JUMLAH KONSUMSI ROKOK DENGAN NILAI VOLUME TIDAL PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 ANGKATAN II DAN III

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JUMLAH KONSUMSI ROKOK DENGAN NILAI VOLUME TIDAL PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 ANGKATAN II DAN III"

Transkripsi

1 JUMLAH KONSUMSI ROKOK DENGAN NILAI VOLUME TIDAL PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 ANGKATAN II DAN III THE NUMBER OF CIGARETTE CONSUMPTION IN TIDAL VOLUME WITH THE VALUE OF NURSING STUDENTS S1 PRODI II AND III Decky Muharom Raditya Sandy Kurniajati STIKES RS Baptis Kediri ABSTRAK Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, dan bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja. Seseorang yang merokok akan memiliki volume paru-paru kecil dan akan mengganggu volume tidal. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar selama ventilasi normal biasa. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis hubungan antara jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasisw prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Desain dari penelitian ini yaitu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 46 responden dengan menggunakan total sampling. Variabel independennya adalah jumlah konsumsi rokok. Variabel dependennya adalah nilai volume tidal. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisoner dan pengumpulan volume tidal dengan alat repi-aide. Uji statistik yang digunakan pearson corelation dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil penelitian ini didapat mahasiswa yang merokok sejumlah 52,2% dan Tidal Volume mahasiswa 56,8% sehat sesuai dengan Tidal Volume orang dewasa. Hasil uji statistika didapat p=0,344 diartikan tidak ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa dengan kapasitas Tidal Volume. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa jumlah konsumsi rokok tidak berhubungan dengan nilai volume tidal pada mahasiswa prodi keperawatan S1 di STIKES RS Baptis Kediri. Hal ini karena aktivitas olahraga yang rutin mahasiswa yang mempengaruhi Tidal Volume. Kata kunci : bahaya merokok, volume tidal, mahasiswa ABSTRACT Smoking is harmful to health, but still many people who do it, and even people start smoking when he was a teenager. A person who smokes will have a smaller lung volume and tidal volume will interfere. Tidal volume is the volume of air in and out during normal ventilation usual. The purpose of this study was to analyze the relationship between the amount of cigarette consumption by the tidal volume in S1 force mahasisw nursing Prodi II and III at Baptist Hospital STIKES Kediri. The design of this study is cross sectional. The population in this study were all students of nursing Prodi II and III S1 force at Baptist Hospital STIKES Kediri. The number of samples of this study as many as 46 respondents with a total sampling. The independent variable is the amount of cigarette consumption. The dependent variable is the value of tidal volume. Data was collected using questionnaires and the collection of tidal volume with a repi-aide. Statistical tests used Pearson corelation with the significance level α <0.05. The results of this study obtained a number of students who smoke and Tidal Volume 52.2% 56.8% students in accordance with the Tidal Volume healthy adults. Statistical test results obtained p = means there is no relationship between student smoking behavior with a capacity of Tidal Volume. The conclusion from this study that the amount of cigarette consumption is not related

