2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 lahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lemoaran Negara Nomor 3859);

dokumen-dokumen yang mirip
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Peraturan Akademik ITS Tahun

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Disampaikan pada Sosialisasi POLBAN 2016

17 OKTOBER KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI INDONESIA Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH.M.Hum

STANDAR NASIONAL PERGURUAN TINGGI

STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN NOMOR : /IT2/HK PP/2013. Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja

1. Pasal 7 ayat 1, kurikulum terdiri atas: a. Kurikulum Inti dan b. Kurikulum Institusional Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 682/UN27/HK/2013 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KURIKULUM

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 865/SK/R/UI/2008 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Smart, Innovative, Professional

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYUSUNAN KURIKULUM

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

ISSN 4-579X Vol., No. Mei -Juli

2016, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembar

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS

SISTEM PENDIDIKAN 2.1 Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester (SKS) Tujuan Umum Tujuan Khusus Sistim Kredit Semester Semester

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Visi, Misi dan Tujuan

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

UNIVERSITAS AIRLANGGA

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perubahan

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JAMBI NOMOR : 1223/UN21/DT/2013 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS JAMBI REKTOR UNIVERSITAS JAMBI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 835/SK/R/UI/2006

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

SKL: Pasal 5 26/03/2015

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Tanggal terbit : 05 Januari 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR: 232/U/2000. Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISIWA

BAB 2 PERATURAN AKADEMIK. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor : 15 Tahun 2010 Tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NOMOR : Un.3/ / /2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 353 TAHUN 2OO4 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM MENTERIAGAMA REPUBLIK INDONESIA. lv4enimbang : bahvva sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 13 dan Pasal 14 Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 rentang pendidikan Tinggi dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Agama tentang Pedoman penyusunan Kurikulum PendiCikan Tinggi Agama lslam. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 lahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lemoaran Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2004, 4. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen sebagaimana telah beberapa kali,31

5. n 7. - diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2004; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2321U12000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil Belajar Mahasiswa; Keputusan Menteri Agama Nomor '1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama. Keputusan MenteriAgama Nomor 394 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama; MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERT AGAMA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Perguruan Tinggi Agama lslam adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi agama lslam sebagai kelanjutan pendidikan menengah untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, dan memiliki kemampuan akademik, professional, dan/ atau vokasi yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/ atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama lslam maupun ilmu lain yang diintegrasikan dengan agama lslam. -)z

2. J. Ạ +. 5. o. 7 8. 9. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau kesenian yang bersumber dari ajaran lslam serta didasari oleh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ilmu agama lslam. Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas yang diarahkan terutama mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian teraoan tertentu. Program studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedomanpenyelenggaraan pendidikanakademik,profesi, dan/atau vokasi yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuan kurikulum. Kurikulum pendidikan tinggi agama lslam adalah seperangkat rencana clan aturan tentang tujuan, isi, bahan pendidikan dan kajian, serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar--mengajar di perguruan tinggi agama lslam. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugastugas di bidang pekerjaan tertentu. Sistem kredit semester adalah suatu penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. Semester adalah satuan waktu kegiatan pendidikan yang terdiri atas 16 (enam belas) minggu sampai 19 (sembilan belas) minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan iringannya, termasuk 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu kegiatan penilaian. Satuan kredit semester selanjutnya disingkat SKS adalah ukuran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu

sebanyak 1 (satu) jam perkuliahan atau 2 (dua) jam praktikum, atau 4 (empat)jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri. 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kelembagaan Agama lslam.. BAB II TUJUAN DAN ISI PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM (1) (2) Pasal 2 Tujuan pendidikan tinggi agama lslam adalah terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu lainnya. Pendidikan tinggi agama lslam diarahkan untuk mengembangkan sikap dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi oleh pemahaman dan penghayatan agama lslam yang kokoh, ketrampilan berkarya secara profesional, dan ketrampilan bermasyarakat dalam masyarakat modern clan majemuk. Pasal 3 (1) (2) Pendidikan akademik di perguruan tinggi agama lslam terdiri atas program sarjana, program magister, dan program doktor. Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia yang didasari oleh -).+

