GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fajarina Lathu INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

ABSTRAK A. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW XI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

SUMMARY HASNI YUNUS

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 6 Sri Wahyuni ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue family (Fla Viviridae) dengan genusnya flavirus. Desa Poncorejo merupakan salah satu desa endemis penyakit ini, terdapat 27 kasus rawat inap dan 4 diantaranya terdapat di wilayah RW III Desa Poncorejo. Tingginya kasus DBD di desa ini salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pengetahuan Ibu tentang DBD di RW III Poncorejo Gemuh Kendal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode survey, populasi dan sampel penelitian adalah semua ibu di RW III dengan jumlah ibu 51 orang dari 2 RT yang ada di Desa Poncorejo, dengan tehnik sampel proportional random sampling. Variabel adalah pengetahuan ibu tentang DBD di RW III Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Uji statistik menggunakan analisa univariat, yang menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti, yaitu gambaran pengetahuan ibu tentang DBD berdasarkan karakteristik dari ibu yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Poncorejo mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap penyakit DBD dengan jumlah sebanyak 29 orang (56,9%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang (43,1%). Hal ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan ibu tentang DBD. Kata kunci : Pengetahuan, Demam Berdarah Dengue Pustaka : 34 (2001-2011).

PENDAHULUAN emam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue family (Fla Viviridae) dengan genusnya adalah flavirus. Virus ini mempunyai empat serotip yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Penularan penyakit ini melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD lain (Misnadiarly, 2009). Pemberantasan sarang nyamuk Demam berdarah Dengue dilakukan dengan cara fisik yang dikenal dengan 3M yaitu menguras penampungan air, menutup tempat air dan mengubur barang-barang bekas. Secara kimiawi yaitu penggunaan bahan kimia yang dapat dipakai seperti parenthin, insektisida, DDT, organosfosfat, termasuk fenthion, malathion, fenerothion dan temephos, larvasida, pengobatan perifokal dan penyemprotan ruangan, juga altosid yang disebut dengan abatisasi. Secara biologis yaitu tindakan pemberantasan jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan menggunakan musuh alami seperti ikan pemangsa larva dan biosida bacillus thuringiensis H-14 (BTL) adalah organisme yang sering digunakan (Depkes RI, 2005). Demam berdarah Dengue saat ini telah ditemukan di seluruh propinsi Indonesia, dan lebih dari 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan angka kematian Demam berdarah Dengue selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kejadian Luar Biasa / KLB Demam berdarah Dengue terjadi setiap 5 tahun, tetapi kini semakin sering, bahkan ada beberapa kota terjadi KLB setiap tahun. Tahun 2004, Demam berdarah Dengue menimbulkan KLB di 12 propinsi dengan jumlah 79.462 penderita dan 957 menyebabkan kematian. Awal tahun 2007, kembali lagi terjadi KLB di 11 propinsi. Jumlah kasus Demam berdarah Dengue 2007 sampai Juli adalah 102.175 kasus dengan jumlah kematian 1.098 jiwa. Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu daerah pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m diatas permukaan air laut. Suhu berkisar antara 25 C. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL Sri Wahyuni*, Machmudah**, Mariyam*** 3

Kemudian daerah perbukitan berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai di sebelah utara dengan ketinggian antara 0 s/d 10 m diatas permukaan air laut dan suhu berkisar 27 C. Desa Poncorejo secara umum merupakan wilayah yang datar dan terletak pada ketinggian 10 m diatas permukaan laut. Selain itu kelembaban udara berada diantara 62 84%, mempunyai tingkat resiko penyakit Demam berdarah Dengue yang tinggi. Kabupaten kendal termasuk 10 besar penderita demam berdarah tertinggi di provinsi jawa tengah. Data kasus DBD di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebanyak 84 kasus, tahun 2012 sebanyak 190 kasus, dan tahun 2013 sebanyak 550 kasus, data dari DKK Kendal. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal diketahui dari 20 kecamatan yang ada, 5 di antaranya ditetapkan sebagai daerah endemis. Tahun 2012 Kecamatan gemuh merupakan kecamatan dengan klasifikasi endemis tertinggi peringkat pertama se Kota Kendal. Di Kecamatan Gemuh yang termasuk daerah endemis Demam berdarah Dengue adalah Desa Gemuh Blanten, Desa Taman Gede, dan Desa Poncorejo. Selain itu angka kematian DBD di Kecamatan Gemuh termasuk sepuluh besar angka kematian di Kota kendal diantara 20 kecamatan yang ada. Wilayah kecamatan Gemuh pada tahun 2013 terdapat 27 kasus rawat inap. Desa Poncorejo adalah salah satu desa dengan penderita tertinggi di kabupaten gemuh dengan jumlah penderita demam berdarah sebanyak 4 orang (DKK Kendal, 2013). Berdasarkan hasil wawancara ibu dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di RW III Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal diketahui masih kurangnya pengetahuan ibu tentang Demam berdarah Dengue. Hal ini dibuktikan dengan adanya dari 10 ibu terdapat 6 ibu yang tidak dapat menyebutkan tanda gejala, pencegahan dan penularan DBD. Selain itu terdapat 10 rumah ditemukan 5 dari 10 rumah terdapat jentik nyamuk di tempat penampungan air bersih, 6 rumah memiliki kebiasaan menggantung pakaian kotor dalam kamar, tidak ada rumah yang memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di tempat penampungan air bersihnya dan 7 orang mengaku tidak secara rutin membersihkan bak mandi dan tempat penampungan air bersih dan 2 orang ibu membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan dalam keadaan pre syok hal ini dikarenakan ketidaktahuan ibu tentang penyakit Demam berdarah Dengue. 4 Vol. 8 No. 2 Oktober 2015 : 140-148

