota Yogyakarta penyakit diare merupakan masalah kesehatan pada Balita. Pada tahun 2009 kejadian diare yang datang berobat ke Puskesmas menepati urutan kedua setelah ISPA jumlah kasus 7.769, sedangkan tahun 2008 jumlah kasus 9.640 dan pada tahun 2007 jumlah kasus 10.995 kasus (Dinkes Yogyakarta, 2010). Malnutrisi merupakan gangguan status gizi anak baik gizi kurang maupun kelebihan gizi yang akan menganggu pertumbuhan anak. Secara global, pada tahun 2011 diperkirakan 165 juta anak dibawah lima tahun atau 26% pertumbuhan terhambat yaitu tinggi badan menurut umur dibawah -2 SD. Tingkat prevalensi 1
tinggi badan anak Balita di Afrika 36% ditahun 2011 dan Asia 27% ditahun 2011, merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat seluruh dunia (UNICEF, WHO, The World Bank, 2012). Secara global, pada tahun 2011 diperkirakan 101 juta anak dibawah lima tahun atau 16% berat badan rendah yaitu berat badan menurut usia dibawah -2SD. Pada tahun 2011 diperkirakan 43 juta anak dibawah lima tahun atau 7% kelebihan berat badan yaitu berat badan menurut tinggi badan diatas + 2SD. Di Negara Afrika, prevalensi kelebihan berat badan meningkat dari 4 % tahun 1990 menjadi 7% tahun 2011 sedangkan, prevalensi kelebihan berat badan lebih rendah di Negara Asia 5% tahun 2011, tetapi jumlah anak yang terkena dampak tubuh lebih tinggi di Negara Asia didapatkan 17 juta dibandingkan di Negara Afrika didapatkan 12 juta. Nutrisi yang tepat akan memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka kematian Balita (UNICEF, WHO, The World Bank, 2012). Anak Balita merupakan usia tahap perkembangan yang cukup rentan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan nutrisi. Setiap tahun lebih sepertiga kematian anak sedunia berkaitan masalah kurang gizi. Kecenderungan prevalensi status gizi Balita menurut ketiga indeks seperti berat badan per umur (BB/U), tinggi badan per umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan (BB/TB) didapatkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 secara nasional prevalensi berat kurang di Indonesia pada tahun 2010 adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Prevalensi kependekan sebesar 35,6% yang terdiri dari 18,5% sangat pendek dan 17,1% pendek. Prevalensi kurus sebesar 7,3% dan prevalensi kegemukan secara nasional di Indonesia adalah 14,0% yaitu pada tahun 2007 dan 12,2% menjadi 14,0% pada tahun 2010. Secara keseluruhan, semua provinsi di Indonelsi masih memiliki prevalensi berat kurang masih diatas batas non-public health problem menurut WHO yaitu 10,0%. Kurang gizi pada Balita dapat meningkatkan resiko untuk terkena infeksi yang diakibatkan daya tahan tubuh menurun pada Balita gizi kurang (Kemenkes RI, 2011). 2
Status gizi Balita pada masyarakat Provinsi Yogyakarta pada tahun 2011 prevalensi total sebesar 10,28%, walaupun sudah menurun dibanding tahun 2010. Prevalensi Balita gizi buruk sebesar 0,68%, status gizi kurang sebesar 9,60% dan Balita status gizi lebih sebesar 2,55%. Persentase status gizi kurang di Provinsi Yogyakarta berdasarkan peringkat tinggi kerendah adalah Kabupaten Bantul sebesar 10,79%, Kulon Progo sebesar 10,58%, Gunung kidul 10,40%, Sleman 8,27% dan kota Yogyakarta 8,14% (Dinkes Povensi DIY, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Scrimshaw, Taylor dan Gordon (1998) memperlihatkan adanya hubungan timbal balik antara diare dan malnutrisi yaitu diare dapat menimbulkan terjadinya malnutrisi dan sebaliknya malnutrisi dapat menyebabkan terjadinya diare (Rosari, dkk, 2013). Masalah utama terjadinya status gizi buruk pada Balita yaitu faktor sumber daya potensial dan faktor sumber daya manusia. Faktor sumber daya potensial berkaitan politik dan ideologi, suprastruktur, dan struktur ekonomi. Sedangkan, faktor sumber daya manusia berkaitan pendidikan, sehingga pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sangat penting untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya gizi buruk. Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka tingkat pengetahuan semakin luas sehingga mempermudah orang tua dalam memberikan gizi yang baik kepada anak agar anak tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit infeksi. Sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi. Apabila sosial ekonomi baik maka status gizi semakin baik. Status gizi pada Balita berkaitan kondisi sosial ekonomi keluarga (orang tua) sepeti pekerjaan yang berpengaruh terhadap asupan makanan yang diberikan kepada anak (Rianton et al, 2006 & Natoatmodjo, 2011) Berdasarkan data tersebut, peneliti sangat tertarik untuk meneliti Hubungan Status Gizi dan Determinanya Kejadian Diare Pada Balita Umur 12-60 Bulan Periode Januari Sampai Desember Tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta. 3
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Apakah terdapat hubungan status gizi kejadian diare pada Balita umur 12-60 bulan periode Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta? 1.2.2 Bagaimanakah determinan status gizi diare pada Balita umur 12-60 bulan periode Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk menegetahui hubungan status gizi dan determinanya kejadian diare pada Balita umur 12-60 bulan periode Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahu status gizi pada Balita usia 12-60 bulan periode Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta. b. Untuk mengetahui kejadian diare pada Balita umur 12-60 bulan peroide Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta. c. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengen determinan pada Balita umur 12-60 bulan periode Januari sampai Desember tahun 2015 di RS KIA Rachmi Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti berharap agar penelitian ini nantinya diharapakan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan, masyarakat dan peneliti : 4
1.4.1 Peneliti Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada peneliti agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan status gizi kejadian diare pada Balita. 1.4.2 Institut Pendidikan Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan status gizi kejadian diare pada anak Balita. 1.4.3 Masyarakat Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat Yogyakarta tentang hubungan status gizi kejadian diare pada Balita, sehingga masyarakat Yogyakarta dapat meningkatan kepedulian terhadap keseimbangan gizi dan kebersihan makanan yang diberikan kepada Balita. 5
1.5 Keaslian Penelitian Peneliti (Tahun) Fahmi (2013) Novi (2010) Hamisah (2011) Sampul (2015) Judul Hubungan Status Gizi Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Keja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Hubungan Status Gizi Kejadian Diare Anak Balita di Puskesmas Petanahan Kabupaten Kebumen Hubungan Status Gizi Kejadian Diare Akut pada Balita Dikebumen Klaten Hubungan Diare Kejadian Malnutrisi pada Balita Di Irina E Bawah RSUD Prof.Dr.R.D. Kandou Manado Metode penelitian desain Cross sectional desain Case control desai case control study desain Cross sectional Jumlah sampel hasil 100 responden p = 0,042, OR = 2,52. 68 anak p= 0,00, OR= 9,800, IK=2,001-48,001. 280 anak p=0,001, OR=3,46 (CI 95% = 1,647-7,292). 57 responden P = 0,000, OR = 164. 6