2 to the tidal volume in S1 nursing student study program at Baptist Hospital STIKES Kediri. This is because regular exercise activity affecting students Tidal Volume. Key words: danger of smoking, tidal volume, student Pendahuluan Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang di disekitarnya (Subanada, 2008). Meskipun merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, dan bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja (Sunaryo, 2004). Merokok secara langsung akan berpengaruh terhadap pernafasan, dimana hal tersebut akan mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lender. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli pada paru yang secara langsung akan berdampak pada perubahan nilai volume tidal. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paruparu selama ventilasi normal biasa (Antaruddin, 2003). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penelitian tentang tembakau dan rokok, dan antara lain melontarkan enam hal. Pertama, rokok adalah pintu pertama ke narkotika. Kedua, rokok merupakan pembunuh nomor tiga setelah jantung dan kanker. Ketiga, satu batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit. Keempat, di Indonesia, orang pertahun mati karena merokok. Keenam, kenaikan konsumsi rokok di Indonesia ratarata sebesar 44 persen(tertinggi di dunia). (Arief, 2008). Sebanyak 13,2 % dari total keseluruhan perokok di Indonesia adalah remaja, dan telah merokok pada umur dibawah 15 tahun (Sugeng, 2007). Selain kesehatan, rokok juga berdampak kurang baik bagi perkembangan psikologis remaja. Rokok identik dengan pergaulan remaja yang lebih rentan terhadap kenakalan daripada pergaulan remaja tanpa rokok. Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi remaja pemikiran bahwa rokok bisa menjadi pelarian akan tiap masalah (Leoni, 2011). Beragam kalangan memandang perilaku merokok sebagian besar mengarah bahwa rokok memiliki dampak negatif. Dibalik kegunaan atau manfaat rokok yang sedikit itu yaitu demi relaksasi dan ketenangan, terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Di dunia setiap tahunnya ditemukan 2,2 juta kematian akibat Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Dan penyakit itu mereka dapat dari kebiasaan merokok yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun (Aula, 2010). Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam saluran nafas (Sugeng, 2007). Perubahan pola nafas berhubungan dengan volume paru. Volume paru terdiri dari 4 yaitu volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan expirasi (VCE), dan volume residual (VR) (Setiadi, 2009). Volume tidal (VT) yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa, nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan (Dorland, 2002). Pada pra penelitian di temukan bahwa 60% mahasiswa Angkatan II dan III yang laki-laki STIKES RS Baptis Kediri merupakan perokok. Seharusnya mahasiswa keperawatan menjadi rak mode perilaku hidup sehat. Berdasarkan pra penelitian pada tabel berikut ini: Tabel 1 Hasil survey awal mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri 15 Desember 2011

3 Perilaku % Merokok Perokok 6 60 Bukan Perokok Berdasarkan survey awal pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri terhadap 10 responden, di dapat 6 responden adalah perokok aktif dan rata-rata mengkonsumsi rokok antara 6-14 batang perhari. Upaya mengatasi perilaku merokok pada mahasiswa yaitu keputusan untuk mengurangi konsumsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan motivasi yang kuat dari masing-masing individu untuk tidak merokok, maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masingmasing mahasiswa. Menurut Wetherall, 2008 ada 5 langkah berhenti merokok yaitu pertama, tentukan sebab-sebab yang mendorong keinginan kita untuk berhenti merokok. Kedua, klasifikasikan rokok sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi konsumsi rokok secara teratur dan bertahap. Keempat berhenti merokok secara total. Kelima, konsisten berhenti merokok sepanjang waktu. Dari data dan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Jumlah Konsumsi Rokok dengan Nilai Volume Tidal Pada Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri Metodologi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis kediri yaitu 47 mahasiswa. Pada penelitian ini sampel diambil dari mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling sehingga semua populasi yang berjumlah 47 mahasiswa menjadi sampling dalam penelitian ini. Pada penelitian ini variabel independennya adalah jumlah konsumsi rokok. Variabel dependen pada penelitian ini adalah nilai volume tidal. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara dan pengukuran volume tidal menggunakan alat Respi-Aide. Hasil Penelitian Data Umum Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan usia mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei 2012 Usia Mahasiswa % Tahun 35 79, Tahun 8 18, Tahun 1 2,3 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia tahun, yaitu sebanyak 35 mahasiswa (79,5 %) Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal mahasiswa Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei 2012 Tempat Tinggal % Kos 20 45,4 Orang Tua 15 34,1 Keluarga 3 6,8 Asrama 1 2,3 Lain-lain 5 11, Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa paling banyak responden tinggal di kos, yaitu 20 mahasiswa (45,5 %). Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan perokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei 2012 Perokok % Perokok 23 52,3 Bukan Perokok 21 47,7

