merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG ( Volvariella volvaceae ) PADA MEDIA CAMPURAN KULIT SINGKONG DAN JERAMI PADI YANG DITANAM DALAM KERANJANG DAN BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN PISANG KERING (KLARAS) DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

I. PENDAHULUAN. Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia,

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Keywords: Batang pisang, batang jagung, bibit F2, Pertumbuhan Miselium

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PENGARUH PENAMBAHAN KARDUS DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae). SKRIPSI

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN JERAMI PADI DENGAN CARA PENANAMAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR Pengaruh Komposisi Ampas Tebu Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Salah satu contoh sektor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pesat hal ini ditandai dengan besarnya permintaan pasar akan jamur, bahkan bisnis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU DAN KULIT KACANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA CAMPURAN SEKAM DAN JERAMI PADI YANG DITANAM DALAM BAGLOG DAN KERANJANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merang (Volvariella volvaceae) merupakan jamur konsumsi yang telah lama dibudidayakan karena memiliki rasa yang enak serta memiliki prospek yang cukup baik dari segi nutrisi dan nilai ekonomi. Jamur merang mengandung protein 52,12%, serat 10,07%, lemak 6,03%, dan karbohidrat 43,45% (Karnan, 2016). Tingginya nilai gizi jamur merang tersebut sejalan dengan nilai ekonominya, terbukti dari tingginya permintaan akan jamur ini di masyarakat. Menurut Biswas (2014), jamur merang merupakan jamur ke-enam yang paling banyak dibudidayakan di dunia dengan total produksi sebanyak 180.800 ton setiap tahun, atau sekitar 3% dari total jamur yang di produksi di seluruh dunia. Jamur merang merupakan tumbuhan heterotrofik, karena membutuhkan sumber nutrien dari organisme lain dalam bentuk selulosa, glukosa, lignin dan unsur hara lain seperti protein dan senyawa pati yang umumnya diperoleh dari jerami (Riduwan, 2013). Jerami merupakan media utama dan umum digunakan pada budidaya jamur merang karena mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Jika semua petani jamur merang menggunakan jerami padi sebagai media tumbuh jamurnya, maka akan terjadi kekurangan pasokan jerami bagi petani, penyebabnya adalah jumlah lahan pertanian padi cenderung menurun sebagai akibat perkembangan jumlah penduduk yang menyebabkan alih fungsi lahan persawahan menjadi pemukiman. Mengatasi masalah tersebut perlu adanya solusi yaitu dengan menggunakan limbah pertanian lain yang dapat menggantikan atau sebagai media substitusi untuk menekan penggunaan jerami padi dengan mempertimbangkan produktivitas jamur agar sebanding atau lebih baik seperti saat menggunakan jerami. Menurut sinaga (2011), jamur merang dapat tumbuh pada media yang merupakan limbah, seperti limbah pertanian. Limbah yang digunakan untuk menumbuhkan jamur merang harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan jamur 1

2 merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang berupa jerami dengan bahan lain yang mengandung selulosa. Salah satu bahan yang memenuhi syarat dan selama ini kurang dimanfaatankan adalah kulit singkong. Kulit singkong seringkali terabaikan, meskipun beberapa kalangan sudah memanfaatkan sebagai bahan pakan ternak dan dijadikan olahan makanan, namun hal tersebut masih kurang optimal. Keberadaan singkong tersebar diseluruh wilayah indonesia sehingga menjadikan indonesia sebagai penghasil singkong terbesar dengan tingkat produksi mencapai 19,5 juta ton pada area seluas 1,24 ha dan mengasilkan limbah kulit singkong sebesar 3,9 juta ton pertahun (Yusuf, 2014). Limbah tersebut tentunya akan menjadi permasalahan apabila tidak ditangani dengan baik. Kulit singkong mengandung holoselulosa 66%, selulosa 37,9%, hemiselulosa 23,9% dan lignin 7,5% (Daud, 2013). Unsur yang terkandung dalam kulit singkong tersebut diduga dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh jamur merang sebagai alternatif pengganti media jerami. Pemanfaatan kulit singkong sebagai media tumbuh jamur merang juga dapat dijadikan solusi dalam mengatasi permasalahan limbah kulit singkong dengan lebih optimal, namun menurut Adebayo (2009), kulit singkong dapat digunakan untuk budidaya jamur jika ditambah bahan lain dengan sumber nitrogen yang lebih baik. Menurut ankanbi (2007) dalam Suprapti (2010), kandungan nitrogen kulit singkong sebanyak 2,06% sedangkan menurut Sitepu (2013) kandungan nitrogen pada jerami sebanyak 40%. Nitrogen dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sehingga pencampuran dua bahan limbah pertanian ini diharapkan dapat dijadikan solusi untuk mengatasi kendala yang ditimbulkan jika menggunakan bahan ini. Berdasarkan penelitian Onuoha (2009), tentang pemanfaatan limbah kulit singkong kering dan serat kelapa sawi sebagai media tumbuh jamur tiram di peroleh hasil berat basah jamur tiram terbaik diperoleh dari perlakuan T0 (media serbuk gergaji (kontrol) sebanyak 15 g, T2 (kulit singkong kering) 14 g, T1