Berdasarkan fenomena tersebut penulis merasa tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit DBD yang terdiri dari pengertian, tanda dan gejala, penatalaksanaan, penularan serta pencegahannya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu di RW III dengan jumlah ibu 104 orang dari 2 RT yang ada di Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Teknik yang digunakan adalah teknik proportional random sampling, yaitu dilakukan dengan cara pengundian sesuai jumlah ibu di setiap RT pada RW III Desa Poncorejo yaitu sebanyak 51 responden. Alat pengumpul data yaitu menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas sebelumnya. Proses penelitian ini berlangsung dari tanggal 17 sampai 20 april 2014. Data dianalisis secara univariat, HASIL Hasil penelitian diperoleh umur responden yang terbanyak adalah pada dewasa awal yaitu 25 responden (49%) sama jumlahnya dengan dewasa madya yaitu sebanyak 25 responden (49%) dengan umur rata-rata responden 41,86 dan nilai standart deviationnya adalah 9,417, serta umur tertua adalah 65 sedangkan umur termuda responden adalah 23 tahun. Pendidikan responden yang terbanyak adalah pada pendidikan dasar yaitu 28 orang (54,9%). Jenis pekerjaan responden yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu 26 orang (51%). Pendapatannya lebih dari satu juta adalah sebanyak 29 orang (56,9%). Sumber informasi yang terbanyak yang didapat responden adalah dari tenaga medis yaitu (54,9%) 28 responden (tabel 1 ) GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL Sri Wahyuni*, Machmudah**, Mariyam*** 5

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal April 2014 Karakteristik Jumlah Persentase Umur Dewasa awal (18-40) Dewasa madya (41-60) Dewasa lanjut (>60) Tingkat pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi Jenis pekerjaan Tidak bekerja Wiraswasta Pegawai swasta 25 25 1 3 28 13 6 1 11 26 14 49 49. 1 5,9 54,9 25,5 11,8 2 21,6 51 27,5 Sumber informasi Belum penah mendapat informasi Media cetak Tenaga medis Pendapatan Lebih Dari Satu Juta Kurang Dari 1 Juta 16 7 28 29 22 31,4 13,7 54,9 56,9 43,1 Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh gambaran pengetahuan diketahui bahwa sebagian besar responden di Desa Poncorejo mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap penyakit DBD dengan jumlah sebanyak 29 orang (56,9%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang (43,1%). Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui tingkat pengetahuan responden didapatkan nilai rata-rata skor pengetahuan adalah 39,18%, disertai dengan skor terendah pengetahuan 32, skor teringgi 46 dan nilai standard deviasi sebesar 3,621%. 6 Vol. 8 No. 2 Oktober 2015 : 140-148

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Katagori Tingkat pengetahuan Responden Di Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal April 2014 Karakteristik Jumlah Persentase Pengetahuan Baik Kurang 22 29 43,1 56,9. PEMBAHASAN Pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan manusia didapat dari penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Menurut Darwin (2003), pengukurannya tidak hanya dengan metode yang hanya mengandalkan kebenaran jawaban. Sebuah jawaban yang benar atau salah ditafsirkan hanya berarti bahwa seseorang mengetahui atau tidak tahu sesuatu. Metode pengukuran tersebut memiliki arti yang serius yang dapat diatasi dengan memperluas definisi pengetahuan untuk menyertakan kepastian tes. Kepastian seseorang tentang jawaban pada tes adalah sangat penting. Kebanyakan tes yang digunakan saat ini untuk mengukur pengetahuan seseorang tentang suatu topik yang ditujukan untuk menyusun item tes yang mewakili topik yaitu karakteristik responden yang mempengaruhi pengukuran. Untuk menentukan apakah seseorang memiliki pengetahuan kita dapat mengajukan pertanyaan yang mewakili topik pengujian untuk mengamati alternatif mana seseorang memilih dan menyimpulkan bahwa seseorang tahu ( jika jawaban yang benar dipilih) atau tidak tahu ( jika jawaban yang benar tidak dipilih ). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden belum mengetahui tanda dan gejala DBD yaitu tentang turunnya jumlah GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL Sri Wahyuni*, Machmudah**, Mariyam*** 7