4 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa lebih dari 50% mahasiswa adalah perokok, yaitu sebanyak 23 mahasiswa (52,3%). Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan jumlah olahraga dalam 1 minggu mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei Jumlah Olahraga % 1 3 kali 37 84,1 4 7 kali 7 15,9 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden berolahraga 1 3 kali dalam 1 minggu, yaitu sebanyak 37 mahasiswa (84,1 %) Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan lama olahraga mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei Lama Olahraga % < 30 menit 12 27, menit 16 36,4 1 2 jam 15 34,1 > 2 jam 1 2,3 Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa paling banyak responden lama olahraga menit, yaitu 16 mahasiswa (36,4 %) Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah konsumsi rokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei Jumlah konsumsi % 1 4 batang perhari 11 47, batang perhari 12 52,2 Jumlah Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa jumlah konsumsi rokok pada mahasiswa yang merokok lebih dari 50% konsumsi rokoknya 5 12 batang perhari, yaitu 12 responden (52,2 %). Data Khusus Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan nilai volume tidal mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei Nilai Volume Tidal % ml 14 31, ml 25 56, ml 5 11,4 Berdasarkan tabel 8 menunjukan bahwa lebih dari 50% responden nilai volume tidalnya ml, yaitu 25 mahasiswa (56,8 %). Nilai volume tidal pada mahasiswa angkatan II dan III sebagian besar normal, karena dari 44 mahasiswa terdapat 30 mahasiswa (68,2%) yang nilai volume tidalnya sekitar 500 ml. Sedangkan mahasiswa yang volume tidalnya kurang baik ada 14 mahasiswa (31,8%). Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan nilai volume tidal mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei Nilai Volume Tidal % ml 14 31, ml 25 56, ml 5 11,4 Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa lebih dari 50% responden nilai volume tidalnya ml, yaitu 25 mahasiswa (56,8 %). Nilai volume tidal pada mahasiswa angkatan II dan III sebagian besar normal, karena dari 44 mahasiswa terdapat 30 mahasiswa (68,2%) yang nilai volume tidalnya sekitar 500 ml. Sedangkan mahasiswa yang volume tidalnya kurang baik ada 14 mahasiswa (31,8%).

5 Tabel 10 Tabulasi silang nilai volume tidal dengan jumlah konsumsi rokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri pada April Mei 2012 Jumlah Rokok Volume Tidal Total % % % % , ,9 3 14, ,7 6 50,0 1 8, ,4 6 54,5 1 9, Jumlah 14 31, ,8 5 11, p = 0,344 Pada tabel 10 menggambarkan bahwa dari 44 responden, didapatkan bahwa responden yang tidak merokok paling banyak mempunyai volume tidal yaitu 13 responden (61,9%), sedangkan yang menghisap rokok 1 4 batang perhari mempunyai volume tidal yaitu 6 responden (50,0%) tetapi hanya beda 1 responden dengan volume tidal , yaitu 5 responden (41,7%). Pembahasan Jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasiswa Prodi Keperawatan S1 angkatan II dan III Berdasarkan hasil penelitian tabel 4 didapatkan dari 44 responden mahasiswa, terdapat 23 responden (52,3%) adalah perokok dan 21 responden tidak merokok (47,7 %), dan diketahui bahwa lebih dari 50% mahasiswa angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri jumlah konsumsi rokok 5-12 batang perhari yaitu 12 mahasiswa (52,2%). Menurut Kartono dalam Siregar (2006), mahasiswa cenderung lebih percaya terhadap lingkungan, mudah terpengaruh oleh gaya hidup dilingkungan sekitarnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain faktor psikologis, faktor biologi, faktor lingkungan dan faktor regulatori (Subanada, 2008). Perokok dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori ringan (1-4 batang sehari), kategori sedang (5-12 batang sehari) dan kategori berat (lebih dari 12 batang sehari) (Bustan, 2007). Dalam lingkup kampus STIKES RS Baptis Kediri mahasiswa dilarang untuk merokok dan juga menerima materi kuliah yang berhubungan dengan rokok. Faktanya konsumsi rokok mereka masih cukup besar. Hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih dari 50% responden yang terdiri dari sejumlah mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri adalah perokok. Kondisi ini sangat berbanding terbalik karena kelak mereka akan menjadi tenaga kerja dibidang kesehatan. Ini disebabkan karena faktor lingkungan sosial, seperti berkumpul diluar lingkungan kampus dengan teman sebaya yang merokok, dengan merokok mereka merasa lebih diterima dalam lingkungan teman dan merasa lebih nyaman. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat seseorang sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut. Pemberian penyuluhan dan peringatan secara rutin tentang bahaya merokok serta memberikan motivasi akan pentingnya berhenti merokok bisa meminimalkan konsumsi rokok pada mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 didapatkan 14 responden dengan nilai volume tidal ml (31,8%), nilai volume tidal sebanyak 25 responden (56,8%), dan nilai volume tidal ml sebanyak 5 responden (11,4%), berdasarkan data diatas diketahui bahwa ada 14 (31,8%) responden nilai volume tidal kurang baik. Volume tidal ( VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar paru paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki (Dorland, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi volume tidal antara lain jenis kelamin, tinggi badan, perokok dan atlet (orang yang rutin berolahraga) (Kartika, 2012). Napas yang teratur dan terkendali dapat memberi manfaat positif bagi kesehatan. Mengatur napas bisa dilatih dengan berolahraga dan cara terbaik untuk meningkatkan kapasitas fungsi paru-paru adalah dengan rajin berolahraga (Kompas, 2011). Dampak penurunan volume tidal adalah menyebabkan penurunan ventilasi alveoral, yang akan meningkatkan PCO2, selain itu akan menyebabkan hypoksia yaitu kondisi ketika