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran lslam secara benar serta pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslam dan berkepribadian lndonesia. b. menguasai dasar-dasarilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu, mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya, c. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan yang produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama. d. mampu bersikap dan perilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun berkehidupan bersama di masyarakat. e. mampu mengtkuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya. (3) Program magister diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. beriman, bertaqwa, dan berakhlaq multa yang didasari oleh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran lslam secara benar serta memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslam dan berkepribadian Indonesia. b. mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai ketrampilan penerapannya. c. mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah. d. mempunyai kemampuan tnengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, keluasan cakupan tinjauan, integrasi pemecahan masalah atau profesi yang serupa. 35

(4) Program doktor diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualitas sebagai berikut: a. beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia yang didasari oleh pemahaman, penghayatan, oan pengamalan ajaran lslam secara benar serta memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslanr dan berkepribadian I ndonesia. b. mempunyai kemampuan mengembangkan konsep ilmu, teknologi, dan/atau kesenian baru di dalam bidanq keahliannya melalui penelitian. c. mempunyai kemampuan mengelola, memimpin, oan mengembangkan program penelitian. d. mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner dalam berkarya di bidang keahliannya. Pasal 4 Pendidikan profesi adalah pendidikan setelah sarjana (S1) yang diselenggarakan oleh sekolah ringgi, Instrtut, atau Universitas yang diarahkan terutama mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pasal 5 (1) (2) (3) -16 Pendidikan vokasi dr perguruan tinggi agama lslam terdiri aias program diploma l, diploma ll, diploma lll, dan diptoma lv Program Diploma i diarahkan pada hasii iulusan yang rnemiliki kualifikasi sebagai berikut : a. beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia yanq didasar; oleh pemahaman, penghavatan, dan pengamalan ataran lsrairr secara benai'serta menriliki pemahaman Vang terpadu antilra ilmu cian agama lslam dan berkepribadiarr indonesia. b. menguasai keahlian terapan tertentu dan mampu melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, arau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat rnaupun kontekstualnya di bawah bimbingan. Program Diploma ll diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

a. beriman, bertaqwa, dan berakhraq muria yang didasari oreh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran lslam secara benar serta memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslam dan berkepribadian Indonesia. b. menguasai keahlian terapan tertentu dan mampu melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya secara mandiri, baik dalam bentuk pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya. (4) Program Diploma lll diarahkan pada lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. beriman, bertaqwa, dan berakhraq muria yang didasari oreh pemanaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran lslam secara benar serta memiiiki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslam dan berkepribadian Indonesia. b. menguasai keahrian terapan tertentu dan memiriki r(emampuan daram bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya, serla mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang dimilikinya. (5) Program Diploma lv diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia yang didasari oleh penghayatan, dan pengamalan ajaran lslam secara oenar serta memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama lslam dan berkepribadian Indonesia. b. menguasai keahlian terapan tertentu dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar kemampuan profesional tertentu, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi di dalam bidang keahliannya. 11

BAB III BEBAN DAN MASA STUDI (1) (2) (3) Pasal 6 Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk B (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari B (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menengah. Beban studi program magister sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 4 (empat) semester dan selamalamanya 10 (sepuluh) semester termasuk penyusunan tesls, setelah program sarjana atau yang sederajat. Beban studi program doktor adalah sebagai berikut : a. Beban studi pi'ogram doktor bagi peserta yang berpendidikan sarjana (S1) sebidang sekurang-kurangnya 76 (tujuh puiuh enam) SKS yang dijadwalkan untuk sekeurang-kurangnya B (delapan) semester dengan lama studi selama-lamanya 12 (dua belas) semester. b. Beban studi program doktor bagi peserla yang berpendtdikan sarjana (S1) tidak sebidang sekurang-kurangnya BB (delapan puluh delapan) SKS yang dijadwalkan untuk g (senrbiian) semester dan dapat ditempuh kurang dari 9 (senibrian) semester dengan lama studi 59l3p3-lamrnve 1? ttirz hora<, 1 semester. c. Beban studi program doktor bagi peserta yang berpencidikar, magister (S2) sebidang sekurang-kurangnya 40 (empai puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) serrester cian dapat ditempuh kurang dari 4 (empat) semester dengan lama studi selama-lama.nya 10 (sepuluh) semester. d. Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendrdikan 38

