BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan lama sebesar 37%, perdarahan berlebihan sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JUMLAH KONSUMSI ROKOK DENGAN NILAI VOLUME TIDAL PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 ANGKATAN II DAN III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

HUBUNGAN MASA KERJA, PENGGUNAAN MASKER, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KAPASITAS VITAL PARU (KVP) PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA KENDARI TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : Lama bekerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kebiasaan merokok, Kapasitas Vital Paru (KVP).

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

Analisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

HUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN CEMENT MILL PT.SEMEN BOSOWA MAROS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB 1 PENDAHULUAN. udara termasuk oksigen. Secara alamiah paru-paru orang yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. lagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas yang berarti semua produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

Hubungan Lama Bekerja dengan Kapasitas Vital Paru pada Operator SPBU Sampangan Semarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 4 METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB 1. Pendahuluan. Faktor perinatal menjadi faktor risiko gangguan respiratorik kronis masa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN MASKER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PENGAMPLASAN KAYU DI DESA RENGGING PECANGAAN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Faal Paru Pada Perusahaan Galangan Kapal

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

Muhammad Miftakhurizka J

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapasitas paru merupakan volume udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah inspirasi maksimal (costanzo, 2012). Kapasitas vital paru rata rata pada usia dewasa muda kira kira 4,6 liter dan pada wanita dewasa kira kira 3,1 liter, meskipun nilai nilai itu berbeda pada beberapa orang dengan berat badan yang tidak sama. Orang tinggi kurus biasanya mempunyai kapasitas vital lebih besar dari pada orang gemuk, sedangkan seorang yang rajin olah raga mungkin mempunyai kapasitas vital 30 40 % diatas normal yaitu 6 7 liter. Fungsi paru ditampilkan dalam bentuk kapasitas vital paru. Menurut Evelyn C. Pearce kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimal pada seseorang berpindah pada satu tarikan nafas. Kapasitas ini mencakup volume cadangan inspirasi, volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Gangguan sistem pernapasan iniakan menurunkan kemampuan fungsi paru, dimana gangguan terhadap fungsi paru ini dapat diketahui dengan pengukuran volume paru. Volume paru ini digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi dan kapasitas volume paru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru sangat bervariasi salah satunya masa bekerja dan kebiasaan merokok seseorang. Kebiasaan merokok masi sering dijumpai pada polisi lalulintas, dimana kebiasaan ini selain merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain karena terpapar asap rokok. Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab kematian, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. World Health Organization (WHO) 2010 melaporkan bahwa rokok menyebabkan kematian sebanyak 427.948 orang pertahun. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 1

2 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya adalah perokok. Keadaan ini semakin mengkhawatirkan, karena prevalensi perokok perempuan turut meningkat dari 4,2% pada tahun 1995 menjadi 6,7% pada tahun 2013. Lebih memprihatinkan lagi adalah kebiasaan buruk merokok juga meningkat pada generasi muda. Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014. Dan yang lebih mengejutkan, lebih mengejutkan adalah usia mulai merokok semakin muda (dini). Perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013. Berdasarkan hasil survei awal dengan melakukan wawancara terhadap 14 anggota polisi lalu lintas Polres Pemalang didapatkan 11 dari 14 orang yang mengeluhkan sering batuk kering, terdapat 8 dari 14 orang juga mengeluhkan batuk berdahak. Selain itu terdapat 7 dari 14 orang yang mengeluhkan batuk yang disertai dengan sesak nafas dan suatu kali sesak nafas tanpa batuk. Data kesehatan Kesehatan Polantas Polres Pemalang tahun 2016 diketahui bahwa terdapat 27 orang mengeluhkan sering batuk terutama yang disertai dahak dimalam hari dan sesekali disertai dengan sesak nafas disaat batuk. Namun pada pemeriksaan rontgen tidak dideteksi adanya penyakit paru. Dari keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Polantas Polres Pemalang tersebut apabila tidak ditangani sejak dini dapat menimbulkan gangguan secara kronis dan mengganggu fungsi paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas paru dengan nilai significancy 0,023 (P < α=0,05). Nilai korelasi spearman sebesar -0,506 menunjukan arah korelasi negatif.. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Randi (2013)dengan menggunakan uji statistik di dapatkan nilaip=0,009 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Polres

3 kota Manado. Penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mengkidi (2006) pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi paru dengan nilai p=0,036. Pada penelitian Hendrawati, dkk (1998) juga menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaaan merokok dengan gangguan fungsi paru dikarenakan oleh frekuensi merokok yang dinyatakan dalam lama merokok, jenis rokok yang dihisap, jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari dimana pekerja mengkonsumsi secara berlebihan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian tentang hubungan merokok dengan kapasitas volum paru. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian tentang HUBUNGAN KAPASITAS VOLUME PARU DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA POLISI LALU LINTAS DI POLRES PEMALANG C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kebiasan merokok dengan kapasitas volume paru pada Polisi Lalu Lintas Polres Pemalang 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan keadaan Kapasitas vital paru petugas Polisi Lalu Lintas Polres Pemalang b. Mengetahui konsumsi rokok yang di hisap oleh petugas Polisi Lalu Lintas Polres Pemalang c. Mengetahui hubungan konsumsi rokok dengan kapasitas vital paru polisi lalu lintas Polres Pemalang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat mengetahui hubungan antara kebiasan merokok dengan kejadian penurunan kapasitas fungsi paru Polisi Lalu Lintas Kabupaten Pemalang