6 ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan (Asmadi, 2008). Berdasarkan pengukuran volume tidal yang dilakukan menggunakan alat Respi Aide pada saat responden dalam keadaan relaks dan diminta berdiri, ada 14 responden (31,8%) yang nilai volume tidal < 500 ml, dari 14 responden yang volume tidalnya kurang dikarenakan oleh konsumsi rokok dan kurang olahraga. Hal ini dibuktikan dengan dari 14 responden sekitar 92,8% jumlah olahraganya hanya 1-3 kali perminggu dan sekitar 64,3% adalah perokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin sering berolahraga akan semakin baik nilai volume tidalnya. Seseorang yang bukan perokok dan atlet (orang yang rutin olahraga) akan memiliki volume paru-paru besar dibandingkan dengan perokok dan jarang olahraga akan memiliki volume paru-paru kecil sehingga O2 yang di inspirasi kejaringan akan lebih sedikit. Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa, setelah dilakukan uji statistik Pearson dengan SPSS yang didasarkan pada taraf kemaknaan yang ditetapkan α 0,05 didapatkan ρ = 0,334, dimana ρ > α yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Menurut penelitian yang sudah dilakukan peneliti terhadap mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri, didapatkan bahwa responden yang tidak merokok paling banyak mempunyai volume tidal yaitu 13 responden (61,9%), sedangkan yang menghisap rokok 1 4 batang perhari mempunyai volume tidal yaitu 6 responden (50,0%) tetapi hanya beda 1 responden dengan volume tidal , yaitu 5 responden (41,7%) dan yang mengkonsumsi 5-12 batang perhari paling banyak mempunyai volume tidal ml. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah konsumsi rokok tidak mempengaruhi nilai volume tidal. Berdasarkan jumlah olahraga, ada 85,5% responden yang berolahraga 4-7 kali perminggu mempunyai volume tidal 500. ml, sedangkan yang berolahraga 1-3 kali perminggu hanya 64,9% yang mepunyai volume tidal 500 ml. Lebih dari 50% responden yang terdiri dari mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III adalah perokok, namun hanya sebagian kecil yang mempunyai volume tidal <500 ml. Lebih dari 50% responden mengkonsumsi rokok 5-12 batang perhari, namun nilai volume tidal meraka dalam rentang yang normal yaitu ml. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernafasan antara lain faktor fisiologis, faktor perkembangan, lingkungan, status kesehatan, narkotika, perubahan/gangguan pada fungsi pernafasan, perubahan pola nafas, obstruksi jalan nafas dan riwayat merokok. Merokok mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas yang secara langsung akan berdampak ada perubahan volume tidal (Asih, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi volume tidal antara lain jenis kelamin, tinggi badan, perokok dan atlet (orang yang rutin berolahraga) (Kartika, 2012). Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari dan berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok ( Satrya, 2012) Menurut penelitian, lebih dari 50% responden adalah perokok namun volume tidal mereka sebagian besar dalam rentan nilai yang normal. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor perkembangan, dimana semua responden masih dalam usia muda yang masih belum terjadi perubahan pola nafas. Selain itu, faktor lain adalah status kesehatan. Meskipun lebih dari 50% mahasiswa adalah perokok namun mereka juga rutin berolahraga, karena dengan berolahraga bisa menguatkan jantung dan system kardiovaskuler dan juga membuat badan fit dan sehat. Pada orang sehat system kardiovaskuler dan pernafasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun sebagian besar responden yang terdiri dari mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri adalah perokok, namun nilai volume tidal mereka sebagian besar juga normal dikarenakan responden melakukan olahaga secara rutin setiap minggunya dan karena mereka masih relative muda yang masih belum mengalami perubahan pola nafas ataupun mendapat akibat jangka panjang dari resiko merokok. Kesimpulan Mahasiswa (putra) STIKES RS Baptis Kediri 52,3% adalah perokok, dengan jumlah konsumsi rokok 5-12 batang perhari. Sedangkan volume tidal paru-paru mahasiswa diatas 500 ml adalah 69,2%. Volume tidal pada