3 (campuran antara kulit singkong kering dan serat kelapa sawit) menghasilkan 9 g, T4 (serat kelapa sawit) 8 g, dan T4 (campuran serbuk gergaji, kulit singkong kering dan serat kalapa sawit) seberat 0 g. Pada umumnya media jamur merang yang telah menjadi kompos diletakan di rak-rak bedeng di dalam kumbung. Penanaman jamur didalam bedeng mempunyai keuntungan yaitu mudah dan lebih efisien waktu dalam pembuatannya, namun budidaya dengan cara tersebut membutuhkan lahan yang luas. Selain itu, penanaman dengan cara bedeng mudah busuk dan sulit dipisahkan apabila terkontaminasi. Hal tersebut disebabkan secara umum bedeng dibuat tanpa sekat dan media ditumpuk dalam jumlah banyak sekaligus, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tempat penanaman yang memiliki sekat dan lebih mudah jika ingin dipindahkan seperti keranjang. Metode lain untuk menanam jamur adalah baglog. Bertanam jamur pada baglog tidak memerlukan tempat yang luas dan jika terkontaminasi mudah dipisahkan. Sejauh ini, baglog digunakan untuk menanam jamur tiram meskipun beberapa penelitian sudah mencoba menanam jamur merang pada baglog. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Setyorini (2013), tentang pengaruh penambahan limbah ampas tebu dan serabut kelapa terhadap produktivitas jamur merang, penanaman dengan menggunakan baglog, hasil terbaik diperoleh pada perlakuan pemberian ampas tebu dan serabut kelapa sebanyak 375 g (75%) ke dalam media standar jamur dengan jumlah badan buah sebanyak 17 buah dan berat segar 146 g. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada Media Campuran Kulit Singkong dan Jerami Padi yang ditanam dalam Keranjang dan Baglog. B. Identifikasi Masalah Masalah terkait yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut : 1. Jerami yang digunakan sebagai media jamur merang jumlahnya terbatas.

4 2. Kulit singkong belum dimanfaatkan secara optimal sehingga masih banyak jumlahnya. 3. Penanaman jamur merang secara bedeng yang umum digunakan membutuhkan lahan yang luas, susah dipisahkan jika terkontaminasi. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini harus memiliki arah dan ruang lingkup yang jelas maka dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah sebagai berikut : 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah bibit jamur merang, campuran kulit singkong dan jerami padi dengan perbandingan berat berbeda, keranjang dan baglog. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah produktivitas jamur merang. 3. Parameter Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah berat badan buah (gram) dan jumlah badan buah (buah). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Bagaimanakah pengaruh penggunaan media campuran kulit singkong dan jerami padi dengan perbandingan berat berbeda yang ditanam dalam keranjang dan baglog terhadap produktivitas jamur merang? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media campuran kulit singkong dan jerami padi dengan perbandingan berat berbeda yang ditanam dalam keranjang dan baglog terhadap produktivitas jamur merang. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

5 a. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai usaha budidaya yang dapat menambah penghasilan masyarakat. b. Menjadi solusi kurangnya ketersediaan jerami dan keterbatasan lahan untuk budidaya jamur merang. 2. Bagi Peneliti a. Dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana budidaya jamur merang dengan memanfaatkan kulit singkong. b. Dapat menambah wawasan, pengetahuan, maupun ketrampilan peneliti khususnya yang terkait dengan tempat penanaman jamur merang yang ditanam di keranjang dan baglog.