BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa peristiwa diwaktu yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE ANALISIS REGRESI LINEAR UNTUK MELAKUKAN PERAMALAN PERTUMBUHAN KENDARAAN DAN FASILITAS JALAN DI KOTA GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut yaitu melakukan uraian dari hasil metode Regresi Linier secara manual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dapat salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yaitu di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan framework penyusunan laporan secara keseluruhan. Bab ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 14 (Empat belas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan I-1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Karena dalam pengertian di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN JALAN DI KAWASAN KOTA BARU TEGALLUAR KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen keuangan khususnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

VARIABEL UNTUK PREDIKSI FATALITAS KECELAKAAN LALU LINTAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI WILAYAH DAN INFRASTRUKTUR JALAN DI INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi apa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

REGRESI LINEAR SEDERHANA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 68 TAHUN : 2006 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebagai variabel bebas (Independent Variable), sedangkan untuk variabel

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis dan mengetahui bagaimana tingkat efektivitas dan kontribusi

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

PERHITUNGAN LOAD FORECAST PADA KAPASITAS FEEDER 20 KV (APLIKASI PT. PLN RAYON BELANTI PADANG)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Operasi Terhadap Profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam kelompok

tertentu diluar ruang manfaat jalan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2010, dan Untuk mendapatkan beberapa informasi dan sumber data yang

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. (Suryadharma, H. & Susanto, B.,1999)

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. keuangan dengan menganalisis pengaruh likuiditas yang diukur dengan Current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Forecasting (Peramalan) Peramalan (Forecasting) merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa peristiwa diwaktu yang akan datang atas dasar pola pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola pola di waktu yang lalu (Prasetya dan Lukiastuti,2009). 1 Jenis Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. b. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam penganalisaan data tersebut. 5

6 2. Kegunaan Peramalan Seiring terdapat waktu tenggang antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam situasi seperti ini peramalan diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan(purba, 2009). 2.2 Time Series (Deret Waktu) Deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu secara berurutan untuk menggambarkan perkembangan suautu kegiatan, Misalnya data pertumbuhan kendaraan antara tahun 2007-2012, maka datanya adalah pertumbuhan kendaraan, tahun 2007, tahun 2008, tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011 dan tahun 2012. (Supranto, 2000). Analisis deret waktu (Time Series Analysis) dipakai untuk meramalkan kejadian di masa yang akan datang berdasarkan urutan waktu sebelumnya. 2.3 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas, yang berada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004). Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum, jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi,badan usaha, perseorangan, atau

7 kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan : 1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. 2. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu diluar ruang manfaat jalan. 3. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan. Jalan merupakan prasarana berlalu lintas yang sangat vital atau penting. Apalagi dengan kondisi jalan yang tidak mendukung tentunya akan menimbulkan hal hal yang negatif seperti menyebabkan kecelakaan kepeda para pengendara dan memungkinkan terjadinya kemacetan karena pertumbuhan kendaraan yang setiap tahun meningkat. Oleh karena itu agar keberadaannya tetap terpelihara diperlukan peran serta berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, pemakai jalan, dan masyarakat di sekitar jalan. 1. Klasifikasi JalanMenurut Fungsinya Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum, menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

8 b. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang kecepatan ratarata sedang, dan jumlah jalan masuk di batasi. c. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. 2. Jalan Umum Menurut Status a. Jalan Nasional Jalan Nasional adalah jalan umum yang menghubungkan antar ibu kota Provinsi, Negara atau jalan yang bersifat strategis nasional. Sebagai penanggung jawab, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan jalan, ini adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab yang berkaitan dengan pembangunan b. Jalan Provinsi Jalan Provinsi adalah jalan umum yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten dengan kota atau jalan yang bersifat strategis regional. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah pemerintah provinsi. c. Jalan Kabupaten Jalan Kabupaten adalah jalan umum yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan

9 pusat kegiatan local atau antar pusat kegiatan local dan jalan strategis lokal di daerah kabupaten, serta jaringan jalan sekunder di daerah kabupaten. Penanggung jawab adalah pemerintah kabupaten. d. Jalan Kota Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem sekunder yang menghubungkan antar pusat kegiatan lokal dalam kota, menghubungkan pusat kegiatan lokal dan menghubungkan antar pusat pemukiman. Tanggung jawab dalam penyelenggaraan ada pada pemerintah kota. Menurut PP Nomor 34 tahun 2006, jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota. e. Jalan Desa Jalan Desa adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan di dalam desa dan antar pemukiman. Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ada pada pemerintah kabupaten dan desa (Guna dalam Kansil, 2011). 2.4 Analisis Regresi Menurut Noer (2005) dalam bukunya yang berjudul Statistik Deskriptif dan Probabilita yang diterbitkan di Yogyakarta bahwa Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat

10 kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(x). Bentuk regresi tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung ada persamaannya. Rumus regresi sebagai berikut Y = a + b (X) Keterangan: a = Konstanta b = Koefisien Regresi Y = Variabel dependen ( Variabel Tak Bebas) X = Variabel Independen ( Variabel Bebas) Menurut http://www.produksielektronik.com/2013/04/analisis-regresi-linearsederhana-simple-linear-regression/ bahwa untuk mencari nilai a dan b dapat di hitung dengan menggunakan rumus di bawah ini : a = ( Y) ( X 2 ) ( X) ( XY) n( X 2 ) - ( X) 2 b = n( XY) - ( X) ( Y) n( X 2 ) - ( X) 2