7 mahasiswa tidak berhubungan dengan konsumsi rokok pada mahasiswa. Hal ini dimungkinkan adanya pola aktivitas olahraga yang rutin 2-3 kali perminggu. Diakses Tanggal 29 Maret Jam 8 am. Triswanto, Sugeng D (2007). Stop Smoking. Yogyakarta:Progesif Books. Saran Mahasiswa Keperawatan harus mampu menjadi role model perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat tanpa rokok harus menjadi pola hidup sehari-hari. Peran pembentukan perilaku ini tidak lepas dari peran Pendidikan Tinggi. Pembentukan karakter yang kuat dapat dilakukan melalui penerapan nilai-nilai dan kegiatan akademik maupun non akademik. Mahasiswa diarahkan dalamkegiatan yang positif seperti kegiatan penelitian ilmiah terhadap bahaya merokok, lomba poster, lomba penyuluhan kesehatan dan lain-lain. Dengan harapan mahasiswa mengerti bahaya rokok dan mampu menjadi role model di masyarakat. Daftar Pustaka Asih, Niluh Gede Yasmin. (2004). Keperawatan Medikal Bedah : Klien Dengan Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan :Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika Arief, Hakim. (2004). Bahaya Narkoba Alkohol. Bandung : Nuansa Dorland, W.A. Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC. Ellizabet. Aula. (2010). Stop Merokok (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta : Garailmu Kartika, (2012). Volume Paru Paru. olume-paru-paru/. Diakses Tanggal 10 Mei Leoni, (2011). Efek rokok bagi remaja. 07/efek-rokok-bagi-remaja/. Siregar, Ade Rahmawati, (2006). Harga Diri pada Remaja Obesitas. wnload/fk/ pdf.

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok umumnya terbagi menjadi tiga kelompok yaitu

Lebih terperinci

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT (FKM) UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH TAHUN 2016 FACTORS AFFECTING SMOKING HABITS ON FACULTY STUDENTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapasitas paru merupakan volume udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah inspirasi maksimal (costanzo, 2012). Kapasitas vital paru rata rata pada usia

Lebih terperinci

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU Dwi Purnamasari Zees Program Studi keperawatan, fakultas ilmu ilmu kesehatan dan keolahragaan, universitas negeri

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DIHUBUNGKAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA, BANDUNG, 2006 Natalia Desiani, 2006. Pembimbing : Felix Kasim, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG,

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, 2010 Taufiq Nashrulloh, 2010. Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