(1) {2\ (3) (4) magister (S2) tidak sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS yang dijadwalkan untuk 5 lima) semester dan dapat ditempuh kurang dari 5 (lima) semester dengan lanra studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester. Pasal 7 Beban studi program diploma I sekurang-kurangnya 40 (empat puiuh) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (tima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 2 (dua) semester dan dapat ditempuh dalam rn,aktu selama-lam anya 4 (empat) semester setelah pendidikan menengah atas. Beban studi program diploma ll sekurang-kurangnya B0 (delapan puluh) SKS dan sebanyak-banyaknya 90 (sembilan puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu selama-lamanya 6 (enam) semester setelah pendidikan menengah atas. Beban studi program diploma lll sekurang-kurangnya 'l'lo (seratus sepuluh) SKS dan sebanyak-banyaknya 120 (seratus dua puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 6 (enam) semester dan dapat ditempuh dalam waktu selama-lamanya 10 (sepuluh) semester setelah pendidikan menengah atas. Beban studi program diploma lv sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ciitempuh cialam waktu kurang dari B (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menenoah atas. BAB IV KURIKULUM NASIONAL DAN KURIKULUM INSTITUSIONAL Pasal 8 (1) Kurikulum pendidikan tinggi agama lslam yang menjadi dasar 39

(2) (3) (4) penyelenggaraan program studi terdiri atas : a. kurikulum nasional b. kurikulum institusional. Kurikulum nasional adalah kurikulum yang disusun berdasarkan standar minimal kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal dan berlaku secara nastonal. Kurikulum institusional adalah kurikulum yang disusun berdasarkan standar minimal kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggiagama lslam dan berlaku untuk perguruan tinggi agama lslam yang bersangkutan. Kurikulum secara keseluruhan, yang meliputi kurikulum nasional dan kurikulum institusional, ditetapkan gleh perguruan tinggi agama lslam yang bersangkutan. Pasal 9 (1) Kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi kompetensi dasar, kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. (2) Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai dasar bagi kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. (3) Kompetensi utama adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sesudah menyelesaikan pendidikannya di suatu program studi tertentu. (4) Kompetensi pendukung adalah kompetensi yang diharapkan dapat mendukung kompetensi utama. (5) Kompetensi lainnya adalah kompetensi yang dianggap perlu dimilikioleh mahasiswa sebagai bekal mengabdi di masyarakat, baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait' (6) Setiap kompetensi terdiri dari unsur pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai-nilai. Pasal 10 (1) Direktur Jenderal menetapkan standar minimal kompetensi dasar dan kompetensi utama, yang berlaku secara nasional, untuk 40

program sarjana, program magister, program doktor, dan program diploma dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal. (2) standar minimal kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya, yang berlaku untuk masing-masing perguruan tinggi agama lslam, ditetapkan oleh perguruan tinggi agama titam yang bersangkutan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 1l Dengan berlakunya Keputusan ini, kurikurum perguruan tinggragama lslam yang berlaku secara nasional untuk program sarlana-, program magister, program doktor, dan program diploma yang telah ada harus disesuaikan dengan Keputusan ini paling lambai 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Keputusan inr. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan MenteriAgama Nomor 383 Tahun 1997 tentang Kurikulum Nasionar program sarjana (s1) Institut Agama lslam Negeri (llln) yang Disempurnakan dan Kurikulum Nasional Program sarjana (s t ) sekolah ringgi Agama lslam Negeri (STAIN) dinyatakan tidak bertaku. Pasal 13 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 4l

Ditetapkan di Jakarta da tanggal 6 Juli 2004.ffi AGIL HUSIN AL MUNAWAR 4",