11 Contoh soal dalam Regresi Linear: Data yang melukiskan hasil pengamatan mengenai banyak pengunjung(x) dan yang berbelanja(y) di sebuah toko selama 5 hari seperti pada tabel berikut. Tabel 2.1 Data Jumlah Pengunjung dan Jumlah yang Berbelanja Indeks Jumlah Pengunjung(X) Jumlah Yang Berbelanja(Y) Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 385 468 547 630 720 124 224 245 314 450 Langkah 1 : Menentukan tujuan dalam soal ini. Tujuan dari Soal ini adalah Memprediksi jumlah pengunjung dengan jumlah yang berbelanja Langkah 2 : Identifikasi Variabel Penyebab dan Akibat Menentukan variabel X dan Y. Dalam studi kasus ini yang menjadi variabel X adalah Jumlah Pengunjung dan Jumlah pembeli yang merupakan variabel Y. Langkah 3 : Pada tahap ini kita akan melakukan pengumpulan data dalam hal ini membuat tabel Regresi Linear.

12 Tabel 2.2 Perhitungan X 2, Y 2, XY dan total dari masing-masingnya X Y X 2 Y 2 XY 385 124 148.225 15.376 47.740 468 224 219.024 50.176 104.832 547 245 299.209 60.026 134.015 630 314 396.900 98.596 197.820 720 450 518.400 202.500 324.000 2.750 1.357 1.581.758 426.673 808.407 X = 2.750 Y 2 = 426.673 Y = 1.357 XY = 808.407 X 2 = 1.581.758 Langkah 4 : Menghitung a dan b berdasarkan Rumus Regresi Linear Mengitung Konstanta (a) : a = ( Y) ( X 2 ) ( X) ( XY) n( X 2 ) - ( X) 2 a = (1.357) (1.581.758) (2.750) (808.407) 5 (1.581.758) (2.750) 2 a = -221,41

13 Menghitung Koefisien b : b = n( XY) - ( X) ( Y) n( X 2 ) - ( X) 2 b = 5(808.407) (2.750) (1.357) 5 (1.581.758) (2.750) 2 b = 0,90 Langkah 5 : Membuat Model Persamaan Regresi Y = a + bx Y= -221,41 + 0,90 X Langkah 6 : Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap variabel faktor penyebab atau variabel akibat Prediksikan Jumlah pembeli jika jumlah pengunjung semakin banyak(variabel X). Contohnya : 720 Y = -221,41 + 0,90 (720) Y = -221,41 + 648,00 Y = 426,59 orang Jadi jika jumlah pengunjung mencapai 720 orang, maka akan diprediksikan jumlah pembeli mencapai 426,59 orang. Jika jumlah pembeli (variabel Y) mencapai 450 orang, maka berapakah jumlah pengunjung yang sebenarnya untuk mencapai target tersebut? 450 = -221,41 + 0,90X

14 0,90X = 450 + 221,41 X= 695 / 0,90 X = 772,22 orang Jadi prediksi jumlah pengunjung yang sebenarnya untuk mencapai target jumlah pembeli 450 orang adalah 772,22 orang. 2.5 Penelitian Terkait Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan Peramalan pertumbuhan kendaraan ini, namun yang lebih mendekati dari penelitian ini adalah penelitian denga judul Tugas Akhir Analisa Korelasi Jumlah Kendaraan Bermotor dan Panjang Jalan terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Di Tapanuli Utara (Sinaga, 2009). Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk mengetahui hubungan jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas di tapanuli utara. Metode analisa yang di gunakan yaitu menggunakan analisa Univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel yang independent dan dependent. Hasil dari penelitian tersebut berupa informasi tekstual seperti mengetahui pengaruh panjang jalan yang dibandingkan dengan jumlah kendaraan bermotor terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian berikutnya yaitu Jurnal tentang Perbandingan Model Andreassen dan Model Artificial Neural Network Untuk Prediksi Fatalitas Korban Kecelakaan Lalu Lintas (Supratman, 2012). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh model prediksi fatalitas terbaik yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Hasil penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan model yang menunjukan bahwa model ANN4 adalah model fatalitas terbaik. Selain itu,

15 prediksi jumlah korban kecelakaan lalulintas di Indonesia tidak hanya dipengaruhi jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor, tetapi juga jumlah kepemilikan SIM dan panjang jalan. Selanjutnya Jurnal tentang Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya (Indratmo, 2006). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji kapasitas jalan dan derjat kejenuhan lalu lintas di jalan Ahmad Yani saat sekarang maupun prediksi pada masa yang akan datang. Hasil akhir dari penelitian ini berupa data statistik tentang kapasitas jalan Ahmad Yani dan titik jenuhnya. Dari ketiga penelitian di atas penulis mengangkat suatu penelitian yang menganalisis peramalan pertumbuhan kendaraan dan fasilitas jalan di Kota Gorontalo dengan menggunakan metode Analis Regresi Linear. Diharapkan Hasil akhir dari penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan bagi pemerintah Kota Gorontalo dalam peramalan pertumbuhan kendaraan berbagai jenis dan sekaligus menjadi perbandingan dari penelitian penelitian sebelumnya.