Yogyakarta NASKAH. Disusun Oleh: PROGRAM SEKOLA

Yogyakarta NASKAH. Disusun Oleh: PROGRAM SEKOLA HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN SIKAP SISWA LAKI-LAK TENTANG BAHAYA KEBIASAAN MEROKOKDI SMP N 4 YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG Betsi Beba Sairo 1), Joko Wiyono 2), Ragil Catur Adi W. 3) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH PERILAKU MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRA

PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH PERILAKU MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRA PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH PERILAKU MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRA PARENT S ROLE TO PREVENT SMOKING BEHAVIOR AND SMOKING BEHAVIOR TO MALE ADOLESCENCE Bayu Hendra Sukma Sandy Kurniajati

Lebih terperinci

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO Oeiyano, J. V. F * B.S. Lampus, M. R. Sapulete, Ronald I. Ottar + Abstract Smoking is a habit that is very common among the people, even for certain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi kebudayaan di masyarakat sehingga kegiatan merokok ini dapat kita jumpai di banyak tempat. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengatahui

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 THE COMPARISON BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO SMOKING OF PRIVATE SENIOR HIGH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan hal yang umum bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2008, Tobacco Free Initiative (TFI) WHO wilayah Asia Tenggara merilis survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah i Rokok merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Bahkan, dewasa ini sejumlah remaja, sudah mulai menghisap lintingan tembakau yang disebut rokok

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT Persepsi Perawat Tentang Pendelegasian Tugas Kepala Ruang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Perawat PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK Nabila Rinjani, 2016 Pembimbing I : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO Pembimbing II : Daniel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Merokok merupakan salah satu masalah di dalam masyarakat yang tidak hanya menyebabkan kerugian dari segi ekonomi dan kesehatan namun juga dapat menimbulkan kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA Jurnal STIKES FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA FACTORS THAT INFLUENCE THE SMOKING BEHAVIOUR OF MALE STUDENTS IN DORMITORIES Samrotul Fikriyah Yoyok

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto 1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN OLEH: PRISHA JAGADISH UDANI

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN OLEH: PRISHA JAGADISH UDANI TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN OLEH: PRISHA JAGADISH UDANI 070100260 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 TINGKAT

Lebih terperinci

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan manusia yang telah sejak dulu adalah merokok.merokok merupakan masalah yang utama bagi kesehatan masyarakat di dunia.karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda sekitar dua abad yang lalu dan penggunaannya pertama kali oleh masyarakat Indonesia dimulai ketika

Lebih terperinci

TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS

TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS Dheki Oktria Wendyanto, Sandy Kurniajati STIKES RS Baptis Kediri (sandikurniajati@yahoo.co.id) ABSTRAK Merokok merupakan sebuah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH 1 HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) CORRELATION BETWEEN CIGARETTE ADVERTISEMENT WITH ATTITUDE AND SMOKING BEHAVIOR ON TEENS

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sekarang ini merupakan surga bagi para perokok dengan pertumbuhan konsumsi rokok yang terbanyak didunia. Survey yang dilakukan oleh Global Adult Tobacco survey

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE 2011-2012 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Oleh : TOMSON SAPTA PRATAMA NIM:

Oleh : TOMSON SAPTA PRATAMA NIM: SKRIPSI PERBANDINGAN TEKANAN DARAH PEROKOK DAN NON PEROKOK PADA REMAJA Di Kelas X SMK Pemkab Desa Setono Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Oleh : TOMSON SAPTA PRATAMA NIM: 13631370 PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017 Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu Knowledge Students Teenagers About Danger Of Smoking In Junior High Schools 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) J. Kesehat. Masy. Indones. 10(1): 2015 ISSN 1693-3443 PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) Risti Dwi Arfiningtyas 1

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK Arko Jatmiko Wicaksono 1, Titiek Hidayati 2, Sadar Santoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih* FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah salah satu zat adiktif yang apabila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Kriswiharsi Kun Saptorini *), Tiara

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK Yenni Lukita 1, Buyung Muttaqin 2 1 Dosen STIK