trombosit. Demikian juga dalam penatalaksanaan masih banyak responden yang belum mengetahui jika anak panas lebih dari 4 hari harus segera dibawa ke rumah sakit. Dalam penularan DBD masih banyak responden yang belum mengetahui bahwa pemakaian sendok dan piring yang sama tidak akan menularkan penyakit tersebut. Sedangkan dalam pencegahan DBD sebagian besar responden sudah mengetahui cara menguras tempat penampungan air adalah cara lain membasmi nyamuk. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar responden di desa poncorejo mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap penyakit DBD dengan jumlah sebanyak 29 orang (56,9%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang (43,1) Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui tingkat pengetahuan responden didapatkan nilai rata-rata skor pengetahuan adalah 39,18%, disertai dengan skor terendah pengetahuan 32, skor teringgi 46 dan nilai standard deviasi sebesar 3,621%. Tingkat pengetahuan ibu di desa Poncorejo Gemuh tentang DBD yang mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, karena adanya faktor pendidikan yang kurang yaitu sebesar 28 orang (54,9%) responden berpendidikan sekolah dasar, selain itu masih banyak responden yang belum pernah mendapat informasi mengenai DBD yaitu 16 (31,4%) responden. Pada saat dilakukan analisis pertanyaan, banyak ibu yang menjawab salah pada aspek pertanyaan tanda dan gejala DBD serta pada cara penularan DBD. Hal ini sejalan dengan penelitian Sigalingging (2011), dengan masih kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang DBD di desa Pocorejo menyebabkan masih tingginya angka kejadian DBD di Kecamatan Gemuh terutama Desa Poncorejo. Hal ini dikarenakan banyak ibu yang belum mengerti benar tentang pengertian, tanda gejala, penyebab, pencegahan dan penanganan penyakit DBD. Hasil analisis didapatkan bahwa yang sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden kurang yaitu pada komponen pertanyaan mengenai tanda gejala dan penularan DBD, sedangkan pada analisis karakteristik responden dengan pengetahuan hanya faktor pekerjaan saja yang tidak memiliki pengaruh besar pada tingkat pengetahuan responden. Selain itu faktor pendidikan sangat berperan penting dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu, dimana 8 Vol. 8 No. 2 Oktober 2015 : 140-148

pendidikan terbanyak ibu di Desa Poncorejo adalah tingkat SD. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 16 orang (31,4%) belum pernah mendapat informasi mengenai DBD baik melalui media cetak, media elektronik dan tenaga medis, maka dari hal tersebut perlu adanya peran serta tenaga kesehatan maupun yang lain untuk memberikan pendidikan kesehatan berkaitan dengan penyakit DBD. PENUTUP Dalam penelitian ini didapatkan data berdasarkan karakteristik ibu, umur responden yang terbanyak adalah pada dewasa awal yaitu 25 responden (49%). Pendidikan responden yang terbanyak adalah pada pendidikan dasar yaitu 28 orang (54,9%). Pekerjaan responden yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu 26 orang (51%). Tingkat pengetahuan responden sebagian besar kurang sebanyak 29 orang (56,9%). Peneliti menyarankan kepada institusi keperawatan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya tentang DBD dan diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai DBD serta dapat dimungkinkan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan DBD terutama dapat diperdalam lagi dengan desain penelitian quasy experiment. Demikian juga masyarakat diharapkan memiliki motivasi yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan tentang DBD sehingga akan lebih baik dalam melakukan penatalaksanaan DBD GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL Sri Wahyuni*, Machmudah**, Mariyam*** 9

KEPUSTAKAAN DepKes RI. (2005). Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta; Rineka Cipta. DKK Kendal. (2013). Laporan tahunan penyakit. Kendal: DKK Kabupaten Kendal. Hunt., P, Darwin. (2003). The Concept Of Knowledge And How To Measure It. Journal of Intellectual Capital, 4(1),100-113 http://andrewvs.blogs.com /usu/files/p100.pdf.. Diunduh 14 maret 2014. Misniadiarly. (2009). Demam berdarah dengue (DBD). Jakarta: Pustaka Populer Obor. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Cipta. Jakarta: Rineka Sigalingging Ganda. (2011). Gambaran pengetahuan keluarga penderita DBD tentang pencegahan penyakit DBD di Puskesmas Simpang Limun Medan. Http://uda.ac.id/jurnal/files/Ganda Sigalingging4-FIK.pdf. Diunduh 15 Februari 2014.. 10 Vol. 8 No. 2 Oktober 2015 : 140-148

PERAN KELUARGA PRASEJAHTERA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA DEPOK KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG 11 Cipto Roso*, Siti Aisah**, Mariyam***