4 2. Bagi mahasiswa pendidikan kesehatan Dapat menambah referensi untuk mengembangkan ilmu kesehatan dan penelitian 3. Bagi Petugas Polisi Lalu Lintas Polres Pemalang Agar dapat mengetahui hubungan antara kadar rokok yang dihisap dengan kejadian penurunan kapasitas fungsi paru sehingga dapat meningkatkan kesadaran untuk mempertahankan kesehatannya. 4. Bagi pembaca Dapat menambah pengetahuan dan referensi tentang hubungan antara kebiasan merokok dengan kejadian penurunan kapasitas fungsi paru. E. Bidang Ilmu 1. Lingkup keilmuan Lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan kejadian gangguan kesehatan tenaga kerja. 2. Lingkup masalah Lingkup masalah penelitian ini dibatasi hubungan antara merokok dengan kejadian penurunan kapasitas fungsi paru 3. Lingkup sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah petugas Polisi Lalu Lintas Polres Pemalang 4. Lingkup lokasi Penelitian ini berlokasi di Satlantas Polres Pemalang 5. Lingkup waktu Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan, dimulai awal pembuatan proposal sampai ujian akhir dengan jangka waktu dari bulan November 2016 sampai Maret 2017 6. Lingkup Metodologi Penelitian Metode yang disarankan adalah metode purposive sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

5 berdasarkan ciri atau sifat sifat populasi sebelumnya (Notoatmodjo, 2005) yang sudah diketahui

F. Keaslian Penelitian No 1 2 3 Nama Peneliti Sufya Akunsari (2011) Maulida wijaya putri (2015) Decky Muharom Raditya (2012) Variabel yang diteliti Variabel Independent : Paparan Debu Kapas Variabel Dependent : Kejadian Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Variabel Independent : Kebiasan merokok Variabel Dependent : kapasitas vital paru Variabel Independent : Konsumsi Rokok Variabel Dependent : Kapasitas Vital Paru Hasil Penelitian Hasil penelitian ini berupa kadar debu kapas lingkungan rata-rata sebesar 0,768 mg/m yang telah melebihi NAB dan kapasitas fungsi paru dari 61 responden terdapat 7 responden dengan kapasitas fungsi paru normal (11,48 %) dan 54 responden dengan kapasitas fungsi paru tidak normal (88,52%) Analisi statistik didapatkan hasil merokok dapat menjadi faktor resiko sebesar 5,529 kali terjadinya penurunan kapasitas vital paru dibandingkan dengan yang tidak merokok Hasil penelitian ini didapat mahasiswa yang merokok sejumlah 52,2% dan Tidal Volume mahasiswa 56,8% sehat sesuai dengan Tidal Volume orang dewasa. Hasil uji statistika didapat p=0,344 diartikan tidak Desain Penelitian penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, data dianalisis secara statistik dan proporsional. Pemilihan sampel dilakukan secara pencuplikan random sederhana (simple random sampling atau SRS) sebanyak 61 tenaga kerja dari populasi yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Uji statistik menggunakan uji pearson correlation atau product moment Jenis penelitian dalam penelitian Maulida adalah observasional dengan rancangan penelitian Case Control.Teknik pengambilan sampel secara Purposive Sample dengan kriteria Inklusi dan Eklusi. pengukuran kapasitas vital paru dengan menggunakan spirometer, sehingga didapatkan kelompok kasus dan kelompok kontrol. analisis statistik menggunakan Chi-Square dengan degree of confident sebesar 95% Desain dari penelitian ini yaitu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 46 responden dengan menggunakan total Perbedaan Perbedaan pada penelitian ini adalah Variabel yang diteliti penelitian oleh Sufya Variabelnya paparan debu kapas,sedangkan pada penelitian ini Variabel yang diteliti adalah konsumsi rokok pada polisi Lalu lintas Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Maulida menggunakan kelompok kontrol untuk penelitian sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol persamaanya adalah sama sama menggunakan metodologi penelitian menggunakan Chi-Square Pada penelitian ini perbedaan adalah alat uji yang digunakan pada penelitian Decky adalah Pearson Correlation sedangkan pada penelitian ini menggunakan alat ukur 6

7 4 Yodha Agrapradipta Adhikakusu ma 2013 Variabel independent : indeks massa tubuh Variabel dependent : volume dan kapasitas paru pada perokok aktif dan perokok pasif ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa dengan kapasitas Tidal Volume. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa jumlah konsumsi rokok tidak berhubungan dengan nilai volume tidal pada mahasiswa prodi keperawatan S1 di STIKES RS Baptis Kediri Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan VCE (p = 0,219), VCI (p = 0,426) dan KVP (0,195). Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan KV (p = 0,015), VT (p = 0,026), KI (p = 0,016), dan VEP1 (p = 0,004). Kekuatan hubungan tersebut bersifat lemah sampling. Variabel independennya adalah jumlah konsumsi rokok. Variabel dependennya adalah nilai volume tidal. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisoner dan pengumpulan volume tidal dengan alat repi-aide. Uji statistik yang digunakan pearson corelation dengan tingkat kemaknaan α < 0,05 Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 82 orang. Hasil tes fungsi paru dijabarkan menjadi kapasitas vital (KV), volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan ekspirasi (VCE), kapasitas inspirasi (KI), kapasitas vital paksa (KVP) dan VEP1 Chi-Square. Persamaan pada penelitian ini adalah variabel yang diteliti Kapasitas Vital Paru Perbedaan pada penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel serta variabel yang diukur, pada penelitian yang dilakukan Yodha variabel yang digunakan adalah pengukuran IMT, sedangkan pada penelitian ini yang diukur adalah pengaruh rokok terhadap kapasitas tidal volume