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 Maria Justitia Parantika, 2014 Pembimbing I : Dr. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo Oleh : SUNANDAR NIM : 13631371 PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina* HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN ABSTRAK Nur Wulan Agustina* Latar Belakang : Remaja memiliki sifat coba-coba dan rasa ingin tahu yang besar akhirnya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tembakau diperkirakan sudah digunakan sejak 100 tahun sebelum masehi oleh suku Aborigin di Amerika (Geiss 2007). Kemudian ketika, Columbus mendarat di benua Amerika,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN ANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN ANALIYSIS OF SMOKING BEHAVIOR IN PIJBLIC HEALTH FACULTY, MEDICAL FACULTY,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Oleh: VINOTH VISWASNATHAN 110100518 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

GANGGUAN BODY IMAGE DIHUBUNGKAN DENGAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA OBESITAS BODY IMAGE DISORDER LINKED WITH SPORT ACTIVITIES TO OBESITY STUDENTS

GANGGUAN BODY IMAGE DIHUBUNGKAN DENGAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA OBESITAS BODY IMAGE DISORDER LINKED WITH SPORT ACTIVITIES TO OBESITY STUDENTS Jurnal STIKES Volume 5, No. 2, Desember 2012 GANGGUAN BODY IMAGE DIHUBUNGKAN DENGAN AKTIVITAS OLAHRAGA PADA MAHASISWA OBESITAS BODY IMAGE DISORDER LINKED WITH SPORT ACTIVITIES TO OBESITY STUDENTS Maret

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Tunjung Sri Yuliati 1 Dinar Ariasti 2 Dewi Novita Sari 3 Abstract Background. Being overweight

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO Franklin J. Wondal 1), Joy A.M Rattu 1), Johan Josephus 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

AHMAD ASYRAF BIN ZUKEFELI

AHMAD ASYRAF BIN ZUKEFELI HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA WARGA DENGAN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI BERUSIA 18-40 TAHUN YANG TINGGAL DI BANDAR PUTRA BERTAM, KEPALA BATAS, PULAU PINANG, MALAYSIA. Oleh: AHMAD ASYRAF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bahaya yang mengancam anak, remaja dan wanita Indonesia. Mengkonsumsi rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Merokok merupakan kebiasaan buruk yang menjadi masalah seluruh dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Di negara-negara yang maju kebiasaan merokok telah jauh

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK Anna Erliana Oetarman, 2010; Pembimbing I : dr. J. Teguh Widjaja, SpP. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok telah lama dikenal oleh masyakarat Indonesia dan dunia dan jumlah perokok semakin terus bertambah dari waktu ke waktu. The Tobacco Atlas 2009 mencatat,

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN FISIK DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN FISIK DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA LATIHAN FISIK DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena merokok dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah makan, taman rekreasi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah di kenal sejak lama oleh hampir seluruh masyarakat di dunia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

Abstrak. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453

Abstrak. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453 Abstrak Mahasiswa yang telah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan nyatanya masih memiliki perilaku hidup yang tidak sehat. Perilaku hidup yang sehat pada mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan karena rokok memiliki dampak fisiologis seperti terjadinya batuk menahun, penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Mardikaning Tiyas Puji Lestari 201310104171 PROGAM STUDIBIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK KASATRIAN SOLO KARTASURA SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK KASATRIAN SOLO KARTASURA SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK KASATRIAN SOLO KARTASURA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DWI NURMAYUNITA J410100117 PROGRAM

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) HUBUNGAN PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANGKATAN 2012 Manis Lestari 1), Joko Wiyono 2), Yanti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena dapat menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG Siti Rahmatika 1), Ngesti W. Utami 2), Ani Sutriningsih 3) 1 ) Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat Mencapai derajat sarjana Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA 10-21 TAHUN Di Dukuh Tumpang Rejo, Desa Nglayang, Jenangan, Ponorogo Oleh : MUHIBUL ICHSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah mengalami perubahan yang sangat besar. Saat ini orang cenderung memiliki gaya hidup

Lebih terperinci